Me time di kamar 810 Redtop Hotel and Convention Center.
Jauh amat sih me time nya?
Hihi… sekalian lah. Kebetulan dapat tugas ke Jakarta 4 hari, dan karena masih masa pandemi gini, jadinya satu orang satu kamar. Anggap aja me time, bisa tenang menikmati tidur sendirian selama 3 malam. Sesuatu hal yang jarang bisa saya dapatkan setelah menikah dan memiliki anak. Bahkan jauh sebelum menikahpun, saya jarang bisa tidur sendirian di kamar. Jadi bisa tidur sendiri di kamar 810 Redtop hotel ini sebuah kemewahan juga lho, apalagi tidurnya di hotel bintang 4.
Selalu Berbagi Kamar
Sejak kecil, hingga menjelang kepala tiga saya selalu berbagi kamar, tak pernah punya kamar sendiri. Berpisah tidur dengan orang tua, saya sekamar dengan kedua kakak perempuan. Saya kecil merasa tak ada masalah sekamar dengan mereka, tapi begitu beranjak remaja, saya mulai merasa membutuhkan privasi. Tapi tetap tak bisa saya dapatkan, karena walau kakak perempuan pertama saya sudah kuliah dan jadi anak kost, masih ada satu kakak perempuan di rumah.
Saat SMA, saya di terima di SMA yang lokasinya ada di kota kabupaten. Tak ada motor, tak ada angkutan umum yang lewat desa saya. Pilihannya saya bersepeda ke sekolah atau jadi anak kost. Bapak menyuruh saya ngekost saja, Bapak juga yang mencarikan kost buat saya.
Saya sudah bersorak dalam hati. Yes, akhirnya bisa punya kamar sendiri.
Tapi ternyata Bapak tak punya cukup uang untuk menyewa satu kamar, jadi selama 3 tahun di SMA saya harus berbagi kamar. Teman satu sekolah juga, yang ketemu dan kenalnya juga baru saat sama-sama menempati kamar itu.
Lulus SMA saya kuliah di Jogja. Lagi-lagi Bapak tak sanggup membiayai satu kamar, apalagi bayarnya tahunan. Jadilah selama 5 tahun kuliah di Jogja, saya pun tak pernah merasakan punya kamar sendiri. Sempat 3 kali pindah kost, tapi tetep aja sekamar berdua.
Selepas kuliah, 2005, saya di terima kerja di Malang. Udah kerja bisa punya kamar sendiri dong?
Baca juga : Shock di Hari Pertama Kerja
Nggak juga, status saya saat itu CPNS, gaji saya baru 75% itupun tidak langsung cair saat bulan pertama kerja. Kalau tak salah ingat, di bulan ke 7 bekerja, saya baru menerima gaji. Jadi yah, selama awal kerja itu, saya masih tetap jadi anak kost yang berbagi kamar dengan penghuni kost yang lain.
2006, sudah jadi PNS, gaji sudah 100%, saya pengen dong punya kamar sendiri. Sudah merasa mampu membayar satu kamar untuk diri sendiri. Tapi belum sampai dapat kamar, saya disuruh kuliah lagi. Pindahlah saya ke Bandung.
Baca juga : Suka Duka Mahasiswa Beasiswa
Jadi mahasiswa lagi. Mahasiswa beasiswa yang dana beasiswanya cair 3 bulan sekali, biaya makan yang lebih mahal di banding di Malang, akhirnya membuat saya memilih berbagi kamar kembali saat tinggal di Bandung.
2008 saya kembali ke Malang. Alhamdulillah akhirnya bisa merasakan punya kamar sendiri. Di usia 29 tahun, saya baru bisa merasakan nikmatnya punya kamar sendiri. Tidur sendirian tiap malam.
Tapi tak sampai setahun saya menikmati tidur sendiri. 2009 saya menikah. Jadilah berbagi kamar lagi dengan pak suami.
Redtop Hotel and Convention Center
Terletak di jalan Pecenongan 2, Gambir, Jakarta Pusat, hotel Redtop berseberangan dengan hotel Luminor. Saat mendekati hotel, saya lihat banyak pedagang kaki lima di sepanjang jalan dekat hotel. Saya dan teman seperjalanan, udah saling kedip seneng lihat pemandangan seperti itu.
Iya, saya tuh kadang kurang cocok dengan menu makanan utama di hotel yang rasanya tawar. Lidah biasa merasai makanan pakai micin, dikasih makanan sehat berhari-hari, jadi terasa ada yang kurang.
Setelah melewati jejeran pedagang kaki lima, taksi yang membawa kami berbelok masuk area hotel, lalu berhenti di depan lobby. Ada petugas hotel yang membantu menurunkan barang dari bagasi. Setelah itu, kami dipersilakan membersihkan tangan menggunakan handsanitizer, diukur suhu tubuh juga. 35 koma sekian, saya pun diperbolehkan masuk.
Dari pintu masuk, sebelah kiri terdapat lobby. Di samping lobby ada ruang makan. Sementara di sebelah kanan ada executive lounge, merchant yang menjual aneka snack dan minuman serta merchant penjual cinderamata.
Begitu dibilang rombongan kemdikbud, petugas mengarahkan kami untuk lurus aja dari pintu utama, sampai ketemu eskalator. Naik eskalator menuju lantai 3 untuk melakukan registrasi di sana.
Usai registrasi, menyerahkan berkas bukti perjalanan, saya pun memperoleh kunci kamar. Kamar 810.
Lift di Redtop hotel ada 4, namun yang 2 tidak dioperasikan. Mungkin karena belum di ubah/ditambah sensor deteksi gerakan untuk menyesuaikan dengan protokol kesehatan di masa pandemi ini. Jadi di pintu lift ada keterangan untuk tak menekan tombol, cukup dekatkan aja tangan, maka sensor akan mendeteksi dan tombol naik/turun menyala.
Kamar 810
Kamar 810, Ada di lantai 8 dan terletak di paling ujung. Harus menyusuri lorong kamar, baru sampai di depan kamar
Saya dapat kamar yang lumayan luas, ada dua bed. Padahal tidurnya sendiri, bisa pindah-pindah nih. Sebelumnya ada temen satu instansi bilang, kalau ntar malam mau pindah ke kamar saya, soalnya dia nggak berani tidur sendiri. Waduh, saya kan lagi nggak pengen berbagi kamar. Akhirnya saya tolak permintaannya.
Meja kerjanya lumayan luas, cukup buat menggelar dagangan. Menggelar laptop dan beberapa berkas pekerjaan. Satu hal yang membuat saya girang, di dinding depan meja kerja ini ada colokan RJ45. Kalau keluar kota, saya memang selalu bawa kabel jaringan. Bermanfaat kalau di hotel menyediakan koneksi internet pakai kabel. Koneksinya lebih stabil di banding menggunakan wifi.
Meja kerja dengan penerangan cukup, koneksi internet kencang dan stabil, bikin betah di kamar aja. Apalagi, karena alasan pandemi, tidak ada sesi malam untuk kegiatan yang saya ikuti ini. Jadi usai makan malam, balik ke kamar lagi.
Capek kerja, tapi belum pengen ngacak-acak kasur, bisa leyeh-leyeh di kursi santai yang juga tersedia di kamar. Geser posisi kursi menghadap jendela, buka tirainya, lalau menikmati pemandangan malam kota Jakarta dari ketinggian.
Menikmati pemandangannya bisa sambil minum teh/kopi. Tak perlu keluar kamar, bikin sendiri di kamar karena ada fasilitas untuk itu. Botol minum air putihnya bentuknya unik, awalnya saya kira dari kaca, ternyata dari plastik.
Ada kulkas kecil, televisi, brankas juga di kamar yang saya tempati. Nyamanlah pokoknya. Yang bikin nggak nyaman itu dinginnya AC. Jadi selama 3 malam tidur di kamar 810 hotel Redtop ini, AC saya matikan.
Kamar Mandi
Setelah menaruh barang bawaan di lemari, foto-foto kondisi kamar, saya pun menuju kamar mandi. Badan sudah terasa gerah banget, pengen segera ketemu air.
Kamar mandinya luas. Perlengkapan buat mandi juga lengkap. Sabun mandi cair dan padat, sikat plus pasta giginya, shampo di susun dalam tatakan yang apik.
Kran air panas dan dingin saya buka, mengisi bathup dengan air hingga setengahnya, lalu saya masuk dan berendam. Asyik banget bisa mandi berendam berlama-lama tanpa ada yang ribut mengetuk pintu kamar mandi
Puas berendam, saya pun mengakhiri acara mandi. Setelah berganti pakaian, rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Pencet-pencet remote, memindah-mindah saluran dan akhirnya berhenti di saluran TV yang menyiarkan berita. Niatnya selesai nonton berita, mau buka laptop. Apa daya, kantuk mulau datang dan menyerang dengan ganasnya. Saya pun tertidur dengan kondisi TV masih menyala.
Bangun Kesiangan
Kalau di rumah, sebelum jam 4 biasanya saya sudah bangun. 3 malam menginap di Redtop Hotel ini, saya selalu bangun kesiangan. Hari pertama setengah 6 baru bangun, itu pun karena hp menjerit-jerit terus. Ternyata Toto pengen ngobrol sama Mamanya.
Hari kedua, sama juga. Malah lebih siang, menjelang jam 6 baru terbangun. Emang sih, malamnya saya begadang sampai jam 1 dini hari.
Untungnya nggak perlu masak. Usai mandi kilat, ganti baju lalu menuju ruang makan di lantai 1. Yang bikin lama di ruang makan itu karena harus antri saat mengambil makanan. Karena menerapkan protokol kesehatan, jadinya para tamu tidak diperkenankan untuk mengambil makanan sendiri, melainkan diambilkan oleh petugas.
Ruang makannya luas. Meja yang biasanya berpasangan dengan 4 kursi, kini hanya disediakan 2 kursi saja. Supaya para tamu hotel bisa menjaga jarak. Udah diatur begini, ada aja yang menarik dan memindah kursi, biar bisa satu meja sama temannya.
Demikianlah pengalaman saya menikmati me time di kamar 810 Redtop Hotel and Convention center, Sampai bertemu di kisah yang lain.
Kursi pojokan di kamar itu asyik banget, bisa dipake selonjoran sambil baca buku atau nonton film dari gadget 🙂 aku juga suka suasana dan pencahayaan Redtop ini. Hanya, penasaran foto2 makanannya. Kayaknya juga lezat kalau denger ceritanya ^^
Alhamdulillah makanannya lezat, jadi saya nggak sempat jajan di pedagang kaki lima sekitaran hotel. Berhubung antri ambil makanannya lama, begitu dapat dan kembali ke tempat duduk, langsung di makan, nggak sempat di foto
Wehh mbaa, aktivitas mba Nanik padat bangeett, semoga sehaaattt selalu ya
Itu puas banget sih gegulingan di kamar hotel bintang 4 😀
Aku juga bakalan pindah bobok dari satu kasur ke kasur lain wkwkwk
Aamiin…
Iya mbak, puas deh menikmati kamar itu sendirian. Mau berantakan, TV nyala terus juga nggak ada yang bakal negur
Sehat terus dan lancar pekerjaannya ya mba.
Berkah perjalanan di masa pandemi dengan dapat kamar sendiri yang luas, dan bisa milih mau tidur di kasur yang mana pula. Mandi sepuasnya. Benar2 me time ini mba.
Waw keren Redtop hotel
kapan saya dapat fasilitas seperti ini lagi ya? 😀
2 tahun lalu, saya juga pernah dapat fasilitas sebagai blogger CSR, sehingga di kamar saya sendirian
bisa gulang guling 😀 😀
Seru ya me time di ruangan hotel, bisa menyempatkan waktu untuk berbagi pada diri sendiri yang lebih eksklusif. Red top hotel and convention center ini bisa jadi pilihan staycation bagi teman2 pembaca yang mungkin ingin me time.
Mantap…staycation pilihan sliburan paling efektif dan safety sih buat sekarrang ini. Dan review-review seperti ini lumayan buat refrensi milih hotel dehh
Aduh Mbak Nanik. Pagi-pagi bikin saya ketawa ngakak soal punya kamar sendiri hahahaha. Saya sampe gak brenti ngakak loh Mbak. MashaAllah. Kebalikan banget sama saya. Karena anak perempuan sendiri, dari kecil (balita) saya dah punya kamar sendiri. Sementara 2 saudara lelaki saya tidur sekamar berdua. Jadi waktu nikah, saya malah terkaget-kaget. Aneh aja tidur sama orang lain. Meskipun selama ngekost ada aja teman kuliah/kerja yang nginep karena gak berani pulang karena rumahnya jauh.
BTW, kamar hotelnya keliatan bersih ya Mbak. Warna ruangannya juga adem.
Bagusss loby hotelnya klasik gitu konsepnya. Sekamar sendirian, berarti dua bed yang satu kosong yak? Kalo aku ga berani soalnya pernah kejadian horor tidur sendiri di hotel wkwk
Anyway, hotelnya bagus dan lengkap. Thank you review dan referensinya
Mungkin malam-malam ada yang nemeni, tapi karena aku nggak bisa ngerasain dan nggak bisa lihat hal begituan, jadi ya santai aja hehehe
Perjalanan karir dan review hotelnya bisa jadi bahan kunjungan dan inspirasi berkarya berupa tulisan kualitas.
Daku pernah sendirian nginep di hotel karena delay pesawat, tapi tetep aja iseng haha..
Memang jadi me time asik, apalagi ini suasananya oke juga Redtop nya. Sehingga menyenangkan ya mbak.
Menarik menyimak pengalaman panjang berbagi kamarnya. Dari SMA, kuliah, sampai kerja 😀
Alhamdulillah alhirnya kesampaian punya kamar sendiri sebelum menikah ya mbak. Pastinya, jadi kenangan tersendiri perjalanan ingin sendiri dalam satu kamar.
Redtop hotel ini memang termasuk hotel bagus. Sesuai bintangnya, maka fasilitas dan layanannya juga di atas rata². Aku suka liat karpet di executive lounge nya. Sekilas motifnya kayak keramik jadul yg ngetrend lagi di masa sekarang.
Nah, dapat kamar 2 bed ya. Aku yang penakut tidur sendiri di kamar hotel, biasanya kurang suka dapat 2 bed gini, berasa ada yang nempatin di bed satunya wkwk
Paling suka kalau nginap di hotel itu kalau ada bathupnya bsa puas beredam
Aduh, asyik banget nih short escape-nya. Kerja sekalian refreshing. Mana nyaman hotelnya. Sehat-sehat selalu ya, Mbak.
Alhamdulillaah ya mba bisa menikmati me – time yang seruu di hotel Red Top. Sedang meeting apa mba? di daerha itu memang banyak jajanan yang seru ya… Prokes aja yang perlu selalu dijaga
Wahh enaknya bisa me time di hotel red top
staycation di hotel memang enak ya mbak
tapi tetap harus mematuhi protokol kesehatan ya mbak
ahey.. seru kisahnya.. tapi memang me time itu penting banget lho.. apalagi situasi seperti sekarang ya kan.. butuh banget refreshing agar jauh dari hal hal negatif apalagi virus huhu.. anyway tempatnya asik juga dan boleh lah nanti me time disana juga hihi
Lumayan bisa me time 3 malam di Redtop Hotel Mbak Nanik…Memang lebih baik nolak teman yang mau ngungsi ke kamar kita, saat pandemi kok ya…mending sendiri begini lebih aman.
Btw, aku pernah ngantar Mbak-ku ke sini, dia ASN Pemkab Kediri, ada workshop pas sebelum pandemi, Tapi aku cuma nurunin aja setelah nginap sehari di rumahku. Aku ga ikut naik ke kamarnya karena sudah ada teman sekamar peserta lainnya.
Gampang cari makan di sekitar
Beberapa bulan lalu sempat mau meeting di sini nih…
Tp batal dan pilih yg lebih dekat dr kantor hehehe…
Ternyata fasilitasnya oke juga yaa…
Kamarnya juga lega lhooo.
Breakfastnya jg enak kayaknya
Salah satu hikmah pandemi ya, bisa puas menikmati kamar hotel yang mewah sendirian…
Tapi enggak enaknya makanan diambilin petugas, kalau saya jadi malu mau nambah lagi, hihihi…
aku paling suka kalau dapat kamar dari lantai lebih atas hihi viewnya lebih cakep meskipun biasanya agak lama dapat lift nya. Udah lama banget ngga staycation mba.
Ini beneran me time sambil dinas ya mbak. Apa lagi me time nya sambil bobo cantik di hotel dan sendirian tanpa teman. aaah, jadi pingin juga nih, dapat tugas negara terus bobo cantik di hotel. udah lama ga dinas luar
Memang paling enak ada tugas/acara kantor ke luar kota terus nginap di hotel serasa me time hehehe. Sy ngalamin pas jaman masih ngantor, setelah resign me timenya di rumah aja nonton heuheu
Lokasi Redtop Hotel cukup di pusat kota yaa..
Senang sekali bisa sekamar berdua. Kadang suka parno sendiri gak sih…kak, kalau sekamar sendirian?
Hehhee…kalau berdua, paling engga ada yang ajak ngobrol atau basa-basi “Pengen camilan apa malam ini?” Hehhee…
akhirnya ya mbak bisa me time dengan tenang di hotel. hahaha lucu banget baru bangun siang dikit aja udah dikangenin anak lanang ya mbak. btw hotelnya oke loh itu, lobby nya juga luas dan nyaman
Jadi kangen staycation nih, semoga pandemi segera berlalu dan kita bisa staycation di hotel lagi kala weekend
Bangun kesiangan karena nyaman atau gak mikir bikin sarapan buat anak-anak ya mbak? Hihihi
Wah mbak Hebat ih berani tidur sendirian di hotel, hehehe, kalau saya pasti dah bingung nyari teman karena gak berani sendirian di kamar hotel. Apalagi kamarnya yang luas gitu.
Kerja rasa staycation ini ya mbak critanya ^_^
Wah enaknya bisa me time, sofa dipojokan itu ena banget ya mbak, apalagi kalo bangunpagi lihat pemandangan keluar jendela