Tulisanmu menunjukkan siapa dirimu.
Begitulah sebuah ungkapan yang sepertinya pas di jaman ini, yaitu jamannya media sosial. Interaksi manusia kini mulai bergeser, dari bahasa lisan menuju bahasa tulisan. Jika dalam bahasa lisan ada ungkapan “mulutmu harimaumu” maka dalam bahasa tulis pun ada ungkapan yang menggambarkan hal yang sama. Bahwa apa yang dituliskan, bisa saja menjadi bumerang yang berbalik menyerang penulisnya, melukai dan membuatnya jatuh terkapar. Namun tulisan bisa juga mendatangkan keuntungan bagi penulisnya. Semuanya tergantung pada penulis, keputusan ada di ujung jarinya.
Mbak Mira Sahid menyampaikan materi Ide kreatif menulis di blog
Itulah prolog yang disampaikan oleh mbak Mira Sahid dalam acara flash blogging yang diselenggarakan oleh kominfo yang bertempat di hotel Aria Gajayana, Malang. Dalam kegiatan ini mbak Mira menyampaikan materi “Ide kreatif menulis blog”
Lebih lanjut, mbak Mira menekankan untuk think before posting sebuah tulisan di blog. Baca dan baca sekali lagi sebelum menekan tombol kirim. Karena sekali tulisan terkirim, ia akan segera menyebar dan ditemukan para pembacanya. Informasi yang benar akan menambah pengetahuan pembaca, sementara informasi yang salah akan menyesatkan pembaca. Jika pembaca mendapat manfaat dari tulisan yang benar, maka pahala akan mengalir pada penulisnya. Demikian juga pasti sebaliknya.
Nah, kata THINK sendiri bisa diutak-atik dan dijabarkan menjadi seperti jembatan keledai, sebuah cara mudah untuk menghapal jaman saya SD dulu.
Think before posting
Kalau di jabarkan lagi, THINK itu kira-kira begini penjelasannya:
- is it TRUE, Benarkah? Benarkah informasi yang dituliskan itu? Atau sekedar isu yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya?
- ist it HURTFULL, Menyakitkankah? Apakah informasi yang disebarkan itu akan membawa dampak buruk bagi pembacanya? Menyakiti orang lain?
- is it INSPIRING, Menginspirasikah? Apakah tulisan itu menginspirasi orang lain untuk berbuat baik atau sebaliknya?
- is it NECESSARY, Pentingkah? Seberapa penting informasi itu?
- is it KIND, Santunkah? Apakah tulisan itu menggunakan kata-kata yang baik? Mungkinkah kata-kata dalam tulisan itu akan menyakiti perasaan orang lain?
Dapat diibaratkan konten blog itu adalah raja. Jika raja telah bersabda, maka seluruh punggawanya akan mengikuti. Konten yang berisi informasi yang benar, tentu saja akan membawa manfaat jika diikuti. Sementara konten yang berisi informasi yang salah, akan menyesatkan pembacanya. Bisa jadi juga menimbulkan kekacauan, perselisihan di dunia maya maupun nyata.
Contohnya adalah sebuah foto yang sempat viral di media sosial tentang seorang ibu yang membiarkan bayinya tertidur di lantai ruang tunggu bandara.
Informasi yang salah dan menyebar adalah “tega sekali ibu ini membiarkan bayinya tidur di lantai”. Maka berbagai macam hujatan pun muncul dari para pembaca.
Sementara jika informasi yang benar yang menyebar, bahwa “ibu dan bayinya itu sudah lebih dari 10 jam terlantar di bandara karena pesawatnya delay. Si ibu tentunya sudah sangat lelah, sementara jika si bayi ditidurkan di kursi, dapat saja membahayakan. Bisa saja si ibu terlelap sejenak hingga lalai mengawasi anaknya, bagaimana jika bayi ini lantas jatuh?”. Maka empati dan simpati dari pembaca pun mengalir pada si ibu itu.
Itulah contoh sebuah informasi yang sama yang disampaikan secara salah dan benar.
Dengan menyebarkan informasi yang benar, kita sudah mendukung gerakan menuju Indonesia maju lho. Jika masyarakat mendapatkan informasi yang benar maka tak akan lagi waktunya terbuang untuk memperdebatkan informasi hoax. Karena kadang, informasi hoax itu bisa membuat dua orang bersitegang karena satu pihak meyakini kebenarannya dan tak mau mencari informasi pembanding. Sementara satu pihak tahu itu salah tapi tak yakin juga untuk memberikan informasi yang benar karena tak memiliki sumbernya.
Jika tak ada lagi perdebatan karena informasi hoax, masyarakat dapat menggunakan energinya untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Kegiatan yang bermanfaat ini bisa jadi bukan hanya untuk dirinya, tapi membawa manfaat juga bagi lingkungan sekitarnya. Lebih jauh lagi dapat memberi manfaat yang baik bagi negara. Maka cita-cita Indonesia menjadi negara maju, dapat segera terwujud jika masyarakatnya memiliki pengetahuan yang baik dan benar. Pengetahuan yang baik dan benar ini, salah satunya bisa diperoleh dari media sosial.
Jadi sekali lagi, hati-hatilah dalam menulis dan menyebarkan informasi. Pastikan kebenarannya dan juga manfaatnya bagi pembaca. Karena lewat tulisanlah, orang lain akan mengetahui siapa diri kita
iya mba, saya setuju…soalnya sekarang banyak sekali hoax dimedia sosial, jadi harus dicari tau dlu pembenarannya. thanks sharingnya mba
sama-sama mbak, semoga bermanfaat
Menulis seperti meninggalkan jejak bahkan bisa seperti sedekah jariyah, Insya Allah.
Meski kita sudah tiada, masih memberi manfaat bagi sesama, Insya Allah.
iya mbak, tulisan akan menjadi rekam jejak digital yang akan terus ada walau penulisnya telah tiada
Betul banget nih, apapun yang kita tulis baik itu status di medsos atau tulisan di blog sebisa mungkin harus THINK ya… hindari banget yang H nya
semoga semakin banyak pengguna medsos yang mau menerapkan hal ini
Setuju, kita harus think before write! Karna apa yg kita tulis berdampak pada siapa yg baca.
iya mbak, apalagi jika sudah punya fans, harus lebih hati-hati
Terima kasih ya, Mbak infonya. Jadi pengingat buat saya yang suka maju-mundur kalau mau nulis di blog. Hehe.
sama-sama mbak.
Maju terus aja mbak, selama kontennya positif
Materinya bagus banget. Emang kita harus hati-hati dalam menyebarkan berita apapun, harus melihat dari berbagai macam sisi.