kecelakaan lalu lintas

Ketika Aku Mengalami Musibah Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas, pastinya tak ada yang mau mengalaminya kan. Tapi katanya hari apes itu nggak ada di kalender. Di jalan sudah hati-hati, tapi kalau takdirnya kena musibah, pasti akan terjadi juga.

29 November 2024, hujan mengguyur wilayah Malang sejak siang. Hingga pukul 16.30, waktunya pulang kerja, hujan masih menyisakan rintiknya. Karena hujan berangsur reda, saya pun bersiap pulang.

Mengenakan jas hujan, model celana panjang dan jaket, saya pun mengendarai motor, berbaur dengan pengendara jalan yang lain. Memacu motor dengan kecepatan tak lebih dari 30 km/jam. Ada beberapa genangan air di pinggir jalan.

Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas

Sudah setengah perjalanan antara kantor dan rumah, titik air hujan kembali datang, makin deras. Tanggung, rumah sudah dekat, jadi saya memutuskan untuk lanjut saja.

Tiba-tiba.

Braaaak!

Entah bagaimana kejadiannya detailnya. Yang saya ingat dihadapan saya ada sesuatu ditutup plastik warna hijau. Lalu saya jatuh. Saya lihat spion kanan membentur aspal, kacanya pecah. Motor yang saya kendarai jatuh ke arah kanan. Kaki kanan saya tertimpa body motor.

Posisi badan saya membungkuk, tangan kiri masih megang setir motor. Yang pertama saya lihat adalah jari tengah tangan kanan yang robek, serta darah mengalir dari pergelangan tangan. Saya ingin bangun berdiri, tapi badan rasanya lemas sekali.

Saya pejamkan mata, mendengarkan suara-suara di sekitar. Orang-orang mulai berkerumun. Ada yang membantu saya berdiri, memapah ke pinggir ke teras rumah warga. Ada yang menuntun sepeda motor saya, ada yang menahan pengendara motor lawan supaya tak kabur. Saya masih tetap diam menatap pergelangan tangan kanan, sambil menahan sakit.

Setelah duduk, seorang ibu menyodorkan segelas air putih. Dengan tangan kiri, saya terima dan minum beberapa teguk. Perasaan saya pun mulai lebih tenang.

Mulailah saya bisa menjawab pertanyaan orang-orang. Rumah saya di mana? Ini tadi darimana mau ke mana? Sekarang mau di antar ke rumah, atau klinik?

Alhamdulillah lawan tabrakan saya tidak apa-apa, sempat oleng dan jatuh, tapi tubuhnya baik-baik saja. Dengan dorongan orang-orang di tempat kejadian, dia bersedia mengantar saya ke poliklinik terdekat dari tempat kejadian. Sebut saja namanya pak Dul.

Dengan membonceng sepeda motor milik saya, masih gerimis, saya pun di antar ke poliklinik. Karena pergelangan tangan terasa sakit, saya gunakan tangan kiri untuk menopang siku tangan kanan.

Patah Tulang Terbuka

Dua petugas Poliklinik segera menyambut saya, menuntun ke ruang rawat. Menyingkap ke atas lengan jas hujan saya, memperlihatkan asal aliran darah. Ada luka, ada nampak patahan tulang mencuat menembus kulit. Rupanya itu penyebab saya tak kuat mengangkat lengan bawah.

Petugas pun menyatakan tidak bisa memberikan pertolongan, karena patah tulang terbuka, harus di bawa ke rumah sakit untuk tindakan operasi. Petugas hanya membersihkan darah di tangan.

Saya pun meminta tolong untuk diambilkan tas berisi handphone dan dompet yang saya taruh di jok motor. Berniat memesan taksi online untuk mengantar ke rumah sakit.

Namun rupanya pak Dul sudah menghubungi saudaranya yang tinggal dekat poliklinik. Dan saudara pak Dul datang ke poliklinik mengendarai mobil. Beliau lalu mengantar saya ke rumah sakit terdekat, yaitu RS dr. M Munir yang terletak di kompleks TNI AU, Lanud Abdurrachman Saleh.

Memperoleh Penanganan di IGD Rumah Sakit

Sesampai rumah sakit, langsung ke IGD. Saudara pak Dul meminta saya tetap di mobil, sementara dia berniat memanggil perawat dan meminta kursi roda. Tapi karena masih merasa sanggup jalan dan nyeri di tangan makin terasa, saya memilih keluar dari mobil dan berjalan menuju ruang IGD.

Petugas meminta saya berbaring, melihat luka saya, meminta ijin menggunting lengan jas hujan yang masih saya pakai, menggunting juga lengan baju saya. Memijat beberapa bagian tubuh dan mengkonfirmasi, apakah saya merasa sakit. Menanyakan juga, apakah ada luka di bagian tubuh lain.

Menyiram luka di lengan dan jari dengan cairan yang saya rasakan dingin. Membuat rasa nyeri perlahan menghilang, lalu membersihkan lengan dan jari tengah. Memotret dengan handphone dan sepertinya berkoordinasi dengan dokter yang posisinya entah di mana.

Ada pula perawat yang mengukur suhu, tekanan darah dan juga kadar oksigen dalam tubuh.

Setelah agak tenang, rasa sakit reda, saya meminta handphone. Dengan tangan kiri, saya kontak salah satu teman kantor untuk datang ke rumah sakit. Saya kontak suami, yang posisinya saat itu di luar kota, mengabarkan saya mengalami kecelakaan dan sudah memperoleh penanganan di IGD.

Jangan tanya gimana paniknya suami saya. Walau sudah meyakinkan “cuma” tangan kanan yang patah, sudah dapat pertolongan pertama di IGD, ada pak Dul dan teman-teman kantor di RS. Dia tetap saja panik. Karena pulang malam itu juga nggak mungkin, penglihatannya kurang bagus untuk nyetir di waktu malam, apalagi di tengah hujan. Ditambah pikiran kalut. Kondisi yang tak baik untuk melakukan perjalanan jarak jauh sendirian. Saya yakinkan dia, kalau saya kuat dan dikelilingi orang-orang baik.

Saya telpon anak-anak di rumah, mengabarkan saya di rumah sakit dan tak bisa pulang. Kakak bilang ingin ke rumah sakit. Saya minta untuk bersiap-siap dan membawa baju ganti saya, nanti biar dijemput teman kantor.

Kecelakaan Lalu Lintas tak di Cover BPJS

Bagian administrasi di IGD meminta KTP saya untuk pendaftaran pasien. KTP nggak ada di dalam dompet. Seingat saya ada di meja kamar, karena 2 hari sebelumnya saya ada tugas ke luar pulau, dan KTP ada di saku celana. Celana di cuci, jadi KTP saya ambil dan taruh meja.

Untungnya ada foto KTP di handphone. Jadi urusan identitas diri aman. Kartu ASKES (saya belum cetak kartu BPJS/JKN) ada di dompet.

Petugas RS menginformasikan bahwa kecelakaan lalu lintas tidak di cover BPJS, jadi pilihannya urus asuransi jasa raharja atau biaya mandiri. Untuk biaya operasi dan perawatan di RS, perkiraan antara 25 hingga 30 juta.

Saya merasa kedinginan, badan menggigil. Bukan karena dengar biaya 25 juta. Entah, mungkin karena lapar, atau karena menahan sakit. Saya minta pada perawat untuk diselimuti. Saya ingin segera dilakukan operasi, jadi saya bilang ke teman, daftar sebagai pasien umum, supaya malam ini bisa dioperasi. Suami pun menyetujui. Karena kalau jasa raharja kan baru besok bisa ngurus, nunggu suami pulang.

Ternyata walau pakai pasien umum, tindakan operasi tetap baru bisa dilakukan besok sore. Akhirnya saya kembali telpon suami, mengabarkan operasi dilakukan besok sore. Jadi paginya masih bisa urus jasa raharja. Suami konfirmasi apakah saya kuat sampai besok sore? Atau mau pindah rumah sakit?

Setelah saya bilang kuat, barulah suami setuju.

Selanjutnya teman kantor mengurus pendaftaran, atas nama keluarga tanda tangan persetujuan tindakan. Jadilah saya terdaftar sebagai pasien jasa raharja.

Pindah ke Kamar Inap

Pendaftaran pasien selesai. Para perawat mempersiapkan saya untuk pindah ke kamar. Ada yang memasang infus. Menyuntikkan obat anti nyeri, anti biotik. Untung kedua obat ini di injeksi lewat selang infus. Kalau harus diminum kan repot, karena saya tak bisa minum obat kalau nggak pakai pisang.

Ada dua perawat yang memasang perban dan penyangga untuk tangan kanan, stik penyangga jari tengah. Katanya supaya posisi tak goyah sampai besok saat operasi.

Bahkan saya juga di pasang kateter, supaya tidak usah turun dari tempat tidur kalau mau pipis. Di pasang kateter ini, rasanya sungguh tidak nyaman.

Dari IGD, saya di bawa ke ruangan rontgen untuk pengambilan gambar kondisi patah tulang. Sakit kembali terasa, saat saya harus mengubah posisi tangan untuk keperluan foto rontgen ini.

Selesai foto rontgen, barulah saya ke kamar rawat inap. Setelah memastikan saya nyaman di kamar, teman-teman kantor saya pulang. Pak Dul dan keluarga juga pulang. Tinggallah saya, bersama Kakak yang bermalam di rumah sakit.

Sejak di IGD, saya menahan rasa mau kencing. Walau sudah di pasang kateter, tapi saat itu masih saya tahan. Di kamar hanya ada saya dan Kakak, barulah rasa menahan kencing itu saya lepaskan. Lha kok saya merasa ada aliran air membasahi paha, yang nempel di kasur, naik hingga ke pinggang. Saya raba dengan tangan kiri, celana panjang yang saya kenakan basah. Wah, pemasangan kateternya nggak pas, begitulah perkiraan saya.

Saya meminta tolong Kakak memanggil perawat. Melakukan pengecekan, katanya posisi kateter sudah pas dan terkunci. Perawat lalu mengganti pakaian bawah saya dengan pakaian pasien RS. Mengkonfirmasi apakah saya bisa turun dari tempat tidur dan jalan ke kamar mandi?

Setelah saya menyatakan mampu, kateter pun di lepas. Lega sekali rasanya.

Beraktivitas dengan Tangan Kiri

Kini 2 minggu sudah berlalu sejak kecelakaan lalu lintas yang saya alami. Saya harus membiasakan diri beraktivitas dengan tangan kiri. Mandi, makan, ngetik, dan lainnya.

Bagaimana proses operasi, pengurusan asuransi jasa raharja, proses pemulihan, insyaallah ceritanya menyusul ya. Mohon doanya semoga tangan kanan saya segera pulih.

Baca yang ini juga

26 thoughts on “Ketika Aku Mengalami Musibah Kecelakaan Lalu Lintas

  1. Innalillahi. Duuh mbak Nanik, turut prihatin ya. Padahal sudah berhati-hati, kecelakaan memang tidak terduga. BTW…aku baru tahu loh kalau kecelakaan lalu-lintas tidak dicover BPJS. Mungkin krn sudah ada Jasa Raharja kalik ya, supaya ga dobel-dobel. Tapi kan setiap menit penting u/ mengambil keputusan. Cepat sembuh ya dan pulih seperti sedia kala.

  2. Turut prihatin, mbak. Nggak kebayang sih betapa sakitnya. Saya juga sudah pernah kecelakaan lalu lintas saat hujan.

    Sebenarnya, saya yang teledor dan jatuh sendiri. Karena hujan deras, saya ngebut dan saya tidak bisa mengendalikan laju motor saat belokan ditambah teman yang saya bonceng panik. Ya wes ndelosor di aspal.

    Beruntungnya, cuma lecet sih saya. Teman saya juga. Tidak sampai patah tulang. Sekarang ini, saya makin hati-hati. Karena benar. Apes tidak ada dalam kalender.

    Semoga segera pulih ya, Kak. Sehat selalu.

  3. Ya Allah, semoga segera pulih ya mbak Nanik dan bisa berkativitas seperti sedia kala. Eh tapi aku salut dengan mbak Nanik. Walaupun dalam keterbatasan tapi masih sempat nulis cerita ini. MasyaAllah…

  4. Innalillaahi…
    Betul mbak, udh hati2 pun namanya apes ga bisa ditolak ya.
    Aku jd inget pengalaman yang sama tp udh bertahun2 lalu. Klo inget ngilunya masih terasa dan bekas lukanya sampe skrg masih ada .
    Lekas sembuh yaa mbak…

  5. Ka Naniiik.. Syafakillahuuu..
    Semoga lekas sehat kembalii..

    Meski kejadian kecelakaan ini bikin trauma, ka Nanik tetap menuliskannya dan kini sudah mampu beraktivitas kembali. Alhamdulillah..
    Pantesaaan, sudah lama ga melihat ka Nanik drop link di BW atau klik link.
    Aku pikir ka Nanik sedang sibuk in rl.

    Ka Nanik sehat-sehattt yaa..

  6. Lekas pulih ya kak Nanik, semoga bisa kembali bekerja dan gak ada halangan kedepannya untuk beraktivitas.
    Sehat-sehat selalu ya

  7. Ya allah Kak Nanik, musibah memang tidak pernah terduga, walaupun kita sudah hati-hati. Semoga cepet sembuh dan pulih kembali agar bisa bekerja seperti semula, aamiin ya robbal alamin

  8. syafakillah Mbak Nanik, pelukkk

    Untung ada orang baik seperti Pak Dul ya?

    Ya iyalah Mbak Nanik kan orang baik, pasti banyak yang bakal nolong

    hebatnya sekarang udah bisa ngeblog

    Ditunggu tulisannya tentang operasi pakai umum, wah baru tahu BPJS gak mengcover kecelakaan lalu lintas

    Oiya, itu yang nabrak Mbak Nanik, apa dia lagi ngantuk?

  9. Innalillahi. Turut prihatin atas musibah kecelakaan yang dialami ya mbak. Semoga diberi kesabaran dan kekuatan dalam menjalani proses pemulihan. Alhamdulillah, masih dikelilingi orang-orang baik yang sigap membantu. Cerita mbak sangat menyentuh dan menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu berhati-hati di jalan serta bersyukur dalam setiap kondisi. Semoga tangan kanan segera pulih dan bisa beraktivitas seperti sedia kala. Tetap semangat, Mbak Nanik!

  10. Ya Allah, innalillahi. Turut prihatin sekali dengan kejadian kecelakaan tersebut. Sampai harus di operasi bahkan operasinya tidak bisa di cover BPJS. Semoga Allah gantikan dengan rezeki berlimpah ruah dari segala arah ya mba.

    Pastinya cukup sulit beraktivitas dengan satu tangan. Semoga lekas pulih dan sehat seperti sediakala sebelum terjadi kecelakaan, aamiin.

  11. Kalau kecelakaan memang nggak dicover bpjs, karena jasa raharja, yang tertera di stnk atau sim gitu kalau nggak salah. tapi memang prosesnya lama, padahal terkena musibah malah asuransinya yang kurang bisa diandalkan. Semoga segera pulih dan sehat kembali mbak

  12. Semoga lekas baikan ya, Mbak. Aku pun pernah kecelakaan motor, tapi alhamdulillahnya gak terlalu gimana-gimana. Setahuku emang kaya gitu covernya jasaraharja, pun itu harus bukan kecelakaan tunggal. Semoga kita tetap dalam lindungan-Nya

  13. Semoga lekas baikan ya, Mbak. Aku pun pernah kecelakaan motor, tapi alhamdulillahnya gak terlalu gimana-gimana. Setahuku emang kaya gitu covernya jasaraharja, pun itu harus bukan kecelakaan tunggal. Semoga kita tetap dalam lindungan-Nya

  14. Ka Nanik sekarang uda enakan kah?
    Sampai operasi, ya Allaah.. semoga ga trauma berkendara lagi yaa, ka Nanik.

    Dan alhamdulillah, informasi yang bermanfaat untuk pembaca kalau mengalami hal serupa yakni kecelakaan, bisa memanfaatkan asuransi jasa raharja.
    Alhamdulillah meski baru terdaftar, bisa langsung diperoleh benefitsnya.

  15. Lekas pulih kak Nanik.
    Semoga bisa kembali sehat seperti sediakala dalam menjalankan rutinitas.
    Untuk kondisi sekarang bagaimana updatenya kak?

  16. Innalilahi, baru tau kabarnya mbak Nanik kecelakaan, semoga lekas sembuh ya mbak tangannya.
    Seran kalau human ya di jalan kadang ada genangan gak terlihat juga. Oh aku baru tau kalau kecelakaan lalu lintas tidak dicover BPJS mbak. Kalau jasa raharja sih setau aku nanti ya direimburse gity

  17. Ya Allah, aku bacanya sampai selesai dan serasa ikut merasakan sakitnya tulang patah jadinya, Mba. Ternytata mahal banget ya mb biaya operasinya, mana ga dicover BPJS lagi. Itu Pak Dul ikut bertanggungjawab dengan biayanya, atau mb pure urus sendiri jasa asuransi Jasa Raharja? Bismillah lekas sehat ya, Mb, banyak mamam daging dan minum vit C

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *