FamTrip Palembang 2020 diselenggarakan oleh dinas Pariwisata kota Palembang pada tanggal 5-8 Februari 2020, senang sekali karena saya terpilih menjadi salah satu pesertanya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan beberapa destinasi wisata di kota Palembang pada masyarakat. Blogger, vlogger maupun media diharapkan bisa menyebarkan info tentang pariwisata di Kota Palembang.
Perjalanan Menuju Palembang
Dari Malang, saya berangkat pukul 03.45 dini hari menuju Terminal Arjosari. Sekitar pukul 4 saya naik bus menuju Surabaya. Karena masih ngantuk, tertidurlah saya di dalam bus. Terbangun saat sudah menjelang tiba di terminal Purabaya.
Dari terminal Purabaya, saya lanjut naik bus damri menuju Bandara Juanda. Menjelang pukul 6 saya sampai di Bandara. Chek in lalu menuju ke ruang tunggu. Masih 2 jam sebelum jadwalnya naik pesawat. Oh iya, saya naik lion air.
Kenapa pilih lion?
Karena cuma Lion yang melayani penerbangan Surabaya-Palembang langsung. Kalau maskapai lain, harus transit di Jakarta. Kalau penerbangan langsung, kan harga tiketnya juga lebih murah. Alhamdulillah penerbangan kali ini tepat waktu.
Menjelang pukul 11 siang, pesawat yang saya tumpangi dari Surabaya, mendarat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
Keluar dari bandara, sudah ada panitia yang menjemput. Kamipun lalu diajak singgah di Tourist information center. Di sana sudah ada beberapa teman yang terbang dari Jakarta, bergabunglah kami dengan mereka.
Istirahat dulu di sini, sambil menikmati kudapan yang telah disediakan oleh panitia. Lumayan buat pengganjal perut. Sedari berangkat dari Malang, perutnya baru terisi air aja.
Pengalaman Naik LRT
Setelah beristirahat sebentar, kami pun diajak naik ke lantai 2, menuju stasiun LRT. Jadwal kereta yang akan kami naiki adalah pukul 11.10. Harga karcis untuk naik LRT ini adalah 10 ribu rupiah per orang. Rute LRT berawal dari bandara dan berakhir di stadion Jakabaring. Dalam perjalanan tersebut tentu saja melewati beberapa stasiun.
Banyak juga calon penumpang LRT yang sudah menunggu di lantai 2 ini. Ada serombongan anak kecil berseragam juga. Sepertinya anak-anak TK, beserta 2 orang guru pendamping. Lagi outing class kali, mengenal alat transportasi. Ngelihat rombongan gini, saya langsung kebayang repotnya bepergian bawa anak kecil. Apalagi naik alat transportasi umum.
Dengan menggunakan barcode yang tertera di tiket, kamipun masuk area untuk menunggu kereta. Usai masuk, karcisnya jangan dibuang ya, karena distasiun tujuan nanti, untuk keluar dari stasiun, harus scan barcode lagi.
Sepanjang perjalanan, kita bisa menikmati pemandangan kota Palembang dari atas. Lalu lintas di jalan raya, pemukiman penduduk, gedung pemerintahan. Asyik juga melihatnya dari ketinggian gini.
Kami turun di stasiun Bumi Sriwijaya, lalu lanjut naik bus menuju Hotel Emilia. Setelah registrasi, chek in dan meletakkan bawaan di kamar, kami pun diajak menuju resto Kapal Selam. Emang udah pas jam makan siang juga. Perut juga udah minta jatah mau di isi. Ngantuk dan capek sebenarnya. Tapi karena antusiasme yang tinggi pengen tahu lebih banyak suasana kota Palembang, lelah dan ngantuk itupun terkesampingkan.
Makan Siang di Resto Kapal Selam
Resto Kapal Selam terletak di simpang empat Jalan Angkatan 45, Palembang. Resto terbilang baru usinya. Soft openingnya aja baru dilaksanakan bulan April 2018.
Suasana Resto Kapal Selam
Resto ini terdiri dari 2 lantai. Di lantai 1, kita bisa melihat pilihan menu yang tersedia. Disini juga kita bisa melihat proses pembuatan pempek secara langsung. Pempek terbuat dari ikan dan sagu, dengan saus berwarna hitam kecoklat-cokelatan atau disebut cuko dalam bahasa Palembang. Saus cuko ini dibuat dari campuran air, cuka, gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih dan garam. Tersedia dua jenis saus cuko. Ada saus cuko pedas dan saus cuko manis bagi yang tidak menyukai pedas.
Sesuai dengan namanya, menu andalan di sini adalah pempek kapal selam. Pempek yang diisi dengan telur ayam, berbentuk bulat menyerupai kapal selam. Melihat pegawainya yang terampil membuat pempek, banyak yang terkesima. Cekatan sekali tangannya. Karena udah pekerjaan sehari-harinya kali ya. Kalau saya, mungkin bisa seharian nih untuk bisa bikin pempek kapal selam gini. Bikinnya seharian, makannya sekejab aja.
Ruang makan terletak di lantai 2. Untuk menuju lantai 2, kita harus melewati tangga kayu. Kayunya sepertinya udah berusia lama, berwarna hitam. Entah kayu pohon apa, yang pasti masih kokoh dipijaki oleh para tamu. Yang unik dari tangga ini adalah ada tulisannya di setiap anak tangga. Tulisan itu adalah nama-nama kampung di Palembang pada jaman dahulu
Menu Makan Siang di Resto Kapal Selam
Menu yang kami nikmati disana adalah nasi goreng Assegaf. Nasi dengan topping daging kambing, warnanya kuning. Tadinya saya kira itu adalah nasi kuning, ternyata nasi goreng. Sebagai pelengkap, ada ayam goreng, kerupuk dan juga lalapan.
Selain nasi goreng Assegaf, kami juga mencicipi pempek, kue kumbu kacang merah dan juga srikaya. Udah bisa nebak dong menu apa yang habis duluan? Pastinya pempek paling cepat habis. Pempeknya lembut, cukonya juga mantap.
Interior di lantai 2 sangat bagus, terbuat dari kayu. Terdapat satu ruangan besar, bisa buat meeting dan dilanjut makan siang, selain ruang besar itu ruang lain dengan meja kursi bagi pengunjung yang jumlahnya sedikit. Toilet dan tempat wudhu pun tersedia, bersih dan air mengalir lancar. Sayang, tempat sholatnya kecil dan tempatnya nyempil. Hanya cukup untuk 4 orang jika melakukan sholat berjamaah di sini.
Resto kapal selam juga melayani pemesanan pempek untuk oleh-oleh, ada beberapa paket yang ditawarkan. Harganya juga bervariasi, tergantung banyak sedikitnya jumlah pempek dalam tiap paket.
Menikmati Durian di Pasar Durian Kuto
Hari terakhir di Palembang, usai makan malam dan evaluasi kegiatan bersama para pejabat dari dinas Pariwisata Kota Palembang, kamu menuju pasar durian Kuto.
Bagi yang berasal dari Jawa, ini surganya durian. Harga durian perbuahnya mulai dari 10 ribu rupiah saja. Kalau pas masa panen, malah bisa cuma 5 ribuan.
Karena nggak bisa milih mana yang bagus, matang dan manis, serahkan saja pada ahlinya, alias si penjual. Disini, kalau yang dibuka ternyata nggak manis, bisa kok tukar dengan yang baru.
Coba ya, malam itu saya bawa wadah, udah borong durian dan pulang bawa durian kupas. Kalau di Malang kan mahal, dan belum tentu rasanya manis.
Puas makan durian kamipun kembali ke hotel. Saatnya beristirahat dan packing, karena esok kami akan kembali ke tempat masing-masing.
Gitu doang? Masa cuma 2 tempat yang dikunjungi?
Destinasi Lainnya Mana?
Itulah awal dan akhir Famtrip Palembang 2020 yang saya ikuti dari tanggal 5 sampai 8 kemarin. Destinasi lainnya? ada banyak. Cape saya nanti ngetiknya kalau dituliskan dalam satu postingan.
Sebagai gambaran aja, hari pertama setelah dari resto kapal selam, kami menuju ke hotel Novotel, keliling area hotel yang luasnya 9 hektar. Setelah itu mampir ke outlet Palembang lamonde. Malam harinya menghadiri wellcome dinner di kedai tiga nyonya.
Hari kedua, kami naik kapal menyusuri sungai Musi, singgah di area makam Sultan Mahmud Badaruddin I, Ki Sabokingking dan Ki gede Ing Suro. Kami juga mengunjungi kampung Al Munawar, kompleks kampung arab tertua di Palembang. Menikmati makan siang diatas kapal lanjut mengunjungi event Cap go Meh di Kampung Kapitan.
Malamnya kami makan malam di Martabak Har, lanjut naik kapal menuju pulau Kemaro untuk menyaksikan acara puncak perayaan Cap Go Meh.
Hari ketiga, kami mengunjungi bayt Al Quran Al Akbar, lanjut ke rumah Limas demang dan juga museum Balaputra Dewa. Tak lupa mampir tempat oleh-oleh lalu lanjut melihat dari dekat Lawang Borotan.
Malamnya kami makan di rumah makan Lenggok dan lanjut makan durian.
Cukup banyak kan tempat yang kami datangi. Makanya terlalu panjang kalau dibuat satu postingan.
Jadi, tunggu tulisan-tulisan saya selanjutnya ya.
dududuuuu… liat ini berasa ngences deh,. mulai dari duren sampe kuliner nasi goreng assegaf gitu.. uenaaaak
Enak semua pokoknya mbak
yummy…
apalagi kalau di jakarta ada MRT…di sini ada LRT. pengen seru naik lalu makan yg enak3 itu juga nih
semoga suatu saat bisa ke Palembang juga, Mbak
Hahaha. Senangnya. Aku ga berani banyak makan duren. Padahal doyan lah.
Faktor U emang nggak bisa bohong ya
Masya Allah seru banget acara ngetrip ke Palembang ya apa lagi makan pempek selam, yang memang top kalau langsung dari Palembang
iya mbak, asli dan masih fresh
Waduhh kayaknya di semua pelosok Pulau Sumatera itu surga durian ya. Setelah ke Medan dan sekitarnya, semuanya menawarkan durian hehehe surga banget pokoke
betul, Saya sudah mencicipi durian Medan, Palembang, Bengkulu, dan Aceh
Keduanya favorit aku, pempeknya agak pedas sedikit dan durian + ketan mantul
Toss… sama dong kita
Mbak Nanik aku bisa simpan nih tempat-tempat yang wajib dikunjungi di Palembang.
Desember lalu ke sini dan belum puas nih.
Rencana ke Palembang lagi karena sekarang sudah ada tol jadi gampang sekali.
Dan ini kuliner Palembang nbikin ngiler lihatnya
silakan mbak.
iya, kabarnya setelah ada tol, Jakarta – Palembang bisa ditempuh 5 jam saja pakai jalur darat
Benar, Mbak..yang lama antri di kapal penyeberangan. Di luar itu mudah karena via tol semua.
Saya masih belum puas kulineran soalnya hahaha. Pempek di sana asli enaknya, meski ada cabangnya di Jakarta rasanya beda
Belum lagi durian seperti di artikel ini..duh, begitu menggoda
Wah, LRT di Sumatra sudah beropreasi. terlihat bersih dan nyaman sekali ya.
Pempek kapal selamnya bikin ngiler nih Mbak. Kalau durian… kebetulan punya pohonnya. Alhamdulillah, rasanya enak. Tapi penasaran juga sih, pengem maem durian Palembang.
iya mbak, sejak pelaksanaan asian games kemarin sudah aktif beroperasi
Seruuuu khanmaen ya Mba. Bangga banget kalo blogger semakin diakui eksistensinya dan diajak FamTrip semacam ini. Have fun buangeettt pastinya yaaa
iya mbak, seneng rasanya eksistensi blogger semakin banyak yang tahu dan menghargai
Duh senangnya, apalagi kulinernya
nasi goreng Assegaf, pempek, kue kumbu kacang merah dan juga srikaya. Durian.
Surga kuliner sesungguhnya, …nyam..
nyam
pokoknya, abaikan niat diet untuk sementara hehehe
Penasaran dengan keseruan famtrip Palembang ini, mbak. Terutama puncak acara Cap Go Meh di pulau Kemaro, atau menyusuri sungai Musi. Menarik semua ya kegiatannya
iya mbak, banyak hal baru yang saya peroleh di palembang kemarin
Aw aw aw, seketika hatiku meleleh membaca durian seharga Rp 10 ribu per buah bahkan bisa Rp 5 ribu per buah. Keingetan harga durian di sini yang ajiiib. Makanya makannya sedikit aja, bukan karena khawatir mabuk durian, tapi dihemat-hemat memang, hahaha …
Ditunggu lanjutan ceritanya nih, Mbak. Pas banget, Palembang itu salah satu kota yang kepengen banget aku kunjungi.
hihi iya, di sini 5 ribu buat parkirnya aja. Durian yang bagus minimal 50 ribu per buah
Meski sesama di Sumatera, tapi aku belum pernah ke Palembang. Insya Allah someday @?aku bisa ikutan trip gitu.
semoga suatu saat bisa ke palembang ya mbak.
Senang banget bisa ikut famtrip dan ketemu teman-teman di sana, aku belum kesampaian main ke Palembang lagi, belum bisa daftar famtrip padahal pengen banget Napak tilas zaman SMA di Palembang hihi
Semoga nanti ada kesempatan ke Palembang ya mbak, bersama keluarga lebih asyik
Wah, seru ya Mbak. Pempek dan durian adalah makanan favorit saya. Tapi belum pernah ke Palembang. Kira-kira rasanya sama tidak ya dengan pempek dan durian di Jawa?
lebih enak yang di sana mbak
Wah sudah sampe palembang..belum musim duku ya..asyik juga loh metik duku..next mampir ya ke rmhku hehe
iya nih, padahal duku palembang kan terkenal manis, yang sampai di Jawa biasanya nggak terlalu manis, mungkin karena dipetik pas masih muda.
Kemarin pas lewat pasar, lihatnya banyak cempedak, cari-cari duku nggak nemu
Hwaa asyiknya bisa makan mpek-mpek langsung di tempat asalnya, terus melihat proses pembuatannya juga. Itu durian besar-besar ya mbak duh jadi ngiler. Aku tunggu cerita-cerita perjalanan selanjutnya 🙂
stay tune ya mbak, nunggu kerjaan di dunia nyata kelar dulu, baru lanjut ceritanya
Jadi nambah berapa kg nih? hahaha
ooh kalau nasi goreng di sana krupuknya pake emping ya??
itu ayam gorengnya warna keemasan menggoda bangeeeeeeeeet
aku sembunyikan timbangan mbak.
Iya, di sana rata-rata kerupuknya pakai emping. Yang kena asam urat menjauh deh
wuah enak banget
kupengen nyobain pempek yang khas palembang banget dah
terus ngebandingin dengan yang ada di kotaku Lumajang, apakah sama?
haha
kalau di palembang pakai ikan gabus, atau ikan belida. kalau di jawa, biasanya pakai ikan tenggiri
Seru banget famtripnya… keren sih kak, bekerja rasa main. 😄😄 aku pengen juga deh… be high quality blogger kaya kak nanik👍
rajin nulis, tingkatkan kualitas tulisan, pasti bisa
Wuih seru banget ini acaranya ya. Iya nih, jadi kepengen makan pempek asli Palembang. Apa bedanya sama pempek yang di sini? Terusnya, belom tahu juga dengan durian Palembang. Tahunya durian Medan.
pempek di sana lebih lembut mbak, biasanya pakai ikan gabus atau belida. Klo di jawa kebanyakan pakai ikan tenggiri
Puas ya, mbak, makan durennya… Di Jawa jarang-jarang.
heheh iya, klo di jawa mikirnya lama klo mau beli durian, mahal
palembang banget ya, ada durian dan pempek. itu tangganya lucu, deh. jadi sekalian belajar sejarah.
iya mbak, jadi tahu nama-nama kampung di masa lalu
Wuah menu di kapal selam itu keliatan enak2 semua.
Makan pempek nggak boleh terlewatkan kalau pergi ke Palembang ya mbak.
Itu duriannya harganya murah ya, surga banget bagi yang suka durian 😀
hihi iya mbak, puas puasin makan durian pas di sini, kalau udah balik ke Malang, mikirnya berulang kali klo pengen beli durian
Waduh ngiler lihat pempeknya, sudah lama banget ngak ke Palembang soalnya ibuku orang Palembang. Sekarang sudah bagus ya Kota Palembang, ada LRT-nya kerenlah, mau jalan darat juga deket, dari Bandar Lampung ke Palembang sekitar 3-4 jam, noted ah…pingin juga ke Palembang lagi, tapi aku ngak suka durian.
Selain durian banyak pilihan lainnya mbak. Iya kabarnya tol lintas sumatera udah mau rampung pengerjaannya.
Belum puas makan pempek di Kapal Selam, mbak. Pengen makan yang pempek kapal sepamnya. Karena saking enaknya kali ya teman-teman pada lahap. Hehehe.
hehehe lapar dan enak, perpaduan yang pas membuat makanan cepat tandas
Duriaaan dan mpek empek ini kuliner kesukaan aku mbaa. Eh anakku juga suka. Dan kami belum pernah ke Palembang. Smoga suatu saat nanti 🙂
Semoga tahun ini bisa ke sana bersama keluarga mbak
Seketika pengen makan pempek dan durian yak, seru banget karena jalan2nya bareng keluarga
Jalannya sama teman-teman blogger mbak, tapi udah serasa keluarga juga sih
Hwaaa seru banget mbak, pengen ikut… Pempek, durian, martabak pasti enak banget makan di tempat asalnya…
Pengen deh mba xplore palembang seru bngt y kpingin ngerasain mpek2 asli Sana dan durian palembang yg terkenal enaakkk, next bisa ikutanlah aplg bareng temen2 blogger
Semoga berkesempatan ke Palembang dan mengeksplorasi tujuan wisata dan kuliner di Palembang
iya mbak, seneng banget pokoknya
Mba seneng deh nih bacanya, seru juga yah diawali makan pempek lalu durian mmm maknyosss btw beberapa minggu lalu aku dikirimin kakak pempek asli palembang asli enak banget ih hahaha
Rasanya beda dengan pempek yang dibuat di Jawa ya
Seru nih bisa lihat pembuatan Pempek secara langsung. Kalau duriannya, pas deh! Aku gak suka…. Senangnya bisa jalan-jalan
kalau gitu, jatah duriannya buat aku ajah ya mbak
Kalo duren aku g begitu tergoda. Tapi kalo pempek, itu suka bikin aku khilaf.
boleh kan ya sesekali cheating klo ketemu pempek?
famtrip yang luar biasa sekali dan sungguh nikmat dari pempek hingga durian pun ada, kebayang lezat
nggak puas kalau cuma dibayangin mbak
Duh, saya mampir ke sini di saat Bandung sedang diguyur hujan. Jadi ngebayangin enaknya makan pempek hangat di kala cuaca dingin seperti sekarang ini.
Apalagi kalau pempek asli dari Palembang, pasti mantap ya, Mbak
mantap mbak, kalau anak sekarang bilangnya endess.
Di Malang sudah beberapa hari ini nggak hujan mbak, mendung aja
Jadi kangen empek-empek kapal selam langganan aku pas baca ini. Sumpah ngencess liatnya. Hihi. Durian disini jg udah mulai ganti musim. Kemarin dapet harga 10rb sebiji padahal.
udah nggak puncak masa panen ya mbak, jadi harganya mulai naik
Aku suka makan pempek suka juga makan durian suka semuanya pokonya ya ampun pengen ke Palembang akuh
semoga suatu saat bisa ke Palembang ya Mbak, berfoto dengan latar belakang jembatan ampera
Seru banget ini jalan-jalan sama teman-teman blogger juga ya mbak. Kalau ke daerah gini emang wajib banget kulineran ya, apalagi makanan khas daerah tuh kudu banget dicobain deh.
Ya Allah Mbak, aku mah ngiler sama duriannya. Duuh mana khas asli Sumatera Selatan ya itu. Pengen banget nyobain langsung di sana.
Waah seru banget ya mbak. Aku malah gak tau kalau ada pendaftaran famtrip buat blogger. Asyik banget pasti kalau bisa ikutan. Semua akomodasi termasuk pesawat di tanggung panitia mbak?
akomodasi disana di tanggung panitia, mbak. Tapi untuk tiket pp dari daerah asal-palembang di tanggung masing-masing
Durian dan pempek.. Surga duniaaa.. Jadi ngiler baca ini
Aku seneng banget deh,kalau juga punya kesempatan liat langsung proses pembuatan pempek kapal selam yang terkenal di seluruh indonesia.
Makanya waktu sodara ibu mau berkunjung ke Bengkulu seneng banget,karena udah pasti oleh-oleh yang dibawa pempek
Cant wait tulisan selanjutnya…. Sebagai pecinta pempek dan duren beneran ngeces lihat-lihat fotonya Btw bawa durian dibawa ke pesawat dalam box gitu boleh ya mbak?
Seneng iiih bisa jalan-jalan dan kuliner ke Palembang. Dijamin enak-enak deh. Pempek Palembang dimakan di Palembang. Sippp. Banyak yaa blogger yang dapet kesempatan ikut Familiy Trip. Beberapa aku kenal wajahnya…
Palembang, pengin bangettttt bisa menapak di sana. Padahal tiap minggu suami tugas ke sana, tapi kan suami yak, kita2 kagak diajak, hahaha. Btw aku paling pengin ke Jembatan Ampera, ke pasar tradisionalnya, Nyoba LRT kemudian kulineran, tetep
Mba Nanik, aku ngences ah liat pempeknya. Belum lagi durian yang harganya murcee amat..
Di Medan dapet harga 10 ribu itu udah paling mini mba..
Ya Allah bikin ngiler banget sama pempeknya Mbak 😆😆😆 pengen deh juga bisa ke Palembang. Sumatera memang belum pernah aku kunjungi. Padahal itu kampung suami 😅
Asik nih trip ke palembang. Kalau Saya mah trip ke warung palembang di dekat rumah sambil makan kapal selam
keren nih bisa ikut family trip ke Palembang..saya pernah tinggal 10 thn di Palembang pasti bnyak perubahan dan kemajuan ya kak kota Palembang saat ini..kulinernya apalgi pempek dan durennyabwah sedap bnget
pempek dan durennya bikin ngiker nih kak secara sy pernah tinggal 10 thn di Palembang..duh jd pengen ikut fam. trip kyk giNi.. kpn adalgi ya..
Wah selamat ya Mbak Nanik, terpilih di ajang ketemuannya bloger yang diadakan Dinas Pariwisata Palembang. Seru banget ya puas makan pempek kapal selam di bumi sriwijaya, abis tu pesta duren ya. Congrats deh
Palembang ,mpekmpeknya ga terlupakan beda banget dengan yang ada di jakarta kuahnya sedap sekali. Aku inget pertama kali coba LRT ya di palembang menuju bandara. Btw seru ya famtrip seperti ini kak sebagai ajang silaturahim ya kak,jadi saling kenal.
Seru banget mbak ngetripnya. Pengen makan pempek di Palembang. Kerasa banget kayaknya huhu.
Wah, nyam…nyam…nyam, enak nih. Seandainya di Balikpapan juga ada acara seperti Famtrip di palembang ini bikin ngilerrrrr…
Wow.. makan pempek di daerah asalnya. Apalagi sama keluarga. Mantap sekali.. terakhir saya makan pempek asli buatan orang palembang kayak nya udah lama bangeet
emnag palembang itu terkenal dengan duriannya yang lezat ya kak? klo pem empek emang tau sih. cuman klo durian baru ngeh aku
durennya kalo di sana emang murah2nya. hehe…duh, saya yang tetangga sana aja belum ke sana.
Baca cerita trip Palembang jadi pingin ikutan. Semoga tahun depan ada rejeki buat ikutan
Aamiin… Semoga tahun ini bisa kesampaian, tahun ini dinas pariwisata mengagendakan 4 kali Famtrip
Palembang itu kota yg paling aku ga favoritin utk wisata kulinernya :D. Trakhir ksana, 4 HR ga puas banget utk wiskulan. Kayaknya semua enak deh, mulai dr pempek, pindang udang dan patin, mie celor, martabak har, burgo, nasi minyak, celimpungan, laksan hahahahah. Aku jd kangen LG Ama palembang. Jd pgn cari tiket ksana mba, khusus kuliner Thok. Wisata lainnya aku biasa aja.
Sempet DTG sih ke tempat Alquran raksasa itu. Cuma Krn Deket perkebunan / pabrik karet ya, jd aromanya bau karet. Agak pusing aku slama di sana 🙁
Kalau durian, di daerah kantorku di Salatiga, nggak kalah enak. Tetapi kalau pempek … cuko yang lezatnya luar biasa tetaplah yang asli dari Palembang 🙂
Pempek itu apa to bu?? didaerahku gak ada ..hehe… itu apakah kayak lontong itu ya? aku belum pernah makan pempek soalnya…kalo durian sih pernah, tp gak begitu doyan…