Kala jaman SMP dulu ada pelajaran Bahasa Jawa, salah-satunya tentang kerata basa. Kerata basa adalah sejenis akronim kalau dalam bahasa Indonesia. Salah satu kerata basa yang diajarkan kala itu adalah kata guru. Guru adalah akronim dari “di gugu lan di tiru”. Artinya, seorang guru itu adalah orang yang bisa di gugu dan di tiru.
Guru harus bisa di gugu, artinya harus bisa menjadi panutan. Guru harus memiliki wawasan yang luas, karena setiap perkataannya akan dianggap benar oleh murid-muridnya.
Guru harus bisa di tiru, artinya perkataan dan perilaku/budi pekertinya akan di tiru oleh murid-muridnya. Sehingga menjadi guru itu harus berhati-hati dalam setiap perkataan dan perbuatannya.
Baca juga Kala Guru Tak Lagi Bisa di gugu lan di tiru
Jadi berat banget kan ya jadi guru itu, karena setiap perkataan dan perbuatannya menjadi panutan dan akan di tiru oleh murid-muridnya. Terbukti kan, masa-masa anak TK atau awal-awal SD, anak-anak kadang akan lebih menurut pada guru di banding orang tuanya. “Kata bu guru….” begitulah kalau mereka ‘membantah’ apa yang dikatakan oleh orang tuanya.
Gambar dari tribunnews
Itulah pemahaman saya soal istilah guru. Sampai pagi ini, pemahaman saya berubah.
Baca juga Sehari Bersama Guru Daerah Khusus
Pagi ini, berbincang dengan senior saya dan memperoleh pencerahan. Bahwa guru itu istilah yang berasal dari bahasa Sansekerta. Guru berasal dari kata gu dan ru. Gu berarti gelap dan ru yang berarti terang.
Jadi guru adalah orang yang bisa membawa dari keadaan gelap menuju keadaan terang. Keadaan tak berpengetahuan, menjadi berpengetahuan.
Terang, adalah sifat dari cahaya. Cahaya itu tidak menghilangkan kegelapan, tapi dia meminimalisir adanya kegelapan. Gelap dan terang itu pasti akan selalu ada. Itulah pentingnya cahaya, menjadi penerang.
Begitulah guru. Harus bisa memberi terang, membawa cahaya, sehingga kegelapan itu tidak membutakan. Sehingga yang tadinya berada dalam kegelapan bisa melihat kondisi sekelilingnya, menjadi mengetahui apa saja yang ada di sekitarnya.
Baca Juga Belajar dan Mengajar Itulah Hidupku
Aih, saya kok jadi ingat lagu hymne guru, yang syairnya seperti di bawah ini.
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa…
tanpa tanda jasa
Dalam syair hymne guru tersebut ada kalimat yang saya “Engkau sebagai pelita dalam kegelapan” dan ini sejalan dengan asal kata guru dari bahasa Sansekerta yang saya uraikan di atas. Entahlah, apakah pak Sartono, yang menciptakan lagu ini, dulunya telah mengetahui makna dari kata guru ini.
Guru pekerjaan yang begitu mulia dan berpahala ya mbak, dari tidak tahu jadi tahu, semoga nasib para guru termasuk di pedalaman semakin terjamin aamiin
saya yakin pencipta lagunya pun sudah memahami filosofi dari kata guru ini. Karena biasanya orang2 zaman dulu itu tidak sembarangan merangkai lirik kecuali dengan makna yang mendalam.
Jadi inget Ibu saya baca ini. Beliau jg seorang guru.. 🙂
Aku denger lagu ini tuh terharuuu banget. Apalagi pernah kan pas anak perpisahan, nyanyi lagu ini 🙁
Btw, tak mudah memang menjadi guru dan salam hormatku selalu untuk para guru
Iya memang, kadang anak-anak lebih percaya apa kata gurunya ya, Mbak. Tapi aku yakin kalau para guru ini selalu memberi contoh yang baik buat anak didiknya sehingga patut menjadi suritauladan.
Dari yang gelap ke kondisi yang terang. Oooh, itu ya pengertian awalnya kata GURU. Makasih sudah berbagi, Mbak.
Baru tau aku arti dari Guru, semakin dilihat artinya ternyata memang benar-benar mulia ya. Masyaallah.
Mbahku semua guru, Bapakku guru, kakak-kakaku juga guru. Bangga dengan profesi guru, pelita dalam kegelapan
Wah dalem ya Bun kata Guru ini. Dulu guru itu diletakkan di posisi yang begitu tinggi dan dihormati. Tapi sayangnya, di zaman sekarang profesi guru itu jadi kurang dihormati oleh para orang tua jaman now. Karena banyak kasus oknum orang tua atau siswa yang ngerendahin guru dan ingin guru mengikuti keinginan mereka.
Ibu dan bapakku Guru. Jadi ingat dulu gaji mereka di awal hanya 75.000, tapi terus semangat mengajar. Sampai sekarang malah.
Bener mbak.. Guru adalah segalanya ya pelita harapan yang bisa membangun anak bangsa
Berarti istilah guru itu sejalan dengan ayat Al-Quran: “minaz zhulumaati ilan Nuur” ya mak. Guru adalah profesi mulia, karna “gaji” nya juga ga hanya di dunia, tapi juga di akhirat karna amal jariyah dari ilmu yang bermanfaat.
Krn sy tinggal d jabar pelajaran tambahan sy bahasa sunda hehe. Bener mba anak kadang lbh percaya guru daripada kita
Digugu lan ditiru, wah berat banget ya jadi seorang guru karena akan menjadi panutan bagi banyak murid. Btw aku baru tahu arti gu dan ru. Dari gelap ke terang. Makasih share nya ya
Indonesia ini sungguh kaya akan falsafah hidup.
Guru memang jasanya tiada tara.
Barakallahu fiikum para guru di seluruh dunia.
Saya baru tahu kalau kata “guru” ini berasal dari bahasa sansekerta. Omong-omong soal guru, guru zaman dulu sepertinya sangat dihormati, ya, Mbak.. Lain dengan zaman sekarang.
Uti saya guru, kakek saya juga guru, dan sampai beliau meninggal, panggilan “Mbah Guru” tetap melekat. Dulu, kalau lebaran banyak sekali anak murid yang silaturrahmi.
Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa , yang memberikan ilmu tanpa pamrih
Sepakat dengan tulisan ini. Sehingga dalam tugasnya sebagai guru, ada proses transformasi nilai, dari kondisi gelap menjadi terang, dari kondisi kebodohan menjadi berpengetahuan. Maka sebenarnya sekolah (baca:guru) tidak boleh hanya menerima siswa yg sudah berpengetahuan (baca:pintar) saja. Karena kalau seperti itu makna guru jadi kurang memenuhi substansinya
Baru tahu kalau kata guru itu maknanya membawa dari yang gelap menuju ke terang. Ngomong-ngomong, rasanya guru sekarang dan guru zaman saya masih sekolah dasar berbeda banget. Kalau dulu boro-boro mukul guru, ga sengaja papasan aja nunduk. Padahal jasanya luar biasa.
Memang guru itu peran dan jasanya sangat besar. Kadang anak nggak mau dengerin orang tuanya tapi manut kata-kata gurunya. Semoga sehat selalu untuk semua guru yang mengabdi dimanapun.
Jadi tambhlah tau nich…dulu taunya guru itu digugu dan ditiru…
Rupanya berasal dari bajasa sanserkerta ya… gu artinya gepal…ru artinya terang…
Guru adalah orang yang membuat gelap menjadi terang
Dulu aku paling takut kalau guru udah datang ke arah mejaku. Kalau skrng guru seperti ga berani ya mbak menegur muridnya, daripada diviralkan dan kemudian dilaporkan oleh orang tua murid. Miris jadinya
Barusan bahas topik guru di grup WA kuliah. Ada teman yg curhat, anaknya kan belum bisa, eh gurunya malah nyuruh diles-in di ruangguru. Hahahaha. Agak miris juga mendengarnya, karena kata-kata itu keluar dari mulut seorang guru. Zaman saya dulu, ada teman saya yg gak bisa baca, malah ibu guru datang ke rumah murid yg belum bisa baca itu saking mengabdinya pada profesinya. Meski demikian, ini tidak semua bisa digeneralisir.
Pendidikan keguruan itu penting karena gak semua orang bisa jadi guru, meski siapa saja bisa jadi pengajar.
Makasih ya Mba Nanik, saya jadi tahu filosofi guru. Ternyata itu dari penggalan kata gu dan ru ya.
Saya selalu salut sama guru. Memang beneran jadi pelita hidup dalam kegelapan. Pahlawan tanda jasa. Udah gak bisa ngomong apa apa lagi. Hormat pak guru, bu guru
Ya Allah, baru tau kalau gu=gelap dan ru=terang.
Semangat long life education!!
Setuju banget mbak guru tuh selain pelita juga pahlawan tanpa tanda jasa ya keren banget pengabdiannya harus diapresiasi sih ya setinggi2 nya
Mungkin itu sebabnya dalam berbagai cerita disebutkan pemakaian kata “guru” untuk mereka yang mengajarkan muridnya ilmu-ilmu spiritual ya. Memang lumayan berat juga jadi guru.