Pukul 13.00 kerjaan saya di Brebes sudah selesai. Kereta yang akan membawa saya kembali ke Malang terjadwal pukul 18.15 dari stasiun Cirebon. Saya memilih dari stasiun Cirebon supaya bisa langsung turun di stasiun Malang. Ada sih kereta dari Stasiun Brebes, tapi nggak ada yang jurusan ke Malang. Jadi harus turun Surabaya, lalu lanjut cari angkutan Surabaya-Malang.
Kebetulan lokasi SMK Islam Diponegoro tempat saya bertugas untuk 3 hari juga lebih dekat ke kota Cirebon dibanding ke kota Brebes, karena letaknya ada di ujung barat Brebes.
Menunggu dari jam 13.00 menuju ke 18.15 lumayan lama juga dan pastinya membosankan kalau hanya dilalui dengan duduk diam memainkan gadget. Jadi saya ikuti saja tawaran pihak tuan rumah untuk jalan-jalan dan menjajal kuliner Cirebon sebelum menuju stasiun.
Ke mana tujuannya?
Saat berangkat dari sekolah, saya belum tahu mau diajak ke mana. Ngikut aja, namanya juga diajak. Yang penting jam 5 saya harus sudah di stasiun, karena belum melakukan tes swab antigen sebagai salah satu persyaratan naik kereta api kala itu.
Saat menikmati gedung-gedung tua yang terawat dengan baik dan masih difungsikan, sambil ngobrol dengan teman-teman seperjalanan. Mereka banyak bertanya saya sudah pernah bertugas ke mana saja, meminta saya menceritakan apa yang menarik dari kota dan juga sekolah yang pernah saya kunjungi. Lalu salah satu dari mereka menawarkan untuk mengunjungi keraton kasepuhan saja, daripada jalan ke mall. Saya pun menyambut antusias ajakan itu.
Akhirnya pak sopir pun diinstruksikan untuk menuju keraton kasepuhan Cirebon. Saya berharap semoga dibuka untuk umum, soalnya akhir november 2021 kan masih masa PPKM berlevel-level. Sehingga banyak tempat wisata yang ditutup, termasuk beberapa obyek wisata Cirebon.
Keraton Kasepuhan Cirebon
Sekitar jam 2 siang, kami sampai di Keraton kasepuhan Cirebon yang terletak di Jalan Kasepuhan 43, Kesepuhan, Lemahwungkuk, Cirebon. Bangunannya terbuat dari Bata Merah menghadap ke utara. Di sebelah utara keraton kasepuhan terdapat alun-alun. Di sebelah baratnya terdapat Masjid, sedangkan di sebelah timur keraton merupakan sentra perdagangan.
Untuk masuk ke sana, kami harus membayar tiket masuk sebesar 10 ribu rupiah. Ada juga tiket terusan untuk masuk ke museum. Tiket terusan seharga 20 ribu rupiah. Kami membeli tiket terusan.
Dengan ditemani seorang pemandu, kami mulai menelusuri masuk ke area keraton. Para pemandu menggunakan kain untuk bawahannya, baju beskap serta blangkon. Ada yang membawa keris juga yang diselipkan di belakang punggungnya.
Pemandu kami orangnya sangat menyenangkan, dia menceritakan sejarah istana kasepuhan, nama-nama bangunannya, silsilah keluarga kerajaan. Dia juga mampu menjawab dengan lancar pertanyaan dari salah satu teman seperjalanan. Kebetulan teman baru saya ini guru sejarah, jadi dia pun sangat antusias kala kami mengunjungi keraton kasepuhan.
Pemandu kami tak hanya piawai menceritakan sejarah kasultanan Cirebon, tapi juga pandai mengarahkan gaya saat kami mau berfoto. Bahkan dia yang antusias menunjukkan spot mana saya yang bagus untuk berfoto, bagaimana kami harus bergaya, dan tentu saja menjepret kami berulang-ulang.
Sayangnya, bicaranya cepat sekali, sehingga saya kurang bisa mengikuti. Saya sampai harus berulang kali meminta dia mengulang penjelasannya.
Siti Inggil
Bangunan paling depan dari kompleks keraton kasepuhan Cirebon adalah siti inggil. Bangunan siti inggil didirikan pada tahun 1529, pada masa Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Siti inggil memiliki dua gapura dengan motif bentar bergaya arsitek Majapahit.
Di dalam kompleks siti inggil terdapat 5 bangunan tanpa dinding yang memiliki nama dan fungsinya masing-masing. Kelima bangunan itu adalah Malang Semirang, Mande Semar Tinandu, Mande Karesman, Pendawa Lima dan Mande Pengiring.
- Mande Malang Semirang, bangunan utama yang terletak di tengah dengan jumlah tiang utama 6 buah yang melambangkan rukun iman dan jika dijumlahkan keseluruhan tiangnya berjumlah 20 buah yang melambangkan 20 sifat-sifat Allah SWT. Bangunan ini merupakan tempat sultan melihat latihan keprajuritan atau melihat pelaksanaan hukuman.
- Mande Pendawa Lima, bangunan di sebelah kiri bangunan utama dengan jumlah tiang penyangga 5 buah yang melambangkan rukun islam. Bangunan ini tempat para pengawal pribadi sultan.
- Mande Semar Tinandu, bangunan di sebelah kanan bangunan utama dengan 2 buah tiang yang melambangkan dua kalimat Syahadat. Bangunan ini adalah tempat penasehat Sultan/Penghulu.
- Mande Pengiring, bangunan di belakang bangunan utama yang merupakan tempat para pengiring Sultan
- Mande Karasemen, bangunan disebelah mande pangiring, tempat ini merupakan tempat pengiring tetabuhan/gamelan. Di bangunan inilah sampai sekarang masih digunakan untuk membunyikan gamelan Sekaten (Gong Sekati), gamelan ini hanya dibunyikan 2 kali dalam setahun yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha.
Taman Dewandaru
Di tengah-tengah kompleks keraton terdapat sebuah taman, yang diberi nama taman dewandaru. Ada beberapa pohon dewandaru yang mengelilingi taman kecil ini. Di bagian depan terdapat papan penunjuk arah ke bagian-bagian bangunan keraton.
Ada meja dan kursi terbuat dari batu ditengah-tengah taman, bisa digunakan pengunjung untuk duduk sejenak beristirahat setelah mengelilingi kompleks keraton. Sementara dibagian belakang terdapat patung 2 harimau putih sebagai simbol Kasultanan Cirebon, sepasang meriam yakni Ki satoma dan Nyi satomi hadiah dari Prabu Gabonangka.
Bangunan Induk Keraton
Di sebelah selatan taman Dewandaru, terdapat bangunan utama keraton yang dahulu digunakan Sultan untuk melaksanakan tugas-tugas kesultanan.
Dibagian depan bangunan induk keraton terdapat gapura yang di cat berwarna putih yang disebut dengan kutagara wadasan. Pada bagian bawah kaki gapura berukiran wadasan dan bagian atas dengan ukiran mega mendung. Arti ukiran tersebut seseorang harus mempunyai pondasi yang kuat jika sudah menjadi pimpinan atau sultan harus bisa mengayomi bawahan dan rakyatnya.
Di belakang kutagara wadasan terdapat area untuk tempat parkir kendaraan Sultan.
Selanjutnya kami masuk ke bangunan dengan dinding berwarna hijau, dengan empat tiang penyangga. Inilah bagian keraton yang boleh dikunjungi oleh warga dan hingga kini masih bisa dimasuki oleh pengunjung keraton. Di belakang ruangan ini terdapat pintu kayu, di cat warna hijau juga. Kami diperkenankan untuk mengintip di dalam.
Di balik pintu terdapat singgasana untuk duduk Sultan yang posisinya lebih tinggi. Terdapat juga beberapa kursi kecil. Menurut Mas Ako, ruangan itulah yang dulu digunakan untuk pisowanan agung. Di belakangnya masih ada beberapa bangunan lagi, tempat tinggal raja, kaputren dan beberapa bangunan lain.
Museum Pusaka Keraton Kasepuhan
Museum pusaka keraton kasepuhan merupakan tempat untuk menyimpan benda-benda pusaka, kitab maupun benda-benda lain yang dulu digunakan pada masa kejayaan kesultanan Cirebon. Tiket masuk ke museum adalah sebesar 10 ribu rupiah, terpisah dengan tiket masuk kompleks keraton kasepuhan.
Di dalam museum ini ada silsilah para sultan keraton kasepuhan, berbagai macam senjata yang digunakan untuk berjuang melawan penjajah Belanda. Aneka kitab yang tertulis di kertas maupun lembaran kayu. Terdapat juga kereta kuda Singa Barong yang biasa digunakan oleh Sultan Kasepuhan untuk bepergian.
Kereta Kencana Singa Barong
Kereta kencana Singa Barong terbuat dari kayu ulin dan sejak 1942 tidak digunakan lagi, kini diletakkan di dalam ruangan yang tertutup kaca, karena memang usianya sudah ratusan tahun. Jadi untuk menjaga agar tetap awet, maka diletakkan di ruang yang steril. Pengunjung bisa melihat bentuknya dari balik kaca saja.
Singa Barong merupakan seloka dari sing ngarani (yang memberi nama) dan barong (bareng-bareng), dibuat pada tahun 1549 M. Di buat oleh panembahan Losari, sedangkan pengukirnya adalah Ki Nataguna dari Pleret, Cirebon. Meskipun dibuat abad 15, tapi sudah menggunakan teknologi modern. Alat kemudi kereta memiliki sistem hidrolik berbahan kayu dan baja. Terdapat suspensi sehingga penumpang tetap merasa nyaman walau jalanan yang dilalui tidak rata
Kereta kencana singa barong ditarik oleh 4 ekor kerbau putih. Kereta ini memiliki tiga unsur binatang yang melambangkan 3 kebudayaan, yaitu belalai gajah yang melambangkan India (Hindu), kepala naga melambangkan Cina (Budha) dan badan adalah buroq melambangkan Islam. Di bagian atas terdapat trisula (tri = tiga, sula = tajam), melambangkan tajamnya alam pikiran manusia (cipta, karya, karsa).
Ada mitos yang dipercaya oleh masyarakat, bila ingin enteng jodoh atau segera memiliki keturunan, maka seseorang dianjurkan untuk memegang alat kelamin Singa Barong yang terletak di bagian bawah.
Di bagian belakang ruangan museum, terdapat replika kereta Singa Barong. Replika ini bentuknya sama persis dengan kereta aslinya. Replika ini bisa berfungsi dengan baik juga, bahkan pernah digunakan untuk arak-arakan salah satu bakal calon pemimpin Cirebon. Nah replika ini yang boleh dipegang oleh pengunjung.
Lukisan Prabu Siliwangi
Di salah satu dinding museum terpasang lukisan Prabu Siliwangi. Ada yang unik dari lukisan ini, yaitu mata dan kaki kiri di lukisan itu seolah mengikuti gerakan orang yang melihat. Di lihat dari sisi sebelah kiri, maka seolah menghadap ke kiri. Saat orangnya bergeser ke sebelah kanan,mata dan kaki kiri juga menghadap ke arah kanan.
Saya pun mencobanya juga. Berdiri di depan lukisan, lalu bergerak ke kiri. Beneran mata dan kakinya mengikuti saya. Lalu saya bergerak ke sisi kanan, mata dan kaki itu seperti mengikuti gerakan saya. Untuk memastikan sampai saya ulang sekali lagi, sambil saya videokan.
Lukisan ini dibuat oleh Bapak Ridho dari Garut. Keunikan kedua dari lukisan ini adalah pada bentuk badan. Jika dilihat dari depan, maka tampak badannya pendek dan gemuk, tapi jika dilihat dari samping, badannya nampak tinggi.
Kegiatan Membunuh Waktu Sarat Manfaat
Sebenarnya masih ingin mendengar banyak kisah lagi dari Mas Ako mengenai benda-benda koleksi dalam museum. Ada gamelan, perlengkapan tedhak sinten, meriam, peralatan debus dan masih banyak lagi. Tapi waktu sudah menunjukkan pukul 16 lewat sekian menit. Kami pun harus mengakhiri kunjungan ke keraton kasepuhan.
Sebelum keluar kompleks keraton, lagi-lagi Mas Ako meminta kami untuk bergaya. Dia keluar kompleks, menyeberang jembatan sementara kami diminta untuk berjajar di belakang tulisan Keraton Kasepuhan yang menempel di pagar.
Yak, satu, dua, tiga… kasih senyum cantiknya!
Alhamdulillah, kegiatan membunuh waktu yang sangat bermanfaat. Jika punya waktu lebih lama, sepertinya saya akan betah disini, menyimak penuturan dan kisah-kisah jaman kesultanan Cirebon. Sebagai tanda terima kasih, tak lupa kami berikan tip untuk pemandu kami.
Mengulas kasepuhan Cirebon menurut pansangan saya penting mengingatkan sejarah bagian dari kehidupan berbangsa
Aduh suka deh, jalan-jalan sambil belajar sejarah gini. Belakangan saya pengen lo, jalan-jalan ke tempat bersejarah sekaligus belajar dari tour guide atau buku gitu, biar lebih mengenal budaya serta pemikiran kehidupan orang-orang sebelum kita. Keren kakak. Semoga saya bisa berkunjung juga ke Cirebon, aamiin.
jujur aq seneng banget jalan-jalan sambil menikmati sejarah kayak gini mbak, berasa seperti kembali ke masa silam dan merasakan sendiri atmosfir jaman sulu tuh gimana
Selalu suka kalau dateng ke situs sejarah kayak gini. Waktu liburan ke Solo, aku bisa berjam-jam sendirian di Keraton Surakarta, menarik banget kayak masuk ke lorong waktu gitu. Semoga someday bisa ke Keraton Kasepuhan Cirebon
Kapan ya terakhir jalan-jalan ke Keraton? Terakhir kayanya ke Jogja, pas pandemi tapi belum tinggi banget. Seru menurutku jalan-jalan menyusuri situs sejarah, tapi ada yang bilang ngebosenin. Belum pernah ke Cirebon, semoga bisa mampir lah ya.
Wiiih. Membunuh waktu. Hehe.. seru banget pastinya. Sambil jalan-jalan bisa belajar sejarah. Apalagi tentang Cirebon, prabu Siliwangi, kan dekat sekali dengan cerita masyarakat…
Wah Museumnya udah jadi, keren. Terakhir ke Cirebon lagi direnovasi Keratonnya.
Cirebon sarat kekayaan budaya, jadi engga rugi deh keliling Cirebon…
Berbicara sejarah dan peradaban negeri Cirebon memiliki cerita dengan kasepuhan Cirebon. Negeri Indonesia pernah memiliki masa kerajaan sebelum menjadi republik
Apa kabar dengan Keraton Kesepuhan Cirebon sekarang saat pandemi ya?apakah sekitarnya masih banyak penjual di luar gerbang? beberapa tahun yang lalu aku ada acara tour kesana, enaknya kami peserta dapat guide yang menceritakan sejarah
duh beruntungnya bisa ke sini
setiap ke Cirebon saya bgak bisa ke sini karena kerabat yang tinggal di Coreebon gak suka
jadi deh saya gigit jari
kayanya saya harus menjadwalkan solotraveling ke Cirebon ya?
Ah jadi ingat kenangan ke tempat ini bareng teman2..seru…sayangnya ada temen yg kehilangan iPhone nya di sini gegara ketinggalan pas balik lagi ga ketemu ..huhu
wah asyik nih … tempatnya keraton kesepuhan cirebon jadi aku lebih mengenal dari tulisan ini, bila berkunjung ke cireebon aku mau mampir juga ah …
Selama ini enggak memperhatikan peta, ternyata Cirebon itu sebelahan sama brebes ya…
Memang selalu menarik ya mengunjungi tempat bersejarah sekaligus mendengarkan tentang sejarahnya, lebih cepat hapal dibandingkan baca buku sejarah…
Beberapa kali saya ke Cirebon selalu gak dapat waktu yang tepat untuk mengunjungi Keraton Kasepuhan ini. Yang terakhir itu kalau gak ingat karena beberapa bagian dari Keraton ini sedang direvitalisasi. Dan setelah selesai baca ini, saya jadi penasaran. Pengen banget bisa menjelajah dan menuliskannya. Secara, saya penggemar sejarah.
BTW, soal lukisan Prabu Siliwangi yang bisa matanya bisa mengikuti kita itu sudah saya dengar dari beberapa teman yang pernah berkunjung kemari. Iiihh tambah-tambah deh penasarannya hahahaha. Dan oh sama kitab yang berisikan tentang tata krama menjadi raja itu, yang ditulis dengan aksara khas Cirebon.
Foto-fotonya menarik sekali Mbak Nanik. Hebat nih Mas Ako. Apalagi foto terakhir di depan tulisan keraton itu. Kerennya diambil dari seberang sungai ya Mbak.
Keren banget ya. Aku tu kalau mengunjungi keraton kayak keraton kasepuhan Cirebon begitu pas penasaran gimana kehidupan di sana saat jaman jayanya. Apakah sama dengan cerita-cerita di film dengan tema kerajaan. Hehehe…
ini rekreasi sambil belajar yaa, Mba. Senangnya dapat, ilmunya juga dapat, apalagi jalannya rame-rame dijamin pasti lebih seru
Membunuh waktu yang sanget bermanfaat banget ini mba, ya pikiran, ya sejarah yg bisa dijadikan abadi dalam tulisan blog.
Banyak jejak sejarah yang bisa kita lihat di Kesepuhan Cirebon ini ya, aku beberapa kali singgah di Cirebon, tapi belum kesampain berkunjung ke sini. Membaca ini jadi, semakin jadi list kunjungan utama kalau ke Cirebon.
menarik sekali nih, karena yg sering baca tentang keraton Yogyakarya, kesepuhan Cirebon nih jarang yg bahas. makaaih udah berbagi cerita
memang klo ngomongin budaya, indonesia gak akan pernah mati gaya ya mba. selalu ada tradisi dan budaya yang ditinggalkan di tiap sudut area di indonesia. contohnya ya keraton kesepuhan cirebon ini
Waaahhh ternyata seru banget ya Mba main ke Keraton Kasepuhan di Cirebon. Kalau pakai pemandu, tentu banyak sekali pengetahuan baru yang akhirnya kita dapatkan. Suka banget sama semua fotonya terutama yang di taman dewandaru.
Hebat nih, Mas Ako. Bisa jadi pengarah gaya dan penunjuk spot foto yang kece. Baru tahu aku dalamnya keraton kasepuhan cirebon ini.
Suka banget baca artikel beginian. Serasa belajar sejarah juga dan serasa ikut diperjalanan ya juga. Semoga next time bisa main ke sana juga.
Alhamdulillah masih terawat nggeh keraton nya, moga makin kesini makin banyak masyarakat n generasi muda yang peduli n mau berkunjung ke kraton Kasepuhan cirebon
Wisata bersejarah banget ini ya mbak. Zamannya sunan wali songo. Selain rekreasi, bisa sekalian nambah ilmu akan sejarah. Belum lagi bangunan-bangunannya yang estetik. Cocok dijadikan spot foto hingga hasilnya keren. Pengen kesana juga rasanya. Bismillah aja dulu. Hehe
Wah sudah lama sekali belum pernah saya ke Cirebon lagi…kalu wisata keraton kasepuhan Cirebon ini masuknya wisata religi ya mbak? jadi kepo saya kalau ke Cirebon mau mampir juga ke sini
Saya pernah ke Cirebon. Tapi blm pernah mengunjungi wisata keratonnya. Karena sya sendiri suka sekali berbau wisata sejarah. Semoga nanti bisa kembali ke Cirebon untuk mengunjungi keratonnya.
paling enak lihat keraton , dan cerita tentang keraton itu selalua da filsafatnya
Aduh, aduh, aduuhh mba
Kalo aku sih dag dig dug serrr manakala poto2 di depan lukisan yg matanya (seolah) bs nglirak nglirik gitu 😀 Tapi memang, all in all, selalu hepi yaa, jalan2 di destinasi seperti ini.
Apalagi klo pemandunya ciamik dan ngetrip bareng besties yg cihuy.
Seru juga ya berkunjung ke Keraton kasepuhan Cirebon ini.. Dulu gak kepikiran euy mampir ke sini.. meski berkali-kali ke Cirebon..haha. Ntar kalo ada kesempatan mau ah mampir ke keraton Cirebon
tahun 2017 aku ke sini lho mba sama temen-temen blogger undangan dari Pertamina, seneng bisa nambah pengetahuan juga, dan foto-foto tentunya
Ini sih bunuh yang bermanfaat banget ya, Mbak. Keraton Kasepuhan Cirebon termasuk legenda sih. Jadi banyak lihat tentang sejarah. Aku belum pernah ke sana, tapi ingin juga lihat gimana. Santai kan karena ada pemandunya
Sebagai orang yang alm bapaknya asli orang Cirebon…. hadeeeh merasa ter… gini deh karena saya ga tau apa apa tentang Keraton Kasepuhan hiks hiksssss….
akhir akhir ini saya lagi baca wattpad yang ceritanya berkisar soal keraton mbak Nanik
jadi aku baca artikelini pelan pelan, menikmati jalan jalan di keraton! Ih ga puas rasanya ga bisa liat dalamnya…
Duh, ngeri ah kalau beradu pandang dengan Prabu Siliwangi 😀 Memangnya terasa begitu ya lirikan di lukisannya? hiiiy serem heheh. Itu HTM nya terusan 20K terjangkau ya. Pemandu wisatanya juga asyik selain menceritakan kisah sejarah Keraton Kasepuhan Cirebon, dia juga kasih spot foto ketjeh bagi pengunjungnya.
Senangnya saat di Keraton Kasepuhan Cirebon ini ada pemandu tersedia, dan memang komplit ceritanya. Pemandu seperti ini belum saya temui saat mengunjungi tempat bersejarah di Sumatera.
Keraton masih terawat degan baik, museum pusakanya pun bagus. Di bagian belakang ada sumur-sumur juga itu Mbak, enggak sampai ke dalam ya?
Ditawari juga buat ngambil air di sumurnya mbak, tapi kami nggak mau. Akhirnya malah ke ksatrian yang kini jadi kediaman pangeran sepuh. Ketemu juga dengan putra beliau, tapi foto-foto di dalam ksatrian nggak boleh dipublikasikan
Sudah dua kali ke Cirebon tapi belum ada kesempatan ke Keraton. Padahal ini harusnya jadi pilihan 🙂
Senangnya
Bisa jalan jalan pas lagi DL ya mbak
Cirebon ini juga lumayan banyak destinasi wisata sejarah nya mbak
Aku pikir Lukisan Prabu Siliwangi ini mengandung mistis, ternyata ada teknik melukis tertentu yang bisa menimbulkan efek begitu yaa..
Keren banget.
Dulu aku pernah tinggal di Cirebon selama 3 tahun, kak Nanik.
Dan rasanya Kereta Kencana Keraton Kasepuhan Cirebon belum diberi pelindung transparan begini..
Sekarang jadi terlihat lebih modern.
Akuu pernah maak ke masjid kuno cirebon, untuk explore kratonnya belum pernah.
Biasanya kami beli cemilan di depan kraton atau alun2 trs nongkrong deh di bawah pohon rindang.
Mengisi waktu singkat dengan hal bermanfaat nih. Dulu pas tinggal di Cirebon saya baru ke Keraton Kanoman. Wah knapa dulu ga sekalian ke kasepuhan yak 😀
Jd pengen lihat lukisan PrabU Siliwangi-nya. Teknik melukis apa ya untuk bisa dapet ilusia mata gitu (orang senirupa pasti tahu ya..).
seruu emang wisata ke cirebon. aku dulu banget sama keluarga. sampe nginep di sana juga. ke keraton jadi agenda pertama. pas hari kerja, enak ga rame. guide nya juga ramah dan tahu mana spot foto yang oke 🙂
Waah udah lama nggak ke sini. Ada yang berubah gak yaa kira-kira.. dulu ke sini mampir karena atasan zaman kerja di butik tuh kampungnya di Cirebon. Jalan-jalan sekalian nambah wawasan deh.
Udah lama pengen main ke Cirebon soalnya Cirebon itu mirip Jogja ada kesultananya dan juga sarat dengan kisah para wali dan masjid kuno
Terima kasih ulasannya ya Mba. Aku beku pernah ke Cirebon nih, kapanlah bisa main ke sana. Sebab cuma lewat aja biasanya, hehehe
Ngisi waktu luang jalan ke kraton gini bermanfaat banget. Jadi nambah pengetahuan tentang sejarah dan budaya. Kapan main ke solo dong mbak, bisa ke kraton kasunanan atau mangkunegaran. ada dua kraton di satu kota.
Aku pernah nya baru ke keraton solo dan Jogja saja. Ternyata Keraton Cirebon juga luas dan banyak hal menarik untuk dikunjungi ya. Mitos yang kereta singa barong itu wow ya, hehe ada yang mempraktekkan beneran ga mbak?
Cirebon ini bisa dibilang kyk perpaduan Jawa Sunda gitu ya mbak?
Seru banget main ke keratonnya. Ada pemandunya pula. Enak kalau pakai pemandu bisa dapat cerita lebih banyak.
Tiket masuk ke museumnya juga cukup terjangkau ya 😀
Cirebon ini terkenal punya banyak situs sejarah, cerita prabu siliwangi, syekh siti djenar, dan sultan terdahulu.
Belum pernah ke Cirebon, mudah-mudahan kalau ada rezeki bisa berkunjung ke keraton kesepuhan.
Tempatnya bersih terawat ya mba.
Kulineran Cirebon juga enak-enak ya mba.
Kalo ke Keraton Kasepuhan aku mau dipandu Mas Ako aja. Biar ga ngeblank masuk museum dan lihat peninggalan sejarah di sana. Trus Gaya arahannya oke punya lho. Hihi … Bisa aja nih tour guide-nya
terima kasih mba sudah bikin tulisan yang super lengkap mengenai keraton kasepuhan cirebon, berasa jalan-jalan virtual karena detail banget ceritain setiap tempat yang ada. Jadi punya gambaran nanti kalau ke sana mau kebagian yang mana dulu
Wah seru banget nih bisa eksplor keraton Cirebon. Beberapa kali ke Cirebon, belom pernah aku ke sana. Mungkin nanti kalo ke sana harus mampir ya. Melestarikan budaya asli kita. Bareng temen-temen atau keluarga makin seru.
Keraton Kasepuhan Cirebon memang menyimpan banyak peninggalan sejarah. Terutama soal perkembangan Islam di tanah Jawa, terkhusus wilayah pantai utara Jawa Barat.
Belum pernah menyambangi Keraton
Cuma baca dan lihat di internet kalau pas ada yang lewat di timeline
Penasaran sama keadaan di lingkungannya
aku baru sekali ke cirebon, itupun cuma semalam menginap karena mengajar satu hari. sayangnya ga sempat jalan2..jadi pengen ke keraton ini kalau nanti ke cirebon ah
Salfok dengan judulnya eh tapi benar ini kegiatan membunuh waktu yang bermanfaat dan seru banget ya.. jadi nambah pengetahuan juga setelah melakukan wisata sejarah seperti ini. Apalagi makin seru karena perginya rombongan.
cirebon itu keratonnya banyak ya kak. Belum pernah ke cirebon sekalipun, tapi sering baca2 temen2 share cerita beberapa kraton di cirebon, seru deh berasa melintasi waktu ke jaman baheula liat barang2 lawas