Jagung manis memiliki perbedaan ciri fisik dengan jagung hibrida. Namun ternyata masih banyak orang yang belum tahu ciri jagung manis yang membedakannya dengan jagung hibrida. Jadi yuk, sama-sama belajar mengenal perbedaan jagung manis dan jagung hibrida, yang kebetulan barusan panen di kebun keluarga Nara.
Menjelang lebaran kemarin, kami panen jagung. Saat saya membagikan kegiatan panen jagung di cerita FB ada beberapa teman yang mengirim pesan, mau beli jagungnya. Buat camilan dalam perjalanan mudik. Kan asyik tuh malam-malam saat perjalanan mudik, mampir tempat istirahat terus ngemil jagung rebus atau jagung bakar.
Baca juga Aneka Cerita Lebaran 2022 Keluarga Nara
Kalau kamu sendiri, apa yang terbayang kalau dengar kata jagung? Menikmati jagung rebus dan jagung bakar juga kah? Atau terbayang jasuke alias jagung susu keju, popcorn, sup jagung atau yang lain?
Sayangnya, jagung yang kami panen kemarin itu bukan jagung manis, melainkan jagung hibrida. Emang apa perbedaan jagung manis dan jagung hibrida?
5 Perbedaan Jagung Manis dan Jagung Hibrida
Karena ada beberapa teman yang lanjut nanya, emang jagung hibrida nggak bisa di rebus? Dan pas juga tadi sore suami metik beberapa jagung manis, jadi saya punya foto jagung manis bersanding dengan jagung rebus, jadi deh kepikiran buat nulis di sini.
Kalau kamu pengen tahu juga ciri jagung manis yang membedakannya dengan jagung hibrida, baca terus sampai akhir ya. Inilah beberapa perbedaan jagung manis dan jagung hibrida.
1. Warna
Ciri fisik pertama dan paling mudah dikenali yang membedakan antara jagung manis dan jagung hibrida adalah warnanya. Jagung manis berwarna kuning, sementara jagung hibrida berwarna oranye.
Jagung hibrida yang masih muda, memang warnanya kuning juga, tapi setelah di rebus dan matang, warnanya akan berubah menjadi oranye. Sedangkan jagung manis saat direbus dan matang tetap berwarna kuning.
2. Usia Tanam dan Penanganan Masa Panen
Jagung manis memiliki usia tanam yang lebih singkat dibanding jagung hibrida. Jika jagung hibrida membutuhkan waktu hingga 4 bulan untuk bisa dipanen, maka jagung manis hanya perlu waktu 80 hari untuk bisa dinikmati hasilnya.
Kalau di kebun Keluarga Nara, saat panen, jagung manis dipetik dengan kulitnya. Yang metik langsung dari pihak pembeli, bisa juga disebut pengepul. Jadi tenaga kerja untuk memetik jagung, adalah tanggung jawab pembeli untuk memberikan upah memetik dan mengangkut jagungnya. Kami paling sediakan air minum dan camilan saja buat mereka.
Baca juga Berjemur sambil Panen
Karena mereka ini sudah terampil dan berpengalaman, panen jagung 1 hektar tuh dua hari udah bisa selesai. Setelah itu kami tinggal membabat batang jagungnya. Ini yang biasanya lama, karena mengandalkan para tetangga yang minta batang jagung buat pakan ternak. Jadi mereka ambil secukupnya yang mereka butuhkan saja tiap hari. Kadang ada yang beli juga, karena batang jagungnya mau dijual. Jadi sebenarnya batang jagung ini laku juga dijual, pembelinya biasanya para peternak sapi.
Untuk jagung hibrida, biasanya kami biarkan mengering di pohon. Jadi bagian atas batang jagung dipotong, biasanya diminta tetangga yang memiliki ternak sapi untuk pakan ternak mereka. Jadi sama-sama untung, kami nggak perlu mengupah orang, mereka dapat banyak persediaan pakan.
Setelah batang bagian atas dipotong, maka jagung-jagung di kupas, masih di batang pohonnya. Jika lagi musim kemarau, dibiarkan agak mengering saja dipohonnya baru dipetik dan dimasukkan dalam karung untuk selanjutnya diangkut pulang.
Kalau musim penghujan, beda lagi perlakuannya. Jagungnya akan di petik lalu dikumpulkan, setelah itu baru dikupas kulitnya. Orang-orang yang butuh pakan, akan menebang batang jagung hingga ke bagian bawah, mepet tanah. Jagung yang sudah dipetik, dikumpulkan lalu dikupas kulitnya. Kulit jagung (klobot) ini mereka minta juga. Jadi yang mengupas juga mereka. Nggak ada upah, lagi-lagi kami sama-sama untung
Setelah dikupas, baru deh dimasukkan karung untuk diangkut pulang dan di jemur dihalaman rumah.
3. Bentuk Fisik Tanaman dan Bunga
Batang jagung manis lebih pendek dibanding jagung hibrida. Kalau dulu, tongkol jagung manis lebih kecil dari jagung hibrida. Seiring kemajuan teknologi di bidang pertanian, jagung manis pun bisa memiliki tongkol yang berukuran besar seperti jagung hibrida. Tak hanya tongkol, namun juga ukuran bijinya.
Bunga jagung manis, dalam hal ini serbuk sari berwarna putih, sementara kalau jagung hibrida berwarna coklat.
4. Rasa dan Tekstur
Rasa jagung manis, tentu saja manis. Bahkan saat masih mentah pun rasanya juga manis lho, kalau nggak percaya coba aja gigit biji jagung manis mentah. Sementara jagung hibrida, tak ada rasanya. Rasa manis ini akan berkurang seiring bertambahnya hari dari waktu memetik.
Jadi misalnya nih, saya metik jagung sore ini, sampai rumah langsung saya rebus. Rasa manisnya akan berbeda jika saya merebusnya besok. Lusa udah makin berkurang. Biasanya sih saya menyimpan jagung manis tuh nggak lebih dari 3 hari setelah dipetik. Simpan dikulkas juga masih dengan kulitnya untuk menjaga kesegarannya.
Biji jagung manis akan berubah menjadi keriput kalau kering. Ini bisa jadi pedoman juga bagi kamu kalau mau beli jagung manis, terutama kalau belinya di supermarket. Pilihlah biji jagung manis yang tidak keriput, karena kalau keriput berarti jagung itu sudah lama di petik, dan rasa manisnya sudah jauh berkurang.
Untuk merebus jagung manis, saya biasanya hanya butuh waktu sekitar 30 menit saja. Pokoknya asal udah tercium bau khas jagung rebus, kompor saya matikan. Saya suka merebus masih dengan kulitnya, air untuk merebus kira-kira setengah dari ketinggian permukaan jagung saja. Jadi nggak sampai jagungnya tenggelam ya. Karena kalau airnya kebanyakan juga mengurangi rasa manisnya.
Pernah saya bawa jagung mentah ke kantor, karena di kantor ada kompor juga. Eh teman-teman sayang mengolah jagungnya bukan dengan cara direbus bersama kulitnya, melainkan di kukus dan tanpa kulit. Kata mereka lebih manis gitu, tapi menurut saya tetap lebih manis kalau direbus masih bersama kulitnya.
Kalau memaksa untuk merebus jagung hibrida, bisa juga kok. Saya pun pernah, saking pengennya makan jagung rebus, metik beberapa jagung hibrida dan merebusnya. Udah sejam lebih tapi nggak ada aroma khas jagung rebus. Terus pas di makan, jagungnya tuh keras dan liat, jadi lama banget ngunyahnya. Terus kapok deh, nggak mau ngerebus jagung hibrida lagi.
Jadi biasanya memang jagung manis itu untuk konsumsi manusia, sementara jagung hibrida diolah untuk pakan ternak. Walau ada juga sih jagung hibrida yang diolah untuk camilan manusia juga, misalnya di olah menjadi grontol, sego empok (nasi jagung), tepung jagung dan marning. Kalau minyak jagung, saya nggak tahu apakah dari jagung manis atau jagung hibrida.
5. Harga
Harga jagung hibrida lebih stabil dibandingkan harga jagung manis. Selama berulang kali menanam jagung manis, harga paling tinggi dipasaran itu adalah 3 ribu per kilo. Jagung manis ini dijual masih dengan kulitnya ya. Kalau di kalkulasi, dengan harga jual per kilo 2 ribu, kami sudah bisa untung.
Yang dibeli dengan harga normal ini jagung yang berukuran besar saja, sementara yang berukuran kecil cuma dihargai setengahnya. Pihak pengepul sendiri yang memisahkan jagung yang berukuran besar dengan yang kecil. Biasanya yang kecil gini nggak kami ijinkan untuk diangkut. Kami ambil untuk dikonsumsi sendiri dan dibagikan ke tetangga.
Pernah juga pas panen kami cuma dapat harga 700 rupiah per kilo. Ini yang besar lho, yang kecil nggak ada harganya. Sedih lah karena sudah pasti rugi. Mau nggak dipanen, makin rugi karena kalau lewat masa panen, maka jagungnya akan makin tua dan rasanya nggak begitu manis lagi. Harga makin anjlok. Lagian jagung manis tuh setelah dipetik nggak bisa lama-lama disimpan, harus segera dijual.
Baca juga Belajar ikhlas dari Petani
Kalau pas harga lagi jatuh gini, biasanya saya tawarkan ke teman-teman kantor, 10 ribu dapat 4 kilo.
Alhamdulillah teman-teman kantor pengertian, nggak pernah minta kalau saya lagi panen. Selalu mereka mau beli hasil panennya. Walau belinya sedikit, kalau yang beli banyak kan, jadi banyak juga hasil jualannya. Padahal kalau harga lagi bagus, saya pengennya ngasih aja sama mereka, bukan dijual. Karena modal sudah tertutup dan masih ada keuntungan dari penjualan hasil panen.
Akhirnya teman-teman kantor jadi hapal, kalau saya bawa banyak hasil panen, apa saja, ke kantor artinya harga panen lagi bagus. Kalau saya menawarkan hasil panen dan memberi daftar harga, mereka tahu kalau harga jual sedang jatuh.
Jagung hibrida ini butuh tenaga dan waktu ekstra untuk pengelolaan pasca panennya. Jagung dijemur supaya benar-benar kering agar gampang di pipil. Kalau musim kemarau sih enak, Kami bisa jemur jagungnya di atap yang kebetulan bukan atap genting melainkan beton cor. Dijemur beralas terpal, kalau sore tinggal kumpulkan di tengah lalu di tutup terpal. Besok pagi buka terpal dan ratakan jagung di atas terpal.
Kalau musim penghujan beda lagi. Kalau mendung datang jagungnya harus diamankan dengan di angkut ke dalam rumah. Besoknya angkut lagi dan jemur di halaman. Kalau hujan berhari-hari, terpaksa nggak dikeluarkan, bisa berjamur juga jadinya karena bertumpuk dan lembab.
Capek banget kalau harus naik turun tangga, jadi kalau musim penghujan, jemur jagungnya di halaman saja. Cepat mengangkatnya kalau tiba-tibe mendung gelap datang dan disusul gerimis turun.
Setelah kering harus di pipil, di lepaskan dari tongkolnya. Setelah di pipil, jika belum benar-benar kering harus dijemur lagi. Untuk perkara mipil ini kami kadang masih mipil manual pakai tangan, kadang pakai alat pemipil jagung yang dibuat sendiri dengan memanfaatkan mesin pompa air yang sudah dimodifikasi.
Pokoknya kalau pas di saruk dengan tangan sudah bunyi kemresek, pertanda sudah kering. Duh apa ya bahasa indonesianya di saruk ini, pokoknya bayangin aja jagung pipil tuh di jemur, terus kamu jalan dijemuran jagung itu. Bukan diatasnya ya, tapi kakimu masuk di jemuran jagung itu dan menginjak terpal dibawahnya
Setelah itu bisa disimpan, atau langsung dijual. Untuk harganya, paling rendah selama kami panen jagung adalah 5.500 per kilo.
Jagung, Alternatif Pangan Pengganti Nasi
Sebenarnya jagung ini bisa jadi alternatif pangan pengganti nasi lho, karena kandungan nutrisinya sangat banyak dan baik untuk tubuh.
Menurut informasi yang saya baca dari alodokter, jagung selain sebagai sumber karbohidrat, juga mengandung berbagai nutrisi seperti protein, serat, serta berbagai vitamin dan mineral, seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, zat besi, kalium, fosfor, dan magnesium
Selain itu, jagung juga mengandung sedikit lemak. Dibandingkan asupan biji-bijian lainnya, jagung mengandung lebih banyak antioksidan, seperti asam ferulat, phytic acid, antosianin, serta zeaxanthin dan lutein yang baik untuk kesehatan mata.
Banyak banget kan kandungan nutrisi jagung ini. Di beberapa daerah, malah sudah sejak lama jagung ini menjadi makanan pokok. Saat saya berkunjung ke NTT sekitar 5 tahun yang lalu, saya masih dapat cerita ada beberapa daerah yang masih menjadikan jagung sebagai makanan pokoknya.
Tentu saja bukan jagung manis, melainkan “jagung kampung” yang secara tekstur dan rasa seperti jagung hibrida, namun dengan ukuran tongkol dan biji yang lebih kecil.
Oh iya, dijaman saya kecil dulu, ada juga jagung yang berwarna ungu lho. Tapi sekarang saya nggak pernah menjumpainya lagi.
Penutup
Itulah 5 perbedaan jagung manis dan jagung hibrida berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya selama bertahun-tahun menanam jagung. Semoga jadi makin paham ya dan bisa jadi pedoman juga kalau pas beli jagung manis. Biar nggak kecewa, katanya jagung manis tapi kok rasanya nggak manis.
Sekarang setelah memiliki hewan peliharaan, kalau panen jagung hibrida, nggak kami jual ke pedagang, tapi untuk persediaan sendiri buat pakan ternak. Kadang ada juga tetangga yang beli langsung ke rumah, kalau ini kami layani. Karena belinya juga nggak banyak, paling 5 atau 10 kilo saja buat pakan ternak. Harga tetangga, yang pastinya lebih murah dibanding kalau beli ke pedagang.
Untuk piaraan yang besar, kasih langsung saja jagung pipilannya, kalau untuk yang masih kecil harus di selep terlebih dahulu untuk memecah biji jagungnya menjadi berukuran kecil.
Waktu kecil kami sering makan jagung, alternatif kalau nggak ada beras.
Tapi menurut saya malah enak sih makan jagung, apalagi mama saya masaknya pakai santan, jadi lebih enak aja 😀
Kalau sekarang sering masak jagung manis, tapi anak-anak lebih suka dibikin jasuke 😀
Informatif sekali ini…serius baru tahu saya Mbak, beda jagung manis dan jagung hibrida.
Oia, sama kita saya lebih suka ngrebus jagung sama kulitnya, lebih manis rasanya. Biasa saya makan gitu saja, kalau anak-anak dibikin jasuke.
Dan kadang tukang sayur jualnya memang masih segar, beda kalau di supermarket, kulitnya biasa dah keriput.
Suka duka petani ya, Mbak, harga jual hasil panen bisa naik turun. Bisa rugi juga karena modal enggak tertutup.
Perbedaan jagung dan variannya memberikan pengetahuan buat pembaca. Ada lagi jagung di Madura kecil ukurannya. Indonesia kaya ragam hayati.
Aku baru Tau banget nih mba kalau Untuk jagung hibrida, biasanya dibiarkan mengering di pohon
kupikir selama ini buahnya jelek… Karena memang tua dan mengering ternyata sengaja
Foto dan tulisan yang kereeeennnn
Saya jadi tau alasan jagung dibiarkan dengan bonggolnya di pohon
Saya juga baru tau bahwa jagung manis bisa semurah itu, karena biasa beli Rp 10.000/kg
Kalau saya selama ini lebih sering konsumsi jagung manis
Jagung ini enak dan sehat
Saya juga suka makan nasi jagung
Jagung manis biasane emang lebih mungil ya, Kak ketimbang jagung hibrida. Kalau udah ngomongin jagung mah langsung kepikiran sama dadar jagung atau jagung bakar gurih yang saat bakar dioles-olesin mentega. Maknyus bangetlah.
Jarang nemu yang hibrida hehe biasanya jagung dimasukin ke sayur bayam atau bikin bakwan mba mantap
Kalo lihat tumpukan jagung yang barusan dipanen itu rasanya pengen langsung ke rumah Mbak Nanik dan milih sendiri. Secara yang namanya jagung ini adalah salah satu panganan yang wajib ada di rumah saya. Sering banget jadi camilan dengan cara direbus atau dicampurkan dengan sayuran lain seperti cap cay. Hampir tiap hari mengkonsumsi jagung ini.
BTW, saya penasaran deh dengan jagung hibrida. Belum pernah nyobain.
Baru tau saya mbak perbedaan jagung manis dan jagung hibrida.. thanks infonya. Saya cukup sering beli jagung dipasar biasa buat bikin perkedel jagung. Kalau sudah sampai pasar harganya jadi jauh lebih mahal ternyata.. disini sebiji jagung harganya 3000.
Seneng banget bisa mampir ke blog ini. Serasa kembali ke desa.
Saya baru tahu lho perbedaan jagung manis sama jagung hibrida. Benar-benar mencerahkan.
Next, bahas perbedaan cewek manis vs cewek hibrida yuk…
Jagung hibrida jarang-jarang daku lihat, seringnya yang jagung manis.
Udah gitu juga sering banget belinya jagung manis jadinya, karena rasanya yg enak dan bisa diolah buat sayuran ataupun camilan
Nenek saya pernah punya kebun jagung mbak. Maka, persis seperti kata Mbak Nanik, nenek saya juga bilang kalau jagung direbus sama kulitnya, rasa manisnya ga berkurang. Beda bila sudah dibuka, rasa manisnya pindah ke air rebusan, dan air rebusan itu jadi bisa diminum. Namun di jagung udah berkurang.
Oh aku baru tahu kalau jagung hibrida itu ga manis, dan semakin gak manis setelah beberapa hari kemudian. Kenapa bisa gitu ya? Faktor apa penyebabnya?
Mungkin Karena kadar airnya sudah berkurang mbak, menguap dan terserap oleh udara sekitar, sementara rasa manis itu ada dalam kandungan airnya
lihat produksi jagung seperti ini jadi kepikiran bisa buat jadi peluang bisnis jualan jasuke gitu ya mbak 😀
NIce banget infonya, ternyata kita bisa mengamati perbedaannya dengan mudah. Biasanya aku beli jagung kalengan hehe, jadi gak terlalu ngeh..
Baru tahu banget perbedaan jenis jagung manis sama jagung hibrida. Dna baru tahu juga kalau jagung ini disebutnya jagung hibrida, haha.
Di kampungku nanamnya jagung jenis ini soalnya.
Inget banget pernah bantuin kakek nenek nyiramin jagung berpetak-petak ladang di musim kemarau. Harus naik turun cari air karena kadang air irigasi hanya sampai di sawah tertentu.
Perjuangan banget, huhu. Udah gitu kadang masih dibeli sangat murah. Nyesek ya….
aku adalah sepekan sekali beli jagung manis Mba, belinya di pasar panorama bengkulu satu kilo harga normal 7rb, jarang banget dapat harga 6rb. anak2 sukanya ya direbus aja, direbus ama kulitnya biar rasanya makin manis, hehehe. kalo jagung hibrida hampir gak pernah beli dan makan sih
JAdung kusuka banget buat bikin sayur asem, direbus biasa maupun dibuat jasuke. Ternyata begitu ya perbedaannya, warna kuning dan orens aja udah tampak jelas. Jadi jagung hibrida itu ga manis ya hhmmm… Ga bosan menikmati jagung apapalgi dibakar dengan varian rasa.
Saya pernah dikirimin 1/2 karung jagung. Tadinya udah seneng banget. Udah kebayang bakal sering bikin bakwan jagung, sayur asem, dll. Banyak deh olahan enak dari jagung manis.
Tetapi, ternyata gak ada manisnya sama sekali. Kalau baca di artikel ini, mungkin yang dikirim ke saya tuh jagung hibrida. Baru kali itu, saya sampai bingung banget mengolahnya. Karena selain gak manis, teksturnya juga keras hehehe
Lihat foto jagungnya mba, jadi teringat beberapa waktu lalu ke Wonokoyo Kedungkandang Kota Malang dan gak sengaja nemu kebon jagung. Senang sekali karena baru kali itu melihat langsung pohon jagung. Ndeso ya saya haha
haha bukan ndeso mbak, tapi malah kutho. kalau ndeso tuh pasti pernah lihat tanaman jagung
Jagung rebus ini favorit aku banget sejak kecil bahkan sampai sekarang, anak-anak jadi suka makan jagung rebus juga tapi makin kesini malahan sering rebus jagung manis soalnya waktu rebusnya ngak lama terus enak di buat camilan…hahaha meskipun jagung bisa pengganti nasi tapi bagi aku jagung rebus itu camilan.
Jagung ada banyak jenisnya, ada jagung manis ada juga jangung hibrida masing masing punya ciri khas tersendiri ya mbak
Kalau aku lebih suka dengan jagung manis
Mak, aku penyuka jagung manis nih.Enak kalau direbus. Murah banget ya di tempat mak 3000 / kg. Kalau di tempatku, Depok di pasar saja jagung size sedang satuan antara 2500- 3000. Sukses ya mak untuk usaha taninya
Nambah wawasan seputar jagung nih mbaaa ya ampun aku baru tauuu
padahal akupun penggemar olahan jagung.
Pankapan pingin main k rumah mb Naniiikk😉
Aku sukanya jagung manis, buat direbus atau disayur. Pokoknya yang all in one sekaligus buat jasuke.
Ternyata ada perbedaan dari usia tanam juga ya antara jagung manis dan jagung hibrida
10ribu 4kg mbak?ya Allah emang ya harga sayur tu naik turunnya ga kira2. Kmr aku juga abis panen lemon.lokal dan harga lagi anjlog banget. Masa 1kg cuma 2500 mbak ga cucuk banget sama biaya nanem.
Jaguuung…
Kesukaan anakku, kak Naniek…dibuat Jasuke, yummii~
Biasanya kami dapat dari anak-anak pesantren. Tapi memang kalau sedang panen itu harga jualnya beneran bikin sedih yaa.. Tapi pas beli di Mang Sayur, sudah berkali-kali lipat.
Sama seperti kami kalau menanam cabe organik dan cabe biasa, kak Naniek.
Yang irganik harganya jatuh banget kalau dijual ke pasar. Tapi kalau di supermarket, mashaAllah~
Kebun jagung mengingatkanku akan Madura. Pulau gili iyank karena hasil jagung banyak, membuat penduduknya konsimsi beras jatah
Aku salah satu penggemar jagung manis mba hehehehe. Pas hamil muda aku ngidam jagung rebus ini sampe rebus sendiri Kare gak ada yang jual rebusan.
Semakin ke sini, tongkol jagung manis semakin gede2 malah ya, Maak. Aku penikmat jagung manis, nih. Xixixixi
Baru tahu ternyata jagung ada jenis2nya juga. Selama ini makan jagung ya cuma makan aja. Gak merhatiin warnanya.
wah mbak seru banget bisa bertanam jagung. Aku selalu nyetok jagung manis kalau belanja. soalnya favorit anak-anak di rumah. diapain aja enak
Aku suka jagung manis mba, karena teksturnya lebih empuk ya, anak suka dan dimasak cepat matang. Baru tahu kalau semakin hari rasa manisnya berkurang, makasih ya mb infonya
Ibu mertuaku nanam jagung hibrida, awal awal aku nggak bisa bedain mbak kalau jagungnya masih muda. Biasanya suka dibakar atau dikukus gitu hehe. Baru tau beda warnanya itu pas udah tua pas dijemur, warnanya orange
Jadi inget masa masa jadi petani jagung manis. Dulu merasakan susahnya edukasi masyarakat Jawa timur untuk menerima jagung manis. Sampai harga jualnya disamain jagung hibrida sama mereka
Masya Allah.. banyak pengetahuan baru yang aku dapatkan dari tulisan mbak Nanik ini, makasih loh, Mbak 🙂
Dulu waktu kecil aku hanya mengenal jagung kampung yg mirip jagung hibrida itu (entah sama atau enggak), jadi ibuk kalau ngrebus tuh lamaaaa banget, berjam-jam deh seingat aku, hahaha.
Kalau sekarang seringnya ya beli jagung manis, buat direbus aja atau dibuat sayur dan lauk.
Baru tahu aku kalau lebih manis jika direbus sama kulitnya. Next time mau coba, ah 🙂
wah, aku pernah kepo juga bedanya jagung manis dengan jagung hibrida. Aku biasanya mengecek dari tebal atau enggak jagung-nya kalau dipipil2. Nah, jagung manis nih suka banget deh kalau direbus.
Oooo… Ternyata namanya jagung hibrida tho mba… Dari warna yang jagung manis lebih soft ya mba. Makasih ya jadi tercerahkan.
ya ampun aku suka bgt ngeliat ini kalo pas lagi dikeringin gt mbaa. Ternyata namanya jagung hibrida yah, serius baru tau banget haha. Kalau jagung jadi favorit aku sih, dibuat dadar jagung, sup jagung bahkan jasuke hehe