donasi korban gempa

Wahana Visi Indonesia Menggalang Donasi untuk Korban Gempa Sulawesi Barat

Wahana visi Indonesia menggalang donasi untuk korban gempa Sulawesi Barat. Diantara keprihatinan kala mendengar kabar bahwa ada gempa dengan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat, terselip rasa haru dan juga gembira. Perasaan yang berbaur menjadi satu dan membuat dada sesak, dan baru lega setelah ada beberapa tetes air mata jatuh ke pipi.

Gempa bumi di Sulawesi Barat memang membuat sedih dan prihatin. Namun dibalik itu, menyadarkan juga bahwa walau negara kita masih dalam masa pandemi, tak menyurutkan niat warganya untuk berbagi. Terbukti banyak yang tergerak untuk memberikan donasi untuk korban gempa di Sulawesi Barat, baik pribadi maupun lembaga. Salah satunya lembaga yang menggalang donasi adalah Wahana Visi indonesia.

Mengenal Wahana Visi Indonesia

Wahana Visi Indonesia (WVI) adalah Yayasan Kemanusiaan Kristen dengan pendekatan tanggap darurat, pengembangan masyarakat dan advokasi, yang bekerja untuk membawa perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. WVI mendedikasikan diri untuk bekerja sama dengan masyarakat yang paling rentan tanpa membedakan agama, ras, etnis, dan gender. 

Wahana Visi Indonesia mengedepankan program pengembangan yang bersifat jangka panjang menggunakan pendekatan pengembangan wilayah berkelanjutan atau Area Program/AP melalui kantor operasional yang berada di wilayah dampingan WVI.

Wahana Visi Indonesia menitikberatkan programnya pada empat bidang, yaitu :

  • pendidikan
  • kesehatan
  • perlindungan anak
  • peningkatan ekonomi keluarga

Begini Lho Rasanya menjadi Korban Gempa Bumi

Ada yang suka gemes nggak sama reporter televisi yang sedang mewawancarai korban gempa, lalu bertanya

“Bagaimana perasaan ibu …..?”

Kalau ada yang gemes, sama dengan saya. Dan kalau pengen tahu gimana rasanya jadi korban gempa, bisa saya coba deskripsikan kok.

Gempa Jogja 2006

2006, terjadi gempa di Jogja dan Klaten. Gempa berkekuatan 6,2 skala Ritcher itu mengguncang di pagi hari, kala warga memulai aktivitasnya.

Bumi yang dipijak bergetar hebat, pepohonan bergoyang, bahkan dinding rumah pun bergetar. Berlarian kami semua keluar rumah. Dinding dapur rumah saya tak kuat menahan guncangan, salah satu sudutnya retak, lalu dinding pun ambruk.

Tak ada lagi penyangga bagi atap, otomatis atap pun ambruk. Kayu-kayu patah, genting pecah. Banyak pohon disekitar rumah tumbang.

Aliran listrik terputus, handphone pun tak menangkap sinyal.

Alhamdulillah kami selamat.

Perasaan Korban Gempa Bumi

Perasaan kami?

Takut. Ngeri. Was-was. Apalagi saat ada gempa susulan. Tak berani masuk rumah walau pihak aparat desa memberitahu bahwa tak akan ada lagi gempa susulan. Malamnya tak berani tidur di dalam rumah, menggelar tikar saja di halaman. Tidur pun tak lagi bisa nyenyak, khawatir sewaktu-waktu gempa datang lagi.

Sedih, karena rumah yang dihuni selama ini ambruk, walau hanya sebagian. Tak ada penerangan, karena sudah lama tergantung pada listrik. Tak punya persediaan lilin maupun minyak tanah.

Bahan pangan? alhamdulillah di kampung dan karena berprofesi sebagai petani, persediaan beras cukup. Tinggal sayur dan lauk pauknya yang harus berhemat. Saat itu keluarga saya belum punya kulkas, belum punya kompor gas. Memasak di tungku. Tapi kan dapur rumah kami ambruk. jadi mau memasak pun tak leluasa, karena peralatan memasak tertimbun reruntuhan.

Berharap bantuan nasi bungkus? Kami orang desa ini di didik untuk tak menadahkan tangan meminta, kami di didik untuk bisa memberi. Bagi kami, lebih baik menahan lapar dari pada harus mendatangi posko bantuan. Malu kalau harus meminta-minta.

Itu perasaan saya, yang sebagian rumahnya masih utuh. Bagaimana perasaan korban gempa bumi yang rumahnya luluh lantak, hingga harus tinggal di tenda pengungsian. Tanpa bekal apa pun.

Janganlah kau tanya perasaan mereka. Melihat kondisi tenda pengungsian pun, selayaknya engkau tak bisa berkata-kata lagi. Yang ada hanya keinginan untuk merengkuh mereka, memberikan bantuan sebisa yang kau lakukan.

Mari Berdonasi untuk Korban Gempa Bumi

Sudah punya gambaran kan bagaimana perasaan para korban gempa bumi, terutama yang kehilangan tempat tinggal dan terpaksa tinggal di pengungsian? Bergantung pada belas kasih orang.

Jadi, jangan lagi kau tanya bagaimana perasaan mereka. Justru, tanyalah dirimu sendiri. Bagaimana perasaanmu melihat kondisi mereka. Tak tergerak kah hatimu untuk membantu mereka?

Jika hatimu tergerak untuk membantu, segeralah berikan donasi terbaikmu bagi korban gempa bumi di Sulawesi Barat. Donasi yang kau berikan sangat berarti bagi mereka. Donasimu bisa disalurkan lewat Wahana Visi Indonesia. Cek saja websitenya, dan kau bisa melakukan donasi bahkan tanpa perlu meninggalkan rumah.

donasi korban gempa bumi sulawesi barat
Berbagai kegiatan tim WVI di Sulawesi Barat, sumber gambar WVI

Tim Wahana Visi Indonesia (WVI) saat ini telah berada di lapangan untuk membantu proses evakuasi dan warga di pengungsian. Salah satu kebutuhan mendesak yang dibutuhkan oleh warga adalah tenda untuk tempat berlindung sementara. Untuk itu, WVI memberikan bantuan berupa pemberian tenda serta terpal. Sebagai Organisasi fokus anak, WVI memberikan pendampingan psikososial dan perlindungan anak dan pendidikan darurat untuk anak.

Baca yang ini juga

24 thoughts on “Wahana Visi Indonesia Menggalang Donasi untuk Korban Gempa Sulawesi Barat

  1. Indonesia itu negara yang penduduknya cukup peka terhadap saudaranya yang terkena musibah, langsung deh garcep bersama-sama untuk menggalang donasi agar bisa segera didistribusikan pada korban bencana

  2. Saya suka gregetan bangeeet kalau ada wartawan yang bertanya, “Bagaimana rasanya …?” Ya memangnya pengen jawab apaaaa?

    Salut dengan semangat tinggi untuk saling tolong menolong. Kalau pun gak terjun langsung ke sana, kita masih bisa berdonasi melalui Wahana Visi Indonesia

  3. Selalu appreciate dan bangga dengan semangat saling bantu dan tolong menolong masyarakat Indonesia!
    Kita semua bisa menunjukkan kepedulian dengan kontribusi/donasi ya mbaaa
    siaapp well noted banget, bisa kerjasama dgn tim Wahana Visi Indonesia

  4. semoga saudara-saudara kita yang tengah diuji bencana bisa pulih kembali dan segera bangkit ya.tangan2 kemanusiaan perlu disupport agar bisa lbh maksimal membantu dna menanggulangi korban di lapangan

  5. Iya Mbak, saya juga suka gemes kalau ada reporter yang menanyakan bagaimana perasaan para korban gempa, bahkan bertanya hal-hal yang sebenarnya tidak perlu ditanyakan.
    Semoga gerakan dari Wahana Visi Indonesia bisa membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban gempa.

  6. Ku pernah baca bahwa kunci menuju wawancara yang baik adalah dengan mendengarkan yang baik.
    Jika reporter tulus dan sumber tahu bahwa mempunyai rasa empati, mereka akan bicara.
    Nah sementara di pusat bencana, sepertinya sudah banyak yang mengulas bahwa ada beberapa hal Do’s and DOn’ts yang ..entahlah, dijalankan atau tidak (kayaknya sih tidak, ya demi konten!)

    Yang kuingat adalah
    1. Jangan memaksa korban/keluarga korban untuk melakukan wawancara
    2. Bagi jurnalis televisi, kurangi pengambilan gambar dari jarak dekat
    3. Jangan menggunakan gambar atau video yang berisi gambar brutal atau provokatif
    4. Menahan diri untuk tidak mengumbar data pribadi dari korban dan penyintas juga keluarga mereka

    Korea Selatan adalah satu negara yang memiliki kebijakan ketat terhadap pemberitaan tragedi. Hal ini disebabkan karena protes publik terhadap pemberitaan media yang dianggap berlebihan dalam mengeksploitasi berita tragedi.

  7. Itu reporter tvnya kudu ngerasain dulu yaa gimana rasanya bencana jadi ga perlu nanya itu lagi. Saya juga gemes kalau ada yg bertanya begitu. Bo ya pertanyaan yg berbobot gitu. Kira2 saat ini apa yg paling dibutuhkan? Mending itu pertanyaannya, jadi kita2 yg mau donasi tau kebutuhan apa saja yg utama buat mereka.

  8. Halo mba. Setauku tim atau wartawan di lokasi gempa sudah banyak yang belajar dan tak menayakan hal itu. Karna bahkan saat gempa pun mereka langsung ke lokasi gempa menembus akses untuk memberitakan kondisinya

  9. Iya kadang gemas pada wartawan di lokasi bencana kenapa nggak kreatif banget tanyanya…seram banget terkena gempa itu, dulu sering banget waktu masih tinggal di Papua…semoga Wahana Visi selalu amanah dalam menjalankan tugasnya mengumpulkan donasi..

  10. Wah, Mbak Nanik dan keluarga termasuk korban gempa Yogya 2006 ya…salah satu kerabat jauh saya meninggal di peristiwa itu.
    Memang bantuan seberapapun akan meringankan korban. Apalgi jika lewat lembaga yang terpercaya seperti Wahana Visi Indonesia ini

  11. Berteman dengan circle wartawan dan jurnalis, terkadang mendengar cerita mereka kalo pas meliput, meski taruhannya nyawa. Pasti mereka tahu gimana rasanya menjadi korban , mungkin hanya sebatas buat reportase saja. Mereka udah dibekali ini itunyaa sesuai dengan kode etiknya. Ga ada yang salah dan benar. Apalagi menyudutkan reporter/wartawan.
    Yang penting sama2 ada rasa saling seperti Wahana Visi Indonesia , saing merangkul dan memberikan donasi , infomasi terapdet.

  12. Saling membantu dan menggalanvg donasi untuk korban gempa Sulawesi Barat ya tanpa memandang perbedaan agama, suku dll.
    Wartawan harusnya juga punya empati ya gak tanya2 yang bikin seseorang yang kena musibah kesulitan menjawab

  13. Dulu sewaktu tinggal di Sulteng sering banget gempa, mbak. Saking seringnya kalau “cuma” 5SR orang-orang biasa aja. Aku udah panik ganti pakai sandal mau kabur turun tangga. Hahahah…

    Semoga bantuan untuk para korban sampai dengan selamat dan terdistribusi lancar, yah.

  14. Nah sepemikiran mba gemes banget sama wartawan yang nanya bagaimana perasannya? Lah malih udah tau duka cita ya jgn pake nanya begitu hehehhe..btw baru tau lembaga ini semoga semuanya cpt tanggap ya

  15. Emang wawancara tanya perasaan pas kena musibah itu ngeselin sekaleeee huhu
    Alhamdulillah pada saat bencana banyak yg sigap utk menolong ya mbak, salah satu caranya dengan menggalang donasi2 kyk gini.
    Soalnya kalau ngandalin pemerintah aja gk mungkin, masyarakat yg kudu banyak gerak jg

  16. Sedih sekali melihat bencana demi bencana yang menimpa negeri ini.
    Semoga dengan bersama, kita bisa.
    Wahana Visi termasuk yang cepat bergerak. Semoga banyak saudara-saudara kita yang terbantu.

    1. Aku paling sebel kalo dengar ada yang tanya begini “gimana perasaannya?” ke korban bencana :(.

      Alhamdulillah banyak yang peduli dengan saudara kita yang terkena bencana, salah satunya Wahana Visi.

  17. tidak perlu ditanya perasaan mereka tentu saja sedih ya mbk, tapi masih banyak masyarakat yang peduli dan menggalang donasi. Sifat gotong royong masyarakat Indonesia masih melekat

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: