Ada tugas lagi ke Kupang tahun ini. Saat rekan seperjalanan memberikan tawaran mau menginap di mana, saya bilang terserah. Hehe… khas perempuan banget ya.
Tawaran di Aston Kupang, tentu saja tak sesuai buat kami, over budget. Kecuali kalau mau sekamar berdua, anggaran dari kantor bisa mencukupi. Tapi karena kami masing-masing pengen sekamar sendiri, jadilah Aston di coret dari daftar. Pilihan berikutnya adalah hotel On The Rock, Hotel Kristal dan Swiss Belcourt. Ketiga hotel ini lokasinya tak jauh dari Aston, masih satu deretan di sepanjang panti Kelapa Lima.
Hotel On The Rock dan Kristal sudah pernah saya inapi. Jadi saya bilang, kalau boleh kita di hotel Swiss Belcourt saja. Biar saya ada bahan buat update blog juga. Teman saya setuju, jadilah kami pesan kamar di sini.
Area Lobby Hotel Swiss Belcourt Kupang
Sekitar pukul 14. 35 kami ber empat sampai di Bandara El Tari, Kupang. Melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi online menuju Hotel Swiss Belcourt Kupang.
Sekitar 15 menit perjalanan, lancar tanpa ada kemacetan maupun lampu lalu lintas menyala merah, kami sampai di area penurunan penumpang di Hotel Swiss Belcourt Kupang. Naik tangga, lalu masuk ke area hotel. Meja resepsionis berada di arah kiri dari pintu masuk.

Sementara arah kanan dari pintu masuk, terdapat sofa berukuran besar, sangat nyaman duduk di situ sambil menanti proses chek in. Di sebelahnya terdapat televisi, dengan gelaran karpet empuk dan beberapa mainan anak. Sepertinya di desain untuk membuat anak-anak tak bosan dan nyaman beraktivitas di situ.

Sambil menunggu teman mengkonfirmasi pesanan kamar kami, saya berkeliling di area lobby. Lurus dari pintu masuk, ada The Bar, tempat para tamu dapat memesan aneka minuman, dan juga camilan. Tempat duduk tinggi mengelilingi meja The Bar yang posisinya melingkar.

Selain kursi-kursi tinggi tersebut, di sekeliling the bar, terdapat banyak pilihan tempat duduk. Bangku panjang menempel di dinding, dengan berbagai hiasan pernak-pernik tertata rapi. Deretan kain tenun berbagai motif menghias dindingnya.

Saat saya sampai sana, sepi kondisinya, jadi saya bisa puas melihat-lihat dan juga mengabadikannya. Ada area yang lebih luas di belakang The Bar, berisi beberapa set sofa. Duduk disini sambil ngopi dan ngobrol asyik juga, apalagi dinding kaca di depannya membuat pandangan leluasa menatap lautan. Saya pun tak ketinggalan mengabadikan kehadiran saya di sini.

Penasaran ingin melihat lautan luas dari dekat, saya pun mendekat ke dinding kaca tersebut, ternyata tak sepenuhnya berdinding kaca. Dinding kaca hanya setinggi pinggang saja. Kalau bawa anak, mesti hati-hati menjaga anak-anak kalau mendekat ke dinding ini. Dari sini, saya bisa melihat lautan luas, sebuah pemandangan yang mahal dan agak susah saya dapatkan saat berada di Malang.

Sudah kebayang nanti menjelang senja bakal ke sini. Menanti momen matahari terbenam, tak perlu repot keluar hotel, cukup dari sini saja.
Kamar dengan View Laut
Usai proses chek in, kami menuju ke kamar. Oh iya, area resepsionis dan The Bar ini ada di lantai 2 ya. Kamar kami ada di lantai 3. Bisa naik lift ataupun tangga untuk menuju kamar, dan liftnya juga berdinding kaca dong, kecuali untuk pintunya. Jadi dari dalam lift, kami leluasa melihat lautan luas.
Sampailah di kamar, begitu buka pintu kamar langsung senyum saya merekah. Di ujung kamar, bukan dinding tembok, melainkan full dinding kaca, dan menampakkan pemandangan lautan luas. Menaruh barang bawaan, saya langsung menyibak tirai yang menutup dinding kaca, berdiri dan menatap lautan luas. Beberapa perahu terapung di atas lautan.

Sayang tak ada balkonnya. Kan asyik tih ngopi sore hari di balkon, menanti momen matahari terbenam. Duh, dasar manusia satu ini ya, masih aja kurang bersyukur. Baiklah, abaikan soal balkon, dan mari menikmati kamar dengan view laut ini.
Saya mesti berterima kasih pada rekan yang memesankan kamar ini, karena memilih kamar dengan view laut. Berapa harga kamar per malamnya? Yang pasti sih di bawah 600 ribu, karena maksimal anggaran kamar kami adalah senilai 600 ribu.

Kamarnya juga luas, dengan double bed. Sangat mencukupi untuk saya leluasa bergerak. Meja kerja juga tersedia. Jadi mau buka laptop di meja, atau di kasur, suka-suka saya.

Sarapan di Swiss Bistro
Lanjut ke menu sarapan ya. Sarapan tersedia di Swiss Bistro di lantai 1. Ruang makan dengan view laut tentu saja. Penataan meja kursi sangat longgar, membuat para tamu dapat leluasa bergerak hilir mudik mengambil menu sarapan yang tersedia.

Meja yang paling dekat dengan pintu kaca, menjadi favorit para tamu. Hari pertama sarapan di sini, saya nggak dapat tempat duduk yang dekat pintu kaca. Karena sampai saya selesai sarapan, tamu yang duduk di situ masih betah ngobrol. Baiklah besok kita coba ke sini lebih pagi.

Untuk menu makannya, standar lah ya. Ada nasi lengkap dengan lauk pauknya, yang di dominasi olahan ikan. Kalau nggak mau menyantap nasi putih ataupun nasi goreng, ada pilihan nasi kuning juga.

Kalau saya, lebih suka makan yang ringan aja. Pisang rebus yang rasanya manis di dan sup seafood. Isi supnya irisan daging ikan dan udang yang ukurannya lumayan besar, ditambah irisan jagung manis dan daun kelor. Ternyata enak juga daun kelor di masak jadi sup.

Untuk asupan karbonya, saya tambah semangkuk kecil bubur ayam (tanpa suwiran ayam). Ada ikan teri goreng sebagai pilihan toping bubur ayamnya, ini yang membuat saya langsung tertarik untuk mencoba.

Untuk minumnya cukup secangkir kopi, segelas kecil air putih dan segelas kecil susu. Hehe… minum saya emang banyak, apalagi kondisi di kota Kupang ini kan panas banget. Bahkan info dari pihak sekolah yang saya datangi, biasanya di bulan Oktober-November itu puncak musim panas. Anak-anak sekolah yang biasa pulang jam 14 atau 15, sudah dipulangkan di pukul 12. Karena pembelajaran di sesi siang sudah tidak kondusif lagi.
Ada jamu juga lho disajikan di sini. Jadi yang terbiasa konsumsi jamu, tetap bisa menemukan dengan mudah di sini. Mau di tambah buah segar dan puding dingin boleh juga, biar tenggorokan makin adem.

Di hari kedua sarapan di sini, saya mencoba untuk memilih tempat duduk di area outdoor, yang benar-benar di tepi pantai. Berbatas tanggul beton aja. Banyak burung kecil seliweran di sekitar meja dan kursi. Bahkan hinggap di meja, jinak sekali mereka. Saya pun berbagi dengan memberikan remahan roti pada burung-burung tersebut.

Spot Instagramable Hotel Swiss Belcourt Kupang
Saya sih udah lama nggak update feed, story maupun reels instagram. Tapi kalau kamu butuh stok foto, ada banyak spot menarik di Hotel Swiss Belcourt Kupang. Baik di area lobby maupun free space di depan lift maupun di lorong kamar.

Guci-guci keramik berukuran besar, kursi-kursi seperti jaman kerajaan, maupun patung-patung dengan kostum dari berbagai negara, ada di sini.


