Jalan-jalan di pagi hari hari, walau puasa tetap semangat
Memasuki hari ke 13 ramadhan, alhamdulillah Satria dan Nayla puasanya nggak pernah bolong, bisa tuntas sampai maghrib. Bahkan saat saya tinggal tugas keluar kota pun, mereka tetap semangat berpuasa. Alhamdulillah…
Nggak ada drama sama sekali?
Ada lah. Siang-siang terkadang bocah-bocah bilang “Ma, aku lapar”… “Aku mau cepat maghrib”… “Aku mau makan”. Biasanya saja jawab, sebentar lagi maghrib. Semangat yaa… kan mau dapat pahala.
Drama kedua, emaknya ini harus ekstra sabar saat membangunkan untuk makan sahur. Bocah-bocah mesti di peluk-peluk, diciumi, dibisiki suruh bangun. Kadang setiap lima menit harus membangunkan. Sudah dua kali Satria nggak mau bangun makan sahur. Alhamdulillah walau tak makan sahur, tetap kuat puasa sampai maghrib.
Pernah suatu pagi, Satria mengeluh pusing. Saya tawari untuk minum, berbuka saja, hari ini nggak usah puasa. Tapi dia nggak mau. Lalu memilih tidur.
Bangun tidur, dia ngeluh kalau kepalanya makin pusing. Kembali saya tawari untuk berbuka saja. Saya jelaskan kalau orang sakit boleh tidak berpuasa. Jadi Satria nggak perlu takut nggak bisa dapat pahala. Tapi dia bilang akan tetap berjuang sampai maghrib. Ya sudah, walau agak khawatir, saya biarkan dia menyelesaikan puasa sampai maghrib. Alhamdulillah bisa.
Urusan berbuka pun, alhamdulillah tak terlalu merepotkan. Begitu adzan, bocah-bocah langsung minum, lalu makan nasi. Udah kenyang nasi, nggak mau ngemil lagi malam harinya. Paling minum susu aja. Jadi tak perlu repot nyediain kolak, es cendol, penganan kecil/kue-kue. Tiap masak kolak, yang makan cuma emaknya.
Suatu kali, pernah saya ajak Nayla ke pusat perbelanjaan. Ramai sekali. Banyak anak seusianya yang duduk makan es krim, atau minum. Mungkin kehausan nunggu orangtuanya belanja. Alhadulillah si bocah nggak tergoda untuk membatalkan puasanya. Tetap bertahan sampai maghrib.
Masih banyak hari tersisa di ramadhan ini. Semoga anak-anak tetap lancar puasanya sampai hari terakhir nanti.