GIBAH, Gerakan Indonesia Bebas Sampah, saya menemukan istilah ini saat sedang berselancar mencari data tentang pengelolaan sampah. Di Laman https://dlhtangerangselatan.org/ saya menemukan sebuah ilustrasi yang menarik tentang GIBAH ini. Sebuah cara yang menarik untuk mengkampanyekan penanganan sampah.

Setiap kali pulang kampung, saya selalu menyempatkan diri untuk main ke sungai di ujung kampung saya. Dulu, sungai itu jernih. Saya ingat, sewaktu kecil, sering bermain air bahkan mandi bersama teman-teman sambil tertawa riang. Tapi kini, yang mengalir bukan lagi air yang menyejukkan, melainkan campuran plastik, sisa makanan, dan bau busuk yang menyengat hidung.
“Kenapa jadi begini ya, Ma?” tanya tanya anak-anak saya setiap kali saya menceritakan betapa jernih dan segarnya air sungai itu dulu.
Saya hanya bisa diam. Saya tahu jawabannya sederhana, karena sampah.
Sampah, Masalah yang Terlihat namun Sering Diabaikan
Indonesia menghasilkan lebih dari 65 juta ton sampah setiap tahun, dan lebih dari 30% di antaranya tidak terkelola dengan baik. Plastik, yang butuh ratusan tahun untuk terurai, mendominasi tumpukan sampah di sungai, laut, bahkan di tanah yang kita injak.
Berdasarkan data dari Bappenas , volume sampah nasional diperkirakan akan mencapai 82,2 juta ton per tahun pada 2045 jika tidak ditangani lebih serius.

Untuk tahun 2024, jumlah sampah di Indonesia mencapai sekitar 34,26 juta ton/tahun (data dari 318 kabupaten/kota). Dari jumlah ini, sekitar 59,69% sampah terkelola, dan 40,31% sisanya masih belum terkelola.
Dari salah satu berita di detik.com, Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan akan menerima 800.000 ton sampah plastik impor. Sampah plastik laut yang “bocor” dari sungai menuju laut diperkirakan antara 0,27 juta hingga 0,9 juta ton/tahun.
Di kota besar, gunungan sampah mengisi TPA yang makin penuh. Sementara desa, banyak warga membakar sampah karena tak ada sistem pengelolaan. Di laut, ikan-ikan menelan serpihan mikroplastik, dan manusia pun akhirnya ikut memakan hasil laut yang sudah tercemar.
Masalah ini seperti lingkaran setan yang seolah tak berujung. Tapi, apakah kita harus menyerah?
Munculnya Harapan: Gerakan Indonesia Bebas Sampah (GIBAH)
Tahun demi tahun, semakin banyak orang sadar bahwa perubahan tak akan datang dari pemerintah saja. Ia harus dimulai dari rumah, dari hati, dari kesadaran kecil yang tumbuh di setiap individu.
Di sinilah Gerakan Indonesia Bebas Sampah (GIBAH) lahir—bukan sekadar slogan, sebagaimana yang saya temukan di https://dlhtangerangselatan.org/, tapi gerakan nyata yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengubah kebiasaan.
GIBAH bukan sekadar program bersih-bersih lingkungan. Ia adalah gerakan perubahan pola pikir:
- Bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama,
- Bahwa setiap barang punya nilai jika diolah kembali,
- Dan bahwa bumi ini bukan tempat pembuangan, tapi rumah yang harus dijaga.
Langkah Nyata Menuju Indonesia Bebas Sampah
Kita bisa memulai langkah kecil untuk menuju Indonesia bebas sampah. Yuk belajar memilah sampah, organik untuk kompos, anorganik untuk bank sampah. Setelah gerakan di dalam rumah, kita bisa juga mengajak tetangga membuat tempat kompos bersama, dan bekerja sama dengan komunitas GIBAH lokal.

GIBAH mengajarkan bahwa perubahan dimulai dari hal sederhana:
- Pilah sampah di rumah (organik, anorganik, residu).
- Kurangi penggunaan plastik sekali pakai – bawa tumbler, tas kain, dan wadah makan sendiri.
- Gunakan kembali dan daur ulang barang yang masih bisa dipakai.
- Dukung bank sampah atau komunitas pengelolaan sampah lokal.
- Edukasi keluarga dan teman – karena gerakan ini harus menular.
GIBAH Bukan Sekadar Gerakan, tapi Gaya Hidup
Di berbagai daerah, semakin banyak komunitas yang bergabung dalam Gerakan Indonesia Bebas Sampah. Mereka sadar, kebersihan bukan hanya urusan lingkungan, tapi juga urusan masa depan.
Bayangkan jika setiap rumah tangga di Indonesia mau memulai gerakan ini. Bayangkan jika setiap anak tumbuh dengan kesadaran bahwa sampah bukan sesuatu yang dibuang, tapi diolah. Maka, mungkin 10 tahun lagi, sungai-sungai kita akan kembali jernih, laut kita bersih, dan Indonesia benar-benar bebas dari sampah.
Karena Gerakan Indonesia Bebas Sampah (GIBAH) bukan mimpi. Ia adalah janji, janji kita pada bumi, pada anak cucu, dan pada masa depan.