tetralogi warisan christopher paolini

Tetralogi Warisan, Berawal dari Eragon, Berakhir di Inheritance

Tetralogi warisan, Berawal dari Eragon, berakhir di Inheritance. Yes, saya ini suka banget baca novel petualangan klasik. Dan Christopher Paolini mampu menuliskan kisah yang mampu membius saya untuk terus mengikuti bahkan menunggu dengan setia karya-karyanya.

Tetralogi Warisan, Apaan sih?

Tetralogi warisan, terdiri dari 4 buah novel yang semuanya berisi jalinan kisah yang sangat memukau. Ke empat novel itu adalah Eragon, Eldest, Brisingr dan Inheritance. Tetralogi warisan ini di Indonesia diterbitkan oleh Gramedia.

Buku 1; Eragon

novel eragon

Eragon, novel yang mampu membius dan membuat saya tak mau berhenti sejenak kala membacanya. Baru berhenti setelah sampai di halaman akhir. Itu pun masih diliputi penasaran, karena ternyata novelnya masih bersambung.

Eragon, seorang pemuda penduduk desa Carvahal menemukan sebuah batu yang indah saat sedang berburu. Dia lalu membawa batu itu pulang karena dikiranya batu itu dapat dijual. Ternyata, benda yang dikiranya batu itu adalah telur naga. Telur itu kemudian menetas dan sang naga dipelihara oleh Eragon.

Saphira, nama naga itu menggunakan benak untuk berkomunikasi dengan Eragon. Lewat penuturan Brom, sang pendongeng, Eragon mendapatkan banyak kisah tentang naga. Dahulu, naga dan penunggangnya bertugas untuk menjaga ketentraman negeri Alagaesia.

Negeri Alagaesia dihuni oleh berbagai makhluk, manusia, elf, urgal, shade, ra’zac, kurcaci dan juga werecat. Namun seorang penunggang yang berkhianat, bernama Galbatorix menghancurkan klan penunggang serta para naga, dan akhirnya menjadi penguasa Alagaesia.

Brom juga mengajarkan ilmu sihir dan ilmu pedang pada Eragon, karena ternyata dia adalah penerus klan penunggang yang diharapkan dapat memimpin perlawanan melawan raja Galbatorix. Setelah mengetahui sejarah klan penunggang, Eragon pun bertekad untuk melawan raja Galbatorix, apalagi setelah pamannya tewas dibunuh oleh utusan sang raja.

Keren banget buku ini, membacanya rasanya nggak pengen keputus dari awal hingga akhir. Menegangkan saat menggambarkan pertempuran demi pertempuran yang diikuti oleh Eragon. Penggambaran kondisi alam dan setting lokasi kejadian juga sangat detail.

Saya pun turut larut dalam kesedihan kala membaca bagian yang menceritakan kematian Brom, sang pendongeng, yang ternyata adalah ayah kandung Eragon.

Selesai membaca buku ini, rasanya tak sabar untuk lanjut membaca buku kedua.

Oh iya, novel Eragon karya Christopher Paolini ini juga sudah dibuat versi filmnya lho.

Buku 2; Eldest

Buku kedua, lanjutan dari Eragon adalah Eldest yang terbit setahun setelah Eragon, artinya tahun 2004

novel eldest

Buku ini diawali dengan kisah kematian Ajihad, pemimpin kaum Varden, yaitu kelompok yang melakukan perlawanan terhadap Galbatorix.  Ajihad kemudian di gantikan oleh putrinya, Nasuada.

Proses penggantian pun tidak mulus, karena ada orang-orang yang menentang Nasuada. Para penentang itu beranggapan seorang wanita tak pantas untuk memimpin kaum Varden. Nasuada harus melakukan adu pedang dengan raja Orrin. Nasuada memenangkan adu pedang tersebut, dan barulah orang-orang yang meragukan kemampuannya mau menerimanya sebagai pemimpin kaum Varden. Eragon mengucapkan sumpah setia pada Nasuada.

Eragon pergi ke Ellesmere, negeri kaum Elf untuk mematangkan keahliannya sebagai penunggang. Disana dia bertemu dengan Oromis, seorang penunggang yang selamat dari pembantaian Galbatorix, beserta naganya yang bernama Glaedr. Mereka berdua banyak memberikan pelajaran pada Eragon dan Saphira tentang kaum penunggang. Hingga suatu saat ia mendapat kabar bahwa Nasuada sedang memindahkan kaum Varden ke negara Surda, sementara Galbatorix mengerahkan pasukannya menyerang Surda. Mendengar kabar ini, ia langsung berangkat menuju Surda untuk membantu kaum Varden.

Pertempuran akhirnya dimenangkan oleh kaum Varden, terutama berkat pertolongan kaum Kurcaci. Namun perjuangan kaum Varden belum berakhir, sebagaimana perjuangan Eragon juga masih panjang.

Buku 3; Brisingr

Lanjut lagi tulisan tentang tetralogi warisan karya Christopher Paolini. Kali ini membahas tentang buku ketiga yang berjudul Brisingr. Buku ini terbit 4 tahun setelah buku kedua, yaitu tahun 2008. Kalau terjemahan bahasa Indonesianya terbit 2009. Jadi kebayang kan bertahun-tahun penasaran, atau bahkan sudah lupa kisah sebelumnya :). Buku ketiga ini lebih tebal dari buku pertama dan kedua. Jumlah halamannya 800 sekian, lumayanlah buat dijadikan bantal

novel brisingr

Buku ini mengisahkan bagaimana Eragon menepati tujuh janjinya, antara lain :

  1. Menyelamatkan Katrina. Katrina adalah kekasih Roran. Roran sendiri adalah sepupu Eragon. Galbatorix menawan Katrina untuk memancing Eragon agar menyerahkan diri padanya. Eragon dan Roran berhasil menyelamatkan Katrina lewat perjuangan dan pertempuran yang tidak mudah, apalagi ternyata ada pengkhianat yang berpihak pada Galbatorix. Dan secara tak terduga, si pengkhianat itu adalah Sloan, ayah katrina sendiri yang tidak menyetujui hubungan Katrina dengan Roran.
  2. Menghapus kutukan pada Elva, namun tidak sepenuhnya berhasil. Elva adalah seorang anak perempuan, yang semasa bayinya diberkati oleh Eragon. Namun eragon salah merapalkan mantra pada saat memberkati Elva, sehingga ia malah seperti mendapatkan “kutukan”, yaitu merasakan penderitaan dan kesakitan orang-orang disekitarnya. Setiap kali ada pertempuran dan banyak orang yang terluka, maka Elva yang menanggung rasa sakitnya.
  3. Kembali ke Ellesmere untuk bertemu Oromis dan melanjutkan pelajarannya.

Empat janji yang lain, nggak seru klo saya tuliskan semua disini 🙂

Brisingr sendiri sebenarnya adalah nama pedang baru Eragon, setelah pedangnya yang lama yang bernama Zar’oc diambil oleh saudara tirinya. Pedang itu akan memancarkan api setiap kali Eragon menyebutkan namanya, sehingga Eragon harus selalu berhati-hati dalam menyebut pedangnya.

Oromis dan naganya, Glaedr, menjelaskan pada Eragon tentang Eldunari, yaitu jantungnya jantung naga. Eldunari merupakan inti dari seekor naga, didalamnya terhimpun kekuatan dan pengetahuan sang naga. Jadi meskipun sang naga telah tewas, pengetahuan dan kekuatannya tetap tersimpan dalam eldunari. Glaedr memutuskan untuk mengeluarkan eldunarinya dan diberikan pada Eragon dan Saphira.

Pada saat terjadi pertempuran di Gil’ead antara pasukan kerajaan dan kaum Varden, Oromis dan Glaedr memutuskan untuk menampakan diri. Nasib malang, Oromis berhasil dibunuh oleh Murtagh. Murtagh adalah saudara tiri eragon yang dipaksa untuk bersumpah setia pada raja Galbatorix. Murtagh memiliki seekor naga yang diberi nama Thorn.

Dengan kematian oromis, maka Eragon menjadi penunggang terakhir, dan harus sendirian melawan Galbatorix.

Buku 4; Inheritance

Sampailah bahasan kita pada buku keempat. Buku yang terbit di tahun 2011 dinegara asalnya sana, edisi terjemahan bahasa Indonesianya terbit 2012. Buku ini adalah buku yang paling tebal diantara tiga buku yang telah mendahuluinya. Jumlah halamannya ada 900 sekian

novel inheritance

Gambar covernya tetap sama, yaitu kepala naga. Warna sampulnya saja yang berbeda.

Jadi, isinya inheritance apa?

Isinya masih tentang perjuangan kaum Varden yang dipimpin oleh Nasuada yang mulai bergerak merebut kota-kota yang berada di bawah kekuasaan Galbatorix. Satu persatu kota dikuasai, dengan perjuangan berat tentunya. Banyak pejuang yang gugur maupun terluka. Pasukan terus bergerak mengarah ke ibukota yaitu Uruba’en.

Suatu malam, perkemahan kaum Varden diserang oleh pasukan kerajaan yang dipimpin oleh Murtagh dan Thorn. Mereka berhasil menculik Nasuada! Peristiwa ini tentu saja membuat eragon dan pemimpin pasukan yang lain cemas, mereka takut dengan ketiadaan Nasuada di tengah-tengah pasukan, akan melemahkan semangat para pejuang.

Eragon pun masih belum menemukan cara untuk mengalahkan Galbatorix, padahal pergerakan pasukan makin mendekati ibu kota. Lalu dia teringat sebuah ramalan kuno, yang menyatakan bahwa jika suatu saat dia merasa lemah tak berdaya, dia harus menuju Karang Kuthian untuk menemukan ruang jiwa-jiwa. Tapi dimanakah Karang Kuthian itu?

Bersama Saphira dan eldunari Glaedr, Eragon bertekad untuk mencari dan menemukan Karang Kuthian. Berangkatlah mereka menuju Vroengard. Perjalanan yang tidak mudah karena Saphira harus terbang diatas lautan dan menantang badai. Namun akhirnya mereka tiba juga disana.

Pencarian Karang Kuthian dan ruang jiwa-jiwa pun tak mudah. Mereka butuh waktu berhari-hari, karena pintu menuju ruang jiwa-jiwa hanya dapat dibuka jika Eragon mengetahui nama sejatinya. Berhari-hari dia merenung, bertanya-tanya tentang siapa dirinya sebenarnya. Saat hampir putus asa, barulah dia menemukan nama sejatinya.

Ruang jiwa-jiwa ternyata berisi ratusan eldunari dan telur naga! Mereka disembunyikan jauh dibawah tanah dan dilindungi dengan mantra-mantra Galbatorix agar tak ada orang yang dapat menemukannya. Tentu saja Saphira sangat senang karena ternyata generasinya belum benar-benar punah, dia bukan naga terakhir.

Dari Vroengard, mereka langsung menuju Uruba’en untuk bergabung dengan pasukan Varden. Sementara itu di kerajaan, Nasuada mengalami banyak siksaan dan dipaksa untuk menyatakan sumpah setia pada Galbatorix.

Pertempuran pun akhirnya pecah. Dengan cara yang tak mudah, Galbatorix berhasil dibunuh. Namun setelah itu serasa ada yang hilang dalam diri Eragon, karena merasa tak punya lagi tujuan hidup. Tujuannya selama ini adalah mengalahkan Galbatorix, dan kini setelah berhasil, apa yang harus dia lakukan?

Pada akhirnya, Eragon memang punya tugas lain, yaitu mencari tempat bagi telur-telur naga untuk menetas. Setelah itu, dia dan Saphira harus membimbing dan membesarkan bayi-bayi naga itu.

Pelajaran dari Tetralogi Warisan

Yah, selesailah sudah menuliskan sedikit isi novel tetralogi warisan, Eragon yang ditulis dari 2003 dan berakhir di Inheritance yang ditulis pada 2011. Untungnya si penulis, Christopher Paolini, diawal bukunya memberikan rangkuman kisah-kisah dibuku sebelumnya, jadi bagi yang sudah agak-agak lupa hingga benar-benar lupa, serasa diingatkan kembali.

Membaca buku ini, selain mendapatkan jalinan kisah yang bagus dan mengasyikkan juga bisa memberikan banyak pelajaran. Pelajaran yang saya dapatkan dari membaca tetralogi warisan adalah :

  • Bagaimanapun jalannya, kebaikan akan mengalahkan kejahatan. Ada kalanya orang yang berbuat baik itu akan mendapat penentangan dari berbagai pihak, tak ada yang mendukung. Sendirian. Namun tetaplah berbuat baik.
  • Bahwa manusia hidup harus memiliki tujuan. Tujuan ini lah yang akan menggerakkannya, memupuk semangatnya untuk terus berupaya mencapai tujuannya. Jadi jangan nyinyir kalau ada yang tiap awal tahun menuliskan resolusinya, ini adalah salah satu cara menyemangati diri untuk mencapai tujuan hidupnya.
  • Menentang kejahatan atau perbuatan tak adil bisa dilakukan dengan perbuatan. Jika tak mampu maka bisa dilakukan dengan ucapan. Jika tak bisa karena ketakutan akan berbagai hal, maka tentanglah dengan hati.
  • Ada kalanya rencana yang sudah disususn dan disiapkan dengan rapi, ternyata tak bisa dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Ada saja penghalangnya. Jangan marah dan putus aja.

Itulah beberapa pelajaran dari novel tetralogi warisan karya Christopher Paolini. Kamu pernah membaca salah satu novel itu?

Baca yang ini juga

49 thoughts on “Tetralogi Warisan, Berawal dari Eragon, Berakhir di Inheritance

  1. Terima kasih resensinya Jeng Nanik, belum membaca satupun dari tetralogi tersebut. Selamat merampungkan buku ketiga dan keempatnya Jeng, Salam

    1. Aku juga terpesona dengan Eragon!

      Dan karena waktu itu bacanya pas masih bokek berat (baru melahirkan ke tiga kalinya) jadi larinya tu uang ke susuuuu Pampers susuuuuu pospak susuuuu lagiiii plus plus masuk sekolah Abang abangnya hihi

      Nah sekarang aku mau baca lagi ah, kebetulan ada yang bisa download di baca online. Thanks ya jeng Nanik!

    2. Daku belum pernah baca tetralogi nya Christopher Paolini ini. Dan menurutku baca rangkaian kisah seperti ini nggak hanya bikin penasaran tapi juga menantang, dan mendebarkan karena selalu mengikuti kisahnya

  2. Itu Nasuada harus melakukan adu pedang dengan raja Orrin dulu baru orang-orang mau menerimanya sebagai pemimpin kaum Varden. Keren ya wanita ini

  3. Mbak, ternyata mbak penggemar buku-buku ini ya…saya sering lihat dipajang di toko buku, tapi nggak kebayang buat beli apalagi bacanya…saya mungkin lebih pilih musashi, yang latar belakang ceritanya di Jepang, soalnya buku-buku eiji itu akhirnya saya koleksi lengkap karena suka dengan alur dan penggambaran tokohnya…hehe, untung kita nggak rebutan buku yang sama ya, mbak?
    😀

    1. hihihi saya juga suka musashi dan juga taiko 🙂
      sekarang lagi baca karya eiji yang lain, yaitu Taira no Masakado

  4. Aku seriiinggg lihat buku2 ini di rak buku laris Gramedia mbaa
    Yeayy, akhirnyaaaa…. senaanggg bisa baca resensi/review-nya
    Ternyata menarik banget ya Mba

  5. Buku ke-3 sebanyak 800 halaman? WOW banget mbak, memang lumayan bisa dijadikan bantal haha. Kira-kira setebal serial Twilight kali ya.

    Aku belum pernah lihat dan baca bukunya. Sekilas sudah bisa bayangin seperti apa ceritanya. Salut buat mbak Nanik yang setia membaca tetralogi ini sampai tuntas. Kalau dilihat waktunya, 8 tahun bukan waktu yang singkat bagi penulis untuk membuat buku tersebut.

    Suka dengan poin-poin pelajaran yang didapatkan. Jadi ikut memetik pelajarannya.

  6. Hiks waktu di Gramedia saya pingin banget beli, waktu itu maunya langsung 4 buku, eh malah lupa

    Karena saya suka buku berseri seperti ini, kaya Lord of the rings, Harry Potter, membuat kita berimajinasi jauh… Jauh …dan serasa ikut tentang, ketemu elf dan hobbit 😁😁😁

  7. wah rajin bacaya mbak
    bisa tamat semua tetraloginya
    klo aku belum pernah baca semuanya mbak, cuma pernah lihat di toko buku saja

  8. ini buka kapan yaa. ada 1 buku yang pernah ku baca. dan baru sampai alur ke dua cerita buku tersebut. dan itu minjam punya sepupu.

  9. Nah..ini dia review novel Eragon. Aku duluan nonton filmnya yang meski bagus katanya gagal, karena menyimpang dari cerita di novelnya. Maka enggak ada sekuelnya. Padahal novelnya tetralogi ya, Mbak. Ku jadi penasaran baca.
    Meski tebal kalau bikin penasaran memang ya kalau belum halaman terkahir enggak mau berhenti baca

  10. Sering dan familiar masih eragon lainnya belum, masih tiga lainnya ternyata masih jadi pe er karena belum menyimak. Sepertinya novel yang belum terbaca membuat cerita menjadi kepo

  11. Ulasannya membuat saya kepingin baca juga. Tapi benar sih, saya sepertinya pernah menonton film atau animasi ya. Tentang naga dan penunggangnya. Entahlah. Lupa. Hehehe

  12. wuaaa mba udah baca semua edisi tetralogi ini ya.. Saya baru baca dua eragon dan eldest,, hikss jadi pengen lanjutin deh, Kisah petualangan dan romansanya dapet banget dan suka dengan cara bertuturnya. Wihiii bisa masuk list bacaan tahun ini ga ya? Hmmmm..

  13. Mba Nanik, membaca Series Eragon belum pernah. Tapi nonton yang awal Eragon dulu udah. Saya suka nonton film yang berisi imajinasi begini. Apalagi editingnya bagus banget Mba. Ditambah view dari filmya dengan latar yang asri semakin bikin hijau mata.
    Bukan gak suka baca, takut larut gak bisa move on kalo sudah habis. Hihihi

  14. Jujur, saya belum pernah lihat buku ini. Haduuuh kemana saja saya selama ini. Kalaupun saya menemukannya, pasti saya memerlukan waktu lama untuk menuntaskannya apalagi sampai bersambung-sambung gitu, Salut deh sudah menuliskannya di sini, setidaknya ada gambaran dan bisa memicu ketertarikan saya untuk membacanya juga.

  15. Udah baca semuakah Mbak???? Aku penasaran sih sama ceritanya…. sering tahu buku ini di gramedia tapi mau beli kok mikir2 soalnya mahal banget dan tebel yaa… takut gag kebaca. Lah terus akhir2 ini suami godain mau dikado novel2 itu kalau ulang tahun… hihihi

  16. Dari ketiga cerita tersebut aku suka yg eragon hihihi menantang ya daan bikin penasaran, gak sabar pingin baca dari awal sampe akhir

  17. ini genre kakak aku yang kedua mbak nanik, aku pernah lihat dia juga lagi baca novel ini. kalau aku belum sampe ke sana ceritanya hihi…tapi sekilas aku pernah tau doang film eragon ini

  18. Wah saya gak ngikutin Eragon ini. Taunya ya cuma di Eragon aja, gak sampe Inheritance. Itupun karena difilmkan. Asyik juga ya kalo mengikuti bukunya sampai habis.

  19. Aku tahunya eragon doang. ternyata ada tetraloginya ya. wah seru nih. memang kebaikan itu butuh jalan yang lurus ya. banyak rintangan untuk tetap menjadi baik. kebanyakan kita pada akhirnya jadi jahat juga ketika kebaikan yang kita lakukan tak dapat menahan diri kita untuk tetap sabar. inspiratif banget. eh aku suka saphira. naganya lucu. gak serem seperti naga di tempat lain. hihihi…

  20. Aku malah belum ngeh sama buku Eragon kayak gini hihihihi 🙂 Tetralogi Warisan sepertinya belum tersentuh buatku deh. Bukunya mayan tebel juga kudu punya waktu santai nih biar nyaman. Thanks udah review di sini, kita jadi tahu deh. Suka sama poin di atas, setuju banget manusia hidup harus punya tujuan.

  21. Poin ketiga kesimpulannya, sesuai dengan ajaran Islam ya Mbak. BTW, ini kalau diketahui oleh suamiku, dia bakal nyari bukunya nih, dia suka buku seperti ini hehehe.

  22. Belum pernah baca semuanya nih mba.. waw melahap buku setebal ini rasanya luar biasa ya mba. Review bukunya terasa banget😁 mba kelihatan suka banget buku inii. Makasih udah nulisin pesan moralnya jugaa

  23. tetralogi ini termasuk best seller di gramedia ya mbak
    karena pas aku ke gramed, aku lihat buku buku ini diletakkan di rak best seller
    emang seru ya ceritanya
    pasti akan seru lagi klo diangkat ke layar lebar

  24. Novel-novel ini seperti cerita narnia dan how to train your dragon yah, kisahnya mungkin ga mirip tapi aura ceritanya seperti itu. Aku jarang baca novel luar negeri, masih suka dalam negeri aja hehehe.

  25. Saya belum pernah baca buku ini. Tetapi, jadi mengingatkan saya dengan Harry Potter. Kalau udah suka, bakal ditunggu banget buku berikutnya. Seberapa pun tebalnya, akan dibaca dengan cepat

  26. Saya belum pernah baca buku-bukunya, tapi pernah nonton film Eragon. Tentang pemuda yang menunggang naga dan newbie lalu melawan sang musuh. Ternyata ada kelanjutannya toh. Jadi penasaran nih, bagaimana kisahnya.

  27. Wuih keren bacaannya. Aku belom Baca satu pun novel ini. Tapi sering lihat semuanya saat ke toko buku online. Jadi penasaran deh kepengen Baca.

  28. Buku² yang tebelnya bisa buat jadi bantal. Buku ini banyak sekali penggemarnya kok ya… Cuma ini bukan genre saya jadi belum tertarik untuk baca. Btw, thanks ulasannya mbak 🙏

  29. belum mba, malah baru tahu nih buku tetralogi warisan ini di sini.
    you know what then, I imagine it as a movie…iya mba aku malah ngebayangin ini jadi film layar lebar gitu seru keknya

  30. Familiar banget dengan serial ini saking seringnya ada di rak buku laris..tapi belum pernah baca.. terakhir baca serial fantasi tebal tuh Harry Potter..

  31. Keren banget bisa baca keempat2nya mbak. memang kalau buku2 kyk gtu bacanya jgn kepisah2 ya hehee
    Owalah Eragon yang film itu ternyata berasal dari novel ini to, baru tahu hehe

  32. Belum pernah tahu buku dan kisahnyaa. Tapi semuanya membawa ke petulangannyaaa dan menyelesaikannya juga butuh waktu panjang yaaa.

  33. Salut deh mbak udah tuntas baca ini, aku sepertinya cukup baca reviewnya aja nih nggak kuat dengan buku bacaan yang tebal-tebal sekarang soalnya belum ganti lensa kaca mata hehe

  34. aku punya novelnya nih dan belom kebaca sampe sekarang dong.. wahahahahaaaa.. biasanya kalo memulai novel tebel emang agak berat, pas udah mulai malah susah berenti. Hihihi. Abis baca postingan ini jadi penasaran pengen baca juga nih, wait ah mau ngubek lemari buku duluuu. hihi

  35. Aku belum baca semuanya, karena kalau baca novel atau buku gitu kebanyakan tentang drama atau semacam chicken soup. Tapi pernah dulu waktu masih pacaran dengan suamku, dikasih dong itu novel Twilight tapi dalam habasa Inggris.

  36. Menarik ya mba… Next aku mau baca sendiri novel2 ini dn jbleb bnget kesimpulannya bahwa bagaimanapun jalannya, kebaikan akan mengalahkan kejahatan. Walaupun orang yang berbuat baik itu akan mendapat penentangan dari berbagai pihak

  37. Tentang manusia yang harus memiliki tujuan, ini adalah salah satu prinsip hidupku sih Mak. Aku nggak bisa kalau misal ditanyain “pengen melakukan apa tahun depan” dan nggak punya jawabannya. Harus punya walau mungkin masih sekedar cita-cita. Tapi harus bisa jawab karena tanpa tujuan, artinya kita nggak ngerti mau jalan ke mana. Terus buat apa hidup?

  38. Aku belum pernah baca satupun mbak dari tetralogi nya. Terima kasih resensinya. Tapi sepertinya bacaanya berat ya. Bacaanku seputar roman drama percintaan aja . Hahaaha.

    Atau kalau buku yang ringan-ringan semacam bukunya Tere Liye, Andrea Hirata atau Trinity.

  39. Aku yakin, ceita di bukunya bakalan jauuuhh lebih dalam dibanding filmnya, tetapi sepertinya aku mau nonton nih Eragon. Ngga sempet baca bukunya. Tapi kayaknya asik sih, hahaha. duh candu sooalnya kalo udah baca buku yg cakep. Bikin patah hati kalo selesai baca.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: