buku orang tuanya manusia

Belajar Menjadi Orang Tua yang baik Melalui Buku Orang Tuanya Manusia

Belajar Menjadi Orang Tua yang baik Melalui Buku Orang Tuanya Manusia. Orang Tuanya Manusia, sebuah buku karangan Munif Chatib, diterbitkan oleh Kaifa. Ini buku lama sebenarnya. Sudah bertahun-tahun mendiami rak buku di rumah. Saya ambil dan baca-baca lagi karena di minggu ini saya banyak berdiam diri di rumah.

Sudah bisa menebak kan alasannya? Iya, karena wabah Corona.

Baca juga : 5 Perubahan Hidupku setelah Bekerja dari Rumah

Jadi mulai tanggal 18 Maret, diberlakukan pergantian hari kerja di kantor. Selang seling, sehari masuk dan sehari bekerja dari rumah. Yang masuk kerja pun nggak seharian penuh di kantor, tapi hanya sampai jam 13.00. Kondisi ini tentu saja membuat saya punya banyak waktu di rumah.

orang tuanya manusia
Buku Orang Tuanya Manusia

Lho bukannya harusnya bekerja dari rumah. Hehehe… susah. Baru hidupin laptop, Toto sudah pengen aja ikut klak klik. Pengen lihat foto-foto jaman dia bayi. Pengen lihat youtube. Pengen main game. Jadilah nggak lama kemudian saya memilih mematikan laptop saja dan menemani dia bermain.

Malah dipakai nonton youtube

Jadi ya gitu deh, saya baru bisa tenang hidupkan laptop di malam hari, kala Toto sudah tidur. Jadi siang hari, daripada bengong ya baca buku aja.

Membaca kembali buku Orang Tuanya Manusia

Membaca kembali buku Orang Tuanya Manusia, saya harus sering berhenti di beberapa bagian. Penyebabnya pertama karena ‘diganggu’ anak-anak yang ngajak main. Kedua, saya sengaja berhenti sambil mengevaluasi lagi bagaimana perlakuan saya pada anak-anak. Memang, banyak orang bilang tak mudah menjadi orang tua, tak ada sekolah untuk menjadi orang tua. Namun dengan membaca buku ini, sedikit banyak saya mendapat wawasan baru bagaimana menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak saya.

Ada banyak hal yang dibahas dalam buku ini, antara lain :

  • Bagaimana memberikan stimulus yang tepat untuk melejitkan kecerdasan anak. Bukan hanya kecerdasan yang diwakili dengan angka-angka, atau yang lebih kita kenal dengan istilah IQ, tapi juga kecerdasan sosial dan spiritualnya
  • Bagaimana membangkitkan rasa percaya diri anak. Anak harus diberikan stimulus dan paradigma positif tentang dirinya. Karena stimulus positif ini akan ikut menentukan sikap dan sifat anak pada akhirnya. Misal, anak yang sering mendapatkan kata “bodoh” karena nilai ulangannya jelek, maka lama-lama dia akan punya anggapan bahwa dirinya memang bodoh.
  • Bagaimana mengidentifikasi bakat dan minat anak. Amatilah kegiatan yang anak merasa nyaman melakukannya, jangan paksa anak melakukan kegiatan yang tidak disukainya, walau menurut kita kegiatan itu baik. Seorang anak yang tidak suka musik, jangan dipaksa untuk ikut les main gitar misalnya.
  • Bagaimana memilih sekolah yang tepat untuk anak. Sudah banyak kasus, orang tua mengeluh karena seharian mereka bekerja di kantor, malam hari saat ingin bercanda dengan anak, eh si anak memilih mengurung diri di kamar dengan alasan ada banyak PR yang harus dikumpulkan besok.
  • Bagaimana membantu anak belajar dirumah. Membantu dengan mengarahkan dan membimbing atau membantu dengan cara orang tua yang mengerjakan PR si anak?
  • Mengatasi pengaruh media dan pornografi. Nah, yang ini sangat aktual. Gempuran media tv maupun internet yang sehari-hari jadi ‘santapan’ anak, pastinya menimbulkan dua pengaruh, positif dan negatif. Bagaimana meminimalisir dan jika mungkin menghilangkan pengaruh negatif ini, dijelaskan juga dalam buku ini.

Fase Hidup Anak

Secara garis besarnya seperti itu. Ada satu bahasan yang sampai sekarang masih teringat oleh saya, yaitu anak adalah raja, anak adalah pembantu dan anak adalah menteri.

  • Masa 7 tahun pertama, perlakukan anak sebagai RAJA. Tujuh tahun pertama adalah masa keemasan dalam pertumbuhan seorang anak, perhatikan keinginan dan kebutuhannya. Jika dia ingin bermain, selelah apapun kita, temanilah dia bermain. Jika dia bertanya ini itu usahakanlah kita untuk dapat menjawab pertanyaannya, memberikan pejelasan dengan bahasa yang sederhana dan dapat diterima olehnya
  • Masa 7 tahun kedua adalah masa anak menjadi PEMBANTU. Tujuh tahun kedua adalah masa menaati bagi anak. Dalam masa ini kenalkan anak mana yang baik dan mana yang buruk, hukumlah anak jika melakukan hal-hal yang buruk, berilah penghargaan pada anak jika melakukan hal-hal yang baik. Hukuman jangan berupa pukulan ataupun kata-kata kasar, dapat saja menunda waktu dia dapat bermain dengan mainan kesukaannya sebelum dia melakukan apa yang kita perintahkan. Penghargaan tidak harus berupa barang atau mainan, kata-kata pujian cukup membuat anak gembira
  • Masa 7 tahun ketiga adalah masa si anak menjadi MENTERI. Tujuh tahun ketiga merupakan masa kerja bagi anak, ia adalah pelaku kehidupan yang mulai menjadi menteri, bertanggung jawab terhadap tugas dan perannya. Dalam masa ini, libatkan anak dalam urusan rumah tangga dengan cara mengajaknya berdiskusi, berikan anak alternatif-alternatif dan biarkan mereka memilih
Baca juga : 5 Skill Coach yang harus Dimiliki Orang Tua Jaman Now

Keberhasilan mendidik anak tidak diperoleh tanpa upaya atau perjuangan. Jika kita ingin berhasil dalam 7 tahun ketiga, maka memaksimalkan upaya di tahun kedua adalah harus, dan mengoptimalkan 7 tahun pertama anak adalah syarat mutlak.

Keberhasilan di 7 tahun pertama dan kedua merupakan modal dasar keberhasilan di 7 tahun ketiga. Jika 7 tahun pertama dilalui orangtua dengan cara yang salah, maka di 7 tahun kedua, orang tua akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi dengan anaknya, dan di 7 tahun ketiga, anak tumbuh menjadi pribadi yang kehilangan esensi dan inti energi kehidupan, yaitu hati, kepercayaan dan moral.

Demikian catatan singkat dari buku Orangtuanya Manusia, bagi yang tertarik untuk membaca lebih lanjut, silakan segera ke toko buku 🙂

Baca yang ini juga

41 thoughts on “Belajar Menjadi Orang Tua yang baik Melalui Buku Orang Tuanya Manusia

  1. Bener Bun. Klo di rumah itu ya susahhhhhhh mu ngerjain yang kita sukai. Makan dengan tenang aja susah *eh ini mah aku yang curhat ya wkwkwk 😂😂😂. Soalnya banyak iklan di rumah itu 😂. Ngoming-ngomong bacaannya bergizi banget nih Bun. Aku belum pernah baca buku ini

  2. 7 tahun maaaak. Duuuh si kembar masih 1 tahun. Masih panjang perjalanan kita. Kekeke. Si sulung baru mau 4 tahun. Emang jadi ibu itu pekerjaan seumur hidup. Semoga kita tetap istiqamah menjalani peran ini. Amiiin.

  3. Wah bukunya recommended banget mbak. Isinya sangat bermanfaat sekali bagi orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi buah hatinya…

  4. Noted banget ini mbak, makasih. Kadang menjadi orang tua itu memang harus belajar yah, meski banyak yang bilang menjadi orang tua itu ga ada sekolahnya, justru sekarang banyak yah ilmu tentang parenting.

  5. Jadi orangtua itu salah tanggung jawab terlama dalam hidup ini yanng bakal ditanyain juga di akhirat kelak. SO, emang gak bisa dianggap enteng sayangnya tidak ada sekolah formalnya. Jadi memang untuk belajar jadi orangtua terbaik kita mesti pro aktif salah satunya dengan banyak membaca. dan buku ini memang bisa jadi salah satu referensinya ya mbak.

  6. Aku juga sudah punya Mbak buku ini. Menarik sekali pembahasan di dalamnya. Meskipun belum menikah, tapi aku sejak dulu tertarik topik parenting, jadilah buku ini jadi salah satu koleksiku 🙂

  7. Setiap mbak Nanik cerita tentang Toto, pasti saya tersenyum
    Senangnya. Punya anak sedang masa lasak dan kreatif
    Sungguh beruntung Toto punya Ibu seperti mbak Nanik

  8. Nice book nih ya mba, bagus untuk nambah ilmu tentang parenting nih. Cocok di jaman sekarang belajar dirumah kan banyak buibu kewalahan ternyata dan baru sadar pentingnya peran guru hehehe.

  9. Terima kasih review bukunya, mba.
    Sy sering baca seperti rangkuman di atas, pengen baca uraian utuhnya. Nyari bukunya dulu 😊.

  10. Yup…jadi tahu… setidaknya ada 3 tahapan di masing masing 7 tahunnya… 7 tahun pertama masa Raja, masa pembantu di 7 tahun berikutnya dan terakhir masa Menteri… jadi terinfokan sebagai orang tua… jadi punya modal mendidik anak

  11. Pernah dengar, “Hal mengerikan saat menjadi orang tua adalah ketika kita melakukan kesalahan, ya udah ga bisa diulang.” Hmm, tapi setidaknya apapun kesalahan kita dalam perjalanan ini semoga masih bisa diperbaiki. Semoga juga anak2 kita menjadi anak yang baik sesuai harapan ya. Oh ya, jadi tahu kan ya teh kalau ‘bekerja dari rumah biar bisa sekalian nemenin anak’ yang suka ada di iklan2 itu ga seindah kedengarannya. Hehehehe..

  12. pengaruh media memang sangat kuat ya. saya pun masih belajar gimana caranya agar anak bs meminimalisasi penggunaan gadget. kudu baca buku ini nih sepertinya

  13. Waduh, bahaya ya kalau ada yang salah di awal, pasti nanti bermasalah pada tahapan selanjutnya. Adakah dibahas memperbaiki situasi ketika ada yang salah pada tahapan sebelumnya?

  14. Jadi pengen baca bukunya Mbak…makasih ya reviewnya, nanti coba cari di toko online dl ah

  15. Makasih banyak infonya mbak, jadi pengen punya bukunya juga. Apalagi niche blogku juga lebih ke parenting.

  16. Menjadi orang tua memang nggak ada sekolahnya. Tapi benar juga, dengan membaca banyak buku, kita jadi tahu dan setidaknya memahami apa yang dibutuhkan anak.

  17. bener sekali mbak, menjadi orang tua yang baik itu sangat penting bagi pertumbuhan si anak oleh karena itu aku sering belajar dan melihat di sekelilingku bagai mana cara mereka endidik si anaknnya. meskipun aku blm berkeluarga tapi tidk ada salahnya belajar terlebih dahulu.

    https://BeHangat.Com

  18. Senangnya jadi orang tua zaman sekarang. Banyak informasi dan bahan bacaan. Menarik juga ini, ada periode 7 tahun. Kita bisa menyiapkan anak-anak jadinya…

  19. Bukunya sungguh bergizi mbak, jadi ingin baca sendiri deh. Masih beredar gak ya bukunya? Bagus untuk panduan orang tua mendidik anak.Baru tahu soalnya sama istilah 7 tahun pertama mendidik anak sebagai raja, 7 tahun kedua sebagai pembantu dan 7 tahun ketiga sebagai menteri. Aku catat poin-poinnya ya mba, makasih 🙂

  20. Menjadi orang tua terutama ibu itu sulit ya kak, melahirkan,membesarkan,mengurus belum lagi kalau sakit selalu istiqamah ya bunda2 dan para orangtua. Ini bermanfaat buatku yang blm berpasangan ,berat tanggung jawabnya.makasih infonya kak

  21. Cocok banget nih ya buat pasangan suami istri yang baru punya anak dan ingin belajar mengenai parenting. Dengan begitu bisa tahu bagaimana menghadapi anak kecil yang masih polos.

  22. Buku yang harus dibaca para orangtua nih, memang tidak ada sekolah untuk orangtua, mendidik tiap anak pun berbeda-beda karena mereka unik. Tapi bukan berarti tidak ada yang perlu dipelajari, buku-buku parenting seperti ini penting banget buat dibaca biar paling tidak orangtua (atau calon orangtua) punya pegangan untuk mendidik anak-anaknya

  23. 7 tahun pertama, 7 tahun ke dua dan 7 tahun ke tiga harus dilalui dengn baik semua ini.
    Jadi orang tua memang butuh perjuangan ya mbak. Semoga saya pun selalu berproses menjadi orang tua yang berhasil melalui ke 3 fase 7 tahun itu. Thanks share info bukunya ya mbak.

  24. Kalau baca buku parenting jaman sekarang, otomatis teringat bagaimana dulu diasuh saat masih kecil. Jauh banget, meninggalkan luka batin yang kadang teringat di masa sskarang. Sedih.

  25. Bukunya menginspirasi sekali ya mbak. Menjadi orangtua memang tidak mudah. Semoga kita mampu mendidik anak-anak agar jadi manusia yang baik dan berguna bagi masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: