danau kelimutu

Pesona Danau Tiga Warna di Taman Nasional Kelimutu

Hampir semua orang sepakat, bahwa pemandangan pegunungan itu indah. Melihat gunung dari kejauhan pun tampak indah, apalagi jika bisa berfoto dengan latar belakang gunung, wah tambah seneng lagi.

Sebagian orang tak puas dengan melihat gunung dari kejauhan. Tak puas hanya memandang ke arah puncak dari kaki gunung. Ingin melihat keindahan lain yang tak banyak dilihat orang lain. Maka pergilah dia mendaki ke puncak gunung. Dan bertemulah dengan pemandangan yang lebih indah. Pemandangan yang tak setiap orang bisa menikmati dan mengabadikannya dalam sebuah foto. Rasa lelah saat mendaki pun tak terasa lagi, berganti dengan kekaguman pada keindahan alam. Berganti dengan rasa syukur diberikan kesempatan menikmati pemandangan pegunungan yang indah itu.

pemandangan gunung
Mendarat di Ende langsung dapat melihat pemandangan gunung yang bisa dinikmati oleh setiap orang.

Begitulah yang saya lakukan di pertengahan Agustus 2022 kemarin, saat mendaki ke puncak Kelimutu yang ada di kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Ingin menikmati pemandangan yang tak bisa dinikmati oleh kebanyakan orang.

Pendakian tak Terencana

Sebenarnya tak ada rencana saya dari awal untuk mendaki ke Kelimutu. Pada saat dikasih tahu ditugaskan ke Ende, keinginan saya hanyalah bisa melihat rumah yang ditinggali Bung Karno dulu saat diasingkan ke sana.

Saat melaksanakan tugas pendampingan ke SMKN 2 Ende, setelah istirahat siang, Kepala Sekolah berpesan supaya kegiatan bisa diakhiri pukul 15.00, karena kami mau diajak jalan-jalan ke Danau Kelimutu.

Seingat saya, danau Kelimutu itu kan awalnya adalah kawah yang bisa dilihat dari puncak gunung, kok berangkatnya sore. Saya jadi ingat jaman mahasiswa dulu, kalau mendaki gunung, mulai mendaki tuh setelah isya dan menjelang subuh sampai di puncak. Apakah kali ini juga seperti itu? Apakah saya masih kuat sementara tak ada persiapan fisik dan perbekalan khusus. Bahkan saya tak membawa jaket, padahal biasanya udara pegunungan di malam hari itu kan dingin.

Rupanya, sore itu kami tak langsung mendaki, melainkan menuju ke kaki gunung Kelimutu dan menginap di sana. Nama desanya adalah Moni, sekitar 2 jam perjalanan dari kota Ende. Di desa Moni ini banyak tersedia penginapan yang bisa disewa oleh pendaki. Jadi kami bermalam di Moni, dan keesokan harinya setelah subuh baru berangkat menuju ke titik pendakian.

Dari sekolah, kami mampir dulu ke toko roti, membeli perbekalan. Lalu lanjut mampir minimarket untuk membeli minum dan juga camilan. Haha… padahal kan kami cuma bakal semalam saja di sana, tapi perbekalan kami udah kayak mau perjalanan seminggu saja. Masih di tambah lagi mampir beli buah di deretan pedagang buah di jalan yang kami lewati. Kata pihak tuan rumah, di Moni nggak ada tempat buat jajan, jadi lebih baik membawa perbekalan saja dari Ende.

Oh iya, kami berempat berangkat ke Kelimutu, 3 perempuan dan satu lelaki. Saya dan satu teman dari Malang, perempuan juga, serta dua guru SMKN 2 Ende.

Perjalanan dari Ende menuju Moni ini adalah perjalanan melintasi deretan pegunungan. Jalan berliku dengan banyak tikungan tajam. Tebing di sisi kanan, jurang di sisi kiri. Kadang berkebalikan, tebing di sisi kiri dan jurang di tepi kanan. Deretan lembah dan pegunungan menjadi santapan menyenangkan bagi mata.

Tapi saya tak bisa lama menikmati keindahan pemandangan sepanjang jalan. Karena jalanan beriku, saya memilih untuk memejamkan mata dan mencoba untuk tidur. Daripada pusing kalau dipaksakan menikmati pemandangan, dan akhirnya mabuk perjalanan.

Menjelang maghrib kami sampai di Moni. Setelah mengurangi kecepatan mobil sambil mengamati rumah-rumah di sepanjang tepi jalan yang ditawarkan, kami berhenti di depan sebuah rumah. Ada papan yang menjelaskan bahwa ada kamar yang disewakan di situ. Kami memilih berhenti di situ karena rumah itu berseberangan dengan sebuah kafe, jadi pertimbangannya nggak bakal jauh cari tempat buat makan malam.

Kami lalu turun dan bertanya apakah ada dua kamar yang bisa kami sewa. Alhamdulillah ada. Satu kamar di lantai 1 dan satu kamar di lantai 2. Kami perempuan bertiga jadi satu kamar di bawah, nambah 1 kasur. Kamarnya lumayan besar, masih cukup longgar walau di tambah 1 kasur lagi. Kamar mandi ada di dalam. Sementara untuk kamar yang diatas, kamar mandinya di luar. Bangunan rumahnya juga nampak baru.

Sambil menunggu kamar disiapkan, kami berjalan kaki menyusuri jalan sambil menikmati pemandangan di kejauhan. Saya sambil telpon suami, mengabarkan kalau perjalanan tadi aman, saya nggak mabuk hehehe… Suami selalu khawatir kalau tahu perjalanan darat saya jalannya berliku, khawatir saya mabuk dan nggak ada yang merawat.

Berangkat Menuju Titik Pendakian

Saya tak ingat semalam kami ngobrol sampai jam berapa. Karena saat kedua teman saya masih asyik bercerita sementara saya jadi pendengar, saya sudah tertidur duluan. Kebiasaan saya tuh begitu, kalau malam diajak cerita itu serasa didongengi, jadi gampang banget kantuk datang.

Saya terbangun pukul 03.30 karena suara alarm di handphone. Segera beranjak dari kasur lalu mencuci muka dan menggosok gigi. Nggak mandi, lah airnya dingin sekali. Keluar dari kamar mandi, kedua teman saya sudah bangun. Bergantian ke kamar mandi, dan tak lama kami sudah siap berangkat.

Rekan yang tidur di kamar atas pun sudah siap. kami lalu mengemasi barang dan dimasukkan ke mobil. Karena dari puncak Kelimutu kami nggak akan kembali ke situ, melainkan langsung menuju Ende. Karena saya harus kembali ke Malang menggunakan pesawat pukul 11.30.

Oh iya, harga kamar yang kami tempati ini 250 ribu. Nggak ada biaya tambahan untuk satu kasur yang ditambahkan ke kamar kami.

Hari masih gelap, saat kami meninggalkan penginapan menuju titik pendakian. Sekitar jam setengah lima. Rupanya masih menanjak naik lumayan jauh. Aduh, jalanan berliku gini lebih baik saya mencoba untuk tidur lagi.

Entah berapa menit berjalan saya rasakan mobil berhenti. Rupanya sampai di gerbang loket pembelian tiket. Saya menyempatkan diri turun dan mengambil gambar gerbang masuk taman nasional Kelimutu.

Gerbang taman nasional Kelimutu
Gerbang taman nasional Kelimutu

Tiket masuk 5000 rupiah per orang, sementara biaya parkir mobil 10 ribu. Kirain dari gerbang ini kami akan mulai jalan kaki. Ternyata masih lanjut naik mobil lagi. Setelah menempuh jalan menanjak dan berliku, ada kali 10 menitan, kami sampai juga di area parkir.

Ternyata sudah banyak mobil di area parkir ini, artinya sudah banyak juga orang yang mendaki ke atas. Karena masih gelap, saya pilih nggak ngambil gambar area parkir ini.

Dengan menghidupkan lampu senter di handphone kami pun mulai melangkah, menyusuri jalur pendakian menuju puncak. Alhamdulillah ya, kelengkapannya handphone itu banyak, jadi dengan bantuan cahaya lampu senter dari handphone kami bisa mengamati kondisi jalan agar tak salah mengambil pijakan.

Jalannya sebagian berbatu, pada bagian yang menanjak sudah dibuat tangga, jadi melangkahnya lebih enak.

Terpesona di Puncak Kelimutu

Mendaki gunung lewati lembah
Sungai mengalir indah ke samudra
Bersama teman bertualang
Tempat yang baru blum pernah terjamah

Ingat lagu ini? Yup ini adalah syair lagu dari soundtrack salah satu film kartun kesukaan saya, Ninja Hatori. Syair lagu ini jadi semacam mantra bagi kami untuk terus melangkah mendaki.

Menyenandungkan lagu ini sambil saling menyemangati untuk terus melangkah agar bisa melihat mentari keluar dari peraduannya dari puncak Kelimutu.

Sejujurnya nafas saya sudah ngos ngosan!

Padahal semua barang bawaan kami tinggal di mobil. Saya hanya membawa sebotol minuman 330 ml dan sebungkus permen saja. Apa jadinya kalau saya mesti menggendong tas, bisa makin payah saya berjalan.

Teman seperjalanan saya dari Malang sudah berjarak cukup jauh dari saya. Emang ya umur dan jarang olahraga itu baru kerasa efeknya kalau badan dibawa jalan mendaki gini. Tapi saya dalam hati menyemangati diri sendiri, saya tak boleh kalah dengan mereka yang lebih muda beberapa tahun dari saya.

Sampai di pos pendakian, ada sebuah gardu kokoh terbuat dari kayu, didekatnya nampak bilik-bilik toilet yang lumayan bersih. Teman guru dari SMK yang lelaki bilang kalau perutnya mules, dan meminta kami untuk lanjut jalan saja. Karena kalau nunggu dia, khawatir kami nggak dapat sunrise.

Jadilah kami bertiga, para perempuan ini melanjutkan perjalanan. Sebenarnya tak jauh dari pos pendakian 1 ini, kami sudah bisa melihat dua danau Kelimutu. Tapi karena ingin melihat ketiga danaunya sekaligus, kami memutuskan untuk terus maju.

Makin mendekat ke puncak, langkah saya main pelan. Sementara teman seperjalanan saya dari Malang sudah tak kelihatan lagi punggungnya. Saya beriringan dengan teman dari dari pihak SMK.

Kelihatannya puncak sudah dekat, tapi masih harus meniti puluhan anak tangga

Suasana mulai terang, jadi kami bisa melihat kondisi jalan dengan jelas tanpa perlu bantuan senter lagi. Bisa melihat kondisi pemandangan sekeliling juga. Di sini jalan yang tak dibatasi tebing, terdapat pembatas dari besi. Sebagai panduan juga bagi pengunjung untuk tak keluar dari jalur pendakian.

Setelah menapaki puluhan anak tangga, alhamdulillah saya sampai juga di puncak. Ternyata di puncak ini sudah ramai dengan orang yang mengambil posisi untuk berfoto.

Pengen berfoto di dekat pagar pembatas itu, tapi antriannya banyak

Kebanyakan adalah wisatawan manca negara. Ada beberapa warga lokal, rupanya mereka adalah pemandu yang di sewa rombongan turis asing. Dan sepertinya hanya kami yang nggak pakai jaket, jadilah kami kedinginan di puncak gunung ini. Saya pun berulangkali menggosok kedua telapat tangan, berharap bisa menciptakan kehangatan.

danau kelimutu
Sebenarnya kedinginan, tapi demi foto ini akhirnya merentangkan tangan

Saya cek handphone, melihat waktu yang ditunjukkan saat itu. Ternyata nggak lama juga waktu yang saya butuhkan untuk sampai di puncak Kelimutu ini, cuma 20 menit. Tapi tadi pas mendaki, rasanya lamaaaa banget.

Akhirnya saya bisa menunggu matahari merekah dari langit di arah timur. Bisa menikmati keindahan tiga danau Kelimutu dari ketinggian. Tak lupa berfoto dan membuat video singkat. Konon air danau itu bisa berubah warnanya. Saat saya sampai di puncak itu, dua air danau berwarna hijau, sementara yang satu berwarna hitam.

matahari terbit sunrise
Menunggu matahari terbit di ufuk timur
Gunung tertutup entah kabut
danau kelimutu
Dua danau yang airnya berwarna hijau
danau kelimutu
Danau yang airnya berwarna hitam

Dua danau yang berwarna hijau berada di sisi yang sama, berdampingan posisinya. Sementara danau yang airnya berwarna hitam berada di sisi lain gunung.

Legenda Danau Kelimutu

Di puncak Kelimutu ini terdapat prasasti bertuliskan legenda danau Kelimutu. Ada yang berbahasa Indonesia, dan ada yang berbahasa Inggris. Dari prasasti tersebut, saya memperoleh informasi tentang legenda danau Kelimutu.

Masyarakat percaya bahwa jiwa/arwah akan datang ke Kelimutu. Setelah seseorang meninggal, jiwanya atau maE meninggalkan kampungnya dan tinggal di Kelimutu untuk selama-lamanya. Sebelum masuk ke dalam salah satu danau, para arwah tersebut terlebih dahulu menghadap Konde Ratu selaku penjaga pintu masuk ke Perekonde. Arwah tersebut masuk ke salah satu danau kawah yang ada tergantung usia dan perbuatannya. Ketiga danau/kawah seolah-olah bagaikan di cat berwarna. Warna airnya berubah-ubang tanpa ada tanda alami sebelumnya. Mineral yang terlarut di dalam air menyebabkan warna air yang tak dapat diduga sebelumnya.

Suasana Kelimutu bervariasi, tidak hanya perbedaan dan perubahan warna danau, akan tetapi juga karena cuaca. Tidaklah aneh jika tempat yang keramat ini menjadi legenda yang sejak lama berlangsung turun temurun. Masyarakat setempat percaya bahwa tempat ini adalah sakral.

prasasti danau kelimutu

Ada tiga danau di Kelimutu ini, yaitu danau orang tua (Tiwu Ata Mbupu) , danau generasi muda mudi (Tiwu Nuwa Muri Koo Fai) dan danau orang jahat (Tiwu Ata Polo).

3 danau Kelimutu
Sumber gambar web taman nasional Kelimutu

Masyarakat suku Lio percaya bahwa Pere Konde adalah pintu masuk arwah ke Kelimutu.  Di Pere Konde ini dipercaya adanya Konde yang bertindak sebagai Hakim dan Konde Ratu selaku penguasa Kelimutu. Para arwah dicatat, atau didata dan ‘diadili’ oleh Konde Ratu. Setelah ‘diadili,’ para arwah diarahkan ke tiga danau, sesuai dengan sikap dan perbuatan mereka selama masih hidup serta sesuai dengan usia mereka. 

Arwah yang baik akan menemukan kedamaian abadi di Danau Orang Tua, arwah jahat akan dihukum dengan siksaan selamanya di Danau Orang Jahat. Arwah yang melakukan hal-hal yang baik dan yang jahat akan berlabuh di Danau Muda Mudi.

Konde Ratu juga akan memulangkan arwah orang yang sudah meninggal itu, jika saat ‘mengadili’ arwah itu bisa memberi alasan yang masuk akal. Karena itu, dahulu orang Suku Lio, kalau meninggal tidak langsung dikubur, tetapi disemayamkan selama beberapa hari.

Dari situs Taman nasional Kelimutu, saya memperoleh informasi bahwa menurut kepercayaan masyarakat, air danau yang berubah warna merupakan pertanda bahwa akan terjadinya musibah atau bencana, seperti gempa bumi dasyat yang melanda Flores tahun 1992 di tandai dengan adanya perubahan warna danau.

Terlepas akan kepercayaan masyarakat, perubahan warna terjadi karena pengaruh dari mekanisme vulkanis di kawasan tersebut. Terjadi aktivitas vulkanis yang mendesak gas-gas di dalam bumi hingga keluar ke permukaan, gas itu bereaksi dan bercampur di danau dan menyebabkan perubahan warna air danau.

Jangan Lakukan ini di Taman Nasional Kelimutu

Sepanjang jalan dari area parkir menuju puncak Kelimutu, saya temukan beberapa tempat sampah berukuran besar, dengan jarak yang teratur. Tempat sampah bertuliskan nama beberapa lembaga, rupanya ada sponsor juga di area wisata ini.

Tapi bagus juga sih, dengan demikian kawasan ini bisa terjaga kebersihannya karena wisatawan nggak perlu bingung lagi dimana membuang sampah. Tak perlu juga membawa sampahnya turun hingga ke area parkir.

Di kawasan area parkir, saya menemukan papan berisi apa saja yang dilarang selama berwisata di kawasan taman nasional Kelimutu, yaitu :

  • dilarang membuang sampah sembarangan
  • tidak boleh memberi makan pada monyet
  • tidak boleh membunyikan musik dengan suara yang keras
  • tidak boleh berkemah

Saatnya Turun Meninggalkan Keindahan Danau Kelimutu

Puas menikmati keindahan danau Kelimutu dari puncak, kami pun memutuskan untuk segera turun. Apalagi mulai nampak ada kabut yang menutupi pegunungan di sekitar. Masalah bagi saya kini adalah menapaki anak tangga turun. Berjalan pelan takut kepeleset, sambil sesekali masih berhenti untuk merekam sekali lagi pemandangan dari atas.

Kanan kiri jurang, harus hati-hati menapak anak tangga

Saat turun ini barulah kami bertemu dengan para monyet. Pantesan teman saya sebelumnya mengingatkan untuk tak perlu bawa makanan ke atas, karena monyetnya banyak dan suka merebut kalau ada pengunjung yang membawa makanan.

Monyet berjemur diatas pohon

Para monyet itu ada yang duduk di jalan, ada juga yang bergelantungan di pohon. Asal nggak di ganggu, mereka juga tidak menganggu pengunjung kok. Tapi kalau bawa makanan, mesti hati-hati. Bahkan permen pun monyet itu juga mau.

Jadi kan teman saya mengeluarkan permen, saat itu tak jauh dari tempat kami berdiri, ada dua ekor monyet. Tiba-tiba salah satu monyet meloncat ke arah kami, teman saya yang terkejut langsung lari dan permennya terjatuh. Langsung deh sebungkus permen itu diambil oleh si monyet dan di bawa lari.

Pas turun ini, kami menyempatkan diri juga untuk melihat kedua danau dari titik dekat pos pendakian pertama. Di sini malah ada papan penanda tentang danau kelimutu juga, petunjuk lokasi danau orang jahat dan danau muda mudi

Di sini juga kami kembali ketemu dengan teman lelaki yang mendampingi kami. Rupanya dia memilih tak naik sampai ke puncak. Kami sempatkan berfoto lagi, nampak kalau danaunya sudah tertutup kabut. Usai berfoto, kami segera bergegas turun. Nggak mampir-mampir lagi.

Mulai ada kabut yang menutupi permukaan danau

Sampai parkiran, segera cari toilet. Lalu membuka bekal makan dan minuman. Sarapan roti dan camilan. Setelah itu foto-foto lagi hehehe….

Papan penunjuk ini ada di area parkir

Pukul 08.00 kami meluncur menuju kota Ende. Lelah, tapi puas karena mendapatkan pemandangan bagus dan juga banyak cerita tentang suku yang bertempat tinggal di kaki gunung Kelimutu.

Baca yang ini juga

85 thoughts on “Pesona Danau Tiga Warna di Taman Nasional Kelimutu

  1. duh cantiknyaaaa…..
    impian saya banget untuk traveling ke Flores dan kawasan NTT lainnya

    bookmarks ah, karena banyak info pendting di tulisan Mbak Nanik ini

  2. Wah saya belum nyampe sini wisatanya baru sampai Bajo duh pengen banget wisata ke Danau Kelimutu kapan yaks hehehe bagus banget pemandangannya

  3. Daau Kelimutu NTT sangat memukau mba.
    Sangat berharap juga diberi kesempatan untuk menyaksikan keindahannya dari dekat, secara track menuju puncaknya undakan tangga yang rapi.

  4. Sudah sampai puncak gunung dengan pemandàngan kawah dan pencapaian pendakian yang keras, salut alam Indonesia memang alhamdulillah bagus

  5. Cakepnya pemandangan matahari terbit. Ini momen indah yang susah untuk dilupakan dan akan selalu terkenang ya. Walaupun ngos-ngosan dan lelah, tapi jadinya terbayar ya melihat sekeliling danau Kelimutu

  6. Wah, pengalaman berharga banget kak bisa sampai di puncak Taman Nasional Kelimutu.
    Terimakasih sudah share ya, jadi bisa ikut jalan-jalan virtual kesana.

  7. MashaAllah Mbak Nanik, ngiri berat saya. Kelimutu sudah lama masuk dalam wish list saya dan belum terwujud hingga saat ini. Sebelum artikel Mbak Nanik ini, saya pernah membaca artikel dan melihat foto-foto Kelimutu di sebuah inflight magazine. Duuhhh bergetar hati. Apalagi setelah membaca ribuan makna tentang apa dan bagaimana warna danau itu berbeda. Ada kearifan dan kepercayaan lokal yang terlibat di sana.

    Tempat juga sepertinya bersih dan terpelihara dengan baik ya Mbak. Terjaga keasriannya. Pantas menjadi sebuah taman nasional kelas A.

    1. Oh bahkan ada predikat Taman Nasional kelas A gitu ya, kak Annie.
      Melihat pemandangan alam Indonesia ini tak henti-hentinya bertasbih karena takjub.
      Allah ciptakan keindahan luar biasa dengan berbagai keunikannya.

  8. Asyik seru banget itu perjalanan ke atas nya. Beruntung sekali bisa jalan melihat danau dari atas, beneran indah ya. Belum lokasinya bersih dan pemandangan bagus
    Bikin betah

  9. Biaya masuknua terjangkau banget ya mba per orang. Tapi aku liat naikin anak tangganya udah lemes duluan. Tapi itu danau kelimutunya indah banget dan perjuangan naikin anak tangga seketika ilang tuh liat yang indah gitu, tiga warna. Cakep juga buat foto-foto latar di tangganya

  10. Berarti di Desa Moni ini sudah biasa dijadikan tempat orang-orang menginap sebelum naik ke Puncak Kelimutu. Melihat anak tangganya, lebih ramah dari Bromo nih.. Alhamdulillah agak landai dan bisa dijangkau.
    Aku sesungguhnya semakin tinggi nanjaknya, jadi semacam demotivate. Padahal kalau sudah sampai puncak dan bisa menikmati keindahan alam dari atas tuh, mashaAllah yaa..

    Apalagi bisa belajar mengenai mitos yang dipercaya.
    Semoga tetap terjaga kebersihannya.

  11. Masya Allah indahnya. Beruntungnya Mbak Nanik udah ke sana dan liat langsung. Aku pun pingin ke sana, tapi apa daya pas ke NTT mainnya malah ke laut dan pulau-pulau dari Labuan Bajo. Suatu hari semoga kesampean liat danau Kelimutu.

    Oh aku baru tahu ternyata Danau Kelimutu itu ada 3 ya. Dari gambar yang mbak sertakan, terlihat danaunya terpisah tapi berdekatan. Apakah semuanya bisa didekati?

    1. Nggak bisa mbak, pengunjung di larang turun untuk mendekat ke arah danau, hanya bisa melihat dari atas saja, ada pagar pembatasnya. Ada warga lokal juga yang standby dan mengingatkan saat ada pengunjung yang berniat melewati pembatas

  12. Dari jaman sebelum nikah punya destinasi impian ke Dana Kelimutu, sampai sekarang belum kesampaian. Duhhh apakah bakal kesana sedang kondisi tubuh udah menua, hikss..
    Semoga terwujud apalagi melihat foto-foto mba Nanik yang cakep semuanya. Legenda itu jaman aku masih muda pernah jadi bahan obrolan teman sesama pecinta alam. Hahahaa, kami membayangkan apakah arwah itu ada yang nyasar nggak masuk ke danau tapi mampir ke hutan di sekitar tempat itu. OBrolan unfaedah kayaknya karena kami nggak tahu juga kan kondisi di Ende

    1. Insyaallah bisa mbak. Barengan saya banyak rombongan mamak-mamak bule yang mendaki juga, jadi saya malu lah sama mereka kalau nggak bisa sampai atas heheheh

  13. Waaaw…kereeen banget sih mbak, “nggak sengaja” ke Kelimutu. Destinasi impian banget niih…
    Semoga suatu saat bisa ke sana deh..
    Kalau sama anak-anak, banyak banget yang bisa dipelajari yaa…ya legenda, ya fakta ilimiah..
    Duuuh pengen banget deh mbak kesana…

  14. Mbak Naniiik! KOk enak siiiih jalan jalan tapi kerja – kerja tapi jalan jalan hahaha
    ALhamdulillah udah ke Kelimutu sama keluarga dulu waktu kecil, menyenangkan

  15. Wahhh mba Nanik udah sampe ke Kelimutu, duhhh pengen ikutan juga,. Penasaran sama danau yang berbeda warnanya itu lho. Tiket masuknya juga murcee bingits. Iya monyet2nya jahil yah, jadi inget pas di Bali juga sering banget monyet2 jahilin turis.

    1. Kayaknya karena dulu pernah di kasih sesuatu sama turis, jadinya kenal rasa makanan manusia. Terus jadi ketagihan deh kalau ada manusia datang, dikiranya mau kasih makanan

  16. aku ingat danau kelimutu ini sempat menjadi seri khusus salah satu merk kosmetik lokal kebanggaan kita karena memang pesona warnanya yang khas. Asyik banget bisa menjelajah ke sini mbaaa

  17. Waaah, mauuu ah kapan2 aku, suami dan anak-anak berkunjung ke Danau Kelimutu 😀 Indah buanget yach pemandangannya. Ternyata butuh effort super tinggi untuk naik-turun tangga sebanyak dan sepanjang itu hihihi. Itung-itung olahraga ya mbak. Tiketnya 5K murah sekali. Agendakan ah pas liburan sekolah mendatang.

  18. Wuaah indah banget danaunya. Ternyata buat mendaki ke atas cuma butuh 20 menitan ya hehe. Mungkin capeknya krn baru pertama kali nanjak ke sana mbak kalau dah biasa beda lg hehe.
    Banyak mitos dan pantangan tapi itu juga sbg upaya melindungi alam sana supaya bisa terjaga ya,
    Semoga kapan2 bisa ke sana juga. TFS jd tahu pengetahuan ttg perbedaan warna dan makna danau2nya.

  19. MasyaAllah indah sekali mbaa. Ya mba kayaknya sama kayak aku kalau bepergian jauh apalagi mendaki gitu, pembekalan harus cukup ya mba. Dan agak seru juga ya karena serba mendadak tapi dibayar dengan pemandangan ya indah. Smoga suatu saat bisa kesana

    1. Aamiin… semoga suatu saat bisa ke sana juga mbak, tugas liputan gitu barangkali. Persiapan bepergian jauh memang kudu matang, soalnya kan nggak tahu apakah di daerah tujuan tersedia apa yang kita butuhkan dan kelupaan membawa

  20. Strong juga ya Mbak Nanik bisa mendaki gunung dan ternyata tidak sia-sia ya pemandangannya dan danaunya memang indah sekali yaa…Masya Allah…ngiri deh..

  21. MasyaAllah, indah banget pemandangannya Mbak. Worthed banget sama perjuangannya. Jadi pengin ke sana, biayanya juga terjangkau. Hanya saja perjalanan dari Pulau Jawa yang cukup jauh.

    1. Iya mbak, perjalanannya bisa seharian. Saya kemarin dari Malang jam 5 pagi, sampai Ende menjelang jam 4 sore. Dari kota Ende ke Kelimutu masih sekitar 2 jam an perjalanan darat

  22. Masya Allah.. cantik banget ya Mbak pemandangan alam di puncak Kelimutu. Danau 3 warnanya tentu saja menjadi daya tarik utama. Meski naik turun ratusan anak tangga, tapi terbayarkan dengan pemandangan indahnya, ya 🙂

  23. masyaAllah mbak, memang benar pemandangan di gunung itu luar biasa yaa. Kadang kalau saya hati menjadi bergetar karena merasakan demikian besarnya kuasa Allah.
    Btw jalan ke puncak Kelimutu alhamdulillah sudah bagus tracknya ya, sudah diberi jalan dan pagar. jadi ingin ke sana juga deh, pemandangannya indah sekali ya mbak

    1. Iya mbak, tracknya sudah bagus dan tempatnya juga bersih, mau sholat subuh juga bisa dilakukan di pos pendakian, toilet pun tersedia jadi nggak bingung mau wudhu di mana

  24. danau kelimutu ini danau 3 warna itu ya, mbak? wah pastinya indah banget ya danaunya. saya jujur kalau urusan naik gunung atau trekking benar-benar nggak kuat kayaknya soalnya memang jarang jalan kaki. he

  25. Udh lama dalam bucketlistku, dan sampe sekarang belum juga didatangin 😂. Pengeeen banget bisa melihat danau 3 warna ini mba. Tapi mungkin kesana Ama suami aja, kalo ajakin anak2 ga yakin mereka sanggub naik ke atasnya, belum lagi harus PAGI2 🤣.

    Legendanya menarik juga yaaa. Danau dibagi 3 utk masing2 arwah. Suka sih datang ke tempat wisata yg ada cerita legendanya begini. Walopun semua itu ada penjelasan ilmiah utk perubahan warna air danaunya 😁

  26. Kubaca dari awal sampai akhir tanpa ada yang skip lho, Mbak. Seneng soalnya baca-baca kisah perjalanan yang dibarengi dengan cerita sejarah tempat tersebut. Pengin ih bisa ke Danau Kelimutu dan menyaksikan sendiri perbedaan warna air ketiga danaunya.

  27. Indah banget pemandangannya. Semoga bisa liburan ke situ dalam waktu dekat. Sebelumnya pengen banget liburan, tapi kena pandemi. Pas udah mulai reda, punya bocil yang belum bisa diajak pergi jauh, huhuhu.

  28. Danaunya bikin pengen lihat secara langsung, gunung memang selalu menjadi pemandangan yang sangat indah. Dulu pas masih tinggal di Lampung Tengah, depan rumah bibi berderet gunung, namun belum pernah mendaki. Paling ikut nyari kayu bakar aja di sekitarnya.

  29. Beberapa tahun yang lalu, kami pernah tuh ke Kelimutu. Suka banget sama warna-warni danaunya. Ditambah lagi dengan kisah legenda di Danau Kelimutu, jadi makin penasaran kan yang mana itu siapa)

  30. Senang banget mengikuti petualangan Mbak Nanik kali ini. Ketemu legenda masyarakat yang pastinya masih dipercayai sebagian masyarakat. Bisa jadi pengingat bagi kita untuk selalu menjadi orang baik.

  31. Melihat keindahan alamnya, jadi pengen banget bisa ke sana. Pasti seru banget ya mbak dan akan jadi pengalaman yang takkan terlupakan

  32. Wuaaaaaaaa Mba Nanik udah sampai ke Kelimutu. Impianku bangetttt ini mba. Dulu pas ikut suami ke Kupang kurang dari setahun belum sempat ke sana. Semoga someday bisa kembali jalan-jalan di NTT dan mampir ke Ende.

  33. Keren banget tempatnya, jadi inget telaga warna yang ada di Dieng. Semoga bisa ke sini suatu saat nanti, aamiin

  34. Indah Nian pemandangannya. Danau Kelimutu ini legend juga. Sampai sekarang baru bisa baca di buku sejarah atau buku pelajaran. Mudah-mudahan kapan-kapan bisa ke sana. Aamiin

  35. Wah seru dan senang bisa menyaksikan langsung keindahan danau kelimutu.. semoga saya bisa kesampaian juga melihat langsung keindahannya…hiks…. gambar2nya bagus…👍👍

  36. Wah mba nanik keren bisa sampe puncakkk

    Mirip kawah ijen ya mba klo diliat kawahnya. Semoga aku bisa juga bertandang kesana seperti mba nanik hihi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *