Mendadak Sunat dengan Metode LEM

Abis lebaran ini, baca status beberapa teman di FB tentang anak lelakinya yang minta di sunat. Ada yang seneng karena si anak sendiri yang meminta, tanpa paksaan. Ada yang deg deg an karena merasa nggak siap lihat anak di “operasi”. Ada pula yang masih memikirkan biayanya.

Saya sendiri, memang nggak posting tentang anak di sunat di FB, tapi alhamdulillah sudah melaluinya. Iya, babang sudah di sunat tanggal 3 Juni kemarin, beberapa hari menjelang Idul Fitri. Mau lebaran kok malah di sunat sih? Nggak kasihan tuh pas lebaran, semua senang-senang dan dianya cuma bisa duduk di rumah aja?

Kasihan juga sebenarnya. Tapi karena kondisi yang mengharuskan demikian. Makanya judulnya mendadak sunat. Karena memang dadakan, tanpa kami rencanakan sebelumnya. Rencana kami sih, babang bakal di sunat nanti bulan agustus, saat lebaran haji. Jadi awal september, pas dia ulang tahun yang ke 10, sudah sembuh dan bisa di kasih hadiah jalan-jalan. Tapi ternyata rencana kami tak berjalan mulus.

Jadi kan, tanggal 2 kami mudik ke Klaten. Nah malamnya, Bapak udah resah dan gelisah, bolak-balik ke kamar, ke ruang depan, ke ruang makan dengan tertatih-tatih. Kalau orang Jawa bilang mbingungi. Memang Bapak saya ini juga sudah mulai agak pikun. Terus dia panggil adik saya, entah apa yang mereka bicarakan.

Abis mereka bicara, mereka ke kamar yang saya tempati selama mudik. Ada suami sedang tidur di kamar. Eh suami saya di bangunkan. Saya masih repot nemani anak-anak bermain di ruang tengah, jadi nggak tahu apa yang mereka bicarakan.

Tak lama, suami keluar kamar, meminta saya untuk telpon kakak supaya datang ke rumah, penting katanya. Di suruh sama Bapak. Ada masalah serius apa gerangan?

“Bapak nyuruh babang di sunat, besok! Nggak bisa di tawar”

Aduh, mulai deh. Bapak saya itu tipe nggak bisa di bantah. Sabda pandito ratu, bahkan sampai sekarang sudah tua dan pikun pun kalau punya keinginan, nggak mau kalau ada anak-anaknya yang membantah.

Saya jelas keberatan dong, 2 hari lagi lebaran, masa babang melewatkan lebaran dengan duduk berkain sarung saja, sementara yang lain keliling ke rumah saudara. Makan minum aneka jajanan.

Kebetulan juga malam itu kakak saya nggak bisa ke rumah, karena sedang ada kegiatan. Tahu apa yang dilakukan bapak saya? Semalaman duduk di luar rumah, nungguin kakak saya.

Pagi seusai sahur, barulah kakak saya bisa datang. Dan setelah rapat keluarga, di putuskan bahwa hari ini babang mau di sunat. Kakak saya yang kebagian nyari informasi, tempat sunat dan juga dokter yang masih membuka layanan. Soalnya kan menjelang lebaran, takutnya sudah ke sana, ternyata tutup.

Kakak saya pun menghubungi beberapa kenalannya, dan dapatlah rumah sunat yang masih melayani. Namun pagi dia nggak bisa karena sudah ada pasien yang mendaftar, sehingga di janjikan babang akan di sunat sore hari. Dan inilah harga paket sunat di klinik itu

harga paket sunat modern

Sebelumnya, kami dijelaskan dulu secara singkat pilihan metode sunat yang tersedia. Ditunjukkan juga bentuk peralatan untuk klamp dan stepler. Setelah berdiskusi dengan suami, diputuskan kami memilih metode LEM dengan bius suntik.

Tak berapa lama babang ditemani suami dan kakak saya masuk ruang praktek. Saya pengen masuk juga, tapi harus jaga si bungsu. Kalau ikut masuk, takutnya malah si bungsu bikin keributan di dalam. Jadilah saya, si bungsu dan adik saya menunggu di luar. Dag dig dug juga, kepikiran gimana babang menghadapinya.

Tak lama, kakak saya keluar ruang operasi, wajahnya pucat dan langsung cari tempat duduk. Duh, ada apa ini? Saya kan jadi khawatir dengan kondisi babang.

Ternyata, kakak saya ini nggak tahan lihat peralatan yang dipakai dokter buat sunat babang, langsung pusing. Dia berpikir, kalau diteruskan di dalam dan melihat prosesnya, takutnya malah dia pingsan, jadi dia memutuskan untuk keluar ruangan saja. Oh iya, kakak saya ini juga nggak tahan kalau lihat darah, bisa langsung lemas.

Kejadian ini, akhirnya sering jadi bahan guaruan kami kalau sedang berkumpul. “Yang disunat siapa, yang pingsan siapa”

Sekitar satu jam, saya menunggu dengan gelisah. Akhirnya babang keluar juga dari ruang periksa dengan mengenakan sarung. Saya segera menyelesaikan pembayaran dan mengajak babang pulang. Sebelum pulang, pak dokternya minta berfoto bersama dulu

Babang masih nampak tegang habis di sunat

Sampai di rumah, sebuah kesalahan saya lakukan. Yaitu tidak segera menyuruh babang untuk minum obat anti nyeri yang diberikan oleh dokternya. Akibatnya? Begitu pengaruh obat biusnya habis, babang mulai merasa kesakitan dan akhirnya menangis. Tangisannya keras pula, semua jadi penasaran merubung ke kamar.

Segera saya coba tenangkan babang dengan menyuruhnya mengambil nafas dan menghembuskannya pelan. Seperti yang dilakukan bu bidan saat saya teriak-teriak saat kesakitan menjelang melahirkan. Setelah agak tenang, segera saya sodorkan pisang, obat dan juga air putih. Dan mungkin saking pengen segera sembuh dari rasa sakitnya, obatnya di kunyah bersama pisang. Saya antara pengen melarang dan pengen ketawa, tapi saya tahan.

Tapi tentu saja obatnya tak langsung bekerja, perlu waktu juga yang saya rasakan sangat lama. Saya cuma mengelus-elus kepalanya, tangannya. Karena kalau saya berbicara, tangisannya akan makin keras. Babang ini menuruni sifat saya, kalau sedang galau atau sakit butuh suasana tenang.

Pelan-pelan obat mulai bekerja, babang mulai tenang dan akhirnya tertidur.

Selesai sudah drama setelah proses sunat.

OK, sekarang mari kita bahas tentang sunat metode LEM ini. Saat memilih metode LEM itu, pertimbangan kami adalah, tak perlu di pasang alat/ring pada penis babang seperti kalau pakai metode klamp. LEM akan menyatu dengan daging, LEM ini fungsinya sebagai pengganti benang jahit. Jahit luka lho ya, bukan jahit baju.

Sunat metode LEM, adalah suatu inovasi baru dalam bidang per-sunat-an yang menggunakan cairan perekat khusus atau lebih ngetrennya dinamakan ” Lem “, yang berguna untuk menutup luka sunat atau sebagai perekat luka sunat. Produk yang beredar dipasaran contohnya seperti Liquiband, Dermabond dll. Metode ini juga membantu menghasilkan hasil kosmetik yang bagus dan juga lebih ideal digunakan untuk pasien anak-anak yang notabene memiliki rasa takut terhadap jarum jahit serta tindakan lebih cepat, kuat dan akurat. keunggulan lain dari sunat lem ini bagi anak adalah diselesaikan pada satu kunjungan tanpa harus kontrol, aman, tanpa dijahit , minim perdarahan dan tidak meninggalkan perangkat ( klamp maupun perban)

Klaimnya sih tanpa perban, tapi kemarin penis babang di perban juga. Setelah 3 hari, dibawa kontrol dan perbannya di lepas. Selama 3 hari itu, lukanya nggak boleh kena air. Jadi kalau mau mandi, babang harus pakai celana anti air. Celana anti airnya di kasih juga dari klinik. Tapi babang nggak mau mandi selama 3 hari itu hehehe… baru mau mandi setelah pulang kontrol dan perbannya di lepas.

 

Baca yang ini juga

51 thoughts on “Mendadak Sunat dengan Metode LEM

  1. Aku deg-degan baca ceritanya,kebayang gimana nanti nemenin anak pas sunat. Aku pikir yang paling bagus metode klamp mak. Ini brrti yg LEM metode paling baru lg yaaa?

      1. saya tahunya cm yg disuntik lalu dipotong pakai gunting. duh liatnya emang ngeri. gimana rasanya yaa setelah usai disunat? pasti bak luka perih terbuka

    1. Alhamdulillah sudah tenang mbak, tapi masih sarungan kemana-mana, belum berani pakai celana

  2. Aku ngiluuuu mba. Hihi…
    Anakku nih belum tau mau sunak kapan. Sekarang baru mau 7thn juli besok. Temen sekolahnya sih udah ada yang disunat.

  3. Sunat aja mahal ya, hahaha. Ada yang sampai 2,5 juta, hiihi. Barakallah, Babaang. Sudah berani sunat. Ni juga aku lagin anak buar mau sunat. Baru 4 tahun sih, hihihi

  4. Wah, aku baru tau ada sunat lem gini. Taunya cuma pakai laser. Sekarang macam2 ya.. Hebat. Jadi ini minim rasa nyeri ya bund? Anaknya pasti enjoy ya. Selamat deek udah sunat..

  5. Mbak kok aku yang bacanya ikutan tegang ya hahaha. Inget keponakanku pernah terpaksa disunat juga. Aku baru tau nih ada metode LEM. Nanti mungkin aku ngerasain sendiri kalau udah punya anak laki ya hehe

  6. Jadi teringat sama adikku yang disunat, hhhha. Katanya itu ujian terberat seorang Laki2, untuk babang, semangat yah masa sulit sdh dilewati hiihi

  7. Ponakan aku waktu sunnat itu gegara dibully sama teman kelasnya karena cuman dia doang yg belum disunat. Makanya dia dg senang hati sunnat Mbak. Tapi ya gitu pilih yg sunnat biasa, Alhamdulillaaaahh nggak nangis. Walau setelahnya rewel. Hehheheee
    Baru tau aku sama metode sunnat Lem itu heheee

  8. Wah, saya baru tahu kalau sunat ternyata biayanya mahal juga ya. Dan banyak banget metodenya, aku pikir cuma satu cara aja (ya dipotong aja gitu) hahaha..Makasih infonya mbak

  9. nah ini yang aku hindari kalau sunat anak pas gede mba ga tega kalau dia nangis sakit2 makanya anakku pas tepat 6 bulan kusunat malahan tadinya pas seminggu dah lahir hehehe..

    baru tahu juga metode lem mba dan prosesnya lama ya 1 jam waktu itu anakku cepet banget soalnya

  10. Nganu Mbak, aku ikut ngilu juga membaca paragraf Kakaknya Mbak keluar dari ruang operasi. Itu aku banget, takut liat darah wkwkwkwk

    Informasinya berguna banget buatku karena anakku belum sunat. Baru tau harganya segitu ya 🙂

    1. Iya..ku kira terjadi apa2.. hahaha.

      Oh..sunat lem itu ternyata gak pakai jahit ya. Kukira ada metode baru. Tapi tetap kaya sunat seperti biasa tapi ngerapiinnya pakai lem, jadi gak ada istilah buka jahitan setelah sembuh..

  11. Samaan mba, aduh ngilu dah kalo liat darah. Lemes dedes kalo orang jawa bilang
    Alhamdulillah babang mulai tenang ya, aku ngerasain jadi bayangkan kalo kelak punya anak yang barus sunat. Harganya sunat mayan ya Mba

  12. Yeayyyy Babang udah disunat 😍. Aku awam banget soal sunat ini. Mungkin karena belum punya anak laki-laki kali ya hahaha. Tapi jadi tahu ternyata sistem sunat itu ada yang pakai metode lem ya.

  13. Kalau saya kebalik. Suami yg gak tega lihat anak disunat. Akhirnya saya yg memegangi anak, sendiri saja. Suami malah nunggu di luar. Alhamdulillah hanya 15 menit sudah selesai. Yg bikin saya nangis pas suster perawat membacakan solawat. Saya langsung gak bisa nahan air mata

  14. Walah… memang sulit kalau punya orangtua yang tipe “sabdo pandita ratu” apalagi bapak, ya. Tentu bapak punya alasan sendiri mengapa cucunya harus sunat.

    Btw, kenapa sampai lupa minumin obat to Mbak, kan kasihan.
    (Sudah lewat kok ditanyakan)

  15. Bagian babang ngunyah obat ama pisang biki ak ngakak dan miris juga ngilu pasti sakit betul. Ingat luka jahitku. Alhamdulillah ya mba semua teratasi. Metode Lem bagus ya

  16. Anakku ya gitu. Mendadak pengen sunat dan nggak mau ditunda. Akhirnya persiapan cuma seminggu. Jadilah. Fiuh. Udah aja udah ribet lho. Aku gak bisa bayangin gimana ribetnya klo jelang hari raya. Haha… Btw, selamat ya mbak. Moga jadi anak sholeh

  17. Ini aku baru tau loh mba ada metode lem ini, dulu waktu bayi juga anakku mendadak sunat karena ada masalah infeksi saluran kemih, dan kalo dulu saya pake metode klamp, alhamdulillah karena mungkin masih bayi jadi setelah sunat dia gak rewel sih. Cuma ga tega pas proses sunatnya, anakku meraung-raung nangis kejer duh gak tega hati aku tuh mba. (shyntako)

  18. Anak-anakku dulu pakai metode yang lama, dan yang nemenin bapaknya. Tapi yang bungsu malah ada larangan ortu nggak boleh nemenin. Jadi di dalam it sekali masuk ada 1o anak untuk dikhitan. Tapi bagian merawat bekas sunat ya aku semua mbak.

    Kalo aku tahu nya yang Klamp karena ponakan dulu sunat pakai metode itu. Ini yang lebih baru lagi ya metode LEM. Aku agak ketawa baca kakaknya yang lemes, aku justru biasanya yang bagian nemenin dokter dan melihat prosesnya ketika anak ada luka karena dijahit. Tega pokoknya lihat darah, karena udah terbiasa bantuin pas gabung di PMI

  19. Barakallah ya abang… semoga jadi anak sholeh dan pintar. Sehat selalu. Putraku lum mau dsunat juga. Dah kelas satu SD. Semoga akhir tahun ni bisa terwujud disunat.

  20. Assalamualaikum warahmatullah.
    Mbak, kebetulan saya juga asli Klaten yang lebaran ini keluarga tdk bsa mudik karena COVID-19 rantau di Gresik. Kebetulan Klatennya gak seberapa jauh dr foto tempat sunatnya Babang.

    Nah, karena tidak mudik & memang saya & istri full WFH, jadi di rumah penuh bersama anak. Dan kemarin ada obrolan dengan anak (usia 4,5 tahun) yang mau disunat. Langsung saya cari info lokasi sunat. Ketemu pondok khitan modern. Nah banyak menunya (kayak makanan). Disini saya masih bimbang antara klamp atau LEM, InsyaAllah bukan tentang harga tapi kenyamanan anak pasca sunatnya. Menurut njenengan, saya lebih baik milih Klamp atau LEM?

    Dan, bagaimana kira2 saya & istri semakin yaqin menyunatkan anak saya ini?
    Jujur anak masih 1 baru mau 2, jadi bakal jadi pengalaman perdana.

    Afwan, jazakillah khoir.

    1. wa’alaikumsalam
      wah kalau lebih baik yang mana, saya nggak bisa kasih rekomendasi, karena kondisi tiap anak beda. Kemarin dijelaskan dulu kok sama mantrinya, tentang masing-masing pilihan metode itu
      Kemarin anak saya pilih LEM karena saat dijelaskan dan ditunjukkan peralatannya, dia nggak mau pakai clamp. Kalau pakai clamp, dipasang alat kayak cincin gitu di penisnya, anak saya nggak mau.

      1. Alhamdulillah sudah terlaksana Selasa minggu kemarin dg metode LEM. kalau Babang sembuh sampai benar2 bersih berapa hari nggih mbak?

        1. sekitar 2 mingguan. Sampai hari ketiga, dia pakai celana dalam khusus sunat terus, padahal cuaca di Klaten tuh panas, jadinya lembab. Nggak kering-kering deh lukanya. Malah jadi mblenyek. Akhirnya di kasih supertetra dan pakai sarung terus.

  21. Klo hbs pakai supertetra bersihin obatnya gmn MB? Krn anak sy jg hbs sunat lem, sudah 3hr tp masih blm kering lukanya. Mau dikasih supertetra tp g tau nanti bersihin obatnya gmn.

  22. trs kl pas pipis gmn tuh um cara bersihinnya? perbannya nempel g? diganti tiap hari kah perbannya

  23. terima kasih telah berbagi informasi Pak, betah sekali membaca tulisan-tulisan disini, jadi tambah wawasan.. semoga yang mengeleloa blog ini selalu di berikan kesehatan..

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: