5 Skill Coach yang harus Dimiliki Orang Tua Jaman Now

Coach adalah orang yang membantu klien mencapai tujuannya dengan memaksimalkan potensi dari diri klien sendiri. Seorang Coach biasanya mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai media atau jembatan pencapaian tujuan tersebut. Jika orang tua berperan sebagai coach bagi anak-anaknya, berarti orang tua harus memaksimalkan potensi yang ada dalam diri anak untuk mencapai tujuan tertentu.

Untuk bisa memaksimalkan potensi diri anak, tentunya orang tua harus mengetahui dan bisa menggali potensi yang dimiliki anaknya. Nah, disini saya akan membahas 5 ketrampilan yang harus dimiliki orang tua agar bisa berperan sebagai coach bagi putra putrinya.

1. Building Trust.

Trust atau kepercayaan perlu dibangun dengan cara memberikan kenyamanan, keamanan, kerahasiaan, antara hubungan orang tua dan anaknya. Trust juga dibangun dengan keterbukaan dan kejujuran. Kalau kejujuran dan kepercayaan dilanggar, kita akan sulit mendapatkan Trust dari anak kita.

Misalnya, Bunda menjanjikan jalan-jalan pada hari Minggu. Terus tiba-tiba Bunda membatalkan tanpa penjelasan. Hmmmm kalau begitu, bisa kehilangan trust. Bisa-bisa nih, Bunda dianggap PHP oleh anak-anak.

Jangankan anak-anak, kita yang orang dewasa pun pasti akan kecewa kalau kepercayaan yang kita berikan ternyata di langgar bukan?

2. Listening.

Skill Coach yang kedua adalah keterampilan mendengarkan. Ketika anak-anak sedang cerita, curhat, berkeluh kesah, maka sikap orang tua adalah mendengarkan dengan baik. Dengarkan sampai tuntas, jangan memotong pembicaraan. Apalagi zaman Now. Jangan ngomong sama anak, sambil pegang Hp. Kalau itu dilakukan, anak kita akan mencontoh kita. Dan suatu kali, akan bisa berbalik pada kita. Sedang bicara pada anak, eh si anak malah fokus ke layar HP, nyebelin banget kan?

Pada siapapun, ketika kita ngobrol, Hp sebaiknya diletakkan atau ditaruh saku atau tempatnya. Mendengarkan itu kelihatannya mudah, namun faktanya, banyak sekarang yang tidak respect dengan sikap acuh. Misalnya saja, ketika Anda mengikuti seminar, seberapa fokus Anda mendengar? Atau justru Anda malah ngobrol dengan sebelah Anda?

Yuk, hargailah anak kita dengan cara aktif Listening. Mendengarkan dengan penuh perasaan dan penghayatan. Kadang anak tak perlu di beri saran atau komentar, mereka sudah cukup senang kalau orang tuanya mau menatap matanya saat ia sedang berbicara.

3. Insightful Question.

Ini bisa dikatakan Skill inti seorang Coach. Di paragraf pertama sudah saya tuliskan bahwa Coach akan mengantarkan klien mencapai tujuan, dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang ada pada klien. Bagaimana caranya?

Dengan bertanya pada klien, yang sebenarnya merupakan jawaban/ solusi atas permasalahannya. Bagaimana cara memberikan Insightful Question?

Nah, pertanyaan harus berorientasi pada Outcome atau tujuan Klien.

Misalnya anak kita bilang gini ” Ma, aku sebel. Aku kok matematika nilainya jelek terus ya. Aku musti gimana nih, Ma?

Sebagai Coach, kita bisa tanyakan

” Nak, nilai berapa yang kamu harapkan?”

Nah ini adalah contoh pertanyaan yang berorientasi pada Outcome atau tujuan

Misalnya dia jawab :

“Aku mau nilainya 8.”

Pertanyaan selanjutnya adalah menggali sumber daya yang ada pada anak.

Contohnya gini.

“Nak, apa yang sudah kamu lakukan selama ini?”

Dia akan menjawab
“A,B,C dan lain-lain”

Kita tanya lagi.

“Apakah yang kamu lakukan itu, menurut kamu akan menjadikan kamu nilainya 8?”

Biasanya anak akan ragu. Karena nilai dia jelek. Kita tanya lagi

” Jadi, menurut kamu, hal apa yang perlu kamu lakukan lagi, agar nilainya jadi 8 ? ”
Biasanya anak mulai menyadari. Ada langkah-langkah yang dia lupakan.
Anak akan menjawab lagi : D,E,F
Kalau pertama yang dia lakukan adalah A,B,C nilainya jelek.

Kali ini dia menambahkan langkah D,E,F agar nilainya baik
Nah, kita tanyakan lagi.

“Seberapa kamu yakin, langkah kamu ini bisa menjadikan nilai matematikanya 8?”
Pertanyaan ini tujuannya memastikan langkah anak.
Kalau dia sudah yakin. Kita tanyakan komitmen waktu.

” Mulai kapan kamu akan mengerjakan langkah A,b,c,d,e,f sehingga nilainya 8 ?”
Kita catat jawabannya. Kita jaga komitmen anak. Inilah yang disebut Insightful Question.
Sebenarnya anak sudah tahu jawabannya. Coach hanya menggali potensi anak.

4. Monitoring

Setelah tadi anak diminta komitmen waktu untuk melakukan langkah-langkah nya. Maka tugas kita adalah memonitor langkah tersebut. Pastikan anak melakukan step by step. Tugas kita mengawasinya.

5. Supporting

Kompetensi seorang Coach yang terakhir adalah Supporting. Supporting artinya mendukung semua yang dilakukan anak dan mengapresiasi semua perkembangannya. Selain itu, supporting dilakukan dengan membantu anak jika mengalami kesulitan

***

Nah, itulah 5 Skill Coach yang harus Dimiliki Orang Tua Jaman Now. Dengan menerapkan kelima ketrampilan itu, insyaallah orang tua bersama anak akan bisa meraih apa yang menjadi tujuan anak. Tentunya berat ya, karena orang tua juga banyak pekerjaan lain selain mengurusi anak-anak. Justru karena berat itulah, pekerjaan coach itu mahal bayarannya, karena biasanya tarifnya di hitung per jam.

Baca juga :  Menjadi Orang Tua Super, sebagai Trainer, Coach dan Terapis

Kalau bagi orang tua, bayarannya pasti tak ternilai lagi. Rasa puas dan bahagia kala bisa mengantarkan anak-anak mencapai apa yang menjadi tujuannya. Beda lho rasanya mengetahui anak bisa memperoleh angka 8 untuk matematika berkat bimbingan kita hingga anak menemukan potensinya, dibandingkan dengan mengikutkan anak les.

Baca yang ini juga

30 thoughts on “5 Skill Coach yang harus Dimiliki Orang Tua Jaman Now

  1. iya mbak, dan menurut saya, ini susah banget lho untuk dilakukan, kecuali ada komitmen yang kuat dengan diri sendiri

  2. Ternyata orangtua juga seorang coach ya, baiklah saya mau jadi coach yg seperti partner layaknya teman untuk mencapai tujuan yg sama dengan cita2 anak

  3. Jadi orang tua memang nggak pernah berhenti proses belajarnya ya, harus terus belajar dan belajar.
    Mendampingi anak bayi, tentu beda dengan mendampingi anak usia balita, dan usia remaja. 5 skill coach ini harus dimiliki ortu jaman now ya, noted! Makasih sharingnya.

  4. Suka banget dengan tulisan ini, mengingatkan Fungsi ortu tapi ya gitu.. perlu dua ortu agar ini berjalan baik kan ya..

  5. Menjadi orang tua itu memang berat ya. Harus semangat untuk belajar lebih dalam lagi, mumpung anak-anak masih kecil, jadi masih ada waktu buat memperbaiki diri dan pola parenting

  6. Mencerahkan sekali Mbak. Jadi tahu tahap-tahapannya. Frame-nya jelas. Jadi saya bisa mulai menerapkan dengan panduan di atas.

  7. LIma skill itu sebetulnya memang sakig membantu banget dan wajib banget kita miliki dan aplikasikan buat anak kita ya mba 🙂

  8. Makasih insightnya mba. Jadi orangtua itu pembelajaran seumur hidup. dan ke-5 skill diatas memang penting untuk kita tahu dan praktekkan ke anak ya

  9. Orang tua jaman now memang banyak tantangannya, ya. Dan skill juga harus mumpuni juga. Ya, enggak harus jadi seorang bergelar ini itu. Tapi memang harus bisa memberikan contoh yang baik dan memberikan rasa nyaman ke anak-anak.

    Tentang trust, penting banget. Jangan sampai ya anak-anak malah kecewa dan enggak percaya sama orang tuanya sendiri. Kalau mereka enggak percaya ke orang tua, ke siapa lagi? Kan ngeri juga kalau gitu.

    Catatan yang sangat baik ini, Mbak. Terima kasih sudah sharing. Bissmillah, persiapan menjadi orang tua, mohon doanya ya, Mbak. Semoga lancar.

  10. Iya setuju banget ini, kelima skill ini sangat penting harus dimiliki orang tua krna anak perlu untuk dilatih perkembangannya, aq salut sama org tua jaman now, bsa menyesuaikan dgn perkembangan anak

  11. Bener banget mba, aku setuju banget. Menjadi orangtua emang harus belajar dan berlajar lebih memahami anak

  12. kalo kami menggabungkan Mba, jadi memang perlu juga bantuan pihak luar, terutama untuk hal2 yang belum kami kuasai secra baik, jadi perlu juga bantuan gur les.

  13. Kegampar rasanya. Aku stok sabarnya emang kurang banyak :”)

    Tapi ya weslah mau gimana lagi. Dicoba lagi tipsnya ya mak. Karena bagaimanapun ortu itu jadi role model anak2 secara ga langsung

  14. Aku selalu tekankan pada anak bahwa usaha kita harus maksimal, tapi untuk nilai, biar Allah saja yang tentukan.
    Memang kecewa kalau nilai yang diharapkan jauh dari keinginan. Tapi itu berarti ada yang salah sama proses blajarnya…
    **agak berat anakku nerima kata-kata ini, tapi coba ajak anak-anak untuk berdoa dan ikhtiar ikhlas…

  15. Semua poinnya bener ya, Mak. Biar anak tumbuh kembang dengan optimal bukan fisik aja, tapi juga mental dan personalitinya

  16. Yes setuju banget dengan 5 skill diatas. Saya sudah mempraktekkannya dan lebih kena ke anak2. Dibanding kita ngoceh kasih nasehat panjang x lebar.

  17. Wah benar sekali ya mbak,ortu juga coach untuk bakat dan minat anaknya, kita bisa mendukung apa yang dicita-citakannya, mengarahkan tanpa memaksa anak..

  18. Idealnya setiap orang tua punya keahlian ini ya.. Cuma kadang karena kesibukan ada beberapa hal yang tidak maksimal dimiliki. Sebabnya karena kurang sabar dan kurang komitmen. Harus mau belajar sabar dan berkomitmen nih…

  19. Menjadi orangtua itu memang perjalanan panjang tanpa ujung ya mak. Harus banyak belajar, banyak mendengar, supaya bisa menjadi orangtua yang baik dan dapat dipercayai oleh anak-anak kita. Apalagi membesarkan anak jaman sekarang jelas beda dengan cara orangtua membesarkan kita dulu, ilmunya kudu diupgrade hehe.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: