Terima Kasih Telah Menjadi Ayah Hebat untuk Anakku

Setiap orang tua pasti ingin terlihat hebat di mata anak-anaknya. Ayah hebat. Ibu hebat. Setiap anak juga pastinya memiliki kriteria sendiri-sendiri kala memanggil ayahnya dengan sebutan ayah hebat. Kalau ayahnya berhasil memperbaiki mainan mobil remote control yang tiba-tiba macet, bisa jadi bagi si A itu adalah sebuah prestasi besar. A akan menyebutnya sebagai ayah hebat. Sementara bagi si B, hal itu biasa saja.

Gambaran Ayah di Masa Kecil

Sedari kecil, saya tak pernah dekat dengan sosok ayah. Secara fisik tentu saja dekat, kan tinggal serumah. Secara batin tidak. Walau tinggal serumah, belum tentu sebulan sekali kami bercakap-cakap. Bagi saya, ayah itu sosok yang menakutkan. Sosok yang mudah marah, sosok yang sering menyalahkan orang lain padahal orang lain itu tak tahu menahu tentang persoalan itu. Sosok yang paling saya hindari untuk bertemu

Saya sering iri, bahkan diam-diam menangis kalau melihat teman yang dekat dan akrab dengan ayahnya. Saya iri melihat teman ke sekolah di bonceng ayahnya pakai sepeda, sambil berbincang dalam perjalanan. Saya iri melihat teman ngobrol dengan ayahnya membahas acara televisi yang mereka tonton. Saya iri melihat teman saya pulang dari masjid bergandengan tangan dengan ayahnya. Saya iri saat teman saya bercerita, dengan mata berbinar, bahwa ayahnya memasakkan nasi goreng untuknya.

Sungguh saya iri dan merasa menjadi anak paling menderita karena punya ayah tapi tak bisa melakukan itu semua.

Keadaan ini berlangsung hingga saya dewasa, hingga saya menikah dan memiliki anak. Bahkan hingga ayah meninggal. Memang saya ada di samping ranjangnya kala Ayah menghembuskan nafas terakhir. Memang saya menangis saat beliau meninggal. Tapi tangisan saya itu ada karena melihat ibu yang menangis.

Tentu saja, saya tak ingin anak-anak mengalami nasib seperti saya. Saya ingin anak-anak saya bisa akrab dengan ayahnya. Saya ingin anak-anak bebas mengungkapkan apa yang mereka rasakan, apa yang mereka pikirkan pada ayahnya.

Potong Kuku Sama Papa Aja

Memiliki bayi kecil dan ringkih, saya tak pernah berani untuk memotong kukunya. Memegang dan menggendong pun kadang masih takut. Walau sudah melahirkan sampai 3 kali, keadaan tetap sama saja. Saya tak berani memandikan bayi sampai usia mereka diatas 3 bulan.

Sewaktu anak-anak bayi, yang memandikan mereka adalah ibu, suami, ART. Bergantian mereka bertiga merawatnya. Saya kebagian memangku kala si bocah sudah bersih dan wangi, menyusuinya beralas bantal di pangkuan.

Merawat kuku bayi dan juga anak, tentu penting banget ya. Nah urusan memotong kuku ini, saya serahkan sepenuhnya pada suami. Memotong kuku dan membersihkan telinga anak-anak selalu dilakukan suami, sampai anak-anak bisa melakukannya sendiri.

Pernah sekali waktu saya pengen memotong kuku anak-anak, eh mereka menolak. Katanya nggak enak kalau potong kuku sama mama, enakan sama papa. Baiklah…

Masakan Papa selalu Spesial

Suami orangnya pintar dan suka memasak. Kalau ada teman berkunjung dan menikmati masakan suami, pasti ujungnya ada pernyataan “Kalau buka warung, pasti laris nih” kadang juga pertanyaan “Kenapa nggak buka warung aja, masakannya enak lho”.

belajar memasak donat
Bikin donat bersama papa

Kalau saya, bisa masak setelah menikah. Yang ngajari ya pak suami. Di awal masa pernikahan, suami sering ngajak saya ke pasar, belanja macam-macam bahan sayur, lauk dan juga bumbu-bumbu. Sampai rumah, kasih instruksi ini itu, hingga jadilah hidangan yang bisa kami nikmati berdua. Lama-lama saya bisa ke belanja ke pasar dan masak sendiri. Tapi walau bumbunya sama, tetap saja menurut anak-anak, masakan papanya lebih enak dibanding masakan saya.

ayah hebat
Masak apa kira kira ya…..

Piknik Bersama Papa

Ada satu kebiasaan suami yang sering dilakukannya saat saya sedang ada tugas keluar kota, yaitu mengajak anak-anak piknik. Emang sih, pikniknya nggak jauh-jauh, masih diseputaran Malang aja, tapi kan repot juga lho bawa anak kecil yang lincah-lincah ini pergi piknik tanpa ada mamanya. Tapi ternyata, dia bisa.

ayah hebat
Main ayunan bersama papa

Jadinya kalau saya bilang bakal ada tugas keluar kota, anak-anak langsung lirik-lirikan sama papanya, kasih kode ngajak jalan.

Di luar kota, saya mupeng aja dikirimi foto-foto mereka lagi jalan. Sekedar makan di luar, jajan es krim, keliling kota batu atau pergi memancing. Saya yakin kebersamaan itu akan meninggalkan kenangan yang kuat dalam diri anak-anak.

memancing ikan di danau
Mancing bersama papa

Alhamdulillah, anak-anak melewati masa kecil dengan kebersamaan yang indah dengan ayahnya, tak seperti saya dahulu. Hal ini tentu saja akan jadi kenangan yang indah saat mereka dewasa kelak.

Kalau kamu, apa kenangan indah bersama ayahmu?

Baca yang ini juga

47 thoughts on “Terima Kasih Telah Menjadi Ayah Hebat untuk Anakku

  1. Alhamdulillah, semoga si Ayah sehat selalu, menjadi pemimpin keluarga menuju keluarga sakinah mawadah warahmah

  2. Terharu saya membacanya.
    Mbak, jika ada ayah yang tidak menunjukan (entah karena memang sifatnya yang tidak mampu menunjukan kasih sayang secara langsung seperti cerita mbak ini atau memang karena pengalamannya sebagai ayah muda yang tidak paham cara benarnya) rasa sayangnya pada anaknya, apakah akan sangat berpengaruh terhdap masa depan anaknya secara negatif?

  3. Kenangan indah dari Papaku? Pulang dari luar kota, bawain kain putih, bunga-bunga kuning daun hijau. Beliau tahu aku hobby jahit…

  4. Allah selalu mengerti apa yang dibutuhkan hamba-Nya ya mba. Mba nanik langsung bertemu si mas, sosok suami yang mengayomi istri dan anak-anaknya. Ya hidup memang begitu. Jika kita belum menemukan kebaikan di diri dan keluarga kita sendiri, kita mendapatkan kebaikan dari orang lain. Semoga langgeng terus ya mba.

  5. Seneng ya bisa bersama papa sampai dewasa, aku sejak kecil sudah ditinggal papa sie jadi ga terlalu banyak moment kecuali kegalakan papaku. Selalu sehat dan bahagia buat keluarga kecilnya ya kak nanik.

  6. Ayah saya juga sama mba, pendiem banget dan kaku kayak kanebo kering. Sejak kecil memang terbiasa hidup bersama ibu, jadi kurang dekat sama ayah.

  7. Emang ayah merupakan idola anak ketika masih kecil..mungkin karena ayah suka membiarkan anak eksplore hal apa saja asalkan positif ya. Kalau emaknya kan sukanya ga mau ribet. Hehehe

  8. Alhamdulillah, ya anak2 deket ama ayahnya. Aku juga, gitu sih mb. Secara kan ini anak berdua bukan cuman anak emaknya aja. Hehe.. Bagaimanapun juga posisi ayah gak tergantikan jadi bersyukur banget klo anak2 bisa deket ma ayahnya.

  9. wah senangnya bertemu suami yg menjadi sosok yg dibanggakan dan membuat nyaman ananda..memang terkadang kita sbg.anak tdk bisa memilih terlahir dari ortu yg seperti apa ya mbak..semoga kelg.mba Nanik bahagia selalu ya..

  10. masyaAllah tabarakallah alhamdulillah ya mbak dpt suami yg bisa jadi papa yg baik sama anak2nya 😍. Anak saya pun kalau main sama ayahnya udh luar biasa berbinar2 matanyaa

  11. Saya sendiri gak terlalu punya bayangan bagaimana seharusnya hubungan ayah dan anak karena sejak kecil LDR sm Papa, trus almarhum meninggal saat saya 6 tahun. JAdi kayak blank. Tapi bersyukur suami sy termasuk dekat dengan anak-anak. Meskipun tetap, saya gak melihat bagaimana harusnya hubungan ideal ayah anak. Ya pokok disyukuri saja yang sekarang.

  12. Sepertinya sosok ayah zaman dulu memang rata-rata seperti itu. Kalaupun bukan sosok menakutkan, tetapi gak begitu dekat dengan anak. Karena rata-rata berpikiran kalau anak menjadi urusan ibu dan ayah mencari nafkah.

    Sekarang banyak yang sudah berubah pola pikir. Para ayah banyak yang deket sama anak. Bagus sih ini karena anak jadi dekat dengan kedua orang tuanya

  13. Waaaaah, aku sama papaku tuh udah kayak kembaran. Sering pergi ke mana2 berdua aja. Muka aja mirip, sepertinya sifatnya juga. Beliau sabar banget orangnya, sulit marah. Tapi kalau udah kesel buangeet, luar biasa naik pitamnya. AKu diajarin naik sepeda, motor, nyetir mobil dll ya sama beliau Bahkan baru2 ini aku sakit dan beliau sakit juga, kita sama2 saling menemani hehehe alhamdulillah.

  14. MasyaAllah, semoga suami Mbak Nanik selaalu diberi kesehatan dan umur panjang biar bisa mendampingi anak-anak sampai dewasa nanti. Saya nggak terlalu punya hubungan baik dengan ayah saya karena orang tua saya bercerai tapi alhamdulillah dapat rezeki ayah tiri yang baik. Dan bersyukur dengan suami yang dekat dengan anak-anak.

  15. MasyaAllah, semoga suami mbak Nanik selalu sehat dan panjang umur. Supaya bisa mendampingi anak-anak sampai dewasa nanti. Suami saya juga dekat dengan anak-anak tapi nggak sampai bisa bawa mereka piknik tanpa saya hahaha.

  16. Mirip kita Mbak. Meskipun Ayah yang ngajari saya mandi wajib saat haid dan bagaimana menyeterika rok SMP yang lipit, bisa masak, tapi kami tidak begitu dekat secara emosional/batin. Malah dengan ibu lebih jauh lagi walaupun serumah. Untuk Ayah, saya alhamdulillah selalu menyimpan ingatan beliau berbeda dari ayah kebanyakan di masanya karena usahanya ada untuk “menjadi ayah”.

    Alhamdulillah suami saya seperti suami Mbak Nanik. Pe er besar saya adalah merekonstruksi peran ibu yang minim saya rasakan meskipun kami serumah. Saya sering kebawa mimpi menangis jika mengingat kedekatan sahabat2 dengan ibunya. Eh malah jadi curhat. 😁

    Baarakallahu fiikum. Semoga kita bisa menjadi orang tua yang baik bagi anak2 ya Mbak.

  17. Alhamdulillah suami Mbak Nanik jadi sosok Ayah terbaik buat putra-putrinya. Semoga kedekatan ini akan menjadi teladan mereka berbuat sama dengan anak-anaknya nanti.
    Sama, Mbak..saya juga punya hubungan biasa saja dengan Bapak. Karena Beliau pendiam, sementara anaknya 6 semua perempuan.

  18. Terharu membaca tulisan ini. Insya Allah papanya anak-anak selalu sehat ya Mbak. Beliau adalah cahaya surga bagi anak-anaknya. Semoga anak-anak pun demikian, mencintai kedua orang tua mereka tanpa syarat. Amin

  19. baca postingan ini jadi mrembes air mataku teringat dengan ayah di luar kota. dulu rutin bertemu sekali seminggu tapi semenjak pandemi kami jadi membatasi untuk pulang… dulu ayah saya juga sering ngajak jalan-jalan kalau ibu sedang sibuk.. liat foto anak-anak mba jadi autooo meweekkkkk huhuhu sehat-sehat selalu ya mba dan keluargaaaaaa…

  20. Anakku juga apa-apa maunya sama ayah, dia sepertinya mengidolakan sosok ayahnya sekali. Tapi memang dari waktu aku hamil, kami membuat sepakat jika nanti si anak harus memiliki quality time sama ayahnya dengan baik.

  21. Terharu bacanya mbak. Salam untuk suami dan anak-anak ya mbak. Baca sebagian komen di sini, ada pengakuan tidak terlalu dekat secara emosional dengan sosok ayah, bahkan ibu. Saya jga merasakan hal serupa meski hal itu tetap saya syukuri. Karena setidaknya, walaupun tidak dekaaaaaat secara emosional, tapi beliau berdua tidaklah toksik.

  22. aku termasuk yang dekat sama bapak juga dari kecil walaupun agak galak hehehe. Apa-apa yang ngurusin bapakkku urusan luar rumah soalnya sampai aku kerja pun sering dijemput bapak.
    Alhamdulillah suaminya mbak nanik menjadi sosok ayah yang hebat buat keluarga

  23. Papanya anak-anak setipe sama suamiku. Bisa momong anak. Hehehe. Jaman anak anak kecil juga si ayah biasa cebokin atau mandiin anak-anak.

    Salam ya buat papanya anak-anak. Baru sadar suami Mbak Nanik teman lama saya.

  24. Masya Allah. Sosok suami dan ayah yang sangat baik.

    Luka masa kecil kadang memang sulit untuk dilupakan ya, Mbak. Apalagi sosok yang memang seorang ayah.

    Tapi kita juga tidak bisa meminta di keluarga mana kita akan dilahirkan, akan tetapi kita bisa membangun keluarga yang kita impikan.

    Semoga selalu bahagia dan penuh berkah.

    Dan saya penasaran serta malu, itu bisa bikin donat. Aku yang perempuan bikin donat bantat mulu. Hahaha

  25. Alhamdulillah senang sekali jika memiliki ayahnada yang tak berjarak dengan anak anak ya mba. Bisa juga bermain bersama anak. Bahagianyaa 🙂

  26. Bersyukurnya kebanyakan suami-suami zaman sekarang sudah mengerti peran dan fungsinya sebagai ayah walaupun tanpa kita minta. Tidak melulu hanya memerintah dan marah-marah seperti kebanyakan bapak-bapak kita dahulu.

  27. Dari kecil aku malah lebih dekat dengan ayah karena kalau mau apa-apa gak diomelin mulu. Hehe… sekarang si, insyallah dekat dengan keduanya dan tentunya anakku juga berharap bisa cepat dekat dengannya karena pekerjaan memisahkan jarak.

  28. i have nice and best nostalgia with my father while not long. My father was died when i am getting class five. and now, i always ask to my husband to spend his time with our kidz, every week end they are will do something together. all of my children is girls so i want they know and near with they father so then will grow them great.

  29. Hmm. apa ya.. banyak sih.. Oiya.. ada nih.. waktu kuliah di Malang. aku ultah.. eh surprise bapakku datang ke kostan buat ngucapin ultah.. padahal. kan jauh banget..

  30. Alm bapakku juga galak dan gampang marah mba. Tapi kalau urusan traktir dan ngajak dolan, beliau nomor satu. Makanya itu tetap ngangeni meskipun sudah lama beliau tiada. Klo suamiku nih dengan anak-anak dekat banget, kebanyakan bercanda malahan.

  31. Wah terharu nih bagus banget cerita kebersamaan anak-anak bareng ayahnya. Semoga terus menjadi keluarga yang Samawa ya kak. Terus bahagia menemani anak-anak sampai umur dewasa. Enggak mudah lho perjuangan agar anak-anak dekat sama ayahnya itu

  32. Alhamdulilah punya nakhoda hebat
    Semoga kelak anak gadisnya punya suami hebat seperti ayahnya ya
    Amin

  33. Jujurnya aku ga Deket Ama papaku, Krn beliau lumayan sangat strict mba. Waktu kecil sih sempet Deket, tp menjelang SMP rasanya menjauh. Apalagi papa tipe yg slalu mau suaranya didenger, tanpa mau tau apa keinginan anaknya.

    Pas udh gede gini apalagi.. bisa dibilang aku LBH Deket Ama papa mertua drpd papa sendiri :). Tp bukan berarti ga sayang Ama papa yaa. Cm rasanya kami tipe yg, kalo Deket berantem, tp jauh LBH akur.

    Untungnya papi anak2 ga seperti itu. Mungkin Krn dia dari kecil juga SGT Deket Ama papanya, jd sikapnya ke anak2pun LBH ngemong. Bersyukur sih jadinya..

    1. Sosok Ayah, bagiku seorang pria yang bertanggung jawab dan gigih untuk menghidupi keluarga. Nggak pernah memaksa anaknya jadi A, B atau C, tapi selalu support.

  34. Mba saya jadi terharu, alhamdulillah ya mba dpt suami yang baik bisa menggantikan kenangan yang kurang bersama ayah dulu.
    Saya punya kenangan banyak bersama alm ayah saya sampai akhir hayatnya alhamdulillah berkesan dan jd kenangan manis

  35. Kalau ditanya kenangan bersama almarhum ayah saya, Alhamdulillah buanyaakk … dari kecil hingga punya anak kecil malah, sampe2 suami saya aja pernah cemburu krn kedekatan sy sama ayah, yg apa2 mendahulukan ayah hihi… (padahal kan udah ada suami bakti istri utk suaminya ya)

  36. Kehadiran sosok papa jadi menyemangati jiwa ya, daku pun begitu malah dulu waktu sekolah papa daku membantu tugas sekolah hihi. SemangatCiee selalu keakraban bersama anggota keluarga

  37. Sosok ayah memang penting untuk perkembangan emosi anak. Kesan bapak galak memang sudah bukan jamannya. Karena wibawa tidak harus ditunjukkan dengan muka seram dan suara keras. Senang ya mb, anak-anak bisa dekat dengan bapak..

  38. Semoga sang ayah selalu diberi kesehatan ya, mbak. Memang hal-hal kecil yang dilakukan bersama ayah bisa menjadi “benang” yang mengaitkan ikatan batin antara anak dan ayah, jadi sudah seharusnya ayah ikut andil dalam setiap kegiatan anak sesederhana apapun itu.

  39. Saya ngga punya kenangan indah dengan bapak. Sebagai bungsu dari lima bersaudara yang semuanya sekolah dan butuh banyak biaya, bapak hampir tak punya waktu buat saya karena sibuk bekerja.

  40. Mbak… Terharu banget bacanya. Bikin langsung flashback ke masa lalu. Aku juga masa kecilnya tanpa ayah. Sehat2 terus ya mbak sekeluarga…

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: