Inilah buku kedua dari serial Supernova karangan Dee, yang berjudul Akar. Masih sama dengan buku pertama, sampul buku kedua ini juga didominasi warna hitam.
Buku ini menceritakan tentang perjalanan Bodhi, dari sebuah kuil di Lawang hingga menjelajah berbagai negara tetangga. Bagaimana Bodhi yang tak memiliki dokumen kependudukan bisa berjalan-jalan dengan bebas melintas berbagai negara? Inilah realita yang coba diangkat oleh Dee, bahwa hanya dengan mengeluarkan sekian rupiah, orang yang tadinya tak memiliki dokumen apa-apa, bisa mendapatkan paspor sebagai salah satu sarana untuk melintas perbatasan negara. Begitulah yang dilakukan oleh Bodhi, lewat pertolongan seseorang, dengan mengeluarkan sejumlah uang, maka dia dapat memiliki paspor palsu. Paspor palsu yang bisa selalu lolos saat di kantor imigrasi perbatasan dua negara.
Bodhi menjelajah Thailand, Vietnam, Kamboja. Bodhi bertemu dengan beberapa backpacker, bersahabat dengan mereka, dan mulai meniru cara hidup mereka untuk dapat bertahan di tempat-tempat yang dikunjunginya. Adakalanya dia harus bekerja keras untuk dapat memperoleh uang untuk penyambung hidup. Ada saat dia “bergaya” menjadi turis dan menyewa seorang pemandu.
Pernah pula dia “hampir mati” karena mengalami berbagai kejadian yang membahayakan keselamatan jiwanya. Tertangkap pasukan khmer merah di kamboja, dipaksa bertarung dalam ring melawan orang yang tubuhnya lebih kuat, menginjak ranjau bom.
Lewat salah satu kawan, Bodhi belajar seni membuat tato. Bukan pelajaran yang mudah. Bukan ilmu yang dapat dipelajari dengan cepat.Tak mudah mencari sukarelawan untuk dijadikan bahan praktek, yang bersedia untuk dicoba-coba ditato tubuhnya.
Sekian jauh dia bepergian, sekian lama dia menjelajah, dia masih tak tahu apa yang dicarinya. Apa yang ingin ditemukannya, dia pun tak tahu. Yang diingat hanyalah pesan gurunya, agar dia tak berdiam terlalu lama disatu tempat, agar dia terus bergerak.
Bagaimana hubungan ceritanya dengan buku pertama? Sampai selesai membaca buku kedua ini, saya masih belum menemukan hubungan kisahnya dengan buku pertama. Barangkali memang dibuku-buku selanjutnya, baru akan saya temukan hubungannya.
Selama membaca buku ini, saya berpikir, sebenarnya yang sedang mencari ini Bodhi ataukah Dee? Dari beberapa artikel yang saya baca, saya kok berkesimpulan kalau riset Dee dalam penulisan buku ini juga mempengaruhi kehidupan Dee. Meditasi dan vegetarian adalah salah satu contohnya. Meski kini Dee mengaku tak sepenuhnya vegetarian karena beberapa alasan
cita2 jadi vegetarian masih hanya dalam angan hiiikkkss !
wah, bercita-cita jadi vegetarian mbak? klo sudah punya anak tambah berat tantangannya. Dee sendiri skrg tidak sepenuhnya vegetarian salah satunya karena alasan anak yang harus dapat nutrisi seimbang sayur + daging
buku 1 dan 2 belum baca mbak aku 🙂
cari ebook nya aja mbak 🙂
walah… bahkan buku 1nya pun aku blom baca..hehe… trims bocorannya, mbak Nanik 🙂
🙂
sama-sama