12 Februari nanti angka di kalender berwarna merah, artinya hari libur nasional. Tepatnya libur memperingati tahun baru Cina atau yang lebih dikenal dengan hari raya imlek. Ngomongin imlek, saya jadi ingat perjalanan ke Palembang di bulan Februari 2020. Perjalanan keluar kota pertama dan juga terakhir di tahun 2020. Salah satu agenda saya di sana adalah menikmati kemeriahan perayaan imlek di Pulau Kemaro.
Legenda Pulau Kemaro
Pulau Kemaro, merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi. Pulau Kemaro terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju.
Di Pulau Kemaro terdapat makam dari putri Palembang, Siti Fatimah. Menurut legenda, pada zaman dahulu, datang seorang pangeran dari Negeri Tiongkok, bernama Tan Bun An. Ia datang ke Palembang untuk berdagang. Ketika ia meminta izin ke Raja Palembang, ia bertemu dengan putri raja yang bernama Siti Fatimah. Ia langsung jatuh hati, begitu juga dengan Siti Fatimah.
Mereka pun menjalin kasih dan berniat untuk ke pelaminan. Tan Bun An mengajak sang Siti Fatimah ke daratan Tiongkok untuk bertemu orang tua Tan Bun Han. Setelah beberapa waktu, mereka kembali ke Palembang.
Orang tua Tan Bun An memberikan oleh-oleh berupa tujuh guci yang berisi emas. Sesampai di muara Sungai Musi Tan Bun An ingin melihat hadiah emas di dalam Guci-guci tersebut. Tetapi alangkah kagetnya karena yang dilihat adalah sayuran sawi-sawi asin. Ia pun marah dan membuang guci-guci tersebut ke sungai, tetapi guci terakhir terjatuh di atas dek dan pecah.
Betapa terkejut Tan Bun An, karena ternyata di dalamnya terdapat emas. Tanpa berpikir panjang lagi ia terjun ke dalam sungai untuk mengambil emas-emas dalam guci yang sudah dibuangnya. Seorang pengawalnya juga ikut terjun untuk membantu, tetapi kedua orang itu tidak kunjung muncul. Siti Fatimah akhirnya menyusul dan terjun juga ke Sungai Musi.
Beberapa waktu kemudian, dari tempat sejoli itu terjun muncul pulau kecil yang tak tenggelam saat Musi pasang sekalipun. Warga kemudian menamakannya Pulau Kemaro (Kemarau) karena selalu kering dan tak pernah tenggelam walau sungai Musi airnya sedang pasang.
Kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah terukir di sebuah prasasti bertanda Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang yang berada di kompleks Kelenteng Hok Cing Bio di Pulau Kemaro.
Perjalanan Menuju Pulau Kemaro
Malam itu, rombongan saya menuju Pulau Kemaro dengan menumpang kapal milik pemerintah kota Palembang. Kapal itu bernama Putri Kembang Dadar. Kapal berangkat dari Dermaga Point yang terletak di depan Benteng Kuto Besak
Interior KM Putri Kembang Dadar
KM Putri Kembang Dadar terdiri dari 2 lantai. Lantai pertama berisi meja kursi yang ditata untuk jamuan makan. Kami berangkat bersama rombongan pejabat pemerintahan kota Palembang, yang diagendakan akan membuka secara resmi perayaan di Pulau Kemaro.
Ada acara jamuan makan malam pula di lantai 1 ini. Berhubung sebelum naik kapal, saya sudah makan, saya nggak ikut ngambil menu makan malam. Saya ambil menu camilannya saja. Pastinya pempek dong, plus segelas es kacang merah. Ini sih camilan yang mengenyangkan hehehe….
Sementara di lantai 2 ada sebuah mini bar, dan kursi-kursi yang di tata dengan suasana yang lebih santai. Saya memilih untuk duduk di lantai 2 ini, pandangan bisa lebih leluasa. Padahal ke mana-mana juga cuma kegelapan yang terlihat. Yah, tapi kan bisa lihat kerlip lampu di kejauhan.
20 Menit Penuh Warna
Perjalanan menuju Pulau Kemaro sekitar 20 menit. Tapi menurut saya malam itu terasa lama sekali. Maklumlah, baru pertama kali merasakan naik kapal di malam hari. Mendekati arah jembatan ampera, tak lupa mengabadikan dengan berbagai pose dengan latar belakang jembatan ampera.
Semakin mendekat ke Pulau Kemaro, mulai terdengar suara petasan dar der dor. Juga luncuran kembang api menuju angkasa. Kembang api ini berasal dari kapal yang hilir mudik menuju dan pulang dari pulau Kemaro. Ada juga kembang api yang diluncurkan dari Pulau Kemaro. Setiap kali kembang api pecah di udara, suasana malam pun sejenak menjadi terang.
Dari atas kapal pun terlihat Pagoda berlantai sembilan yang menjulang tinggi dan tampak menonjol karena diterangi cahaya.
Sayangnya, KM Putri Kembang Dadar tak bisa merapat ke Pulau Kemaro. Jadi, kami harus berganti moda transportasi, menggunakan perahu motor kecil yang dikenal dengan nama ketek. Jangan di tanya sensasinya menyusuri sungai Musi di waktu malam dengan menggunakan ketek. Saya tak berani banyak bergerak, berpegangan erat pada bangku dan terus berdoa, semoga ketek ini membawa saya selamat merapat ke Pulau Kemaro.
Kemeriahan Perayaan Imlek di Pulau Kemaro
Alhamdulillah, ketek merapat juga ke dermaga di Pulau Kemaro. Kami pun lalu turun dan larut dalam kemeriahan perayaan imlek. Berbaur dengan para pengunjung lainnya.
Pertunjukan Opera Cina
Hal yang pertama menarik perhatian saya adalah pertunjukan opera cina. Pas lihat panggung dan juga para pemain di atas panggung, saya langsung ingat salah satu serial di Upin Ipin yang topiknya ada perayaan tahun baru Cina. Yang saya salut, para pemerannya masih muda-muda lho. Artinya generasi muda tetap melestarikan budaya ini
Di depan panggung tersedia banyak kursi, jadi para penonton bisa duduk tenang menikmati pertunjukan. Sambil ngemil kacang rebus atau aneka jajanan lain juga bisa. Ada banyak pedagang makanan di sini. Sayangnya saya nggak ngerti isi dialognya, karena disampaikan dalam bahasa Cina.
Lilin Raksasa dan Uang Kertas
Karena nggak ngerti isi pertunjukan, kami pun lalu berpindah. Keliling melihat situasi keramaian. Dan saya menemukan banyak sekali lilin berukuran besar berwarna merah. Biasanya saya cuma lihat lilin berukuran besar gini di tv. Tapi kini, saya bisa melihatnya secara langsung. Jumlahnya banyak pula. Jadi norak deh karena senangnya.
Di depan Kelenteng banyak sekali yang berjualan lembaran kertas, yang kalau di film-film saya kenal disebut dengan uang kertas. Para pengunjung bisa membeli (atau menukar) uang-uang itu dan digunakan untuk menghormati leluhurnya. Mereka juga bisa menyulut dupa dan berdoa di depan kelenteng.
Pagoda Berlantai 9
Bangunan Pagoda berlantai 9 tentu saja juga menjadi incaran kami untuk di dekati. Namun karena keterbatasan waktu yang diberikan pada rombongan kami, saya tak sempat melihat dari dekat. Tapi cukuplah bisa melihat dari jarak sekian puluh meter dan berfoto dengan latar belakang pagoda tersebut. Walau banyak bocor di sana-sini karena banyak pengunjung yang berlalu lalang.
Belum puas sebenarnya berkeliling dan menikmati kemeriahan perayaan imlek di Pulau Kemaro, tapi kami harus segera meninggalkan Pulau Kemaro.
Tahun ini, sepertinya perayaan imlek di Pulau Kemaro terpaksa tak bisa dilaksanakan. Karena masih dalam masa pandemi dan tak diperkenankan ada kerumunan.
Jadi tau kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah🥰
Segala tentang percintaan kerap melatari hadirnya suatu wilayah.
wah seru bgt ya mbak perayaan imlek nta, btw aku jadi pengen naik kapal
da lama g naik kapal
Legendanya sangat menarik. Mengingatkan kita juga untuk selalu menghargai pemberian dan gak muda emosian. Sayangnya masih pandemi, ya. Pasti menarik banget kemeriahaan di sana saat Imlek
Seru banget ya perayaannya, kaya berpetualang dulu naik kapal dan nonton festival, kapan yaa pandemi berakhir hiks..
Saya selalu suka legenda
Jadi menarik banget baca kisah legenda pulau Kemaro.
Berharap bisa kesana juga
Amin
Kemeriahan Perayaan Imlek di Pulau Kemaro, Palembang mrnarik tulisannya… semoga suatu saat dengan izinNya bisa berkunjung ke Palembang…
Dari legenda Tan Bun An itu kita bisa belajar untuk menghargai pemberian orangtua meski sangat sederhana.
Kok malah terpusat di situ. Hehehe
Iya, tahun ini perayaan imlek masih belum seru karena pandemi.
Semoga tahun depan ada dan megah.
Tetapi, saya setuju banget lho, Mbak. Terlepas dari cerita itu benar atau enggak. Pemberian memang harus dihargai
Wah ternyata meriah kalau perayaan imleknya..
Aku pernah ke Pulo kemaro saat siang, dan hari biasa jadi ga begitu banyak pernak pernik dan yg jadi ikonik ya itu pagodanya untuk foto aja mesti bergantian 😀
Terima kasih ya mba dah berbagi cerita saya jadi tau deh legenda pulau Kemaro, perayaan Imlek selalu menarik ya diberbagai daerah dengan kemeriahannya sayangnya sekarang lagi pandemi
Saya lahir di Palembang tapi belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di Pulau Kemaro hahahaha. Cuma sering liat foto-fotonya (terutama saat perayaan Imlek) dan cerita dari teman-teman. Baca ini jadi tertarik. Kapan-kapan pulang ke Palembang mau tak sempatkan kemari. Tentu saja setelah pandemi berlalu.
Hikmah yang bisa diambil bahwa harus menghargai pemberian ya mba.
Serunya dan perjalanan jauh juga ke pulau Kemaro ya mba. Transportasi ketek itu dibuat dari apa mba?
Seru nya suasana Imlek, warna merah emas meriah.
waaah kamaro. sy pernah berkunjung 2011. busyet dah 10th aja 😄 tapi belum nyobain kapalnya. semoga suatu kali ada kesempatan lagi.
Terima kasih mbak buat tulisan ini. Saya jd tahu ttg legenda pulau kemaro. Dari sini saya juga belajar bahwa kita hrs menghargai pemberian orangtua. Dan pentingnya mengontrol emosi.
Btw, saya penasaran pengen lihat juga perayaan imleknya. Karena selama ini blm pernah melihat langsung perayaan tsb. Ah..semoga pandemi segera usai ya.
Jadi pengen merasakan kemeriahan di sana juga mbak. Suasananya terlihat sangat menyenangkan.
Widiihh, seruu banget ini mbaaa
jadi ngerti tentang legenda pulau Kemaro yaaa
aku trahir ke palembang sekitar 20 thn silam 😀
Ya ampuunn dah lama banget ternyataaaa
Makasih sharingnya mbak, jadi serasa jalan2 kesana deh 🙂 Semoga pandemi segera berakhir ya mbak 🙂
aku kok ya skip ya mba perayaan imlek tahun ini tuh tanggal dan bulan apa ya? february bukan sih? heheh seru banget deh kemeriahan perayaan imlek di pulau kemaro Palembang
Jadi mau naik kapal KM Putri Kembang Dadar deh, Mba Nanik. Berasa ada di luar negeri yang naik kapal dengan pemandangan jembatan atau kota yang indah. kayaknya pas tuh ya, Mba berangkatnya malam biar bisa lihat keindahan jembatan ampera.
Btw, legenda tan an bou itu kayaknya hampir sama dengan semua legenda, ujung-ujungnya masalah atau musibah yang timbul karena harta.
waah jadi dejavu nih inget dulu ke pulau kemaro, tp waktu ke sana sepii banget deh. nah aku malah lebih suka kalau ke destinasi tertentu lg sepi. Tapi krn lagi ada acar perayaan sih ya mba jadi rame. acaranya malam2 yaa
Seru ya legenda Pulau Kemaro ya Mbak…kisah pasangan sejoli sehidup semati ya, plus pengawal setianya juga ikut lompat ke sungai dan tak muncul. Pulau Kemaro ini terkenal dengan pagoda 9 lantainya ya
Cerita perayaan Imlek disetiap daerah itu selalu mengesankan ya mbak, aku pun biasanya setiap Imlek selalu hunting foto bersama teman-teman. Terakhir aku hunting foto perayaan Imlek itu tahun 2020, waktu virus Corona belum masuk ke Indonesia.
Asik banget perayaan Imleknya di Pulau Kemaro Palembang, banyak banget kisahnya ternyata yaa, Legenda pulau ini dan Guci2 ituu. Next semoga aku bisa melewati Imlekkan disanaa, pengen merasakan kemeriahannya yang komplet banget, ada opera pula.
Ada kisahnya ya mba inii. Makasih udah ditulisin 😍 belum pernah kesitu mbaa. Sumatera ku mentok baru ke Lampung.
Baru tau ttg pulau Kemaro inii
Wah ternyata ada pulau di Palembang yang memang punya perayaan Imlek seru begini ya… Boleh nih jalan-jalan ke pulau Kemaro pas imlek an..
Sukak bunda baca kisah legenda terjadinya Pulau Kemaro yg menceritakan tentang sepasang pengantin Putri Fatimah dan Tan Bun An yg terjun ke Sungai Musi dngn penuh kekecewaan atas pemberian hadiah dari orang tuanya. Sekecil apapun pemberian seseorang hargailah.
Biasanya kalo imlek aku jalan-jalan ke pecinan karena pengen liat barongsai hehe. Nah, selama pandemi ini aku nggak ada jalan ke pecinan. Jadi nggak bisa liat barongsai deh. Entah ada atau nggak ya, karena sekarang masih pandemi. Cerita pada artikel ini juga menarik banget tentang perayaan imleknya.
legendanya menarik yaaa mba walaupun bercampur dengan tragedi. Udah lama ngga jalan ke tempat yang ada legendanyaa
Duh duh aku kangen Palembang dan pengen banget bisa merasakan suasana Imlek di Pulau Kemaro Mbak
Setiap kali baca cerita kemeriahan imlek di pulau Kamaro ini, jadi selalu ingin mampir ke sana kalau sampai Palembang.. Dulu pernah mau nyampe ee batal di tengah jalan. Semoga suatu waktu bisa main ke sana dan bagusnya emangn lagi imlek ya mba biar dapat kemeriahaannya…
Seru banget ya mbk lihat perayaan Imlek di pulau Kamaro Palembang. Asik juga ya naik kapal menyusui sungai Musi, view jembatan amperanya bagus sekali
Wuih, seru banget deh membaca artikel ini, Mba. Serasa turut serta dalam perjalanan ini. Btw, moral of the story dari kisah legenda sang putri dan saudagar Tiongkok tersebut adalah kesabaran harus menjadi prioritas ya? Jangan karena kaget dan kecewa (emas terlihat sebagai sawi2 asin, lalu jadi emosional dan langsung gercep membuangnya ke sungai, haha), lalu jadi rugi sendiri, bahkan bisa kehilangan nyawa.
Pembelajaran berharga dalam menata jiwa, ya, Mba?
Btw, duh, ngebayangin dirimu naik ketek itu, kayaknya aku pengen deh, apalagi malam hari gitu, bersama kekasih hati kayaknya bakalan seru banget ya? Huhu….
Wah, meriah ya Imlek di sana. Banyak sih ya etnis Tionghoa di sana. Aku di sini mah sepi. Sedikit warga Tionghoanya. Jadi kalo mau lihat meriahnya perayaan Imlek, di sini kalo gak di TV, ya kudu ke kota.
Nhomy imlek jadi kangen jalan jalan ke Kya Kya, pecinannya Surabaya
Dulu perayaan imlek disana selalu meriah,banyak pedangang berjualan , jalan jalan dihias dgn lampion plus ada pertunjukan barongsai nya
Melihat perayaan imlek memang selalu Berkesan ya mbak
Aku ragu-ragu waktu ke Palembang untuk ke Pulau Kemaro takutnya gak cukup waktunya, Sayang banget padahal ya. Ternyata di Pulau Kemaro ada perayaan Imlek juga ya
Pulau Kemaro…aku pikir ini bahasa Melayu kah?
Senang sekali bisa ikut melihat tradisi kebudayaan yang ada di Indonesia.
Seru dan ini jadi pengalaman tersendiri plus mendapat kisah (meski gak ngerti), hehhee..
Pempek selalu jadi idola yaa..
Aku pun membayangkan kalau di Palembang, pasti puas-puasin makan pempek khas Palembang yang cukonya mantaaapp~
Iya ya sudah imlek lagi
Di sini entah bakalan ada barongsai atau nggak
Pastinya sih saya senang karena banyak jeruk dan makanan khas yang dijual lagi di pasar atau minimarket
Jadi ingat imlek waktu di Hongkong diriku Mba. Seru, berkesan, dan menyenangkan sekali.
Aku belum pernah ke Palembang, aalagi d pulau Kemaro, Pagodanya indah banget di malam hari.
Mampir ke sini jadi tahu kisah legendanya bahwa Pulau Kemaro dikisahkan dari 2 sejoli yang saling mencintai ya.
Percaya g percaya sih, tapi begitulah adanya. Semoga suatu saat bisa mampir main ke Pulau Kemaro yg cuma 6km dr Jembatan Ampera yg kalau malam indah bagus
Seru sekali perayaan imlek di sana ya mak, aku mah penakut sama yang namanya barongsai euy
Serunya berada di Pulau Kemaro, Palembang. Kalau di luar Jawa, Perayaan Imlek masih kental banget ya. Aku lho belum pernah benar-benar lihat perayaan Imlek. Libur akhirnya di rumah saja
Pengin ke Palembang lagiiii akkk
Pengin makan pempek sepuasnya, dan kalo bisa menyaksikan perayaan yg asik kayak gini.
Plis pliss……corona udahan yaaa 😀
Aku baru tau soal legenda pulau kemaro. Itu panggung operanya keliatan kecil, ya?
Wah, aku belum pernah naik kapal motor kayak gitu loh hihihi. Ah, jadi kepengen ngerasain naik KM. Putri Kembang Dadar dan menikmati [erayaan imlek seperti mbak Nanik. Aku sih belum pernah ke Palembang. Senangnya kita masih bisa bertoleransi delam perbedaan ya. TFS.
aku wong palembang belom pernah ke pulau kemaro. padahal pengenn tapi gak bisa naek kapal. susah klo pengguna kursi roda mesti nyebrang pke kapal. hikz
Meriah banget ya perayaan Imlek di Pulau Kemaro sebelum pandemi.
Saya suka baca atau dengar kisah legenda, termasuk kisah Siti Fatimah itu.
10 tahun saya di Palembang belum pernah saya ke pulau Kemaro padahal banyak situs sejarah ya mbak disana duh jadi pengen ke Palembang lagi
Perayaan Imlek memang selalu meriah ya. Nuansanya pun merah cerah penuh semarak. Dulu aku pernah kerja sama orang Tionghoa kecipratan dapat angpau dong tiap Imlek hehe..
imlek memang selalu dirayakan dlm suasana meriah ya mbak
lampion dan kembang api selalu jadi ciri khas nya
btw kemarin suamiku dapat parcel imlek dari rekanan bisnisnya, padahal kita nggak merayakan imlek
hehe
Wah jd ramenya saat imlek ya di pulau ini?
Iya ya mbak sayang banget pas pandemi gini jd di mana2 banyak festival ditiadakan 😦
Kyknya pagoda itu aku sering lihat di poto2 teman2 yang pernah ke Palembang, tapi aku jarang tahu foto saat malam, mereka seringnya poto saat masih ada matahari. Ternyata ada lampunya gtu ya jd kelihatan gak gelap dan atapnya msh terlihat walau malam 😀
Wah, seru banget perayaan imleknya mba. Aku belum pernah liat perayaan imlek dr zaman dulu. Disini kyk B aja gitu kalo pas imlek. Padahal seru pas baca ini.
Legenda ini bermanfaat sekali untuk kehidupan jaman sekarang ya, Mbak. Hal pemberian itu memang sensitif, karena kalau pemberiannya dibuang dan diketahui oleh yang ngasi, rasanya kok sedih banget ya
perayaan Imleknya seru banget yaa mba dan ada pulau khusus untuk menikmatinya. Aku tuh terakhir ke Palembang terburu – buru karena harus kembali ke Jakarta
Nambah wawasan lagi nih tentang Kemeriahan Perayaan Imlek di Pulau Kemaro.. ternyata banyak juga etnis China disana.. seneng bisa menyaksikan dari dekat mba
Legenda memang sering bermakna untuk kehidupan ya mbak, suka sekali dengan cerita legenda atau cerita rakyat, berasa dengerin dongeng, menyenangkan.
Ternyata meriah juga perayaan imlek di Palembang. Aku tahunya perayaan imlek besar-besaran yang di lakukan di Kalimantan. Ternyata ada juga kemeriahan imlek di Pulau KOmaro Palembang. Aku abru tahu tentang Pulau Komaro ini. ada klenteng dan pagodanya pula. Semoga ada kalau ada kesempatan ke Palembang bisa singgah di Pulau KOmaro.
Ada pulau di tengah sungai ya Mbak? Wah, saya jadi membayangkan seberapa besar sungai musi tersebut
wah gak terasa udah imlek aja nih hehe padahal tahun lalu imlek sangat di batasi karena ada corona hmmm apakah tahun ini juga yaa
wah akuingat bebearpatahun yg lalu pernah ke sini juga menjelang imlek sangat semarak dg lampion merahnya