Setelah 3 hari bertugas di Masohi, tiba saatnya untuk kembali ke Malang. Dari Masohi, saya naik kapal cepat Express Bahari 1E pukul 08.00 menuju pelabuhan Tulehu di Ambon. Kalau sesuai jadwal, sekitar pukul 11 kapal sampai di Tulehu. Dari Tulehu ke kota Ambon perjalanan dengan mobil masih sekitar 1 jam.
Karena penerbangan dari Ambon menuju Surabaya adanya pagi sebelum jam 12.00 jadi kami memutuskan untuk menginap dulu di Ambon. Baru terbang ke Surabaya keesokan harinya.
Mampir Pantai Natsepa dan Makan Rujak
Dalam perjalanan dari Pelabuhan Tulehu menuju Ambon, kami melewati pantai Natsepa. Pantai yang menjadi salah satu tujuan wisata di Ambon karena pemandangannya yang indah. Di sepanjang pinggir pantai terdapat banyak warung berjajar dengan menu jualan utamanya adalah rujak buah.
Pantai Natsepa ini memiliki pasir berwarna putih. Pengunjung bisa mandi ataupun menyewa perahu untuk berlayar ke pulau yang ada di seberang pantai Natsepa. Tapi saat itu kami nggak masuk ke area pantainya, melainkan hanya menikmati keindahan pantai dari warung rujak yang kami singgahi.
Dari dalam warung, saya bisa melihat air laut yang berbeda-beda warnanya. Biru tapi dengan level yang berbeda-beda. Mungkin harus tanya pedagang cat atau pedagang kain nih, warna biru apakah itu.
Perbedaan warna air laut ini dipengaruhi oleh kedalaman laut, warna pasir di dasar laut, dan pantulan cahaya matahari yang mengenai permukaan laut. Tapi beneran indah banget. Kerasa sekali nih kuasa Allah, yang telah membuatnya. Dalam satu tempat, warnanya bisa beda-beda gitu. Sayang kamera handphone saya tak cukup bagus untuk mengabadikannya
Rujak buahnya miriplah kayak di Jawa, tapi bumbu kacangnya di sini lebih melimpah. Dan kacangnya di uleg tidak terlalu halus, jadi masih kasar gitu ada butiran-butiran kacangnya. Saya minta level sedang saja untuk pedasnya. Harga seporsi rujaknya adalah 20 ribu.
Menginap di Hotel The City Ambon
Sehari sebelumnya saya sudah cari-cari tempat menginap di Ambon. Pengennya yang nggak terlalu jauh dari bandara, karena kami memilih penerbangan pukul 07.40. Jadi biar paginya nggak terlalu terburu-buru ke bandara.
Dari beberapa OTA yang saya punya akun di sana, dan juga membaca beberapa review, akhirnya kami memilih untuk menginap di hotel The City yang terletak di JalanTulukabessy No.39, Kel Rijali, Kec. Sirimau, Kota Ambon. Kami dapat harga 400 ribuan per kamar sudah termasuk sarapan untuk 2 orang per kamar. Karena teman seperjalanan saya lelaki, jadi pesannya 2 kamar.
Area Lobby Hotel The City Ambon
Lobbynya nggak terlalu luas, hanya ada satu meja dengan 4 kursi di depan meja resepsionis. Serta dua kursi lagi terletak di dekat pintu masuk, depan resepsionis tapi agak ke samping.
Ada banyak tulisan di dinding di belakang meja resepsionis, membuat dinding nggak nampak kosong dan terkesan lebih artistik.
Ternyata, beberapa teman kantor saya yang sedang ada tugas di Ambon juga menginap di hotel The City. Jadilah sorenya kami ngumpul di lobby, ngobrol ngalor ngidul.
Walau sekantor, kami ini jarang ketemu kalau pas di kantor. Kantor saya kan luas banget, hampir 7 hektar banyak gedung yang terpisah dengan banyak ruang terbuka hijau. Jadi di kantor pun rute saya ya cuma tempat parkir dan ruangan saja, jarang mengunjungi gedung-gedung lain kalau memang nggak ada keperluan berkaitan dengan pekerjaan.
Jadi kadang memang saya tuh ketemu teman kantor malah di bandara, atau di luar kota kayak pas ke Ambon ini. Sama-sama tugas ke Ambon dan sekitarnya, cuma beda lokasi tujuan saja.
Saat ini lah saya baru sempat mengabadikan kondisi lobby dalam foto. Tadi saat chek in nggak sempat, karena badan sudah gerah sekali, pengen segera ketemu air dan mandi.
Kondisi Kamar dan Kelengkapannya
Saya dapat kamar di lantai 3. Kamarnya kecil, tapi bersih dan nyaman. Fasilitas di kamar lengkap lah ya, mulai dari perlengkapan dan peralatan mandi, hingga air minum dan juga gula teh kopi sachet. Almari kayu untuk menaruh pakain juga lumayan besar, lengkap dengan beberapa hanger untuk menggantung baju.
Ada lukisan besar di dinding atas tempat tidur. Menampilkan pesona wisata di Maluku, ada tulisan beberapa tempat wisata juga di lukisan itu
Jendela kaca yang lumayan lebar di samping tempat tidur membuat kamar menjadi terang walau lampu tak dihidupkan. Saat saya melongok ke jendela ini, yang nampak adalah atap-atap rumah penduduk. Nampak juga beberapa bangunan gedung bertingkat di kejauhan, kayaknya bangunan hotel juga.
Hanya ada sedikit masalah pada saklar untuk menghidupkan listrik di kamar. Jadi kan ini sistemnya pakai kartu kunci kamar di masukkan ke slot yang di dinding itu buat nyalain listriknya ya. Nah belum lama saya masuk kamar, pas lagi asyik rebahan, tiba-tiba terdengar bunyi “dug” dan listrik mati.
Saya kira memang lagi ada pemadaman listrik. Nunggu beberapa saat kok nggak hidup juga, masa sih hotel sebesar ini nggak ada gensetnya. Untung saluran telpon masih hidup, jadi saya telpon ke respsionis. Sama petugas resepsionis disuruh nungg, nanti ada petugas yang akan ke kamar.
Saya tunggu 10 menitan kok nggak ada yang ketuk pintu. Lalu saya wa teman di kamar sebelah, apakah listrik di kamarnya juga mati. Dia jawab nggak mati. Fix, ada yang nggak beres nih.
Lalu saya cabutlah kuncinya, saya masukkan lagi ke dalam slot kunci di dinding, listrik nyala. Tapi begitu tangan saya lepas, listrik mati lagi. Rupanya saklarnya kendor, akhirnya saya akali dengan menyelipkan KTP. Jadi kunci kamar dan KTP saya masukkan ke slot itu, aman deh, listrik menyala terus dan nggak mati lagi.
Jalan Pagi di Sekitar Hotel The City Ambon
Karena keesokan harinya saya akan terbang dengan pesawat jam 7.40 pagi, dan ternyata perjalanan dari hotel ke bandara bisa sampai 1 jam, jadi saat chek in saya sudah minta untuk disediakan early breakfast saja. Dibungkus, makan di bandara.
Eh mendadak selepas maghrib saya dapat pemberitahuan bahwa pesawat di undur menjadi pukul 11 siang. Jadilah saya membatalkan permintaan early breakfast. Jadinya bisa sarapan di hotel saja. Padahal kami pilih penerbangan pagi tuh biar bisa segera sampai rumah. Tapi ternyata diundur. Agak jengkel, tapi nggak bisa protes.
Keesokan harinya, selepas subuh, saya sempatkan jalan-jalan di sekitar area hotel. Menyeberang jalan yang masih sepi, lalu memotret bangunan hotel.
Trotaor di sepanjang jalan yang saya lalui, terpasang keramik bertuliskan “Ambon, city of music”. Tulisan ini juga saya temukan di beberapa sudut kota Ambon yang saya lewati.
Lumayan jauh juga saya berjalan, niatnya mau ke jembatan merah putih. Lihat di google maps, jaraknya sekitar 3 km. Tapi ternyata jalannya nanjak banget, belum sampai ke jembatan merah putih saya sudah ngos-ngosan. Tapi dari ketinggian, malah bisa kelihatan lautan (teluk Ambon). Pengen ke pantainya, tapi kayaknya mesti nembus gang-gang di perkampungan. Jadi nggak saya lakukan, saya menyusuri jalan raya saja.
Capek jalan, saya memutuskan untuk kembali ke hotel, sudah jam 6 lewat. Sudah waktunya sarapan.
Menikmati Sarapan dan Pemandangan Teluk Ambon
Sampai hotel, saya nggak langsung ke kamar, melainkan menuju lantai 7. Tepatnya ke Bay View restoran.
Begitu masuk area restoran di lantai 7, teman-teman saya sudah mengelilingi satu meja. Dari resto ini, saya bisa mengedarkan pandangan 180 derajat dan yang terlihat adalah pemandangan teluk Ambon dari balik kaca.
Saya jadi bersyukur penerbangan di undur, karena jadi bisa menikmati suasana dan pemandangan indah ini. Emang ya, selalu ada hikmahnya di tiap kejadian. Cuma kadang kita belum nemu aja.
Area ruang makan terbagi menjadi 2 yaitu indoor dengan dibatasi dinding kaca dan outdoor yang dibatasi tembok setinggi dada, tanpa tambahan kaca di atasnya. Sebenarnya pengen duduk di area outdoor, tapi teman-teman saya ada di area indoor, jadinya saya gabung saja sama mereka. Dan saat saya sempatkan melihat ke area outdoor, tercium bau asap rokok. Makin tepatlah pilihannya, duduk di area indoor saja.
Di ujung area indoor terdapat panggung kecil yang biasanya dipakai untuk live music. Tapi pagi itu nggak ada. Kata petugasnya, biasanya kalau malam minggu bay view ini ramai pengunjung dan ada live music di sini.
Menu makannya lumayan bervariasi juga. Selain menu utama dan aneka pilihan minuman, tersedia roti dan kue-kue. Irisan buah dan salad buah, telur bisa minta ceplok atau dadar. Mau matang atau setengah matang bisa. Nah pas saya lagi antri telur ceplok, ada tamu hotel yang minta tiga per empat matang. Saya yang baru pertama mendengar, jadi agak bingung, gimana ini ngukurnya.
Yang kurang disini adalah, saya nggak melihat ada tissue di setiap meja. tak ada tissue pula di dekat meja hidangan, maupun di dekat tumpukan piring. Saat saya minta ke petugas, baru deh diambilkan tissue dari dalam. Bukan dalam wadah kotak tissue, atapun lembaran tissue makan. Tapi tissue wajah yang berukuran kecil, masih dalam plastik pembungkusnya.
Mampir Jembatan Merah Putih
Puas menikmati sarapan dan ngobrol dengan teman-teman, kami pun beranjak dari bay view hotel the city Ambon. Saya dan rekan seperjalanan mau siap-siap menuju bandara, sedangkan teman yang lain bersiap menuju tempat menunaikan tugas di Ambon.
Pukul 09.00 dengan menggunakan mobil sewaan bertarif 200 ribu, kami menuju bandara. Dengan permintaan melewati jembatan merah putih. Tapi sama sopirnya, mobil malah dihentikan, dan kami bisa turun dan berfoto di atas jembatan yang merupakan icon kota Ambon ini.
Langit biru cerah, malah panas banget menurut kami. Pemandangan Teluk Ambon dari atas jembatan merah putih nampak indah. Teluk Ambon adalah teluk sempit yang dalam, yang membagi pulau Ambon menjadi dua bagian yaitu Leihitu di utara dan Leitimur di selatan.
Jembatan Merah Putih adalah Jembatan kabel pancang yang terletak di Kota Ambon. Jembatan ini membentangi Teluk Dalam Pulau Ambon, yang menghubungkan Desa Rumah Tiga di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi utara, dan Desa Hative Kecil di Kecamatan Sirimau pada sisi selatan
Memiliki panjang 1.140 meter, jembatan merah putih menjadi jembatan terpanjang di wilayah timur Indonesia. Mulai dibangun tahun 2011 dan diresmikan penggunaannya di tahun 2016. Lumayan lama juga ya pembangunannya. Jembatan ini bisa memangkas jarak dari kota Ambon ke bandara, sebelum ada jembatan merah putih, warga Ambon yang mau ke bandara harus menempuh jalan memutar teluk.
Puas menikmati pemandangan teluk Ambon dari atas jembatan merah putih, kami pun melanjutkan perjalanan. Jalan raya yang kami lalui relatif sepi. Bukit di kanan, laut di kiri. Kadang di kanan kiri nampak pemukiman dan deretan warung maupun pertokoan. Beberapa kali kami minta kendaraan berhenti sejenak, karena ingin memotret pemandangan teluk yang entah kapan bisa kami lihat lagi.
pemandangan view dari hotelnya bagus banget yaa kak. aku jadi pengen jalan-jalan ke ambon juga. karena selama ini belum pernah ke ambon. hotelnya juga unik tampilannya.
Pemandangan yang indah. Betah deh berlama-lama melihatnya. Menu sarapan di hotel The City ada yang khas Ambon gak, Mbak?
Masya Allah mbak, semua fotonya cakep, dan masing-masing seperti sudah bercerita. Aku tergugah untuk datang ke Ambon. Belum pernah nih ke sana. Baca cerita Mbak Nanik di sini,aku jadi punya info hotel yang menurutku lumayan banget buat diinapi. Pertama viewnya, suasananya juga tampak ramah dan menyenangkan untuk ditinggali. Hidangan sarapannya tampak banya pilihannya.
Mengenai air laut yang beda warna itu, memang menunjukkan kedalamannya. Semakin pekat semakin dalam. Kalau sedang liburan ke laut, wisata bahari, jadi ukuran buat nyebur. Kalau terlalu pekat, aku ga berani, berarti dalam banget, bisa jadi ada palung. Kalau masih biru muda, toska bahkan cenderung putih bening, berarti dangkal.
Mengenai tisu, sependek pengalamanku nginap di hotel-hotel, memang jarang sekali, bahkan hampir ga ada resto hotel yang sedia tisu wajah. Adanya tisu makan. Dan di sana, tisu makan pun lagi ga sedia ya. Kalau yg aku tahu hotel biasanya narok dekat sendok dan garpu.
Memang menyebalkan ya ketika waktu penerbangan tiba2 dimajukan atau dimundurkan dengan seenaknya oleh pihak maskapai. Semoga dalam masa ini saja .. mungkin sedang tidak stabil kali yaa jadinya penumpang agak2 dikorbankan begitu.
Btw, saya selalu suka dengan tulisan seperti ini, menuliskan pengalaman perjalanan dalam rangka pekerjaan atau tulisan ttg pekerjaan. Selalu menarik. 🙂
Panoramanya ulalaaaaa
Tsakeppp bener daahh.
Kok jadi keidean suatu saat apabila k ambon, mau jg stay d mariii
wah, desain hotelnya unik, pemandangan bay viewnya oke bangett yaa. 😀
Uwaaa viewnya cantik banget.. seneng rasanya kalau makan diatas laut, jadi bisa lihat dan memandang lautan luas ayang biru. Desain luar hotelnya cakep banget ya mbak
Aku malah salfok sama air lautnya birunya cakep ya mak, ditambah juga pemandangan yang cantik. Aku belum pernah singgah ke Ambon, tapi melihat hotelnya ini cantik dan modern ya mengikuti desain masa kini. Bisa jadi rekomendasi juga nih jika suatu saat nanti bisa ke Ambon.
Wah ternyata delay keberangkatan pesawat lumayan membawa berkah yah jadi lumayan bisa sarapan di hotel dan jalan-jalan dulu menikmati pemandangan.
Itu aku mau sekalian ingetin awas hati-hati KTP nanti ketinggalan masih dipake buat ganjelan kartu hehehe
Ada hikmah dibalik setiap peristiwa ya mbak
Meski delay lama, ternyata bisa dinikmati dengan jalan jalan dulu
Menikmati pemandangan sekaligus berburu konten ya mbak
Gedung hotelnya unik ya bentuk bangunannya. Eh kirain malah rame2 ma tmn2 sekantor dinasnya ternyata justru ketemuan di sana ya mbak.
Luar biasa bumbu rujaknya gak pelit ya.
Kyknya nyaman hotelnya ya dekat laut juga jd bisa liat viewnya dari hotel. Moga suatu saat nanti aku jg bisa ke Ambon 😀
Ambon, salah satu daerah di Indonesia yang juga penasaran untuk aku kunjungi. Penasaran sama wisatanya, kulinernya dan masih banyak lagi
Asyik ya mba sambil tugas kantor bisa sedikit menjelajahi kota tempat bertugas, bisa liburan tipis dan jadi tulisan hehe minimal hotel dan tempat beli oleh-oleh dan kulineran.. Ambon cantik banget pantainya
aku jadi kangeen Ambon mba.. terakhir ke sini tahun 2019 dan aku pun ke Natsepa, makan rujak sambil menikmati laut yang tenah dan biru, bersih juga. Semoga bisa mampir lagi ke sini
Indonesia semakin ke timur semakin cantik pemandangan lautnya, warna biru nya bisa bergradasi. Tempat makan di lantai 7 hotel The City cakep ya view nya bisa lihat lautan. Memang ada hikmah di balik jadwal pesawat yang mundur ya, mba. Bisa jalan jalan juga menikmati suasana kota Ambon.
Air laut pantai Natsepa cakep banget dan rujaknya menggoda. Bangunan Hotel The City Ambon unik dan menarik. Cuma di kamar kenapa gak ada gulingnya? Pecinta guling bakal bingung ini
Masya Allah indah banget ya pemandangan Ambon, pantesan temanku dulu suka nulis di blog-nya tentang Ambon, sekarang suami keponakanku orang Ambon, seru kali ya kalau bisa ke sana.
Tugas kerja nya dah jauh. Ya mba sampai ke Ambon juga seneng bisa sekalian explore walalupun cuma perempuan sendiri jadi paling cantik , banyak yg lindungin..
Malam malam lihat rujaknya bikin saya ngiler
Apalagi pemandangan laut dan kamar hotel yang sudah sangat pas untuk selera saya soal hotel
Ah jadi pengen segera ke hotel ini
asyiknyaaa masya Allah udah sampai Ambon. Indah yaa kotanya. Hotelnya juga kelihatan OK lho walau saklar otomatisnya kudu diganjal pakai KTP. Eh tapi petugasnya jadi datang untuk cek?
trus harga makanan di sana gimana mbak? sempat uwow lihat rujak buah 20ribuan.
Belum pernah ke Ambon dan buka blog ini langsung naksir sama rujaknya. Menggoda banget
Masya Allah indah sekali ya kota Ambon ini, semoga Allah izinkan saya untuk bisa mengunjungi Ambon yah , aamiin.
cantik banget ya mbak pemandangannya. memang katanya daerah ambon itu punya pantai yang indah banget. alhamdulillah ada hikmah tersendiri dari perubahan jadwal ya
Manteb banget pemandangan Teluk Ambon. Review hotelnya juga lengkap. Ayo siapa yang berkesempatan, bisa mampir ke Ambon. Pengen banget ke sana.
Mbaaaaa ciamiikkk bgt pengalaman traveling nya.
Mupeengg akutu bs keliling Nusantara
So lovelyyyy
Mbak Nanik, huhuhuhu….jalan jalannya bikin iriiiiii
saya pingin banget keliling Indonesia
apalagi ke Ambon seperti ini, impian terbesar banget
semoga come true ya?
Pas lagi nginap terus listrik mati jadi bikin sesuatu loh kak, hihi.
Namun kalau melihat pemandangan pantainya bikin bahagia ya, terlebih lihat air lautnya itu yg bikin berdecak kagum
Setahu klo air pantai itu hijau atau buru berarti di dalamnya itu banya algae.
View pantainya bagus, beda dg pantai2 di Pulau Sumatera dan Jawa.
Arsitektur fasad hotel The City nya keren juga ya Mbak. Futuristik dan menarik. Pas difoto malam hari dengan lampu-lampu yang menyala jadi tambah keren.
Saya sepertinya sudah pernah deh sampai ke Pantai Natsepa ini. Waktu itu masih kelas 2 SMA dan Ayah saya dimutasi kerja ke Ambon. Saya memutuskan untuk tidak ikut pindah karena ternyata mutasi Ayah tidak lebih dari 1 tahun. Pantai di Ambon memang rata-rata bergradasi karena di bibir pantai banyak terumbu karang yang hidup dan bertumbuh. Jadi jika kita lihat, seperti pasir yang terpendam. Dan ini menjadi ciri khas yang luar biasa cantik.
Ah kapan ya bisa sampai Ambon lagi?
Unik sekali bentuk bangunannya ya, Mbak. Itu teras atas serong kanan dan kiri. Rekomended nih, kalau jalan-jalan ke Ambon. Dan ada hikmahnya juga penerbangan diundur. Mbak Nanik bisa menikmati banyak hal. Sarapan dengan view indah, jalan-jalan di sekitar hotel, termasuk bisa foto di jembatan Merah Putih.
Kalau melihat view Kota Ambon dari atas Jembatan Merah Putih ini serasa masih banyak pohon dan hijau banget ya… Ambon ini indah sekali. Bapak rahimahullah pernah ditugaskan di INdonesia Timur dan kalau cerita suka gak berhenti saking cantiknya wilayah Timur ini. Plus kulinerannya yang lezat.
Alhamdulillah, kak Naniek orangnya sabar ya..
Aku kalo uda listrik ada apa-apa suka resah, pen pindah kamar aja gitu.. huhuh…
Kalau dengar kota Ambon langsung auto nyanyi lagu Buka Pintu, hehe asyik banget.
Btw, ada teman di Ambon, pengeen banget Suatu saat bisa maen kesana.
Ambon pulau indah yang pernah dikunjungi beberapa tahun lalu selama tiga hari. Alamnya alami, buahnya segar harga terjangkau. Sepertinya pernah mengetahui hotel bagusnini saat itu.
Bangunan hotelnya keren banget ya, Kak. Cuma yang mencuri perhatianku memang air di pantainya. Warna birunya keren banget. Jadi pingin main ke sana terus mandi air lautnya. Pasti seru banget.
Aaaah senangnya ya di Ambon!
Aku suka banget dengan viewnya, duuuh mbak nanik pasti ngeliatin jendela terus ya!
Btw kalo aku jadi dikau pasti panik kalo kamarnya mati byar pet byar pet hihiii
Ambon cakep juga ya mba. wisatanya banyak yang diminati juga. Apalagi lautnya masih biru, jadi seneng liatnya
Berkat diganjel KTP saklar jadi nyala dan listrik on lagi hihi…Memang selalu ada hikmah di balik peristiwa ya, pesawat delay jadi bisa jalan ke sekitar hotel, keliling area hotelnya dan juga pepotoan di Jembatan Merah Putih..Seru perjalanannya Mbak Nanik
dari atas sampai bawah pemandangannya bikin berdecak kagum… tiba-tiba berubah jadi ngiler ketika ada foto rujak haha.. bumbu kacangnya mantulity kayakya tuh mba.. gurih pedas segar ( kira-kira begitulah rasanya )
Eh bener ya Mba Nanik. Pas saya lihat foto Mba Nanik di depan warung rujak Pantai Natsepa, birunya air lautnya mungkin ada tiga ya. Keren banget. Lucu. Ambon benar-benar manise. Asyik banget bisa bleisure ke kota tersebut mba.
kata teman yang menetap di sana, Ambon itu indah banget dan membuat kagum kalau bermain ke Ambon, ternyata benar ya
Ambon itu cantik sebenarnya ya mak, aku punya foto hotel the city Ambon ini. Suamiku dulu beberapa kali menginap di sana dulu.
Waduh mbak. Gimana itu gak ada tissu. Sebagai perempuan yang gak bisa hidup tanpa tisu, eh. Hehehe. Jiwa ketisuan saya jadi memberontak. Tapi bagus tempatnya bangunan bagian depan unik ya. Bisa zig zag gitu.
Pemandangan keren, destinasinya indah dan hotelnya unik, bersih dan nyaman ya Mba. Seru banget emang staycation. apalagi makan di tepi pantai sambil liat laut tenang biru begini. Healing bangettt ya Mba. InsyaAllah kapan kapan bisa ke Ambon bersama keluarga.
The city Ambon ok juga buat menginap.pemandangab indah dan rujak menggoda ternyata di Ambon kenal rujak juga ya
Biarpun dalam rangka tugas negarq, tetap asik ya Mbak bisa sambil mampir jalan-jalan dan menikmati perjalanan. Semangaat
Bangunan hotelnya cakep loh ini, lalu melihat design peruagnya pun cakep. Lebih modern banget, karena biasanya kalau di daerah gitu jarang bangunannya yang cakep ginikan. Apalagi lihat viewnya juga adem ya mak.
Yeay selamat datang dan menikmati kampung halamanku mbaa. Baca ini jadi kangen banget ingin ke Ambon karena sudah lama sekali tak ke Ambon. Rujak Natsepa emang enak mba apalagi pas gigit bumbu kacangnya kriuk kriuk. Asik juga nih mba berpose di jembatan merah putih 🙂
Pantai Natsepa cantik banget, pasirnya putih ya. Jadi pengen makan rujak juga sambil lihat pantai wkwkwk. Hotelnya lucu ya bentuknya. Kamarnya juga lumayan lengkap fasilitas ya walau ngga terlalu besar. Pengen nih jalan2 ke Ambon juga 🙂
Ada hikmahnya penerbangan diundur ya, Mak.. Jadi bisa ada ekstra waktu untuk menikmati Kota Ambon.
Omong-omong, saya ngiler sama rujaknya, 20ribu itu worth it banget sih kalau bumbunya medok begitu, Aduh, ngiler,..
Amboon cakep banget pengen tapi gakbisa sebebas sebelum pandemi.
Indonesia emang indah ya maak hutan air gunung.
Fasad dari Hotel The City Ambon ini unik yaa..
Bangunan unik dengan keistimewaan kamarnya kak Naniek, hehhe.. Alhamdulillah, kak Naniek gak mudah panik meski sendirian.
Penasaran banget pengen jalan-jalan ke Ambon suatu hari nanti karena aku punya paman yang dulu pernah kerja lama di Ambon dan kini suami keponakan Aku asli Ambonb
Pantainya kereen banget jadi.pengen ke Ambon, indonesia tuh banyak yg bisa di explore dan banyak yg masih alami
Pemandangan Kota Ambon cakep banget yak, apalagi pas di pantai, air lautnya bisa gitu ya warna birunya beda-beda.
Pantai Natsepa bikin mupeng lama2 ya mba indah banget…
Next mau juga staycation klo berkesempatan berkunjung ke ambon
Suka heran aku mba sm hotel yg gak sediain guling. Inilah sebabnya sy males staycation. Krn gak bisa bobok tanpa guling. Utamanya guling sendiri. Haha. Seaneh itu aku orangnya. kadang di hotel itu meski ada guling biasanya kekencengan atau empuknya kurang pas. *Kenapa jd ngomingin guling disini..haha