pelestarian hutan jambi

Kisah Pelestarian Hutan Jambi dan Peran Kita untuk Alam

Di ufuk timur Jambi, ketika kabut pagi masih menari lembut di antara pepohonan raksasa, suara alam masih terdengar jelas: kicau burung, desir angin yang mengusap daun, dan gemericik air yang mengalir dari sungai kecil di bawahnya. Namun, di balik ketenangan itu, ada kisah panjang perjuangan, kisah tentang bagaimana manusia berusaha menjaga warisan hijau yang nyaris punah, yaitu pelestarian hutan Jambi.

Rimba yang Mulai Menyempit

Beberapa tahun lalu, Jambi menghadapi tantangan besar: luas hutannya terus berkurang akibat pembalakan liar, perambahan lahan, dan kebakaran hutan yang hampir setiap musim kemarau menjadi langganan berita utama. Hutan-hutan yang dahulu lebat dan menyimpan ribuan spesies flora dan fauna mulai menipis, berganti dengan hamparan lahan gersang atau perkebunan monokultur.

kebakaran hutan

Bagi masyarakat yang hidup di sekitar kawasan hutan, perubahan itu bukan hanya soal lingkungan. Mereka kehilangan sumber penghidupan, kehilangan air bersih, bahkan kehilangan identitas yang selama ini lekat dengan alam. Di titik inilah, https://dlhprovinsijambi.id/ turun tangan, berupaya menata kembali hubungan antara manusia dan hutan.

Langkah Nyata dari Dinas Lingkungan Hidup Jambi

Melalui berbagai program pelestarian, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jambi mulai merangkul masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi. Salah satu program unggulannya adalah Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), di mana ribuan bibit pohon ditanam kembali di area hutan yang rusak. Setiap bibit yang ditanam bukan hanya simbol, melainkan harapan bahwa alam masih bisa pulih jika manusia mau bekerja sama.

Selain itu, https://dlhprovinsijambi.id/ juga mengembangkan Program Kampung Iklim (ProKlim) di berbagai desa sekitar kawasan hutan. Program ini mengajak warga untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan, seperti menanam pohon di lahan pekarangan, mengelola sampah secara mandiri, hingga menggunakan energi alternatif yang lebih bersih.

Berdasarkan laporan Laporan Kinerja KLHK 2022, ada 114 desa lokasi ProKlim yang sudah berjalan di Provinsi Jambi. Angka tersebut mewakili sekitar 7,30% dari potensi desa yang telah dipetakan untuk ProKlim. Hal ini merupakan bukti bahwa banyak desa di Jambi yang sudah mulai bergerak aktif dalam mitigasi perubahan iklim dan pelestarian hutan.

Tak hanya itu, penguatan hukum juga dilakukan. Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk menindak tegas para pelaku pembalakan liar, serta memperketat izin pemanfaatan lahan. Namun, mereka tahu, pelestarian tidak akan berhasil hanya dengan aturan dan sanksi. Ia memerlukan hati yang peduli.

Peran Masyarakat dalam Pelestarian Hutan Jambi

Pelestarian hutan bukan hanya tugas pemerintah. Masyarakat, baik yang tinggal di sekitar hutan maupun di kota, memiliki peran penting.
Beberapa langkah sederhana bisa dilakukan oleh siapa pun:

  1. Menanam pohon di lingkungan sekitar.
  2. Mengurangi penggunaan kertas dan produk berbasis kayu.
  3. Mendukung produk ramah lingkungan.
  4. Edukasi dan kesadaran.
  5. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau komunitas lingkungan.
Menanam pohon

Di sebuah desa kecil di Kabupaten Tebo, kisah inspiratif lahir dari seorang tokoh adat bernama Pak Syarifudin, yang menjadi pelopor hutan adat di desanya. Ia bersama warga setempat membentuk kelompok pengelola hutan yang menjaga 300 hektar hutan adat. Mereka tidak lagi menebang pohon sembarangan. Sebaliknya, mereka memanfaatkan hasil hutan non-kayu, seperti madu hutan, rotan, dan rempah-rempah alami.

Pelestarian Hutan Jambi, Nafas Kehidupan Kita

Hutan Jambi bukan sekadar kawasan hijau di peta, ia adalah jantung kehidupan. Dari sanalah air mengalir, udara segar tercipta, dan ribuan makhluk hidup bergantung untuk bertahan. Setiap helai daun yang bergoyang ditiup angin adalah pengingat bahwa alam masih hidup, masih bernafas, dan masih memberi.

Namun, waktu tak akan selalu berpihak. Jika kita lalai, mungkin anak cucu kita hanya akan mengenal hutan Jambi lewat foto dan cerita. Karena itu, menjaga alam bukan hanya kewajiban ekologis, tapi juga tanggung jawab moral sebagai pewaris bumi ini.

Baca yang ini juga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *