aplikasi sehatq

Aplikasi SehatQ, Menemaniku Merawat Ibu di Masa Pandemi

Aplikasi SehatQ merupakan salah satu aplikasi layanan kesehatan dan penjualan produk kesehatan yang telah membantu masyarakat, terutama bagi mereka yang tak bisa meninggalkan rumah. Aplikasi ini juga yang menjadi andalan saya kala merawat ibu yang sakit dan menjalani perawatan di rumah.

Ketika Ibu di Vonis Terkena Covid-19

Akhir November 2020, saya sedang di kantor karena jatah WFO ketika menerima telpon dari tetangga yang kami mintai tolong untuk menemani ibu di Klaten. Suaranya terdengar panik, dia bilang sedang dalam perjalanan menuju RS rujukan covid-19

“Simbah sesak, ini mau di masukkan ruang isolasi”

Kalut, itulah yang saya rasakan ketika menerima kabar itu. Ibu tinggal sendirian di rumah, kondisi kesehatannya memang menurun. Karena lima anaknya tinggal jauh dari rumah, bahkan 3 diantaranya di luar Klaten, maka kami meminta salah satu tetangga untuk menemaninya. Tentu saja ada biaya yang kami keluarkan untuk itu.

Dan tadi dia bilang ibu sesak nafas? Apa mungkin terpapar Covid-19, sedangkan beliau nyaris tak pernah ke luar rumah. Semua kebutuhan sudah diurusi oleh tetangga tadi.

Mencoba menenangkan diri. Setelah saya perkirakan ibu sudah sampai di RS rujukan Covid-19 yang ada di kota kabupaten, saya kembali menghubungi tetangga saya. Alhamdulillah ternyata kakak tertua yang tinggal di Klaten juga sudah sampai di rumah sakit.

Kakak saya menjelaskan bahwa tadi ibu sesak nafas, lalu seperti biasa di bawa ke RS cabang yang ada di kota kecamatan. Hasil rapid antigen negatif, tapi karena ibu sesak, akhirnya di rujuk ke RS di kota kabupaten. Sampai di sana masuk ke ruang isolasi.

Karena ibu sudah sepuh, jadi harus ada yang menemani di ruang isolasi, 1 orang saja selama 7 hari, nggak boleh ganti orang. Saat masuk ruang isolasi, belum ada yang menemani.

Saya pun menghitung-hitung hari, jatah 2 hari WFH, cuti 3 hari, ditambah libur Sabtu Minggu. Bisa lah selama 7 hari saya menemani ibu.

Saya pun lalu meminta ijin pada suami untuk menemani ibu di ruang isolasi, karena kakak-kakak dan adik saya nggak ada yang bisa. Alhamdulillah suami mengijinkan, bahkan mengantar saya pulang ke Klaten. Terpaksa ART kami suruh menginap di rumah selama kami tinggal ke Klaten. Biasanya ART saya datang pagi, siang setelah pekerjaan di rumah selesai, dia pulang.

Memaksa Membawa Ibu Keluar dari Rumah Sakit

Usai subuh kami berangkat dari Malang menuju Klaten. Beruntung sudah ada jalan tol dari Malang hingga Klaten, jadi jam 11 an siang kami sudah sampai di rumah sakit.

Kakak dan tetangga saya sudah menunggu di sana. Kami pun lalu menuju ruang isolasi. Dari luar saya mengintip ke dalam ruang isolasi melalui jendela kaca. Terlihat ibu saya duduk sendirian, ada banyak tempat tidur berjejer, tak ada sekat diantara tempat tidur. Ada karpet yang tergelar di lantai salah satu sisi tempat tidur, sepertinya itu dipakai tidur oleh orang yang menunggu pasien yang di isolasi.

Kok gini banget ya keadaan ruang isolasi, kalau nggak ada sekat di antara tempat tidur pasien, bukannya makin besar peluang untuk saling menulari?

Saya telpon ibu, saya minta menoleh ke jendela. Ibu nampak tersenyum sumringah dan melambaikan tangannya. Lewat panggilan telepon, ibu mengatakan kalau ingin pulang.

Saya lalu menuju ruang perawat, minta keterangan gimana kondisi ibu serta bagaimana prosedurnya kalau saya ingin masuk menemani ibu di dalam.

Perawat bilang tadi pagi ibu sudah di PCR, tapi hasilnya bari bisa diketahui 5 hari kemudian. Saat itu memang PCR memerlukan waktu yang lama untuk diketahui hasilnya. Jika saya akan masuk, maka harus di PCR juga. Kalau sudah masuk, tak boleh keluar. Tiap hari kami akan di PCR.

Kalau isolasi 7 hari, tiap hari di PCR dan hasilnya bari diketahui 5 hari kemudian, berati ada kemungkinan nggak cuma 7 hari saya dan ibu akan ada di ruang isolasi. Karena pengambilan sampel hari ini, baru akan diketahui hasilnya 5 hari kemudian.

Saya pun lalu melakukan panggilan telepon ke semua saudara. Merundingkan apa yang akan dilakukan. Karena hasil rapid antigen ibu negatif, dan menunggu PCR lama keluar hasilnya, mengingat ibu juga sebelumnya tak pernah kontak dengan banyak orang serta kondisi ruang isolasi yang seperti itu, kami memutuskan untuk membawa ibu pulang.

Setelah diskusi alot dengan pihak rumah sakit, akhirnya ibu diijinkan pulang. istilah mereka “di bawa pulang secara paksa” dan kami harus menandatangani surat pernyataan bahwa tak akan menuntut pihak RS kalau ada kejadian tak diinginkan.

Tes PCR ke Rumah Sakit di Jogja

Sambil menunggu berkas disiapkan petugas, saya pun mencari informasi di mana kami bisa PCR dengan biaya sendiri. Tak ada RS di Klaten yang melayani tes PCR. Pilihannya hanya ke Solo atau Jogja. Karena saya lebih familiar dengan jalan-jalan di Jogja, saya pun mencari informasi RS di Jogja yang melayani tes PCR dengan hasil yang cepat kami peroleh.

Ketemu salah satu RS swasta yang jaringannya sudah banyak tersebar di berbagai kota. Saya pun membuat janji. Saat itu ada pilihan mau berapa hari hasilnya keluar, 1 hari atau 3 hari. Karena ingin cepat, saya memilih yang bisa segera mengetahui hasilnya. 1 hari dengan biaya saat itu 2,5 juta.

Keesokan harinya kami bawa ibu ke Jogja. Alhamdulillah pengambilan sampel bisa dilakukan di dalam mobil saja, sehingga ibu tak perlu turun.

Sehari setelah tes, saya dapat email hasilnya. NEGATIF. Alhamdulillah.

Saya pun lalu membujuk ibu untuk ikut ke Malang saja, melanjutkan pengobatan di Malang. Awalnya ibu menolak. Tapi karena saya takut-takuti, ntar kalau sesak dimasukkan ruang isolasi lagi, akhirnya beliau mau juga ikut ke Malang. Seiring bertambahnya usia, memang orang tua itu kayak anak kecil, mesti ditakut-takuti baru nurut. Bagi pegiat parenting, pasti nggak setuju nih dengan cara saya, nggak boleh nakut-nakuti. Tapi untuk saat itu, hanya cara itulah yang bisa saya gunakan.

Ibu Trauma Periksa ke Rumah Sakit

Sampai di Malang, saya pun mencari tempat persewaan tabung oksigen, berjaga-jaga kalau ibu sesak nafas.

Benar saja, baru semalam di Malang, ibu sesak nafas. Saya telpon dokter yang biasa praktik di poliklinik kantor untuk datang ke rumah memeriksa kondisi ibu. Tapi dokter bilang sementara ini nggak bisa visit ke rumah, karena kondisi pandemi. Disarankan besok saja dibawa ke poliklinik.

Karena dokter tak mau datang ke rumah, alternatifnya hanya membawa ibu ke rumah sakit. Tapi ibu nggak mau di bawa ke rumah sakit. Khawatir kalau “dicovidkan”. Di kampung memang beredar hoax, bahwa kalau ke rumah sakit tuh, sakit apapun pasti bakal di vonis kena covid. Dan sayangnya ibu lebih percaya berita hoax itu dibanding penjelasan saya, bahwa itu semua berita bohong belaka. Karena ibu nggak mau dibawa ke rumah sakit, saya pun tidak memaksa.

Kami pun lalu menghibur diri, barangkali ibu hanya kecapekan setelah menempuh perjalanan Klaten ke Malang.

Konsultasi dengan Dokter di Aplikasi SehatQ

Melihat ibu yang tidur lelap dengan bantuan selang oksigen, nafas satu satu, membuat berbagai pikiran buruk melintas di benak saya.

Ah tidak boleh begini. Kalau ibu tak mau dibawa ke rumah sakit, dokter kantor pun tak mau memeriksa ke rumah, maka saya harus tetap mencari cara untuk mengupayakan pengobatan terbaik bagi ibu walau di rumah saja.

Saya lalu ingat dulu pernah ada job menulis review layanan kesehatan di web SehatQ.com. Ah, kenapa tak dicoba cari informasi ke web SehatQ saja. Ternyata sudah ada aplikasinya juga. Saya pun segera download aplikasi SehatQ di handphone. Melakukan registrasi dan mengenali menu-menu yang ada di sana.

Saat ke Malang, saya membawa semua berkas riwayat kesehatan ibu. Termasuk hasil rontgen terakhir sebelum ibu masuk ruang isolasi. Hasil rontgen ada, tapi kan saya nggak ngerti gimana cara membacanya.

Harus cari dokter nih.

Ternyata di aplikasi SehatQ ada pilihan menu Chat Dokter. Saya pun lalu memilih menu itu dan melihat daftar dokter yang tersedia. Karena awalnya hanya ingin tahu hasil tes rontgen itu, saya memilih dokter umum yang memiliki bintang lima di profilnya.

Saya sampaikan data mengenai ibu dan kondisi kesehatannya, mengirimkan hasil rontgennya juga. Tak lama kemudian, saya memperoleh jawaban bahwa ada cairan di paru-paru ibu, ada pembengkakan jantung juga.

Ya Allah, separah itu kondisi ibu. Bagaimana ini, sedangkan beliau tak mau di bawa ke rumah sakit.

Usai konsultasi dengan dokter umum, saya dapat rekomendasi obat untuk ibu. Tapi karena belum yakin, saya coba chat dokter lagi, kali ini memilih dokter spesialis paru-paru.

Sekali lagi saya jelaskan kondisi ibu, serta hasil rontgennya. Eh ternyata, salah satu obat yang diresepkan dokter spesialis paru ini sama dengan yang direkomendasikan oleh dokter umum itu. Dokter juga bilang, setelah meminum obat itu, nanti ibu akan sering kencing. Tak apa, itu berarti obatnya bekerja mengeluarkan cairan dari paru-paru. Tak lupa, dokterpun menyarankan untuk segera membawa ibu ke rumah sakit terdekat jika kondisinya memungkinkan.

Diagnosis sudah diperoleh, selanjutnya tinggal beli obat untuk ibu.

Saya pun beralih ke menu Toko Obat di aplikasi SehatQu, mencari obat yang direkomendasikan oleh dokter. Ada pilihan apotik yang menyediakan obat yang ibu saya butuhkan. Jaraknya dari rumah juga tercantum dengan jelas. Saya memilih salah satu apotik besar di Malang yang sering direkomendasikan oleh teman-teman kantor karena obat-obatannya lengkap. Usai memasukkan obat ke keranjang belanja, melakukan pembayaran, saya pun menunggu obatnya sampai ke rumah. Untunglah pembayarannya bisa pakai Gopay, jadi saya tak perlu keluar rumah untuk ke ATM dan melakukan pembayaran. Harap maklum, saya belum punya aplikasi Mbanking saat itu.

Alhamdulillah obatnya manjur. Benar saja, setelah meminum obat itu, ibu bolak-balik ke toilet karena terasa ingin kencing. Sempat mengeluh juga karena merasa tak banyak minum tapi kok sering banget kencing. Setelah dua hari, ibu lepas dari selang oksigen, dadanya tak terasa sesak lagi. Batuknya pun sudah mulai jarang.

Sertifikasi PSEF Menjamin Transaksi di Aplikasi SehatQ Aman

Eh, sekarang kalau konsultasi dengan dokter di aplikasi SehatQ bisa pakai video call lho, nggak cuma ngetik aja. Tentunya makin nyaman dan yakin ya, karena pasien dan dokter bisa saling menatap, walau hanya lewat layar.

aplikasi SehatQ
Fasilitas video chat dengan dokter di aplikasi SehatQ

Biaya konsultasi juga terjangkau, dibanding harus berangkat pergi ke rumah sakit. Transaksi keuangan untuk biaya konsultasi maupun membeli obat lewat internet dijamin aman karena SehatQ sudah mengantongi sertifikasi tanda daftar Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF) dari Kementerian Kesehatan. Sertifikasi ini merupakan regulasi untuk penjualan obat secara online yang dikeluarkan oleh pemerintah.

PSEF adalah badan hukum yang menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan sistem elektronik farmasi untuk keperluan fasilitas pelayanan kefarmasian. 

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara PSEF ini. Persyaratan tersebut antara lain memiliki surat tanda Penyedia Sistem Elektronik (PSE) dari Kementerian Informatika (Kominfo), akses pengawasan pemerintah, dan izin dari Kementerian Kesehatan. SehatQ telah memenuhi semua persyaratan itu, jadi layaklah kalau jadi aplikasi kesehatan yang dipercaya oleh masyarakat

Oh iya, di aplikasi SehatQ kamu nggak cuma bisa konsultasi dengan dokter dan membeli obat saja. Ada banyak artikel dan informasi seputar kesehatan yang bisa dibaca. Kamu juga bisa memperoleh informasi tentang rumah sakit maupun laboratorium kesehatan. Bisa juga booking layanan kesehatan di rumah sakit lho mulai dari vaksinasi, khitan, USG, perawatan luka, bahkan juga operasi caesar. Komplit deh pokoknya.

fitur aplikasi SehatQ
Fitur-fitur di aplikasi SehatQ

Jadi, jangan ragu untuk install aplikasi SehatQ di handphone ya!

Tapi kapasitas penyimpan di handphone dah hampir penuh nih, gimana dong? Padahal pengen punya aplikasinya.

Tenang, selain bisa diakses lewat aplikasi, kita juga bisa mengakses SehatQ lewat web browser kok. Ketikkan aja sehatq.com di address bar web browser kamu.

web sehatq
Tampilan web sehatq

Semoga kita selalu sehat ya. Dan kalaupun ada gejala sakit yang dirasakan tubuh, jangan menunda-nunda untuk konsultasi pada ahlinya. Chat dokter lewat aplikasi SehatQ.

Baca yang ini juga

29 thoughts on “Aplikasi SehatQ, Menemaniku Merawat Ibu di Masa Pandemi

  1. andalan banget yaa aplikasi sehatq ini. Tahun 2019 lalu, saat kebingungan menghadapi anakku yang sakit, saya juga chat dengan dokter via aplikasi sehatq ini

  2. setuju banget Mbak, SehatQ lengkap dan kompeten

    saya pesan obat dan vitamin via SehatQ sewaktu kakak saya sakit sendirian di Jakarta

    sangat menolong karena kakak saya gak perlu keluar rumah dalam keadaan sakit

  3. Kehadiran aplikasi yang sangat bermanfaat bagi kita ya, kak. Bisa memenuhi kebutuhan kesehatan dengan mudah dari aplikasi SehatQ ya

  4. Saat Glory anakku kena Covid dengan demam 39,3 rasanya tidak mungkin aku bawa ke dokter karena diam pusing berat. Akhirnya aku konsultasi di SehatQ. Ini pertolongan yang cepat. Akhirnya dari chat dokter dapat resep dokter apa saja yang harus aku lakukan. Selama beberapa hari konsultasi, Puji Tuhan sehat sempurna. Bagus nih aplikasinya

  5. Ya Allah Mbak Nanik, saya jadi ikutan tegang baca urutan kejadian di atas. Pertama, gak gampang menghadapi orang tua yang sudah sepuh. Kita harus hati-hati dalam lisan dan menahan untuk tidak emosi meski dalam keadaan apapun. Kedua, kondisi fisik orang sepuh juga seribu cerita. Antara kuat dan tidak itu samar-samar. Dan itu jadi masalah ketika kita tidak paham soal medis.

    Alhamdulillah akhirnya Ibu ternyata tidak positif Covid ya. Walaupun banyak gejala yang mencurigakan dan mengarah kesana. Beruntung banget Mbak bisa ketemu dengan aplikasi SEHATQ. Membantu banget dengan kondisi yang Mbak Nanik hadapi. Bisa konsultasi dari rumah. Obat-obatan juga bisa lewat transaski on-line.

    Semoga Ibu terus pulih dan kembali seperti sedia kala yo Mbak. Dan Mbak Nanik serta saudara-saudara diberikan kesabaran dalam menjaga ibu tercinta.

  6. Semoga kini Ibu sehat kondisinya ya Mbak Nanik. Memang layanan kesehatan online seperti SehatQ ini sangat membantu, apalagi kondisi pandemi seperti ini ada keterbatasan kita pergi dan mengakses fasilitas dan layanan kesehatan. Dan karena sudah ada sertifikasi jadi aman digunakan.

  7. Bisa mudah chat dengan dokter yang kompeten melalui SehatQ, jadinya sangat membantu buat kita yang sedang mencari informasi tentang kesehatan

  8. Kadang gimana ya mbak, ingin berobat tapi kondisi di RS malah kadang bikin kondisi mental dan fisik tambah ngerasa nggak karuan jika sedang full pasien di masa pandemi. Untung ada aplikasi sehatQu jadi bisa konsultasi dengan dokter sebelum ambil tindakan.

    Semoga kita semua selalu sehat ya.

  9. Sediiih aku bacanya mbak Nanik 🙁
    pada saat kritis seperti ini terasaaaa banget bersyukur kita ini hidup di era yang serba digital, bisa memperoleh informasi lebih cepat dan akurat untuk sehat

  10. Sebelum kedua orang tua berpulang, saya mengalami apa yang Mbak Nanik alami, tantangan berat adalah meyakinkan orang tua dalam mengambil langkah terbaik. Selain itu, mertua saya juga di luar kota, takut banget ke rumah sakit karena beredar isu sekarang orang mudah dicovidkan 🙁

    Alhamdulillahnya di sisi lain, ada aplikasi Sehatq ini ya, Mbak. Jadi bisa konsultasi.

    Semoga Mbak Nanik sekeluarga, juga ibunda selalu dalam keadaan sehat ya.

  11. Semoga kondisi ibu sudah lebih sehat ya mbak, tak mudah memang mengajak orang tua ke dokter ya. Alhamdulillah sekrang ada aplikasi sehatq yang bisa memberikan konsultasi jarak jauh. Saya juga sering mencari referensi terkait sakit anak anak mbak sebelum di bawa ke dokter, saya baca dulu di sehatq. alhamdulillah membantu banget

  12. Wah mba, pengalaman sama persis, pas ibu saya juga dinyatakan positif covid-19 sama ayah tahun lalu. Rasanya ya Allah, saya posisinya jauh pula di Bekasi dan mereka berdua benar-benar pure berdua aja perawatan. Nangissssssss. Cuma bisa bantu belikan obat dari jauh. Terbantu banget sama aplikasi kesehatan seperti SehatQ ini mba. Sangat bermanfaat.

  13. Setiap rumah sakit beda kak fasilitas ruang isolasinya awal
    pandemi Bapakku pernah dirawat tapi harus melalui prosedur isolasi dulu sama tg pcr 3x negatif terus baru ke ruang inap biasa.

    Nah bapak dulu ruang isolasinya ada sekat kakk, dan kami keluarga dilarang masuk padahal bukan covid lho sakitnyaj

  14. Jadi kayak sekarang itu kebalikannya ya mbak Nanik, ditakut-takutin dulu baru mau ihiihii.. Begitulah orang tua, kelihatan banget kalau nggak mau ngrepotin anak-anaknya padahal kita anaknya selalu ngrepotin orang tua sejak kecil. Semoga ibu Mbak Nanik selalu diberikan kesehatan ya mbak.. Pengalaman memang luar biasa, saya belajar banyak..

  15. Di masa pandemi seperti sekarang ini dimana banyak orang yang takut pergi ke rumah sakit, aplikasi seperti SehatQ ini jelas sangat memudahkan ya. Fiturnya lengkap, segala informasi tentang kesehatan ada sehingga tidak bingung. Semangat selalu menjaga ibu ya mba..kondisinya sama seperti ibu saya beberapa bulan yang lalu, ada pembengkakan jantung dan cairan di paru-paru. Sampai sekarang kontrol terus ke dokter dan minum obat..

  16. Banyak nih yang pada takut dicovidkan kalau ke rumah sakit yaTapi kalau ga diperiksa jadi khawatir ya mbak sama kondisi ibu, untung bisa konsultasi online lewat Aplikasi SehatQ

  17. Aku sennag dengan kecanggihan teknologi sekarang, ada aplikasi dimana kita bisa chat langsung dengan dokter saat kita membutuhkan. Kebayang dulu gimana susahnya malam-malam cari dokter dan rekomdasi obat kalau ada keluarga yang sakit

  18. Sama banget kejadiannya seperti kami, kak..
    Ibu sakit dan gak doyan makan. Kita uda mikir segala kemungkinan ((tertular virus pandemi)).
    Alhamdulillah,
    Langkah pertama kami kala itu adalah menggunakan fitur chat dengan dokter di aplikasi SehatQ. Beneran…ini penting dan menjadi pertolongan pertama agar tidak panik.

  19. Alhamdulillah ya mbak, aplikasi sehat ini membantu sekali. Apalagi untuk kita yang mengalami kebingungan saat orang terdekat sakit.

  20. Enaknya ada aplikasi kesehatan spt ini ada chat dengan dokter, jadi bisa nanya2 langsung kalau ada keluhan, saat pandemi membantu banget aplikasi sehatq

  21. Adanya aplikasi digital seperti sehatQ gini memang sangat membantu ya mbak, mau konsultasi kapan saja bisa karena melayani 24 jam dan lebih praktis

  22. Emang orangtua perlu ditakuti yaa biar nurut. Papa dan Mama mertua saya juga gt. Soalnya kadang mereka lebih keras dr anak2.. Kalau saya sejak pandemik memang ngandelin aplikasi dokter online mba, macam sehatq nih. Setelah dpt diagnosis dokter baru ke rumkit. Yaa krn rumkit dah byk pasien antri, Mba. Klo dah ada diagnosis kan enak kita bisa bawa hasil diagnosis dokternya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: