Minum kopi di pagi hari sudah menjadi rutinitas wajib buat suami. Suami sudah pada tingkat kecanduan pada kopi, jadi kalau pagi hari belum minum kopi, maka siangnya pasti mengeluh pusing. Jika sudah begitu, maka harus ada secangkir kopi sebagai penawarnya. Begitu selesai minum kopi, beberapa saat kemudian pusingnya hilang, dan semangat kerja pun kembali membara. Tak makan seharian tak masalah, asal pagi sudah minum kopi.
Mengkhawatirkan? Nggak lah. Lebih bahaya pecandu rokok dibanding pecandu kopi. Lagian kopi kan murah hehehe… Minumnya juga nggak banyak-banyak kok. Asal pagi sudah minum, maka seharian badan fit dan semangat beraktivitas.
Berhubung punya suami pecandu kopi, maka setiap pagi saya punya tugas untuk meracik kopi. Kopi hitam tentu saja, dimana saya harus mengira-ngira sendiri komposisi kopi dan gulanya, agar menghasilkan secangkir kopi dengan rasa yang pas. Perbandingan yang pas di lidah suami adalah 1,5 : 1 antara gula dan kopi. Tapi karena ngukurnya cuma pakai sendok dan ilmu kira-kira, bukan pakai timbangan, jadinya ya kadang pas, kadang terlalu manis, kadang terlalu pahit.Untungnya suami nggak pernah komplain, apapun rasanya tetap diminum tanpa komentar.
Kalau tak ada komentar, bagaimana tahu kalau racikannya kurang pas?
Jika kopi habis diminum dan tinggal menyisakan ampas, berarti racikannya pas. Jika diminum cuma setengah cangkir, berarti terlalu pahit. Jika sekali sruput terus berhenti, itu artinya terlalu manis. Kok tahu terlalu pahit atau terlalu manis. Iyalah, kan saya yang bagian menghabiskan. Rasanya sayang, sudah dibuat tapi tak diminum sampai habis.
Tetap ya, emak-emak emang gitu. Nggak boleh ada yang mubazir di rumah. Karena semuanya perlu biaya. Jadi tak boleh ada yang terbuang percuma.
Karena suami dari Sumatera, maka kami sering dapat kiriman kopi. Kopi yang dipetik dan diolah sendiri oleh mertua, yang perlu trik khusus untuk meraciknya. Kalau kopi yang jenis ini, biasanya suami sendiri yang menyeduhnya di pagi hari. Saya bagian merebus airnya saja.
Kopi Kapal Api, Jelas Lebih Enak
Awalnya tertarik dengan iklan kopi kapal api dengan slogannya jelas lebih enak, maka saya pun mencoba untuk menyajikan kopi ini dipagi hari. Ajaibnya, sejak menghidangkan kapal api, tak pernah lagi kopi tersisa di pagi hari. Pasti tinggal ampasnya saja.
Jadi, apakah saya sudah pada tingkat mahir dalam meracik kopi? Apakah ilmu kira-kira saya sudah manjur sehingga selalu pas takaran saya dalam meracik kopi?
Bertanyalah saya pada suami. Dan jawaban suami adalah “kadang kurang gula, kadang kelebihan gula, tapi tetap enak. Nggak kayak biasanya. Makanya selalu habis” Jadi begitu rupanya. Jadi slogan jelas lebih enak itu memang benar dan suami sudah membuktikannya.
Bagaimana dengan saya?
Saya bukan penggemar kopi, saya ini penggemar coklat. Tapi bukan berarti saya nggak mau minum kopi. Kadang-kadang saya minum kopi, tapi pilihan saya bukan kopi hitam. Saya lebih suka kopi yang dicampur susu, atau krimer. Biasanya saya menyeduh kopi di kantor, pagi hari sebelum memulai beraktivitas. Jika saya menyeduh kopi, maka teman-teman kantor akan “berebut” untuk menghisap aromanya. Bisa jadi mood booster deh aroma dan rasanya.
Kapal api grande, mood booster dipagi hari
Kopi yang saya seduh, yang instan saja. Kapal Api Grande, yang dilengkapi toping coklat. Pas sekali dengan saya yang suka coklat. Rasa kopi dan coklat menyatu.
Walau selera saya dan suami berbeda dalam hal kopi, bukan berarti kami tak bisa ngopi bareng. Sore-sore sambil minum kopi ditemani sepiring pisang goreng sering kami lakukan bersama. Suami kopi hitam, saya dan anak-anak kopi kapal api grande. Iya, anak-anak pun suka minum kopi ini karena ada toping coklatnya. Begitulah #KapalApiPunyaCerita dalam keluarga kami. Bagaimana denganmu sobat?
Waah, Mba Nanik udah pintar meracik kopi, saya juga bukan penggemar kopi tapi sesekali ngopi hayu
hehehe.. masih terus belajar mbak
Aku biasa membuatkan kopi buat bapakku. Paling gampang ya dengan kopi sachet. Tinggal dituang air panas. Nggak perlu mikir sudah pas atau belum. Karena pasti pas.
Nah, masalahnya suamiku nggak suka kopi sachetan mbak, maunya racikan sendiri
Saya bukan penyuka kopi hitam, tapi kalau yang lain saya sukaa ^^
pokoknya selain hitam ya mbak 🙂
wah, seru ni…samaan suka ngopi
Ntar klo pas kami mudik, kita ngopi bareng ya mbak
saya gak kuat mbak kalau minum kopi, bisa langsung kembung perut. enakan teh manis hangat
daya tahan perutnya beda Mas.
Ehh sama mba, aku juga bukan penggemar kopi. Sesekali minum kopi ya minumnya kopi susu, hehe
hehehe… sekedar nuruti rasa pengen ya mbak
Kalau lihat kopi kapal api jadi ingat bapakku yg suka banget sama kopi neh
Kesukaannya nurun ke anak-anaknya nggak mbak?
*eh bapaknya suka kopi, anaknya suka cendol
ngopi enaknya pas lagi diatas gunung.. hehe
betul. kopi atau coklat panas, enak banget dinikmat kalau pas di puncak gunung
Grande toping cokelat. Saya juga demen itu
Tosh… selera kita sama
Saya dan suami biasanya nikmatin kopinya pagi mb, sehabis sarapan roti atau biskuit gitu… suami minum kopi kapal api yang hitam, saya yang white coffee grande. mantapp 😀
wah selera kita sama dong
Saya juga suka kopi kapal api khususnya yg lampung endesss bgt
Toss dulu mbak
Terimakasih informasinya, semoga bermanfaat