Hal yang saya sukai kalau dinas ke wilayah timur Indonesia itu adalah bisa sepuasnya menyantap hidangan laut tanpa mikirin duit buat membayarnya. Ikan bakar di Masohi salah satunya.
Yah, kalau di Malang kan ikan laut tuh mahal, terus kalau beli di pasar ikannya udah nggak segar. Entah sudah berapa hari yang lalu berada di freezer. Sementara kalau ke wilayah timur Indonesia, ikannya banyak jenisnya, masih segar dan harganya pun murah.
Jadi pas tahu di suruh dinas ke Masohi, saya sudah antusias bakal makan banyak ikan di sana. Bagi yang belum tahu Masohi, bisa baca tulisan saya tentang perjalanan menuju Masohi ya.
Selama lima hari di Masohi, saya beneran puas makan ikan bakar. Ada dua rumah makan yang menjadi tujuan saya makan ikan dan memang direkomendasikan oleh kolega di sana. Siap-siap ngiler ya melihat penampakan ikan bakar di masohi ini
Rumah Makan Usaha Baru
Bangunan rumah makan Usaha baru sangat sederhana, terbuat dari dinding papan. Terletak di Jalan Abd Soulissa, Kota Masohi, pas di pinggir jalan. Tak ada tempat parkir khusus, sehingga kendaraan para pembeli di parkir di pinggir jalan raya.
Ada enam set meja kursi di dalam rumah makan. Daftar dan foto-foto menu makanan termuat dalam banner yang di tempel di dinding bagian dalam.
Saya pertama datang ke rumah makan ini untuk makan siang, hari kedua di Masohi. Saat istirahat di sela-sela mengisi kegiatan workshop di SMKN 1 Masohi.
Siang itu hujan gerimis di Masohi, Kami ber enam menggunakan mobil menuju RM Usaha Baru. Ternyata jaraknya dekat dari sekolah, saya merasa belum lama berkendara, mobil sudah menepi dan parkir.
Turun dari mobil, di trotoar depan rumah makan nampak dua baskom besar diturunkan dari pick up. Begitu kami berjalan mendekat, nampak berbagai macam ikan segar. Ada yang besar, ada yang sedang. Ada yang bersisik merah, hitam dan abu-abu.


Jadi di sini tuh cara pesannya, pembeli memilih sendiri ikannya, jenis dan ukurannya. Lalu pihak rumah makan akan membersihkan dan memasaknya sesuai pesanan, di bakar/goreng atau masak kuah kuning.
Tapi karena kami rombongan dan waktu istirahat hanya 60 menit, sebelumnya pihak sekolah sudah memesan tempat dan menu di sini. Jadi begitu kami datang, pesanan sudah siap dan tinggal dihidangkan. Kami tinggal pesan untuk minumnya saja.
Makan Siang di RM Usaha Baru
Kami ber enam duduk mengelilingi satu meja. Satu persatu hidangan pun di sajikan. Yang pertama keluar tuh piring-piring berisi ikan bakar. Ukuran ikannya lumayan besar.
Kalau di Malang kan kalau saya dan teman-teman kantor makan ikan bakar di warung tuh, ikan bakar yang ukurannya lumayan besar tuh di makan rame-rame ya. Cuil sedikit-sedikit gitu dipadu dengan menu yang lain.
Jadi saat saya yang posisinya duduk di pinggir dan menerima operan piring berisi ikan bakar, piringnya tuh nggak saya taruh pas di depan saya. Tapi saya geser agak ke tengah. Maksudnya biar yang duduk di depan dan sebelah saya nggak kejauhan kalau mau ngambil. Eh tapi Bapak di sebelah saya bilang
“Satu orang satu, Bu.”
Hah, ikan sebesar ini harus dihabiskan sendiri? Ini sih namanya bukan makan nasi lauk ikan, tapi makan ikan lauk nasi karena porsi ikannya lebih banyak dari nasinya.


Selanjutnya lalapan dan sambal yang diantar ke meja kami. Lalapannya irisan timun, irisan terong ungu mentah, kacang panjang dan kelapa muda. Iya kelapa muda buat di lalap! Kelapa yang masih terlalu muda untuk diambil santannya, tapi sudah terlalu tua kalau mau di buat es degan. Nah kelapa muda ini yang jadi camilan saya setelah menyantap ikan bakar. Langsung di makan saja, tanpa dicolekin ke sambal.
Sambalnya ada 3 macam, sambal kacang, sambal tomat dan sambal yang ketiga saya nggak tahu namanya. Isinya irisan cabe, bawang merah, tomat dan beberapa helai daun kemangi. Kayaknya dikucuri lemon juga karena ada rasa asemnya. Sambal tomatnya nggak pedas menurut lidah saya. Tapi sambal kacangnya enak.



Untuk sayuran pelengkapnya ada tumis kangkung dan tumis bunga pepaya. Pilihan minumannya jeruk dan teh, bisa panas/hangat bisa juga pakai es.
Setelah masing-masing berdoa dalam hati, kami pun mulai makan. Masing-masing asyik dengan isi piring dihadapannya. Sesekali disela dengan obrolan. Walau sambalnya nggak pedas, alhamdulillah habis juga tuh seekor ikan bakar di hadapan saya. Nasinya udah minta setengah aja, tapi porsinya tetap aja banyak, jadi nggak habis.

Saya lupa ikan apa yang saya makan siang itu, yang pasti rasanya enak. Iya, saya tahunya cuma enak dan enak banget hehehe…. Ikan kalau masih segar kan dibakar tanpa bumbu pun rasanya enak. Nah di Rumah makan Usaha Baru ini, bumbunya nggak begitu terasa meresap di daging ikannya, tapi dengan makan di cocol ke sambal kacang, tetap terasa enak.

Selesai menyantap ikan bakar, lanjut lagi ngemil irisan kelapa muda, sambil menghabiskan jatah segelas jeruk hangat. Alhamdulillah kenyang banget, sampai susah berdiri. Tapi karena harus segera kembali ke ruangan workshop, kami pun segera beranjak karena waktu sudah hampir menunjukkan pukul 13.30 WITA.
Makan Malamnya Ikan Bakar lagi
Malamnya, saya diajak makan di rumah makan usaha baru lagi. Kalau tadi siang kami datang pesanan sudah siap dan tinggal disajikan, maka kali ini kami harus menunggu ikannya dibersihkan dan di bakar dulu.
Sambil menunggu, saya minta ijin untuk ke dapur dan melihat proses pembakaran ikannya. Asap dari pembakaran ikan tak mengurangi minat saya untuk menengok ke dapur, biar aja bau sangit dikit.


Ternyata untuk membuat bara pembakaran ikan, mereka di sini nggak pakai arang. Tapi menggunakan batok kelapa. Iya sih, kepulauan gini kan banyak pohon kelapa, jadi pasti “limbah” batok kelapa juga banyak.
Selesai ikan dibersihkan dan dibelah, lalu bakar. Setelah kira-kira setengah matang, ikan diangkat dari bara lalu diolesi bumbu. Dipanasi lagi sebentar, siap dihidangkan deh. Pantes aja kan bumbunya nggak begitu meresap. Jadi rasa gurih dan manisnya emang asli dari daging ikan segarnya.
Puas melihat-lihat di dapur, saya pun kembali ke meja di ruang depan. Lanjut ngobrol. Dari obrolan malam itu saya jadi tahu beberapa hal baru.
Pertama, nama Masohi artinya gotong royong. Nama ini diberikan oleh Presiden Soekarno pada saat beliau berkunjung ke sana. Waktu itu sedang mencari daerah yang cocok untuk menjadi ibu kota kabupaten. Ketemu daerahnya, tapi belum ada namanya. Oleh bung Karno, diberi lah nama Masohi. Pantesan aja ada patung Bung Karno berukuran besar di kota Masohi ini, ternyata memang ada sejarahnya peran khusus Beliau di sini.
Kedua, untuk hasil pertanian di Masohi ini didatangkan dari Seram Bagian Barat. Di sana ada daerah transmigrasi yang tanahnya subur, para petani ulet dari Jawa banyak yang sudah sukses di daerah tersebut.
Ketiga, Masohi pun dulu terdampak konflik Ambon 1999. Konflik agama yang membuat “kehancuran” di Maluku. Saat saya berkeliling di sana, masih ada beberapa bangunan yang dulu di rusak saat kerusuhan, masih dibiarkan apa adanya. Ada yang kayu-kayunya mulai lapuk, dinding menghitam ditumbuhi lumut. Kemana penghuninya dulu? Entahlah.
Alhamdulillah kini Masohi, dan juga seluruh wilayah Maluku sudah damai. Warga yang beragama Islam dan kristen bisa hidup berdampingan dengan rukun.
Akhirnya pesanan kami siap. Menunya sama dengan siang tadi, jenis ikannya saja yang beda. Kami pun lalu menyantap hidangan dalam diam, berkonsentrasi pada isi piring masing-masing.

Rumah Makan Bambu Kuning
Tempat makan ikan bakar di Masohi kedua yang saya datangi adalah rumah makan bambu kuning, yang secara fisik bangunannya lebih sederhana dibanding rumah makan usaha baru.
Tak ada buku menu di sini. Di depan rumah makan terdapat kotak besar styrofoam untuk tempat ikan, pemanggang ikan, kipas angin dan dan sekarung batok kelapa.


Pembeli yang datang langsung memilih ikan, baru masuk ke dalam rumah makan. Di sini jumlah meja kursinya lebih banyak di banding di Usaha Baru. Dan lebih sepi pembeli, jadi kami nggak harus menunggu lama sampai pesanan siap.

Tiga kali kami makan di sini, nggak pernah ada pembeli selain kami. Mungkin karena kami datang lebih awal, menjelang maghrib.
Hanya ada dua jenis sambal di sini, yaitu sambal kacang dan “sambal” irisan bawang, cabe dan tomat. Lalapannya hanya irisan mentimun terong ungu, tak ada irisan kelapa muda. Ikan dan lalapan ditaruh dalam satu piring.

Puas Makan Ikan Bakar di Masohi
Menurut lidah saya, rasa ikan bakar di RM usaha baru dan bambu kuning nggak jauh berbeda. Tapi kalau menurut penuturan kolega saya, memang lebih terkenal RM usaha baru kalau di masohi, karena itu rumah makan pertama yang menyediakan menu ikan bakar. Jadi kalau ada tamu dari luar Masohi, pasti diajak makan di RM Usaha Baru.
Keunggulannya RM Bambu kuning adalah pada sayurannya. Tumis kangkung di sini beneran banyak kangkungnya. Sementara kalau di RM Usaha baru tuh lebih banyak irisan asesoris (bawang, cabe, tomat) dibanding kangkungnya.
Harganya nggak jauh beda. Ikan bakarnya tuh seharga 40 – 60 ribuan saja, tergantung jenis ikan dan juga ukurannya. Makin besar, makin mahal. Lebih murah dibandingkan harga daging ayam. Daging ayam disini dijual per ekor, bukan per kilo. Harganya tergantung ukurannya.
Untuk kebersihan, RM Usaha Baru lebih bersih. Nggak ada lalat berkeliaran. Beda dengan saat di Bambu Kuning. Saya harus beberapa kali mengibaskan tangan mengusir lalat yang hendak singgah di gelas minuman.

Tapi yang pasti saya puas bisa makan ikan bakar dari aneka jenis ikan laut. Kalau di Malang, tahunya cuma kakap saja, kalau di Masohi banyak jenisnya. Sayangnya saya lupa nama-nama ikan yang sudah saya santap selama disana.
Apakah berarti harus balik lagi ke sana?
Wow, makan serba ikan di R> Ikan Bakar Usaha Baru! Itu ikan bakarnya duuuh bikin ngece abiiiizzz. mana bumbu kacangnya banyak. Apalagi sambalnya menggelora pisaaan. Pantas aja rumah makan ini laris banget, rame pelanggannya. Aku jadi kepengen buru2 ke sana, dine in. Biar terasa kelezatannya masih panas langsung dinikmati.
itu sambal yang cuma irisan bawang dan dikasih jeruk lemon, sambal dabu2 bukan sih, Mba? Enak itu, saya pernah makan di RM sulawesi. Ternyata di Maluku juga ada ya. Emang enak kalau jadi campuran ikan bakar.
Duh jadi mau nyobain sambal dabu dan ikan bakar deh baca cerita mba nanik
ya ampun mak, aku kangen banget makan sea food khas Indonesia Timur kayak gini. ga ngerti kok seafood Indonesia Timur berasa fresh banget ya padahal bumbunya minimalis
Iya saya juga kangen deh mba. Mereka keknya langsung ambil dr laut ya. Fresh banget. Beda dengan di Jakarta nih. Apa krn lautnya masih virgin ya?
Waduh, jam segini lihat olahan ikan jadi lapaaar. Begitu menggoda.
AKu suka Rumah Makan ketika makan ikan, ikannya bisa milh sendiri, masih fresh pulaa. Trus dibakarnya itu loh pake batok kelapa.
Ah, kbayang wangi bakarannya nyampe ke sini, mak!
Balik lagi kalau gatau yang dimakan ikan apa hahaha
Mbak, asli ini ikan bakar berlauk nasi. Puas sekali pasti. Dahlah segar ikannya, murah pula harganya. Puas satu orang satu bukan keroyokan makan kayak aku di Jakarta huhuhu
Btw, aku jadi tahu sejarah Masohi…
Auto ngilerrrr
Kliatan segerrrr bgt itu ikannya.
Trus bumbunya juga dibikin dewe, bukan beli bumbu machmudah/sachetan pabrikan gt ya mba😁😂
Whoaaa makin mantab jiwa
Bumbu kacang kuning ini unik. Bercitarasa tinggi Padahal hasil racikan tradisional ya. Penasaran kan jadinya malah ga tahu bisa kapan ke Masohi, hehehe….
uowow..saya pecinta ikan dan persambelan sungguh sangat tergoda melihat ini. Tak kuasa rasanya, hahaha. Jenis ikannya bermacam-macam bisa pilih dan makan satu sendirian, wuih nikmat mana yg ingin ditolak kalau begini
Sambal ketiga itu setauku kalau di Ambon atau maluku bilangnya ‘colo-colo’ mba. bahasa Indonesia dicelup alias colo. Karena cara makannya dengan celupkan ikan ke sambal. Hehee. Enak dan segar. Duh kangen ambonn. Bakalan puas makannyaa
Kudu baliik lagii mbaaa dan ajak akoh heheu.
Ikannya segeer banget itu. Aku suka ikan. Dan jarang makan ikan pakai bumbu kacang. Yummy deeh ini mah aku bisa kalap. Di sana lebih murah ya harga ikan
Adikku juga cerita kalau ikan di bagian timur memang enak dan murah. Sayang belum kesampain nyobain cuma denger ceritanya doang. Gimana rasanya ikan kalau segar dari laut langsung dimasak, di sini mah udah dibeli di pasar, di rumah masuk freezer lagi. Masaknya kalau lagi mood hehe..
teringat masa tinggal di Sulawesi, biasa makan ikan bakar yang fresh. Rasanya manis.
Kalau dulu ku belum suka sambal jadi ya cuma ikan plus kecap.
trus khasnya ya rumah makannya itu ya bangunan sederhana begini.
wah, ikannya gedee. aku kayanya gak abis tuh kalau makan segede gitu, biasanya makannya juga rame2 sih bener, makanya yang reflek ya minggirin piringnya yaa, ahaha.
Nikmat banget keliatannya mbaakk
sedikit curhat ya mba hehehe, sebenarnya aku termasuk yang picky kalo makan ikan, gak semua ikan laut ataupun ikan sungai cocok dengan seleraku, tapi kalo ikannya diolah dengan dibakar seperti ini trus keliatannya menggugah selera, wah bisa-bisa satu ikan aku abisin deh
Sebagai penggemar olahan Ikan, aku belum pernah makan Ikan yang pakai sambal kacang, lho. Jadi pingin nyobain, Mbak. Hahahah.
Btw, yang sambal ada kemanginya kayaknya sambelnya seger banget, ya?
Besok² balik lagi bersama keluarga ya, Mbak. Hahaha.
Aku jaman masih suka nyari ikan dan lainnya untuk makan makan bareng tetangga, suka ke TPI. Karena belanja banyak jadi ya oke aja. Beda kalo masak untuk sendiri, malas juga ke TPI, padahal awal nikah sampai anak-anak balita masih rajin belanja di sana karena ikannya fresh dari nelayan.
Lihat foto di sini jadi mupeng deh ke tempat jual ikan bakar dekat laut atau pantai. Memang beda sih rasa ikan yang beli masih segar, ikannya terasa manis
Hepi ya dinas di Masohi dan bisa makan banyak ikan. Aku juga termasuk yang gak bosan makan ikan. Habisnya banyak pilihan sih. Sambalnya juga mantap
AKu salah baca judul mbak, kirain puasa makan ikan bakar, duh padahal enak banget, eh ternyata puas hihi.
Menu ikan ini paling aku sukai dibanding daging apalagi ikannya dibajar. Besar sekali ikannya & satu porsi sendiri, kuat lah pasti mbak tinggal digadoin & tambah nasi ya
Pekerjaan dinas beres, sekaligus bisa kulineran & makan ikan bakar sambal kacang ya mbak di Masohi
Wah, ikannya besar dan seger ya mbak
Dibakar langsung jadi terasa lezat
Apalagi punya banyak pilihan sambal
Fix, harus balik lagi kesana mbak
Seneng banget makannya ikan dan ikan apalagi pakai sambal yang pas.
Hehe emang kalau rumah makanya bebas lalt tu makan jg jd ayem ya mbak, gak perlu usir2 lalat 😀
Emang sedih jg masa di Malang atau Jawa kebanyakan ikan tu mihil dan kdng kita dapatnya yg gk seger ya, pdhl kan ada bbrp jg yg deket pesisir pantai.
Sambelnya bikin ngiler sekali mbaa ama varianya banyak. Bikin ngiler udah lama gak makan ikan bakar. Ikan goreng melulu diriku
Ya Allah itu segala ikan dibakar keliahtannya enak banget ya sambalnya bermacam2. Jadi referensi aku kalo ke masohi. Ajak aku kalo mau ke sana lagi ya mba
Masyallah mba. Keliatan banget ikannya seger dari fotonya. Pasti kerasa banget ya manisnya ikan kalau langsung dan masih seger gini. Kalau di Batam makanan laut tetap mahal padahal di sini banyak laut. Aneh aku
kalo udah merasa puas dengan menu makanan dan rasanya enak bisa bisa beli lagi ya
Mbak Naniii! kalo tiap saat dikau makan ikan bakar gini mau tuh aku nemenin dinas ke luar kota hahahaha
Aku baru tahu nama kampungnya Masohi yang terdampak konflik Ambon 1999. Ini pecah perang saudara karena agama yang sangat mengerikan sih buatku
Kak Naniiek..
MashaAllah~
Aku auto ngileerr liat ikan bakarnya. Karena aku juga penggemar seafood. Sebenernya kalau menu selain ikan bakar ada cumi atau udang gitu juga gak, kak Naniek?
Melihat ikannya aja aku excited banget.. Apalagi uda diberi bumbu dan dibakar lalu dicocol sama sambal, huaaa… Justru sambelnya sepedes itu ya, kak Naniek.. Agar makannya satset, beres!
Wah beneran makan ikan lauk nasi ya itu, Wakakakak… nikmatin Mbak mumpung ketemu yang murah. Penampakannya bikin mupeng.
Ya ampun mbak, salah banget nih kesini siang siang ahahaha…sungguh bikin ngiler euy ikan bakarnya, mana ikannya fresh fresh banget.. Mantap, auto boros nasi kalo menunya bakar dan sambal sambal
Serunyaaa ke Masohiii. Ikannya keliatannya seger2 banget ya. Ga kaya di Malang harus pinter milih banget. Sambelnya emang macem2 gitu mba, ada yg bening juga?
Baru tahu Masohi artinya gotong royong.
Alamaak, ikan bakar tambah sambel tambah lalapan dan nasi panas makaaa nikmat mana lagi yang hendak didustakan ya, mbk.
Serius saya mendadak lapeer dan berliur mandangin foto-fotonya.
Apakah saya harus buka gofood? hahaa
Mbak Naniiik, ikan bakar itu kesukaan saya … duh jadi lapar kan sore2 wkwkwk.
Saya sukanya yang sambalnya rica-rica gitu … duh ngiler.
Ya Allaaahhh, akoh ngiler ya Allah! hahaha
Saya pecinta ikan bakar banget dong, baca ini jadi ngiler banget, meskipun saya lebih doyan dicocol sambal matah yang dikasih minyak panas sih, kalau ikan bakar 😀
Duh, ini favorit aku ikan bakar dengan sambal yang mantul. Apalagi ini ikannya fresh banget, pasti uenaaak pol ya
Ya ampun baru lihat ikan segarnya aja udah ngeces
Kebayang lezatnya
Di Bandung, resto seafood terkenal juga pakai arang batok kelapa karena katanya lebih harum dan lezat
Waduuh bikin perut keroncongan nihhh emang kalau berkunjung di daerah yg dekat laut apalagi luar jawa, ikannya seger seger…
Pernah pas ke derawan seminggu ikaaan mulu guedhe guedhe sampai eneg.
ikan bakarnya sedep banget. kuliner malang bikin ngiler. molly pingin juga ke sana, tapi belum ada waktu. kapan ke malang, minta diajakin sepupu ke sini ahh
kak ikan bakarnya menggoda sekali, apalagi sambalnya terasa mantap sekali nih
Puas banget makan ikan teruuus. Mana banyak jenis ikannya dan segar-segar, pula. Rasanya pasti beda, nih, dengan ikan di Jakarta yang sudah menempuh perjalanan jauh hehe. Aku tandain ah Rumah Makan Usaha Baru di Masohi ini, siapa tahu nanti kalau ke sana aku bisa mampir.
Eh itu lalapannya ada terong iris ya? Belum pernah coba nih makan ikan bakar lalapannya terong ungu. Suatu hati harus mencobanya. Terlihat sambalnya itu menggugah selera sekali lho…
Omg, ini pasti enak banget
Lalapannya juga segar segar
Pasti pengen lagi mampir sini ya mbak
Iya, harus balik sana lagi mbak biar bisa makin banyak mengeksplor kulineran Masohi. Mantap yaa… 1 ikan untuk diri sendiri. Mana sambalnya ada 3 pilihan pulak. Yang pake kucuran jeruk itu kayak dabu-dabu yaa… seger gitu tampilannya.
Salah satu snengnya dinas luar ya kayak gini ya, Mbak. Bisa merasakan kukiner khas setempat. Jam istieahat mlipir hunting kuliner khas.
Saya belum pernah makan ikan bakar pakai sambal kacang. Tapi, pasti bakal seneng banget kalau dikasih 1 porsi ikan buat sendiri. Saya sekeluarga memang lebih suka ikan. Bakal puas deh kayaknya kalau berkesempatan ke sana.
Wah keliatan enak banget itu, ikanya segar, aku jadi pengen tapi jauuuuuh. Di Jakarta sulit menemukan Ika segar kalo g di pelelangan itupun kudu beli banyak hiks
Waduh ikan bakar, enak banget sih ini. Apalagi dicocol sambal begitu. Macam-macam ya sambalnya. Yummm, enak, dijamin boros nasi sih yang begini mah ya. 😀
saya baru dengar nih nama daerah Masohi. Letaknya di ambon ya, mbak? kalau soal ikan bakar memang enak banget nuh pas ke pantai makannya ikan bakar yang langsung didapat dari laut
Ya ampun Mbak Nanik. Langsung ngences lihat fotonya ini. Kebetulan saya juga penggemar aneka masakan ikan. Terutama ikan segar yang jenisnya itu jarang banget ditemukan.
Saya mendadak teringat sama beberapa kesempatan saat saya berada di Maluku Utara. Puas banget makan ikan. Meski hanya dibakar itu rasanya enak luar biasa. Mungkin karena dimasak dalam kondisi fresh ya. Jadi manis dagingnya itu masih sangat terasa.
Kapan ya saya bisa sampai ke Masohi dan menikmati kuliner seperti ini?
Makan enak dan tambah lahap kalau panas panas disajikan .ikan bakar memang menggoda apalagi pakai sambal
Seneng baca catatan perjalanan kayak gini mba. Berasa ikut jalan jalan dan kulineran ke Masohi juga. Kalau makan ikan bakar tuh bikin nambah nasi terus. Abis enak sih, apalagi ada sambal favorit dijamin maknyuus deh. 😀
Kalau makan ikannya segar kayak gitu wuaah bisa nambah ikan+nasi lagi nih kak hehe.
Terlebih lagi pilihan sambalnya juga menggoda, terutama yang ada daun kemanginya itu
Ikan segar pasti enak kalau dibakar ya mbak
Sambal kacangnya juga enak
Pasti sekali nggak cukup makan disini
Asyik ya makan ikan bakar dengan beberapa pilihan sambal pasti bikin makan jadi tambah lahap deh.
Akk puas banget ya mba makan ikan laut yang segar dan lezat, minggu lalu aku makan ikan bakar Sulawesi di Semarang, jadi rasa rindu kampung lumayan terobati hihi
Wah sedap sekali rasanya pas lihat foto-fotonya. Saya sering dengar cerita tentang Masohi ini dari salah seorang sahabat saya yang berasal dari Ambon, ketika saya masih kuliah dulu.
Tahun 1997 sampai awal 1999 saya tinggal di Ambon, selalu kangen dengan seafood di sana. Terutama ikan bakarnya. Kangen menikmati akhir pekan di Pantai Liang maupun Pantai Natsepa, sambil makan ikan bakar maupun rujak yang khas di sana. Ah, baca tulisan ini jadi ingin ke Maluku lagi
Pengennn…
Wisata ke wilayah Timur emang rugi kalau ngga puas puasin ngesea food.
Mana ikannya beragam, jadi penasaran sama ikan yang coraknya kotak-kotak sama mozaik. Rasanya gimana yaa..
Jarang-jarang makan ikan ada bumbu kacangnya. Unik namanya Usaha Baru, apa masih baru juga. Hihi
Ya Allah enak banget liatnya 😍 jadi pengen cobain kalau pas travelling ke sana
Wah bisa lihat proses pembakaran ikannya ya. Mantap. Enak disantap pas lagi panas. Makan rame rame pasti seru ya mbak
Duh enak banget penampakan ikan bakarnya. Btw sambalnya mirip dengan sambal yg biasa aku makan waktu kecil. Sambal kacang di daerah paiton probolinggo trus dicolek kacang panjang rebus enak banget.