Indikator bahan bakar si putih sudah tinggal 1 strip, jadi hari ini sebelum belanja, saya mampir ke SPBU langganan untuk mengisi BBM bagi si putih. Sampai SPBU, seperti biasa antrian sepeda motor yang hendak beli pertalite mengular. Tapi saya nggak menambah panjang antrian itu, karena lebih suka mengantri di deretan antrian pertamax, bersama dengan mobil-mobil bagus. Hari ini ngantrikan motor diantara mobil bagus, semoga suatu saat bisa mengantrikan mobil juga di jalur pertamax ye kan….
Motor Aja Pakai Pertamax, Gaya Banget sih, Sok Kaya!
Bukan sok kaya, saya emang saya tuh beneran kaya! Hehehe…. biar makin meriang tuh yang komentar.
Jadi gini alasan saya sejak awal dibelikan si putih sama si ayang lebih memilih kasih asupan pertamax buat mesin motor, simak baik-baik ya!
Pertamax itu memiliki Research Octane Number (RON) sebesar 92, sementara pertalite hanya 90. BBM dengan RON 92 ini cocok banget buat mesin kendaraan saya yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI).
Tri Yuswidjajanto, dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan, RON adalah ketahanan bahan bakar untuk tidak menyala dengan sendirinya sebelum busi dinyalakan. Nilai RON yang tinggi ini akan membuat proses pembakaran BBM pada motor lebih sempurna. Kalau proses pembakarannya sempurna, maka motor nggak akan kekurangan tenaga. Tenaga yang sempurna ini tentu saja pada akhirnya akan membuat performa mesin motor lebih tinggi.
Proses pembakaran pada sepeda motor yang menggunakan pertamax akan lebih bersih sehingga zat buang yang dihasilkan akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pertalite. Dengan pembakaran yang lebih bersih maka busi pada motor tidak akan cepat rusak, alias lebih awet.
Emang sih harga pertamax lebih lebih mahal dibanding pertalite, tapi secara efek jangka panjang penggunaan pertamax itu lebih menguntungkan. Pak Tri yang merupakah Ahli bahan bakar dan pembakaran itu sudah membuat perhitungannya. Cermati deh gambar di bawah ini
Tuh kan, dengan jarak/penggunaan yang sama, selisihnya cuma 925 rupiah per hari, sebulan sekitar 30 ribu lah.
Kalau kamu bisa beli dan minum kopi kekinian, yang sekali minum seharga 30 ribu. Masa nggak bisa kasih asupan bergizi juga buat kendaraanmu yang cuma 30 ribu tapi bisa buat sebulan?
Jadi sebenarnya, nggak perlu jadi orang kaya kok buat beralih ke BBM non subsidi yang punya RON 92. Cuma butuh kemauan dan kesadaran moral saja untuk turut serta menjaga mesin tetap awet sekaligus mengurangi efek polusi.
Pengendalian BBM Bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta
Ngomongin tentang BBM dan juga polusi, kemarin saya menyimak acara diskusi publik yang diselenggarakan radio KBR dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Diskusi publik yang menghadirkan pembicara yang top dan kompeten di bidangnya masing-masing.
Diskusi publik pengendalian BBM bersubsidi ini diselenggarakan 8 November 2022, dengan menghadirkan pembicara :
- Tulus Abadi, Ketua pengurus harian YLKI
- Luckmi Purwandari, ST, M.Si, Direktur Pencemaran Udara KLHK
- Maompang Harahap, ST, MM, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas
- Dr. Syafrin Liputo, ATD, MT, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta
Moderatornya, Rizal Wijaya juga keren, mampu memandu acara dengan baik, menghidupkan suasana dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan cerdas dan menohok pada para narasumber.
Pengendalian Subsidi BBM dari Sisi Ekonomi dan Lingkungan di Jakarta
Tulus Abadi selaku Ketua Pengurus Harian YLKI mengungkapkan bahwa pengendalian BBM bersubsidi di Jakarta sangat krusial baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Dari sisi ekonomi, walau transportasi di massal di Jakarta sudah bagus, namun penggunaan kendaraan pribadi (mobil dan motor) masih cukup besar. Sehingga penggunaan BBM di Jakarta juga besar jumlahnya.
Sementara itu dari sisi lingkungan, kita ketahui bahwa Jakarta sering di klaim sebagai kota yang tingkat polusinya tinggi. Bahkan menjadi salah satu kota terpolusi di dunia. Hal ini terjadi karena banyaknya penggunaan kendaraan pribadi dan penggunaan BBM yang tinggi. Ditambah lagi BBM yang digunakan belum memenuhi standar EURO dan belum ramah lingkungan.
Beliau merekomendasikan jika Jakarta ingin menghilangkan predikat kota terpolusi, maka yang bisa dilakukan oleh pemerintah kota Jakarta adalah dengan mengoptimalkan penggunaan sarana angkutan umum, menggalakkan penggunaan BBM ramah lingkungan bagi masyarakat. Minimal BBM nya sudah memenuhi standar EURO-4, lebih bagus lagi jika sudah memenuhi standar EURO-6, sehingga tingkat polusi bisa turun secara signifikan.
Pengendalian kendaraan pribadi dan pengendalian BBM sebagai sumber energi saling berkaitan. Karena 70% emisi di Jakarta berasal dari kendaraan pribadi.
Harga BBM Naik, Kualitas Udara Jakarta Membaik
Pendataan kualitas udara di Jakarta dilakukan di 5 stasiun pemantauan kualitas udara secara otomatis. Sejak September 2022, saat terjadi kenaikan harga BBM, tercatat indeks standar pencemaran udara nilainya menurun. Artinya kualitas udara di Jakarta membaik. Hal ini disampaikan oleh Ibu Luckmi Purwandari, Direktur Pencemaran Udara KLHK
Peningkatan kualitas udara ini kemungkinan terjadi karena masyarakat mulai beralih menggunakan pertamax dan juga menggunakan angkutan umum.
Beliau merekomendasikan jika kualitas udara di Jakarta ingin semakin membaik, maka perlu ada kebijakan berkaitan dengan emisi. Misalnya bagi kendaraan yang bisa memenuhi baku mutu emisi maka pajaknya lebih kecil di banding kendaraan yang hasil uji emisinya melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Karena ada pajak tambahan, yaitu pajak pencemaran/kerusakan lingkungan.
Layanan Transportasi Publik di Jakarta
Kebijakan transportasi publik di Jakarta sejalan dengan pengendalian subsidi BBM. Jika ekspektasi masyarakat terhadap layanan angkutan umum terpenuhi, maka masyarakat pasti akan beralih menggunakan angkutan umum. Hal ini disampaikan oleh Bapak Syafrin Liputo dari Dishub DKI Jakarta.
Berkaitan dengan pengendalian BBM bersubsidi, pemprov DKI Jakarta telah menyediakan sarana angkutan umum dengan standar layanan minimal cukup tinggi. Artinya, saat menggunakan angkutan umum, masyarakat akan mendapatkan kenyamanan setara dengan kendaraan pribadi. Selain nyaman, ada kepastian waktu juga kapan sampai di tujuan, karena layanan Transjakarta sudah steril lajurnya.
Pemprov DKI, dalam hal ini Dinas perhubungan, telah mengeluarkan kebijakan Account Based Ticketing bagi pengguna layanan transportasi umum. Dengan kebijakan ini, akan diperoleh profiling data penumpang secara utuh, sehingga walau kartu uang elektroniknya hilang, saldo dalam kartu tidak hilang. Karena datanya sudah tercatat di server pemkot.
Penutup
Sudah banyak yang dilakukan oleh pemprov DKI Jakarta maupun pemerintah pusat untuk pengendalian BBM bersubsidi. Semoga tingkat polusi dan kemacetan di Jakarta makin menurun, angka pengguna angkutan umum juga meningkat.
Semoga pengendalian BBM bersubsidi ini bisa diikuti juga oleh kota-kota lain di Indonesia. Subsidi BBM tepat sasaran, masyarakat sejahtera!
Betul sekali, semakin baik kualitas angkutan umum di satu daerah makan masyarakatnya pasti akan beraih lebih memilih naik angkutan umum ya mbak. Aku kok langsung ngebayangin cuaca Jakarta makin bersih, langit biru kalau semakin banyak yang beralih ke Pertamax. Semoga ya…
kita semua suka dengan membaiknya kualitas udara ya, jadi mesti pilih juga bahan bakar yang minim pencemaran. Sebenarnya sih kalau pakai pertamax ini bisa lebih sehat juga mesinnya.
waah. ternyata ituu yaa salah satu manfaat menaikkan harga BBM ini, berperan dalam memperbaiki kualitas udara. Semoga ke depannya, bisa makin terus lebih baik nih kualitas udaranya dan akhirnya subsidi BBM makin tepat sasaran juga tentunya 😀
memang harus memilih bahan bakar yang tepat supaya polusi udara gak makin menjadi
BBM tepat sasaran, meningkat kesejahteraan! Memang pengendalian BBM bersubsidi terutama di kota besar seperti Jakarta akan berdampak baik tak hanya bagi lingkungan tapi juga akan mengurangi kemacetan. Sayangnya memang, sering kalau pas isi BBM, saya melihat sendiri, ada yang kuat beli mobil mewah tapi pakai BBM bersubsidi. Hiks
Fokus ke bagian ini:
“Proses pembakaran pada sepeda motor yang menggunakan pertamax akan lebih bersih sehingga zat buang yang dihasilkan akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pertalite. Dengan pembakaran yang lebih bersih maka busi pada motor tidak akan cepat rusak, alias lebih awet.”
Catat ya, Ann!
Yuppp pakai pertamax bebas antri kalau antri gak lama Dan bikin mesin terawat. Kalau diitung2 juga bikin hemat lho pake bbm yg bagus krnpembakaran sempurna
Pengendalian BBM bersubsidi di Jakarta ini memang wajib diketahui oleh masyarakat ya mbak
BBM bersubsidi harus diberikan kepada yang membutuhkan
Agar tepat sasaran
Sering ngobrol dengan suami soal kenaikan BBM dan juga bantuan untuk masyarakat, sepertinya emang perlu banget terus diedukasi masyarakat kenapa harus BBM bersubsidi
Kendaraan kalau BBM-nya bagus, memang bikin mesin awet. Terus, kalau kendaraan umum udah oke, kujuga mau pakai. Lumayan kan buat ngurangi polusi asap
Iya, pengendalian BB ini membuat kita semua kudu sabar dan seringkali kehabisan stok juga..
Dan perlahan kita ubah gaya hidup dengan beralih menggunakan BBM non-subsidi atau menggunakan transportasi massal yang disediakan pemerintah.
Semoga ke depannya semua masyarakat semakin bijak dalam menggunakan BBM.
Bijak menggunakan BBM ini susah dikendalikan kalau di perkampungan. Secara orang kaya saja punya kendaraan roda empat buat jalanjalan, BBM nya beli yg subsidi. Semoga saja aturan bisa tepat sasaran ya
aturannya sebenarnya sudah bagus tapi belum tepat sasaran ya mak. Masyarakat kita memang harus terus diedukasi untut tertib hukum dan aturan
Nah suamiku yang paham seperti ini, jadi sejak punya motor baru beberapa tahun lalu, selalu pakai Pertamax. Kata dia sih terasa di mesinnya, suaranya jernih. Dan bener hasil buangannya juga gak terlihat, tandanya ramah lingkungan ya
Kalau lagi ngantri emang suka kejadian dijulidin sok kaya banget wkwkwk, padahal selain kualitasnya, antrian di Pertamax juga ga mengular 😅 nyari cepet. Kalau suamiku emang dari dulu pilih pertamax karena bagus katanya buat mesin mobil..
Aku udah lama gak naik angkot di Jkt soalnya aku anker yg kadang nyambung ojol atau jalan kaki hehe. Tapi emang denger2 urusan angkot Jakarta juaranya, malah ada yg gratis buat pelajar ya.
Suamiku sih yg msh sering ngangkot dr stasun ke kantor dan sebaliknya, ya mayanlah hemat ongkos ketimbang naik ojol 😀
Kalau BBM udah jarang beli di pom besar, seringnya di deket2 rumah. Tp itu pun ya gak sering krn kami lbh suka jalan kaki dan naik KRL ke mana2 😀
Edukasi seputar BBM harus gencar dilakukan ya mba.
Supaya masyarakat makin paham.
Tks infonya mba
Harga BBM makin naik. Pertamax juga tambah naik pastinya. Saya pernah sih isi pertamax karena liat antrian panjang BBM sebelahnya, terus emang agak bengkak sih pengeluaran tapi begitu dinyalain mesinnya, enak dikasih pertamax deh kayanya ke mesin motor. Hehe … ada harga, ada kualitas sepertinya
Kapan hari ke Jakarta, ngiri banget akutu sama ketersediaan transportasi publik yang nyaman dan murah di sana. Huhuhu. Beberapa teman yang punya kendaraan pribadi pun lebih sering pakai transportasi publik untuk menghindari kemacetan, yang sadar atau gak itupun termasuk langkah untuk mengurangi polusi udara. Kapan yaa di Lombok juga begini~
Kesadaran masyarakat tentang tujuan jangka panjang penggunaan BBM yang berkualitas untuk meningkatkan kualitas udara (lingkungan) memang perlu di masifkan. Karena sepertinya yang masih jadi fokus masyarakat umum masih pd harga BBMnya. Dan memang iya, kalau kendaraan bermotor pakai pertamax kerasa lebih enak. Hehehe
Aku juga lebih suka isi pertamax mbak daripada Pertalite. Selain antrian motornya nggak panjang juga lebih bagus buat mesin motor. Selain itu juga membantu program pemerintah juga kalau pertalite kan buat yang bersubsidi
Memang wajib banget ini disounding ke masyarakat biar paham dan tahu, jadi tepat sasaran., Karena masih banyak yang mampu masih aja antri di subsidi, hadewww. Mentalnya ini yang perlu diperbaiki juga ya, Mba, jadi bangsa kita sejaterah merata
Aku secara personal juga udah cukup convince untuk beralih ke non subsidi Mak karena yang subsidi kok kayak cepet banget abisnya wkwkwk. Jatuhnya kayak hampir sama aja akhirnya dan lebih oke yang non subsidi
Kalau dari sisi aku yang anak petani si emng suka isi pertalite karena biar hemat haha