Masak seru bareng ibu? Saya tak punya kenangan masa kecil tentang ini. Meski setiap pagi saya dulu sering mendengar suara kesibukan ibu di dapur, saya tak pernah mendekat membantu. Karena kalau saya mendekat lalu bertanya ini itu, ibu tak menjawab, malah menyuruh saya untuk meninggalkan dapur.
“Kamu itu banyak nanya, udah sana ke depan saja. Nanti keburu siang, sarapan harus siap sebelum Bapakmu berangkat kerja”
Begitulah jawaban yang sering saya terima dahulu. Keseringan menerima penolakan, akhirnya saya tak kenal kegiatan di dapur, nggak tahu tentang berbagai macam bumbu. Hingga dewasa, saya tak bisa masak.
Beruntung saya punya suami yang pinter masak. Mau mengajari berbagai macam bumbu, cara mengolah berbagai bahan makanan, sayuran maupun ikan dan daging ayam maupun sapi. Alhamdulillah kini saya sudah terampil memasak.
Tak Ingin Masa Kecil Terulang pada Anak, Tapi ….
Setelah memiliki anak, saya baru paham kenapa dulu ibu melarang saya “menganggu” beliau saat sedang di dapur. Beliau sedang diburu waktu untuk menyelesaikan pekerjaan memasak, lalu beralih mengerjakan pekerjaan lain.
Setiap pagi saya memasak, bahkan saat masih memiliki ART pun, pekerjaan memasak tetap saya lakukan berdua dengan suami. ART kebagian bersih-bersih rumah dan mengasuh anak-anak saat kami tinggal kerja.
Kantor saya masuk jam 07.00 WIB, jarak rumah ke kantor bisa ditempuh 10 menit dengan sepeda motor. Artinya maksimal 06.30 pekerjaan memasak harus sudah selesai. Sehingga saya ada waktu untuk mandi dan bersiap berangkat ke kantor.
“Mama masak apa?” Begitulah anak-anak sering berjalan menghampiri ke dapur kala saya sedang memasak.
“Ayam kecap”. Saya menjawab tanpa menoleh ke arah mereka, masih fokus pada masakan di atas kompor.
“Wow aku suka. Aku mau lihat ya, mau aduk-aduk”
Waduh kalau dituruti, anak ini bakal bertanya ini itu tak ada habisnya. Bisa memperlambat kegiatan memasak. Padahal masih harus menggoreng tahu tempe, masih harus potong sayuran.
Kalaupun tak bertanya, saya kan jadi harus mengawasi dia. Ada api menyala, ada panci yang panas, nggak beranilah saya ngambil resiko membiarkan si bocah berdiri di depan kompor sementara saya sibuk mengerjakan hal lain. Artinya pekerjaan saya di dapur juga bakal jadi tertunda.
“Kamu main sama papa dulu aja ya, Mama selesaikan masak dulu. Nanti keburu siang, Mama bisa terlambat ke kantor”
Lalu si bocah akan meninggalkan dapur dengan kaki dihentakkan karena kesal. Sementara saya diliputi rasa bersalah.
Rasa bersalah karena saya dan suami pernah bersepakat akan memprioritaskan anak-anak ditengah kesibukan kami. Lha ini malah anak diabaikan dan fokus masak. Saya dan suami pun sudah sepakat untuk memberikan bekal ketrampilan hidup sejak mereka kecil, supaya mereka tak seperti saya yang hingga dewasa nggak bisa masak, beberes rumah pun tidak terampil. Tapi ini malah di saat dia antusias pengen membantu dan belajar cara masak, saya menyuruhnya meninggalkan dapur.
Biasanya berakhir dengan saya menghela nafas. Mencari pembenaran, bahwa saya nanti bisa terlambat ke kantor kalau meladeni anak-anak. Lalu melanjutkan pekerjaan memasak.
Kadang berakhir dengan saya beralih ke depan menemani anak-anak, sementara suami gentian ke dapur melanjutkan kegiatan memasak.
Tak ingin terus di dera rasa bersalah karena mengabaikan rasa ingin tahu anak-anak, saya dan suami akhirnya sepakat, anak-anak akan dilibatkan dalam kegiatan di dapur setiap akhir pekan. Saat saya libur kerja, jadi kegiatan memasak di pagi hari bisa lebih santai.
Dimulai dari Rinnai, Langkah Pertama Anak Belajar Memasak
Sejak usia 5 tahun, anak-anak sudah saya biarkan di depan kompor Rinnai tanpa pengawasan. Kadang saya minta tolong bikin teh untuk saya atau kopi untuk papanya. Dan mereka senang melakukan itu. Tentu saja untuk itu, saya melatih mereka lama. Menuntun tangan kecil mereka untuk memutar knop menyalakan kompor. Menguatkan mereka bahwa bunyi ceklek itu tak berbahaya, justru jadi pertanda buat kami kalau ada yang menyalakan kompor. Menguatkan hati saya juga untuk pelan-pelan membiarkan tangan mereka sendiri yang bekerja memutar knopnya. Berdiri di sampingnya dengan siaga.
Lalu pelan-pelan saya membuat jarak. Masih di dapur, tapi tak lagi disampingnya. Berlanjut membiarkan anak-anak sendirian di dapur, sementara saya mengintip dari balik pintu. Dan akhirnya, benar-benar melepaskan mereka untuk beraktivitas di dapur tanpa ada keterlibatan saya.
Saya kan sering mendapat tugas kantor ke luar kota ya, dulu kalau saya ke luar kota, maka suami yang masak. Namun kini, Babang dan Kakak sudah bisa masak sendiri. Walau masih sebatas ungkep ayam lalu menggorengnya, bikin nasi goreng, menggoreng tahu tempe, bikin telur dadar, tapi itu sudah prestasi luar biasa menurut saya. Dibandingkan saya dulu kala berusia 12 tahun dan nggak bisa masak.
Apalagi kakak, suka lihatin tutorial bikin camilan di TikTok, terus mempraktekkannya. Kata Babang dan Toto, kue bikinan kakak yang niru resep di TikTok tuh rasanya enak. Pasti enak lah, soalnya habis dimakan sama mereka bertiga, kalau saya pulang kantor tinggal kebagian mencuci peralatan masak yang menumpuk aja.
Kalau masak nasi kan gampang ya. Apalagi masaknya pakai rice cooker Miyako. Tinggal cuci berasnya, kasih air setinggi seruas jari telunjuk dari permukaan beras. ceklek rice cooker Miyako ke posisi cook, bisa ditinggal main deh.
Urusan masak nasi ini pun saya bikin jadwal bergilir buat anak-anak. Senin Selasa, jadwal saya masak nasi. Rabu Kamis jadwal Babang yang masak nasi. Jumat Sabtu itu jadwalnya Kakak. Sementara hari Minggu adalah jadwal suami buat masak nasi.
Kompor Rinnai, Awet seperti Cinta dalam Keluarga Kami
Ngomongin soal kompor, sejak awal menempati rumah kontrakan berdua dengan suami, kami menggunakan kompor Rinnai. Kami mulai ngontrak rumah tuh pertengah 2009. Kompor Rinnai yang kami beli saya lupa tipenya, pokoknya 2 tungku dan warna body nya hitam.
Kompor ini setia menemani keluarga kami hingga pindah kontrakan sebanyak 3 kali. Tahun 2015 kami lepas kompor Rinnai ini dan ganti kompor Rinnai yang baru. Kami lepas bukan karena rusak atau ada masalah, tapi karena kami sedekahkan.
Jadi ceritanya, 2015 itu ada teman suami datang ke rumah mau pinjam duit. Katanya dia tuh pengen buka warung gorengan di pinggir jalan gitu. Nah, dia bilang pinjam duit mau buat modal beli kompor dan perlengkapan menggoreng.
Karena kami sudah punya pengalaman buruk tentang memberi pinjaman pada teman, yang susah banget nagihnya padahal kami lagi butuh, kami pun sepakat tidak memberikan pinjaman uang sebagaimana yang dia minta. Tapi kami berikan “sedekah” berupa kompor Rinnai yang biasa kami gunakan untuk memasak. Walau kompor bekas, tapi masih bagus dan berfungsi dengan baik.
Jadi sejak 2015 itu kami beli kompor Rinnai untuk ke dua kalinya. Kompor Rinnai yang ini warna boby nya silver. Modelnya adalah RI-522AT.
Produk dari Rinnai Indonesia ini agak beda dengan kompor yang pertama, di kompor kedua ini, walau sama-sama dua tungku, tapi knopnya ada tiga. Dua untuk masing-masing tungku, dan satu knop untuk timer.
Jadi kalau masak ataupun menghangatkan makanan, nggak khawatir bakal gosong kalau disambi mengerjakan pekerjaan lain. Karena kompor akan otomatis mati sesuai waktu yang telah kita atur.
Dari 2015 hingga sekarang 2022 mau berakhir, kompor Rinnai RI-522AT milik kami masih berfungsi dengan baik. Bodynya juga masih mulus dan bersih, karena memang kami rawat dengan baik. Sebagaimana kami merawat cinta dalam keluarga.
Masak Seru Bareng Ibu, Kolaborasi Miyako x Rinnai untuk Peringati Hari Ibu
Desember tuh identik dengan hari ibu, siap-siap deh dapat ucapan cinta dari suami dan anak-anak. Nggak cuma suami dan anak-anak lho yang perhatian saat hari ibu sama saya, tapi Rinnai Indonesia juga. Gimana bentuk perhatiannya?
Jadi di bulan Desember ini ada kolaborasi antara Miyako x Rinnai dalam menyelenggarakan kampanye Masak Seru Bareng Ibu.
“Masak Seru Bareng Ibu” adalah tema kebersamaan Ibu dan anak yang diusung Miyako x Rinnai berupa kompetisi foto di Instagram. Ibu dapat mengabadikan momen memasak bersama anak, lalu mengunggah di Instagram. Kompetisi foto ini berlangsung 1 Desember 2022 sampai 1 Januari 2023. Untuk ketentuan selengkapnya mengenai kompetisi foto ini, bisa di lihat di Instagram Miyako Indonesia dan Rinnai Indonesia.
Nah ibu-ibu, yuk ikutan kompetisi fotonya. Apalagi hadiahnya juga menarik banget lho. Ada hadiah utama berupa produk Rinnai dan Miyako bernilai jutaan rupiah. Selain itu masih ada berbagai hadiah menarik lainnya.
Memasak bersama anak menggunakan kompor Rinnai atau rice cooker Miyako bisa jadi kegiatan yang menyenangkan lho. Memang kedua produk ini adalah teman wajib Anda dalam urusan memasak. Sepakat kan?
Kompor Rinnai emang ciamiikk mba.
Awet dan soulmate bgt utk urusan dapur.
Aku sempat k rumah adekku di BDG, dia pakai kompor tanam yg mihiill, ealaahhh tibakno masih enak pakai Rinnai lhooo
Dulu aku kurang suka masak karena pakai pawon, tradisional banget. Sekarang sudah ada kompor gas kaya Rinnai. Jadi anak kalau masak ya sat set gitu. Paling jagain bentar ya kalau mereka masih agak kecil. Pas udah besar, pada masak sendiri buat lauk
Seru yaa kalau sudah ada kakak yang bisa masak dengan meniru resep di TikTok makan adik2 akan lebih mudah menjadi menyukai kegiatan memasak.
Anakku juga sama mba sudah sejak dini bisa masak telor, mie atau goreng2an alhamdulilah pas aku sakit jadi anak2 bisa mandiri emang segitu besar manfaatnya yah..di rumah juga aku pake rinnai awet pisan sudah 10 tahun lebih menemani suka dan duka memasak cuma sekarg tungku 1-nya ga nyala jadi pengen betulin 🙂
Saya juga termasuk yang jarang bantu ibu waktu kecil dan sampai nikah sempat ngga bisa masak juga. Alhamdulillah justru pas nikah langsung semangat ibukku buat ngajarin masak dan baru tau kalau saya waktu itu ngga tau yang namanya biji pala.
Kompor rinai ini awet banget ya. Udah ada dari aku kecil sampe sekarang. Mantap banget menemani para ibu selama di dapur
Bener, kompor rinnai itu awet banget, aku udah dari dulu pake rinnai, mau yg satu atau dua tungku, kalau beli ya pasti merk rinnai, g mau yang lain
sekarang, kami juga pakai rinnai di dapur, apinya bagus dan gampang dibersihin. Masak bareng anak sering kami lakukan ketika anak2 mash homeschooling, almost jadi kegiatan. Tapi setelah mereka kembali ke sekolah formal, masak barengnya pas libur atau pulang gasik aja jadinya. Setidaknya anak-anak sudah ngerti dasar2 urusan dapur hehee.. Rasanya sudah pede aja kalau mesti pergi keluar tanpa ada makanan jadi tapi ada bahan2 masakan.
seru banget lho memang memasak bersama anak, karena selain bisa meningkatkan bonding tapi juga melatih stimulasi anak
selama didampingi, dipantau, saya biarkan saja bocah kalau mau masak. Ada sih khawatirnya. Tapi, sedih juga kalau dia gak suka masak-memasak pas besarnya
kompor akuuuu, rinnai. Seru memang deh kalau masak bareng anak2, dari 20 menit jadi 1 jam haha. Tapi mereka happy apalagi pas libur gini. Paling suka masak emiii heheuu telur dan roti bakar
Rinnai emang andalan ya mbak
Dari aku nikah sepuluh tahun lalu, kompor Rinnai ku tetap awet lho
Aku jug sering ajak anak masak bareng pakai kompor Rinnai ini
Toss Mak, kompor kita samaan niih. Rinnai yang aku punya awet banget, gak pernah ngambek. Paling ya kalau lupa dibersihin agak berubah warna apinya, tapi gosok gosok dikit udah cakep lagi. Seneng banget ya bisa turun dapur sama ananda, anak anakku juga nih suka banget ngerusuh kalau emaknya di dapur. Ternyata banyak manfaatnya ya. Mau ngelarang ditahan tahan jadinya nih hihihihi
Jujurly aku baru tahu kalau kompor Rinnai ada timernya!
Maklumlah, kompor yang aku pakai sekarang, ahamdullillah belum pernah ganti sejak tahun 1993. Hahaha.
Jadi ya gitu agak lola dunia teknologi perkomporan.
Well,
Boleh juga nih rekomendasinya.
Jadi ingat di awal nikah, Aku juga diajak mertua untuk membeli kompor Rinnai dan awet banget. Aku juga suka masak bersama anakku
Di rumahku udah dua kali juga pakai Rinnai, yang sekarang udah lumayan lama beli nya. Aku dulu kalo sedang masak dan anak-anak mendekat, aku akan kasih mereka peralatan masak. Biar asik sendiri dengan kegiatannya pakai alat dapur beneran
Toto makin gedeeeee makin ganteng.
Pipinya ttp gembiill.
Rajin masak dong yaaa sama Toto jugaaa
Tidak diragukan lagi miyako dan rinnai terkenal sejak dahulu. Hampir emak emak pakai brand tersebut karena awetttt harganya juga terjangkau.
di rumah juga aku pakai Rinnai euy, Rinnai ini emang gak ada duanya yaa. btw, masak sama anak itu selain asik, bisa mengasah kemandirian dia juga sih yaa. soalnya masak lumayan basic skill untuk bertahan hidup lah gitu, hehe. jadi kalau dia nanti sekolah atau kuliah di luar negeri, bisa lah masak dikit2 supaya lebih irit yaa 😀
kompor Rinnainya membawa berkah nih mak, senang membaca kisah kompor Rinnainya. ini kompor sejuta umat ya mak. Harganya terjangkau dan awet
Waahh mau juga dong ikutan kompetisinya. kebetulan kompor yang kugunakan di rumah merk Rinnai. Awetnyaaa luar biasa. Masih kompor model lama nih mba, tungkunya tinggi gitu dan ada pemantik baterainya yang terpisah.
sama nih pengalaman masa kecil kita, Mbak. Kalau mau bantu di dapur malah disuruh pergi. Huhu … jadilah ngeblank saat udah berumah tangga tapi gak bisa masak. Sekarang pelan-pelan belajar masak dengan anak karena alhamdulillah anakku malah tertarik masak.
Masak bareng anak itu seru banget yaa, selain lebih dekat, juga ngajarin life skill anak.
Pas aku kecil, aku juga suka ikut ibuku masak, tapi masih pakai pawon dan kompor minyak tanah, ribet pokoknya. Sekarang ada kompor gas rinai, lebih mudah dong urusan masak memasak.
di rumah aku sering banget mba.. soalnya memang asyiiik ya mba masak bareng.. plus bisa bonding dengan seru sambil bercandaan
Seru banget masak sama ibu, bisa jadi bekal tuk masa depan. Karena memasak itu life skill, setiap orang harus bisa lah. Jangan ngandelin beli makan atau pembantu mulu ya. Kalo ada bencana, hanya bisa ngandelin diri sendiri.
Aq juga dilarang ortuku masak mbak. Eh dapat suami yg 11 12. Wkkka akhirnya kita lebh sering beli makanan..tapi aq juga pgn anakku sepinter anak mba lho bisa masak di usia muda. Btw aq baru tahu Rinnai bisa ada timernya
Anak laki-laki memang harusnya diajarkan untuk bisa ‘kerja” di rumah ya Mbk. Biar nanti dewasa bisa ringan tangan bantu ibu atau istrinya. Lelaki begitu idaman wanita, hehee…
Oiya saya juga pakai Rinnai di rumah. Udah bertahun sampe sekarang masih awet dan kilat (karena dirawat).
Bs ningkatin bonding klo masak bareng Ibu dan anak.tuh.
Super duper syukaakkkkk
Kompor Rinnai emang kompor kenangan banget ya, zaman aku awal nikah sampai sekarang pakai kompor Rinnai dan alhamdulillah apinya pas banget.
Saya kok jadi senyum-senyum baca artikel ini. Semasa kecil hingga dewasa, bahkan sudah setua ini, saya entah kenapa tidak pernah berminat atau menyukai masak-memasak. Saya tidak menemukan soul di bidang ini hahaha. Tapi kalau urusan bersih-bersih, seperti cuci piring dan membersihkan rumah, saya jagoannya. Jadi kalau suami memasak, saya yang merapihkan dan membereskannya. Klop banget kan? hahaha
Sama sepertinya anak-anak Mbak Nanik, anak perempuan saya jago masaknya. Dia cukup telaten juga memperhatikan ketersediaan bahan-bahan masakan di dapur. Masak makanan sederhana tanpa bumbu ribet dia sudah bisa. Cuma semenjak dia kuliah dan kost di Jakarta, perkara ini akhirnya diserahkan kepada si Mbak ART di rumah.
Rinnai ini memang kompor andalan keluarga ya.
Soalnya di rumah juga pakai, semenjak daku sekolah. Awet banget sih buat menemani rutinitas memasak.
Hallio Toto, apa kabar sayang?
saya juga sama Mbak Nanik, walau ada ART tapi soal masak memasak selalu saya yang ngerjain
Karena saya harus yakin masaknya higienis, serta cara masaknya benar (gak terlalu mateng yang bikin gizinya hilang)
dannn….selalu pakai rinnai serta Miyako dong
Nah, ini nih waktu yang seru masak bareng ibu dan anak ya weekend. Kalau gak ada agenda keluar rumah jalan-jalan, ya enaknya masak bareng aja kayak Mba Nanik.
Rinnai emang simbol keluarga yang panjang umur dan senantiasa bersama kita ya mba.
Aku juga kadang masak2 bareng adek mba, padahal dia cowok, tapi diajarin masak dimsum biar hemat, ga jajan makanan di luar. Hehe
Hehehe iya ya kadang pas kita buru2 trus anak malah ikut2an di dapur malah makin rempong. Kalau aku biasanya ankku aku kasi seiket sayur trus kusuruh metikin aja atau kasi bawang gtu takminta kupasin hehe. Jd mereka tenang metik2 aku tenang goreng2 😀
Eh ternyata kontes fotomya sampai 1 Januari depan ya?
Seneng banget kalau anak-anak diijinkan mencoba aktivitas yang dibilang “mengganggu” ini. Karena memang fitrahnya anak selalu ingin mencoba hal baru dan selalu merasa seru melihat aktivitas sang Ibu, role model pertama anak-anak.
Semoga aktivitas seru masak bersama Ibu menjadi kebiasaan yang baik di dalam keluarga. Seru banget nih.. Miyako x Rinnai.
Rinai memang awet, kompor mertua dan mamaku merek rinai dah cukup lama nggak pernah ganti. Baca ini jadi ngerasa bersalah dulu waktu anak dua sempat mengajak mereka masak2, sekarang anak 3 semua serba buru2
Anakku umur 2 tahun sedang aktif-aktifnya. Sering banget ganggu aku ke dapur. padahal kan pengen cepat-cepat selesai masaknya. Hehe.. Tapi nanti kalau udah besaran juga mau ku ajak belajar memasak. Apalagi dengan kompor Rinnai yang emang udah jdi kepercayaan dari dulu