aturan bepergian dengan pesawat

Yeay Aku Naik Pesawat Lagi, Ternyata Banyak Aturan baru Bepergian dengan Pesawat

Yeay aku naik pesawat lagi.

Norak!

Biarin. Selalu ada yang pertama bagi setiap orang kan. Jadi kalau ada orang merasa senang, bahkan norak, saat mendapatkan/melakukan sesuatu ya dimaklumi saja. Bagimu mungkin itu hal biasa, tapi bagi orang lain bisa jadi adalah hal yang luar biasa.

Setelah hampir 2 tahun nggak bepergian, 7 Juni kemarin akhirnya saya menerima tugas untuk bepergian keluar kota dengan menggunakan moda transportasi pesawat terbang. Terbangnya nggak jauh kok, cuma dari Malang ke Jakarta aja.

Mendadak Harus ke Jakarta

4 Juni malam setelah isya mendapat kabar dari pak bos bahwa akan ada kegiatan pembelajaran daring untuk guru, program dari pusat (kemdikbud). Instansi tempat saya bekerja, sebagai salah satu UPT di bawah kemdikbud tentu harus mensukseskan program itu.

Karena pembelajaran daring, saya bakal di usulkan untuk menjadi salah satu admin LMS. OK lah, saya pun bersedia.

5 Juni, sudah malam, ketika saya mendapat kabar bahwa akan ada bimtek LMS terlebih dahulu, dan pelaksanaannya LURING dengan lokasi salah satu hotel di Jakarta.

Dapat kabar ini, langsung deh beberapa teman memilih mundur. Emang sih kami sudah di vaksin, tapi tetap ada yang memilih untuk tak bepergian ke Jakarta karena beberapa alasan.

Baca juga : Aneka Cerita dari Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Astrazeneca

Saya? Setelah ngobrol dengan suami dan anak-anak, memutuskan untuk menerima tugas tersebut.

Kepastian tanggal dan lokasi hotel baru saya terima tanggal 6 menjelang maghrib. Dan kegiatannya tanggal 7 dong. Langsung deh cari cari lokasi untuk swab antigen. Karena hari minggu, beberapa klinik tutup, ke rumah sakit, bisanya di IGD karena lab sudah tutup sejak sore. Padahal tiket juga belum ada.

Akhirnya malam itu koordinasi dengan 26 orang lain yang sama-sama harus berangkat. Untung ada yang mengkoordinir untuk pemesanan tiket dan juga swab antigennya. Saya memilih berangkat dengan pesawat siang, pukul 14.50 karena pagi masih ada agenda pekerjaan di kantor yang harus saya selesaikan

Install eHAC

Saya sudah sering dengar, kalau bepergian pakai pesawat, maka harus install aplikasi eHAC di handphone. Jadi setelah dapat kepastian harus berangkat, maka saya pun menginstall eHAC di hp. Saya beritahukan juga pada beberapa teman yang mau berangkat. Ada yang sudah tahu, ada juga yang bertanya eHAC itu apa?

eHAC merupakan kependekan dari Electronic Health Alert Card. Yaitu, Kartu Kewaspadaan Kesehatan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). eHAC harus diisi oleh setiap penumpang yang datang dari luar negeri atau bepergian di wilayah domestik guna mencegah risiko penyebaran penyakit yang dibawa penumpang, termasuk Covid-19.

Setelah install, saya pun melakukan pendaftaran. Login lalu mulai mengenali menunya. Sambil cari-cari panduan untuk pengisiannya juga.

Tes Rapid Antigen

Salah satu persyaratan untuk naik pesawat adalah hasil NEGATIF pada tes rapid antigen. Saya bersama teman-teman kantor melakukan tes rapid antigen di poliklinik langganan yang lokasinya nggak jauh dari kantor.

Saat saya tiba di sana, sudah ada 6 teman kantor yang datang duluan. Kebetulan salah satu teman sudah pernah bepergian dengan pesawat. Jadi saya tanya-tanya aja kapan harus isi eHAC, karena salah satu isian di eHAC itu adalah nomor penerbangan dan nomor kursi jika bepergian dengan pesawat. Sementara, saya belum dapat salinan tiketnya, belum chek in juga. Jadi saya pikir ngisinya ya setelah chek in.

Eh teman saya bilang, ngisinya sekarang. Karena nanti ID nya akan diminta oleh petugas di klinik ini. Jadi setelah mengisi data, nanti akan ada barcode ID kita. Nah ID itu diminta oleh petugas.

Lha, tapi kan belum chek in. Belum tahu dapat kursi nomor berapa.

Isi aja 01, kata teman saya. Baiklah, saya ngikut aja. Jadi nomor penerbangan dan nomor kursi saya isi 01.

Bener ternyata. Sebelum hidung saya di colok, petugasnya nanya untuk apa saya tes rapid antigen. Saat saya jawab untuk perjalanan, dia tanya sudah ada ID eHAC atau belum. Saya tunjukkan barcode yang muncul setelah pengisian. Di catat di lembaran data diri saya.

Selesai di colok hidung, saya menunggu sekitar 15 menit dan sudah bisa mendapatkan hasilnya dalam bentuk cetak. Barcode itu, ternyata ikut di cetak juga di kertas hasil rapid antigen saya.

Oh iya, biaya yang harus saya keluarkan adalah 180 ribu.

Prosedur di Bandara Keberangkatan

Bandara Abdul Rachman Saleh Malang suasananya sepi saat saya datang. Saya juga yang terlalu awal sih. Pukul 12.30 sudah sampai sana, sementara penerbangan dijadwalkan pukul 14.50. Saya berangkat awal soalnya sekalian jalan, pak suami mau ke sawah dan rutenya searah dengan bandara. Daripada ntar nggak ada yang antar, harus naik ojek online, jadi saya ikut sekalian aja.

Ada perubahan lay out bandara. Area jalan yang dulu dipakai untuk menurunkan penumpang di tutup. Dipasangi kursi untuk calon penumpang menunggu. Terdapat meja untuk pengecekan calon penumpang, dengan spanduk berisi petunjuk cara pengirian eHAC.

Pukul 13.00 para petugas mulai duduk di kursi belakang meja pemeriksaan. Para calon penumpang di minta menunjukkan hasil tes rapid antigen. Bagi yang dalam suratnya belum ada barcode ID eHAC, diminta untuk menunjukkan aplikasi eHAC di handphonenya.

aturan bepergian dengan pesawat

Setelah pemeriksaan, saya lalu menuju petugas di pintu masuk bandara. Masuk bandara menuju area chek in. Saat chek in, seperti biasa, menunjukkan tiket dan tanda pengenal. Saya tadi begitu dapat kiriman file e-ticket segera melakukan chek in lewat web, jadi di sini tinggal cetak boarding pass saja.

Usai chek in, masuk ruang tunggu. Ada pengaturan jarak di tempat duduk ruang tunggu. Saya membatin, di ruang tunggu tempat duduknya diatur jaraknya, eh di dalam pesawat tempat duduknya nggak berjarak.

Prosedur di Pesawat

Tempat duduk dalam pesawat nggak berjarak. Selama di dalam pesawat, penumpang dilarang melepas masker. Untuk penerbangan di bawah 2 jam, para penumpang di larang makan dan minum di dalam pesawat.

Saya sudah tertidur bahkan sebelum pesawat take off. Hihi… ini kebiasaan saya. Kalau naik pesawat sering tertidur sebelum take off dan menjelang landing.

Saya naik Batik air, dapat roti dan juga minum di dalam pesawat. Sambil menyerahkannya, petugas meminta snack itu untuk di bawa pulang saja karena dilarang makan minum di dalam pesawat.

“Saya baru mau berangkat, kok suruh pulang lagi bawa snacknya”

Menjelang landing, ada pengumuman dari petugas bahwa ada pengaturan penumpang saat turun. Penumpang kelas bisnis turun duluan. Lalu di susul 5 baris kursi pertama kelas ekonomi. Para penumpang di larang untuk menurunkan barang bawaan di kabin jika belum diminta oleh petugas/pramugari.

Saya manggut-manggut denger pengumuman itu, terus dalam hati bilang, lihat ah berapa penumpang yang taat sama aturan ini. Bawaannya udah penuh prasangka buruk aja, bahwa aturan itu ada untuk di langgar.

Kejadian dong, sesuai perkiraan saya. Begitu pesawat berhenti, udah banyak penumpang yang berdiri dan membuka pintu bagasi kabis diatas tempat duduk. Menurunkan koper dan tas bawaannya. Jadi lumayan sesak di lorong pesawat. Akhirnya ya, nggak ada deh 5 baris pertama turun duluan.

Bandara Kedatangan

Memasuki bandara Halim Perdana Kusuma, menjelang menuju area pengambilan bagasi, terdapat standing banner berisi permintaan untuk menyiapkan eHAC. Saya pun mengeluarkan handphone dan membuka aplikasi eHAC sambil berjalan pelan.

Tak jauh setelah standing banner itu, banyak penumpang yang satu pesawat dengan rombongan kami berhenti. Kirain di antri scan barcode di aplikasi eHAC. Setelah makin dekat, baru saya tahu ternyata mereka baru mengisi data di aplikasi eHAC. Ada dua petugas scan barcode eHAC dan nggak ada antriannya sama sekali. Jadi saya pun bisa melaju tanpa antrian.

***

Begitulah pengalaman saya bepergian dengan pesawat untuk pertama kalinya setelah masa pandemi. Kesimpulannya, bener kata teman saya di klinik sebelum rapid antigen itu. Isi eHAC nya sebelum rapid aja, biar nggak repot saat pemeriksaan di bandara keberangkatan maupun kedatangan.

Baca yang ini juga

43 thoughts on “Yeay Aku Naik Pesawat Lagi, Ternyata Banyak Aturan baru Bepergian dengan Pesawat

  1. RIBET to the max ya Mba wkwkwkw
    Iya sih, karena dampak pandemi ini mengharuskan kita semua utk extra waspada.
    kalo dulu, naik pesawat tuh enjoooyy dan hiburan banget (kecuali kalo lagi turbulensi wkwk)
    lah, sekarang naik pesawat malah rempong abis 😀

  2. Wah iya Mak, berbeda banget sekarang naik pesawat yaa. Fix, ga boleh makan dan minum di bawah perjalanan 2 jam. Dan, dicolok-colok idung udah menjadi utama sekarang tuh kalo berpergian ya.
    Noted banget, soale kalo di pesawat biasanya ku suka pesen kopi sama Pop Mie, hihiiii, pengen atulah ngerasain Pop Mie sambil terbang dan ngopi.
    Makasih sharingnya yaa.

  3. Harus banyak baca sekarang ini ya .. biar bisa tahu tips ini: Isi eHAC nya sebelum rapid aja, biar nggak repot saat pemeriksaan di bandara keberangkatan maupun kedatangan.

  4. Aq blm jalan2 naik pesawat udah rindu baru Kali ini ga jalan2 pasca pandemi. Emang ribet tapi semua wajib dijalankan yah, aq ga kebayang juga ga makan selama perjalanan. Biasanya aq tukang ngemil di perjalanan naik pesawat 😂🤣

  5. Oh tempat duduknya gak berjarak ya mbak. Anak sulungku awal Maret lalu juga ke Jakarta naik pesawat, tempat duduk berjarak 1 bangku. Gak boleh makan minum juga ya krn perjalanan gak lebih dari 2 jam, biar gak lepas masker.

  6. Adikku pernah naik pesawat saat pandemi ketika tanteku meninggal di Makassar, mba. Dan bagaimanapun harus tetap protap ya mba. Semoga pandemi ini selesai dan kita bisa jalan jalan lagi kayak dulu ya mba

  7. Makasih banget mba infonya, pas abnget saya juga so soon mau ke Manado jadi tahu apa yang harus dilakukan dan persiapkan buat bisa naik pesawat. mana ajak anak kecil lagi, makin was waslah saya ini

  8. molly belum pernah lagi nih naik pesawat semenjak pandemi. lumayan ribet ya tapi?

  9. Sejak Pandemi memang belum lagi naik pesawat
    Kirain hanya menyerahkan surat tes hasil sehat swab antigen
    Mesti juga install dan isi aplikasi eHac
    Terima kasih sudah berbagi informasi mba, Aku yakin banyak yg belum tau perihal ini

  10. Saya belum pernah, sih, naik pesawat selama pandemi. Tetapi, Lebaran kemarin kedatangan keponakan dari Makassar. Memang kelihatannya lumyana ribet, ya. Mau gak mau harus dijalankan demi keselamatan dan kenyamanan bersama.

  11. Iya ya, sekarang naik pesawat banyak aturannya. Tapi bagus deh, demi kenyamanan dan keselamatan bersama ya. Penumpang dan awak kabin sehat-sehat semua, segalanya juga jadi lancar. Jangan sampe deh ada apa-apa. Sehat-sehat selalu ya Mbak.

  12. Nahm itu mba salah stu yang jadi alasan aku gak mau berpergian dan kemarin menolak, malsa dengan keribetannya dan waspada pandemi juga, alhamdulillah ya Mb urusannya lancar

  13. Wah untung mbak Nanik share berita ini,
    jadi harus donlot eHac juga ya, dan rapid jelas harus dilakukan emang.. selain itu ya prokes ketat

  14. Ribet banget ya… Tapi ya mau gimana lagi sudah aturan. Naik kereta harus test juga, tapi pakai gnose sptnya

  15. Banyak aturan baru ya Mbak untuk naik pesawat di masa pandemi sekarang. Hehe lucu baca yang bagian di ruang tunggu duduknya jaga jarak, eh di dalam pesawat gak ada jaga jarak. Cepet-cepetan pula turunnya. Hehe.. warga +62 aja atau gimana nih.. 😀

  16. Jadi Tau nih sekarang kalau naik oesawy saat pandemi kyk gini.. aku baru Tau lo mba tentang eHAC, Electronic Health Alert Card. Yakni, Kartu Kewaspadaan Kesehatan dari Kementerian Kesehatan… Harus ya download y klo mo Naik pesawat

  17. iya kalau bandara kudu ngisi. aku berasa banget ini kalau pesawat itu lebih kuat penjagaannya daripda yang lain. kalau yang lain kayak kereta apalagi bis kayaknya santai banget huhuhu padahhal covid gini kudu jaga aman

  18. Kalo terbang jarak jauh, mayan juga yaakk, aturannya ini bikin “menderita”
    ya abis, aku selalu mupeng makan di dalam pesawat pas lagi terbang wkwkwk

  19. Bepergian jaman now.. bikin kita dobel-dobel persiapannya ya.. Jangankan naik pesawat.. mau ke Surabaya dari madura lewat jembatan aja harus swab yak..hehe.. Semoga pandemi ini cepet usai..biar kita bebas lagi beraktifitas dan bepergian ya…

  20. Hehe…bunda apa lg dulu th 1983 pertama kali naik pesawat lho. Nah ini mah banget “norak” karena blm tau apa2 hihihi… untung dian tar orang Admin. jd bunda cuman berdiri aja di sebelah. Giliran ada yg dittd baru bergerak. Untungnya blm ada Pandemi, masih aman jd gak ada swab, eHAC etc etc. Lucu juga ya lha wong Nani baru berangkat koq makanan disufuh bawa pulang..hahaha…ada satu lg nih orang2 koq pd bandel ya
    dilarang nurunin dulu barang dari cabin lha malah rebutan. Hallah…gimana Pandemi dilarang mudik eee malahan nyolong2 waktu berangkat…haddeuh.

  21. AKu rindu bepergian naik pesawat, jadi nanti kalau emang ada keperluan yang mengharuskan naik pesawat saat pandemi ini jadi tau apa saja yang harus disiapkan dan prosedurnya sebelum berangkat.

  22. Catat ya, siapa tahu kebagian bepergian naik pesawat di saat pandemi kaya gini, tapi kalau bisa tunda dulu deh, hehehe. Tetap kudu patuh protokol kesehatan

  23. AKu baru tahu ada aplikasi itu ya mba yang digunakan untuk penerbangan. Dan ini emang tampak membantu tanpa merepotkan ya mba. Makasih sudah berbagi ilmu mba

  24. Saya kurang tahu gimana SOP di pesawat saat ini, tapi tahun lalu saat saya melakukan penerbangan ada aturan dimana kalau ada maskapai yang menerapkan tempat duduk dalam pesawat nggak berjarak, bakal kena sanksi.

  25. Lebih ribet ya mbak aturan sekarang, tapi demi kesehatan dan keamanan seluruh penumpang ya diikuti saja aturannya.. Kangen naik pesawat lagi huhu..

  26. Lho, sekarang di dalam pesawat sudah nggak berjarak lagi, ya? Waduh, kok jadi deg-degan. Pantesan kemarin lihat postingan temanku yang mau mudik naik pesawat kok penumpangnya pada duduk bersebelahan.

    Oh ya akhirnya aku bisa dapat info lengkap soal eHAC. Terima kasih, Mbak.

  27. Agak ribet ya bun, tapi demi keselamatan bersama ya gimana lagi. Adik saya yang dari luar jawa juga belum bisa pulang kampung karena pandemi. Kayaknya tulisan ini aku share ke adikku aja deh ya biar dia tahu harus gimana karena kayaknya beda prosedur kan ya sebelum dan setelah pandemi ini

  28. Wah uda brp tahun sy gak naik pesawat nih sejak covid. Taunya ehac ini cuma dari orang2 yg baru traveling aja, biasanya sy cuma nganter atau jemput. Harus cepat adaptasi sama kebiasaan baru ya

  29. “Saya baru mau berangkat, kok suruh pulang lagi bawa snacknya”
    Ngakak so hard kwkw
    Mbak, kupikir pada taat habis kelas bisnis terus per 5 baris yang turun. Coba bisa begini kan setelah pandemi bakal rapi…eh ternyata sami mawon ya, duh, memang susah suruh patuh aturan

  30. wah sejak pandemi banyak ya mbak aturan aturan baru jika bepergian dengan pesawat terbang
    Aku selama pandemi belum pernah lagi naik pesawat, jadi nggak tahu langsung gimana aturannya

  31. Selama pandemi aku belum pernah bepergian naik pesawat. Ribet juga ya aturan baru untuk keselamatan dan keamanan naik pesawat ini. Tapi emang harus adaptasi ya mbak, semoga sehat sehat selalu

  32. Kemarin mas pengen ke Bandung dari Surabaya menggunakan pesawat, tapi karena aga aga ribet, kaya kudu begini dan begitu, akhirnya diputuskan menggunakan kereta api saja.
    Yaah,
    Padahal bisa jadi pengalaman begini yaa,…

    Btw, aplikasi eHAC bolehlah di uninstal setelah selesai perjalanan?
    Atau biarin aja gitu yaa..

  33. Duh, baca begini aku jd makin ngerasa males naik pesawat kala pandemi. Heuheu.

    Kadang mikir jg, ktk udah dirapid antigen bukannya kt kesana kemari msh rentan terpapar. Knp gak prokes aja yg diketatin alih2 peraturan begini. Etapi y sudahlah.. Haha

    Sy tuh cm gimana ya, diluar sana banyak banget org yg gak percaya covid krn melihat hal2 sedemikian. Dikira covid ajang bisnis. Deuh

  34. jadi merasakan situasi berpergian selama pandemi ya mba, pasti jadi satu kisah tak terlupa nantinya.. Memang kalau untuk kepentingan tugas apalagi tugas negara ga bisa mengelak ya, maju terus pantang mundur. dan semoga selalu terlindungi..

    Baru tahu kalau harus download Aplikasi EHAC juga, tapi bagus sih jadi lebih mudah trackingnya ya mba.

  35. AKu baru tahu dikirain kursinya berjarak mba kalau di dalam pesawat plus makan ga boleh juga yah..udah lama juga ga terbang semoga bisa terbang lagi nih tanpa masker

  36. Oalah gitu to, ternyata isian untuk eHac bisa gajulan dulu ya untuk nomor tempat duduk penerbangannya hehehee… wiis jan tenan :))
    Tingkiu lho Mb Nanik dapet cerita tentang pengalaman terbang di masa pandemi ini. Aku kok masih ketar-ketir ya misal harus bepergian jauh pake dicolok-colok sik gitu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: