Lendir, mendengar kata ini bisa jadi dalam pikiran kita terbayang “sesuatu” yang tidak baik, menjijikkan. Tapi tidak dengan yang satu ini, yaitu mie lendir.
Pertama baca tulisan “mie lendir” pada beberapa warung makan di kota Tanjung Pinang. Sepanjang perjalanan dari hotel ke lokasi bertugas, banyak sekali yang jualan. Jadi penasaran dong tentunya, kok banyak yang menjual menu makan ini.
Dan di suatu pagi, dikabari oleh teman di Tanjung Pinang, agar tidak usah sarapan di hotel, karena mau diajak mampir warung sebelum ke lokasi bertugas. Diajak makan, siapa yang bisa nolak.
Kami pun lalu masuk ke sebuah warung sederhana, mie lendir yang jadi pilihannya. Melirik pengunjung lain di bangku sebelah, porsinya kok banyak sekali, maka saya pun pesan setengah porsi saja.
Terhidanglah sepiring mie bercampur kecambah disram kuah kental, bertabur bawang goreng, irisan daun seledri dan irisan cabe hijau. Karena kuahnya yang kental menyerupai lendir inilah, maka di sebut mie lendir. Eh, karena saya pesan porsi setengah, maka telur rebusnya juga cuma dikasih setengah lho.
Kuah mie lendir ini rasanya ada manisnya, ada pedesnya. Pertama di cecap manis, tapi beberapa saat kemudian terasa pedasnya. Penasaran bagaimana cara buat kuah seperti itu, sambil makan saya tanya-tanya lah teman saya dan juga penjualnya.
Ternyata kuah kental mie lendir itu terbuat dari kacang tanah dan ubi jalar/ubi kuning. Jadi sebenarnya mienya mie kuning biasa aja, taburannya juga mudah didapat dimanapun. Jadi kayaknya bisa bkin juga deh di rumah sesekali. Masalahnya, tinggal bagaimana cara membuat kuahnya??
Beruntunglah punya paman yang baik hati, bertanyalah saya pada paman google ini, terus dikasih tahu kalau mau coba buat kuah mie lendir, banyak yang sudah menuliskan resepnya. Salah satunya, saya kutipkan juga disini.
Ini bahan untuk utamanya
1. Mie Kuning
2. Tauge/kecambah
3. Daun bawang ( iris tipis )
4. Daun seledri ( iris halus )
5. Telur ( di rebus )
6. Cabe rawit kira-kira 12 biji di potong kecil-kecil.
Ini bahan untuk kuahnya
- Cabe merah, cabe rawit, bawang putih, kencur ( dihaluskan )
- Ubi jalar di rebus kemudian di haluskan.
- Kacang tanah di goreng terus dihaluskan
Cara membuat kuahnya
Semua bumbu yang di haluskan di masak dengan air kira 3 atau 4 gelas, tambahkan sere yg di geprak dan daun salam. Masak sampai mendidih jangan lupa kasih garam dan penyedap rasa (bagi yang suka) untuk menambah rasa nikmatnya bumbu kacang tersebut.
Penyajiannya?
Taruh mie kuning dan kecambah yang sebelumnya dimasukkan ke dalam air panas (sebentar aja ya) ke dalam piring. Mau pakai mangkok juga boleh. Tambahkan telur rebus. Siram dengan kuahnya, panas-panas lebih nikmat. Taburi irisan seledri, daun bawang, bawang goreng. Siap disantap deh
Oooo… jadi karena kuahnya kental makanya dinamai mie lendir. Pas aku buka postingan ini juga penasaran kenapa kok nama makanan tapi agak-agak kurang nyaman didengar. Hmmm… jadi penasaran juga pingin cobain. Semoga aku bisa ke sana, aamiin…
iya mbak. kuahnya kental kayak lendir
Pas pertama baca saya kira kuah kentalnya dari sagu, semacam kapurung kalau di Palopo sini Ternyata dari ubi jalar ya. Jadi penasaran pengen coba nih, Mba.
ayuk mbak segera di eksekusi hehehe…
pas baca judulnya malah agak geli gimana gitu. pas baca tulisannya langsung manggut-manggut. baiklah note dulu, nanti dieksekusi
silakan di coba mbak
Aku membayangkannya kuah lendirnya mirip bumbu pecel mba..eh, iya nggak mba?
Pedesnya itu yang bikin nagih klo aku mba…
bumbu gado-gado mungkin. Klo bumbu pecel kan kadang kacangnya nggak halus 🙂