Tantangan mengajar lewat zoom meeting, ini di pasti dialami oleh para pendidik di jaman pandemi ini. Pemberlakuan belajar dari rumah, mau tak mau membuat para guru dan juga dosen harus berkenalan dengan berbagai aplikasi pembelajaran jarak jauh. Google class, moodle, schoology bahkan group wa dan berbagai platform lain untuk pembelajaran tak sinkron. Google meet, webex, zoom untuk pembelajaran sinkron.
Mendadak di Minta Mengajar
“Mbak, minggu depan ngisi sharing session ya?”
Seorang teman menghubungi saya lewat wa. Eh, minggu depan? materinya apa dulu dong. Waktu seminggu apa cukup buat persiapan. Saya kan udah lama nggak ngajar.
Emang sih, selama pandemi ini kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung walau secara online. Tapi kan saya biasanya dibelakang layar aja, tenaga pendukung. Sebagai host, moderator, kadang merangkap teknisi juga. Bukan sebagai pengajar atau nara sumber.
“Materinya terserah mbak Nanik aja”
Lha, kok pasrah bongkokan gitu. Setelah menimbang-nimbang. saya iyakan permintaan itu. Setelah memberikan judul materi yang akan saya sampaikan, juga foto diri, tak lama saya terima kiriman banner kegiatan.
Kegiatan Belajar Mengajar Lewat Zoom
Materi yang akan saya sampaikan ini sifatnya ketrampilan dan harus praktek agar bisa memahami materinya. Sementara waktu yang diberikan hanya 2 jam, itupun lewat zoom meeting. Inilah tantangan besarnya, saya harus bisa menyampaikan materi dan sekaligus juga mengajak mereka untuk praktek.
Kalau pembelajaran di kelas, saya bisa kasih soal latihan, lalu keliling ke meja peserta, memantau pekerjaan mereka. Kalau jarak jauh gini gimana memantaunya?
Karena harus menggunakan aplikasi, jadi sehari sebelum kegiatan, saya sampaikan pada penanggungjawab kegiatan, agar peserta mendownload dan menginstall aplikasi yang akan digunakan saat hari H.
Walau pembelajaran online, tapi tetap harus memperhatikan prinsip dan tahapan dan proses belajar mengajar. Ada apersepsi dan motivasi, kegiatan inti, refleksi dan evaluasi. Gimana mengemasnya komponen ini jika pembelajarannya online?
Apersepsi dan Motivasi
Ini adalah tahapan awal dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam tahap ini, guru biasanya menyapa anak didik, menanyakan kabar dan memberikan motivasi kenapa mereka harus mempelajari materi ini. Tujuan dan target pembelajaran juga disampaikan disini.
Saya tak mengenal semua peserta, hanya satu dua yang saya tahu wajahnya karena pernah bertemu saat ada kegiatan di Jakarta. Jadi untuk mencairkan suasana, saya sapa beberapa peserta, bertanya asalnya dari mana.
Saya minta semua untuk mengaktifkan kamera, jadi saya tahu bahwa mereka masih ada di depan komputernya masing-masing dan memperhatikan apa yang saya sampaikan.
Setelah itu saya sampaikan target hasil kegiatan sharing session hari ini. Saya ajak mereka bermain game. Saya berikan motivasi, bahwa walau nggak punya background pendidikan ilmu komputer, walau nggak kenal coding, mereka akan bisa membuat game seperti itu.
Kegiatan Inti
Ini adalah kegiatan utama dari proses belajar mengajar. Mentransfer pengetahuan pada para peserta. Dalam kegiatan ini, saya paparkan mengenai scratch programming.
Saya kenalkan antar mukanya, tool apa saja yang ada serta fungsinya untuk apa. Saya praktekkan juga bagaimana membuat game sederhana menggunakan scratch programming.
Sebenarnya oleh moderator mengalokasikan waktu tanya jawab pada 30 menit akhir pembelajaran. Tapi menurut saya, kalau pertanyaannya di tunda-tunda, ntar peserta malah bingung. Akhirnya saya minta ijin pada moderator, kalau sewaktu-waktu ada yang ingin bertanya, dipersilakan saja langsung mengajukan pertanyaan.
Karena ini materi praktek dan memang butuh konsentrasi penuh, saya minta para peserta mengingatkan kalau misalnya saya menyampaikan terlalu cepat, atau ada bagian yang tak dimengerti. Maka saya akan mengulanginya lagi.
Agar pembelajaran tetap berlangsung interaktif, sesekali saya juga mengkonfirmasi pada para peserta. Apakah ada kesulitan? Apakah ada yang masih belum paham? Konfirmasi ini tidak saya lakukan secara klasikal, ditujukan pada semuanya, melainkan saya ambil acak. Saya panggil acak nama peserta, lalu saya tanyakan apakah sudah paham atau belum.
Refleksi dan Evaluasi
Ini adalah tahapan akhir. Saya menegaskan kembali apa yang sudah saya sampaikan. Semacam kasih rangkumannya gitu. Saya berikan juga latihan untuk dikerjakan oleh para peserta. Latihannya dikerjakan saat itu juga lho, bukan untuk dijadikan PR.
Kali ini saya minta salah satu peserta untuk share screen. Jadi yang ditampilkan ke peserta lain adalah tampilan laptop salah satu peserta.
Saya minta semua mic dihidupkan, lalu mereka berkolaborasi mengerjakan soal latihan itu. Saya berikan pancingan-pancingan saat sepertinya mereka kesulitan memecahkan masalah.
Saat soal latihan itu sudah selesai dikerjakan, saya tambah lagi kasusnya secara bertahap hingga menghasilkan sebuah game yang agak kompleks.
Mengajar Online atau Offline, Sama-sama Menantang.
Mengajar online atau pun offline, sebenarnya sama-sama ada tantangannya kok. Tinggal, ketrampilan pengajarnya aja buat mengolah tantangan itu sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran itu, tentunya harus melewati proses. Jadi nikmati saja prosesnya, yang kadang menyenangkan dan terasa mudah. Kadang juga terasa susah dan membuat frustasi. Percayalah, saat melihat orang yang pernah kita ajar itu berhasil, maka kebahagian itu bukan hanya miliknya, tapi juga milik kita.
Bertatap muka secara langsung dengan via daring (Zoom Meeting) itu emang beda ya mba, apalagi baik host, moderator maupun narasumber benar benar aktif supaya session berlangsung gak terkesan kaku/borring.
Alhamdulillah pengalaman pertama mengajar lewat Zoom, sukses menaklukann tantangannya ya mbak Nanik. Pasti terasa banget bedanya dengan ngajar offline yang langsung tatap muka. Saya kalau liat kelas anak saya, gurunya ternyata bener-bener harus aktif dan kreatif biar siswa ga bosen menatap layar 😀
terus terang aja – secara daring itu tantangannya yang terbesar adalah keep that viewers grab the conversation
aku masih merasa ada yang lihat seklias aja masih untung sih, tapi idenyaboleh juga mbak Nanik, ditanya dan buat pekerjaannya barengan biar masih on
aku selama pandemi,ngajar bimbel juga via zoom mbak
dan emanng sih, tantangannya klo aku ya di keaktifan peserta
paling bete klo pas ngajar pada g nyalain kamera, kan berasa dicuekin, hehe
kalo pesertanya udah gede gede mungkin lebih mudah ya?
Atau sama aja, hihihi ….. mungkin ‘kenakalannya’ yang berbeda
sehingga harus pakai strategi yang beda
Mengajar lewat zoom pasti lebih menantang dan tricky.. kalo pengajarnya kaku dan gak atif kelas paati monoton dan gak menarik anak. Anak jadi gak fokus dan terhambat prosea pemberian materi pelajarannya. Tapi aku salut dengan para guru yang selalu punya cara seru membuat anak-anaknya bersemangat dan antusias meskipun proaes kbm gak tatap muka langsung
Inovatif pembelajaran meski zoom tidak terasa jika ada terobosan seperti mengajak main peserta didik diselinginya. Pola pendidikan daring di masa pandemi daring zoom salah satunya jadi berkesan.
Wah seru banget itu topiknya Mbak Nanik. Kalau anak saya tau, pasti dia pengen ikut nih. Karena dia sekarang sedang mendalami dunia AI Games di kampusnya bareng teman-teman satu jurusan.
Kalau untuk anak kuliah, apalagi jurusan komputer/teknologi informasi, aplikasi ini kurang cocok mbak. Kalau anak kuliahan biasanya pakai coding yang berbasis teks, kalau aplikasi scratch ini berbasis graphical user interface (GUI) atau visual dan memang ditujukan untuk melatih logika berpikir dan algoritma (pemecahan terhadap suatu masalah)
Mengajar via zoom pastinya menyenangkan bisa membagikan ilmu walopun tidak bertatap muka langsung yaaa
Bagi anak-anak, belajar melalui zoom ini sangat tergantung dgn motivasi yg diberikan pengajar. Kalau gurunya seperti mba Nanik ini, membuat game melalui aplikasi pula, anak saya bakal antusias banget ini.
Peserta zoom meeting mba Nanik fokus semua mengikuti materi yg disampaikan. Pembelajaran berhasil ya, mba.
Belajar melalui media daring seru juga ya mba, meski ada kekurangan jika sinyal tak bagus. Tapi bagi anak-anak kadang butuh penyegaran. seru nih mba jika diterapkan aplikasi game untuk penyegaran anak ketika daring. salam mba.
selama semester 2-3 magister ini saya daring mba, seneng ga perlu pulang malam. Mulai sore soalnya.
Keren Mbak Nanik, memang ya bahagianya pengajar itu kalau muridnya bisa dan berhasil mengerjakan. Puas rasanya sukses transfer ilmunya.
Ya ampun 2 jam termasuk teori dan praktek
Anak-anakku saja mbak, awal pandemi pernah ikutan kelas online coding pemula dan bikin game pakai Scratch Programming juga..Waktu kelas sebulan lho
Per pertemuan 1 jam..jadi teori terus dikasih waktu seminggu buat PR. Wah hepii mereka bebikinan ini
Mbak bikin kelas buat anak-anak bagus tuh
Scratch programming ini bahasa pemrograman ya Mbak Nanik? Wah seru ya ngajarin para praktisi pendidikan tentang scratch programming ini skalian praktiknya juga. Bener Mbak, kl melihat yg diajarin bisa kita senangnya luar biasa
Benar Mba Nanik. Belajar online dan offline itu sama-sama besar tantangannya. Nah, kalo belajar online via zoom ini kadang nyebelin juga kalo audiens gak menyaksikan kita langsung. Cuma pasang foto atau gambarnya saja. Wkwkwk
Kereen Mbak bisa berbagi ilmu, mengajar online itu tantangannya bagaimana membuat para peserta tidak bosan dan tetep fokus menyimak materi yang disampaikan.
Wah, keren banget mbak Nanik mengajar via zoom tentang game edukasi kayak gini 🙂 Sepertinya kalau jadi pengejar itu ga hanya pintar, pandai yach tapi karisma penting apalagi kalau online begini maunya semua memerhatikan agar materi yang disampaian bisa diterima dengan baik dan dipahami murid2nya.
memang benar ya banyak sekali tantangannya saat melakukan aktivitas mengajar lewat zoom meeting, bapakku yang dosen jadi beralih ke google meet tuh, tulisanmu ini bisa aku share ke bapakku biar gak nyerah sama zoom
aku tiap hari meeting dengan zoom mba.. letih banget kadang, apalagi kalau marathon, Tapi ya sekarang memang harus begitu ya
Anakku juga suka pakai scracth praogramming nih buat belajar, tapi kalau dari sekolahnya pakai yang lain lagi di pelajaran ekskulnya
Seru sepertinya mbak lihat para peserta antusias juga, materinya juga kekinian yaaa… Semoga makin berkah ilmunya, tipsnya bermanfaat ❤️
Semua serba zoom meeting sekarang. Mulai dari sekolah sampai kerja. Memang bener sih kak, nikmati saja prosesnya. Karena kita dapat ilmu baru di sana.
Beda tantangannya mengajar online ya, Mbak Nanik. Kalau materi seperti dalam tulisan ini, mungkin butuh bandwidth besar ya? Bagaimana tuh kondisi internet para peserta?
nggak juga kok mbak, karena aplikasinya ada yang versi offline, jadi peserta tinggal install aja di laptopnya, nggak harus terkoneksi ke internet terus.
Saya setuju jika untuk mencapai tujuan pembelajaran itu, tentunya harus melewati proses. Senang dengan tipsnya Mbak, memang mesti nikmati prosesnya ya..dan dengan terus berlatih jadi lancar
Mba Nanik uwoooo, dirimuu awesome sangaatt!
Aku takjub sama para pengajar online
luar biasa lho, tantangannya untuk selalu bikin peserta antusias mengikuti kelas.
keren!
Butuh effort banyak ya mba klo ngajar ngezoom itu tinggal, ketrampilan Kita mengolah tantangan sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik
Mak, pas lihat judul di flyer kupikir pesertanya bakal banyak anak-anak milenial, hihihi…. Tapi kayaknya mayoritas udah pada dewawa, ya. seru juga pas kolab ngerjain soal itu. Kerja kelompok tapi online. Dibatasi waktu jadi ga bisa santai-santai ngandelin yang lain
benar banget mbak, mengajar lewat zoom juga punya tantangan tersendiri ya
aku seminggu sekali ada kelas zoom
betw klo anaknya pada diem g beesuara dan nampilin video
hehe
Pandemi jadi saat seseorang memiliki tantangan yang harus ditaklukan ya mbak. Seperti mengajar via daring dengan menggunakan metode scrath programing. Keren mbak Nanik, selamaat yaa udah lancar ngajarnya meski via daring
Keren banget mbak… Dulu anak saya pernah belajar scratch tapi baru dasar banget, terus enggak pernah dipakai lagi, hiks…
Mengajar pake zoom mau tidak mau harus dilakukan di saat pandemi gini ya mbak, pasti ada suka duka mengajar di zoom yang saat pandemi ini usai jadi kenangan bahwa kita pernah melalui fase ini
Pasti gak mudah mengajar, offline saja tantangannya banyak, apalagi online.
Kak Nanik keren banget. Inovasi dan komunikasi yang baik bisa menyegarkan suasana belajar.
Mba Nanik.. saya jadi kebayang nih tantangan mengajar lewat zoom. Mengajar yang dewasa saja ada tantangannya ya mba.. apalagi mengajar zoom anak TK. Ya Allah lucu banget pasti, ketika anak yang masih rendah “perhatiannya” akan sesuatu diminta untuk terus melototi kita /gurunya di depan layar. Hihi
Masa pandemi ini membuat kita mau tidak mau, suka tidak suka, jadi harus segera beradaptasi yaa. Kalau gak gitu, ya gak belajar belajar hehehe. Semangat terus deh pokoknya, belajar offline maupun online.
Masa pandemi membuat kita harus pintar-pintar beradaptasi yaa. Salah satunya ya saat belajar dilakukan secara online begini. Pasti ada saja tantangannya.
Tantangan banget ya mba dan setuju sih sama cara mba untuk tidak matikan kamera plus juga sesi bertanya langsung jd diharapkan peserta terus menyimak
nggak cuma guru aja yang kesulitan di masa pandemi ini, tapi guru juga pesti menghadapi tingkat kesulitannya sendiri yaaa.. insyaaAllah semua kesulitan ini bakal dibalas dengan banyak kebaikan berlipat ganda yaaa
Mba Nanik keren nih, bisa handle kelas belajar programing gini. Kapan-kapan mbok aku diajarin mbaaa.. bikin kelas zoom bareng blogger2 gitu mbaaa.. beneran aku pengin bisa, buat ngajarin anakku ntar.
Ntar ya, kalau lisensi zoom nya udah diperpanjang, kita atur jadwalnya
Paling kerasa banget kalo sinyalnya lemah dan kuota mepet. Di rumah kami anak2 selalu saya ajari nyimpen data sebelum dikirim ke gurunya. Biar kalo ga kekirim sudah ada backupnya
Keren bu Nanik. Tetap bisa berbagi ilmu meskipun lewat zoom ya. Semoga aja internetnya lancar terus biar makin banyak berbagi ilmu.
Wah…keren nih mb Nanik. Paling sulit ya ngajar praktek tapi lewat zoom. Saya pernah ikut pelatihan Google Classroom. Rasanya saya lelet banget tuh prakteknya. Harus ulang Youtubenya, baru deh faham. Bener kalau ga latihan sendiri, ga faham-faham.
Semangat yaaa Mbak..
karen banget ya Mbk, ini bisa menjadi alternatif belajar dengan animasi wow keren ini tantangan guru mengajar daring. Kece abis.
wih keren banget dirimu bisa programming ternyata, bagus nih anak-anak jaman skrg pelajarannya memang ada belajar coding gitu kan ya mba?
Bener banget, belajar lewat zoom, maupun mengajar juga sama-sama menantang. Kalau praktek emang lebih senang kalau tatap muka langsung. Tapi bukan berarti menghalangi kegiatan belajar mengajar. Semangat mba Nanik. Lama-lama kita semua akan beradaptasi dengan masa pandemi.
Pengalaman yang sangat berharga kaitannya dengan mengajar secara online. Namun, kalau bagi saya, tetap yang terbaik adalah belajar secara offline. Anak didik kita seakan-akan dipaksa dan terpaksa menggunakan jalur online karena pandemi ini. Anak dan orang tua justru masih banyak yang belum siap dengan metode ini, karena dalam pikiran mereka, belajar ya ketemu antara guru dan murid.
Ah, semoga pandemi ini tetap berlalu, lah. Nantinya, untuk online kalau jarak jauh saja, misalnya antarkota atau provinsi, sedangkan yang dekat, cukup offline saja.
Inilah yg saya lakukan selama setahun ini atau tepatnya selama masa pandemi. Mengajar pakai zoom, awal2nya siswa antusias. Sekarang mereka sudah tidak bersemangat, katanya lelah. Eh, malah cuhat.
Wiih, keren amat aplikasi game scratch programming, saya baru tau..hehe.keren Mbak berbagi sama yang lain, apalagi, sukses mendisiplinkan peserta dengan mewajibkan harus On kamera… keren
Lanjutkan kak keren banget sama tim pengajar gitu yah .aq tuh suka salut sama pengajar gitu
Wah sayang kegiatannya sudah lewat, padahal pengen tahu materinya yang menarik itu. Tantangan pendidik saat ini memang menyesuaikan dengan perkembangan zaman ya mbak kalau nggak gitu ketinggalan
Keren mbaa. Aku jd inget ibukku yang juga ngajar pake zoom sehari2nya.
Tp metode yg diskusi kelompok online ini bisa dicontoh lhoo, makasi sudah menuliskannya mba
Mengajar via online sepertinya lebih sulit ya karena gak bisa gerak leluasa karena hanya ada di depan layar
Wah sekarang bisa bikin game tanpa tahu coding ya. Banyak banget yang bisa dipelajari dengan mudah di zaman tekhnologi seperti sekarang ini.
tantangan banget bisa buat game online. Kapan ada lagi kak, pengen ikutan
memberi materi lewat zoom meeting memang ada tantangannya sendiri. apalagi kalo smeua peserta off camera, berasa ngomong sendiri dan bingung pesertanya ngerti atau gak, hehehe. mungkin harus dibikin rules ya biar zoom class nya hidup