Setelah beberapa bulan ditutup karena di renovasi, menjelang lebaran kemarin alun alun Malang kembali dibuka. Dan setelah lebaran, mumpung masih ada waktu senggang, saya ajak anak-anak kesana. Penasaran juga sekarang jadinya kayak apa setelah direnovasi.
Alun-alun jadi nampak lebih luas, banyak tersedia bangku untuk tempat duduk pengunjung. Walau tetap saja pengunjung masih banyak yang memilih duduk diatas rumput, di bawah rimbun dedaunan. Wajarlah, karena posisi bangku-bangku itu tidak di bawah pohon, jadi pastinya panas kalau duduk di situ, apalagi bahannya dari logam. Di sudut-sudut alun alun terdapat kursi dan meja dengan peneduh.
Dulu, ditengah alun alun terdapat air mancur dan kolam. Diameternya mungkin adalah sekitar 5 meter. Kini kolamnya sudah tidak ada, ditimbun dengan tanah dan di tutup dengan beton. Di beberapa bagian ditanami beraneka macam bunga. Yang tersisa hanya air mancurnya saja, berdiameter sekitar 1 meteran.
Yang baru juga dari alun alun ini adalah ada area untuk bermain skateboard, ada ayunan yang jumlahnya (cuma) 2, sehingga pas kami kesana, tampak beberapa anak mengantri untuk bermain ayunan, sebagian merengek karena tak sabar. Ada perosotan juga, 2 buah.
Di bagian barat, yang berdekatan dengan masjid, areanya sepertinya sengaja dibuat untuk memudahkan para jamaah. Biasanya, kalau jumat pasti banyak jamaah yang nggak kebagian tempat, sehingga sholatnya di area alun-alun. Sekarang area ini dipasang garis memanjang, dengan menggunakan susunan batu tentunya (sepertinya batako) berselang seling dengan rerumputan. Jadi tampak membentuk barisan dan pas untuk bersujud.
Banyak disediakan tempat sampah, tapi tetap saja ada pengunjung yang meninggalkan sampahnya di sembarang tempat. Gemes juga jadinya.
Ada yang hilang, begitulah yang kami rasakan. Tak ada lagi para pedagang. Pedagang makanan maupun mainan. Pedagang souvenir ataupun pengamen. Anak-anak tak lagi bisa tekun memancing aneka mainan seperti dulu lagi
Anak-anak juga tak bisa berlarian mengejar gelembung sabun yang dibuat oleh pedagang gelembung.
Alun alun sekarang juga terasa lebih gersang, mungkin akibat renovasi ini, pepohonan juga sebagian dipangkas dauunya sehingga tak rimbun lagi.
Komentar anak-anak?
Nggak asyik. Nggak bisa mancing. Nggak bisa main gelembung. Nggak bisa lihat air mancur. Nggak bisa kasih makan burung.
Komentar saya?
Kurang asyik. Nggak bisa ngobrol sama pedagang mainan kala menunggui anak-anak mancing. Nggak bisa jajan es puter. Nggak bisa beliin mainan murah meriah buat anak-anak.
Apa benar semua pedagang pergi?
Masih kok. masih terlihat ada beberapa pedagang makanan yang bertahan. Tentu saja mereka tak masuk ke area alun-alun. Mereka ada di luar alun-alun, dipinggir jalan.
Semoga saja ke depan, alun alun ini benar-benar makin nyaman. Dan para pengunjung merawat semua fasilitas yang disediakan. Dan tentunya, tidak membuang sampah sembarangan.