pantai kuta mandalika

Mendadak Keluyuran ke Pantai Kuta Mandalika

Keluyurannya jauh amat sampai ke pantai Kuta Mandalika?

Yah begitulah, karena memang Pantai Kuta Mandalika ini bukan tujuan utama saya ke Lombok. Tidak direncanakan juga untuk mampir ke sana, saat bertugas ke Lombok.

Jadi ceritanya, kan saya dapat tugas ke Lombok. Informasi awal, kegiatan di mulai pukul 08.00 WITA. Saya sedang agak malas berangkat pagi-pagi ke Juanda Surabaya, masih capek selepas pulang dari perjalanan ke Ambon, jadi saya memilih penerbangan jam 07.20 WIB dari Surabaya menuju Lombok. Pesawat jam segitu, saya bisa berangkat selepas subuh dari Malang.

Perkiraan sampai di Lombok pukul 09.30 WITA. Jadi saya mengirim pesan ke pihak panitia di Lombok, kalau acara dimulai agak siang saja, dari bandara saya langsung ke lokasi tempat bertugas.

Eh, ternyata ada perubahan jadwal, kegiatan baru akan di mulai pukul 13.30 WITA. Mau ke hotel belum bisa chek in, mau langsung ke lokasi acara, ntar saya bengong sendirian di sana. Akhirnya di putuskan untuk singgah ke pantai Kuta Mandalika saja.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah area dengan peraturan khusus yang diberikan oleh pemerintah untuk mendorong investasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja.

KEK Mandalika yang ditetap melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014, dikhususkan untuk pengembangan pariwisata, sehingga tujuan utamanya adalah menarik investor dalam pembangunan infrastruktur wisata, seperti hotel, resort, fasilitas hiburan, dan kegiatan-kegiatan terkait pariwisata lainnya. Selain itu, KEK Mandalika juga diharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

icon masuk kawasan mandalika

KEK Mandalika terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, dengan luas area mencapai 1.035 hektar. Kawasan ini memiliki berbagai potensi alam yang menakjubkan, seperti pantai berpasir putih, perbukitan yang hijau, dan laut biru yang indah. Beberapa pantai terkenal di kawasan ini adalah Pantai Kuta Mandalika, Pantai Tanjung Aan, dan Pantai Seger.

Dan yang paling terkenal, tentu saja keberadaan sirkuit Mandalika yang baru saja menjadi lokasi ajang balap motor tingkat dunia pada tanggal 28-29 September 2024.

Jalan yang Mulus, Lebar dan Sepi

Keluar dari kawasan Bandara, kami melewati jalan yang lebar dan mulus. Serasa lewat tol Surabaya-Malang. Bedanya di sini lalu lintas kendaraan tak terlalu banyak. Malah cenderung sepi. Kami tak banyak mendahului ataupun di dahului kendaraan lain.

Kami berkendara tak terlalu cepat, saya mengamati kondisi sepanjang jalan yang dilalui, sesekali mengobrol dengan tuan rumah, tempat kegiatan yang menjemput saya di bandara.

Di kiri kanan jalan, perbukitan yang gersang. Rumput dan perdu mengering. Bahkan beberapa nampak benar-benar gundul hingga terlihat permukaan tanahnya. Dampak musim kemarau. Kalau musim penghujan, maka perbukitan itu akan menghijau dengan tanaman jagung.

Kawasan ini dulunya jarang di rambah oleh warga Lombok, karena akses jalan tak memadai dan tingkat keamanan rendah. Rawan terjadi pembegalan.

Setelah ada kawasan KEK Mandalika, berangsur infrastruktur dilengkapi, kawasan ini pun tak lagi rawan bagi pengunjung. Keamanan sudah baik.

Di beberapa bukit sudah berdiri bangunan. Villa-villa yang dimiliki dan di kelola oleh warga negara asing. Karena WNA tak boleh membeli tanah di sini, jadi sistemnya, surat kepemilikan tanah atas nama warga lokal. Tapi kepemilikan sebenarnya dan juga pengelolaan di lakukan oleh WNA.

Dulu tak ada yang mau membangun rumah di sepanjang jalan menuju Mandalika, harga tanah pun sangat murah. Namun kini, harga tanah sudah melonjak naik sangat drastis.

Kami pun melewati Sirkuit Mandalika. Ada beberapa spot foto di dinding luar pembatas arena sirkuit. Di sekitarnya ada beberapa lapak penjual souvenir khas lombok/Mandalika. Kaos, gantungan kunci, kain tenun, mutiara dan ada juga minuman dan camilan. Beberapa mobil terparkir, nampak penumpangnya berfoto di spot tersebut.

Kami terus melaju, hingga akhirnya masuk kawasan pantai Kuta Mandalika. Karena area parkir lumayan jauh, jadi saya turun duluan, sementara rekan yang mengemudi mengarahkan mobil ke tempat parkir.

pantai kuta mandalika

Pantai Kuta Mandalika, Bersih dan Tenang

Karena kami saya ke sana siang hari, tentu saja suasananya sepi. Yah, biasanya kan orang ke pantai tuh pagi atau sore hari, karena ingin menangkap momen sunrise maupun sunset.

Ibu-ibu penjaja souvernir segera menghampiri saya, menawarkan dagangannya. Dompet, kain, gantungan kunci, kaos dan banyak lagi. Saya berulang kali menolak. Satu pedagang datang, berhasil di tolak, gantian pedagang lain menghampiri. Selain menawarkan dagangan, mereka juga menawarkan jasa untuk memotret. Memotret dengan perangkat kita, sepuasnya dan bayar seikhlasnya.

Saya tak membeli dagangan ataupun menggunakan jasa mereka, memilih segera menjauh supaya bisa menikmati keindahan pantai Kuta Mandalika.

pasir ptih pantai kuta mandalika

Pasir putih, air biru, batu-batu karang, ombak yang tak terlalu besar. Beberapa wisatawan asing menggelar tikar, berjemur. Bayangin deh, menjelang jam 11 siang, dan dengan santainya mereka berjemur di pantai, dengan pakaian minimalis. Sementara kita warga lokal, jam segitu malas keluar rumah dengan alasan panas.

Eh, kalau saya sih nggak. Buktinya siang hari yang panas ini saya keluyuran di pantai Kuta Mandalika. Kalau nggak ingat dari sini langsung mau ngisi acara, pasti saya sudah melepas sepatu lalu berjalan ke arah air laut, bermain-main dengan air laut yang jernih.

Memandang lautan, sesekali memotret, seekali berpose dan di potret. Lalu berjalan sepanjang pantai. Makin ke barat, ukuran pasirnya masik besar, orang sini menyebutnya pasir merica. Karena ukurannya seperti butiran merica.

pantai kuta mandalika

Emang salah kostum sih ya, ke pantai tapi menggunakan pakaian dan sepatu kerja. Jalan di pantai, sesekali kaki terperosok, jadilah butiran-butiran pasirnya masuk ke dalam sepatu.

Lah kan, emang tadinya ke Lombok buat langsung ke tempat tugas, makanya kostumnya resmi pakai batik, bukan kostum kasual yang cocok buat jalan-jalan ke pantai.

batu karang

Menikmati Kelapa Muda di Pantai Kuta Mandalika

Ke pantai, dalam cuaca panas, emang cocoknya sambil menikmati kelapa muda murni yang segar. Murni ya, tanpa campuran gula, susu ataupun pemanis buatan. Tanpa tambahan es batu pula. Menikmati kelapa muda langsung dari kelapanya, tanpa di pindah ke dalam gelas.

kelapa muda

Tentu saja duduknya cari tempat yang teduh, diatas tikar yang di gelar oleh para pedagang. Di sini juga ada yang menawarkan persewaan sepeda listrik. Jadi, bagi yang malas atau capek jalan kaki, bisa menyusuri pantai menggunakan sepeda listrik. Tapi saya kok malah ngeri, karena pastinya ban sepeda bakal terperosok ke dalam pasir.

Menikmati kelapa muda sambil melanjutkan obrolan. Tak jauh dari lokasi kami duduk, sudah merupakan kawasan ekslusif yang dikelola oleh Novotel. Tamu-tamu yang menginap di sana yang bisa menikmati pantai di kawasan ekslusif tersebut.

Pernah suatu kali, rekan saya ini masuk ke kawasan Novotel, bilang ke Satpam mengantar tamu. Alasan saja sebenarnya kan, supaya bisa lihat kawasan pantai dari sana. Tapi katanya di awasi terus sama pihak keamanan hotel, diperingatkan tak boleh berlama-lama di sana.

Bahkan makin ke barat, menurut penuturan tuan rumah, ada satu pantai yang sudah di pasangi pagar, masyarakat umum tak bisa masuk ke sana.

perahu nelayan di kuta mandalika

Oh iya, di kawasan yang bisa di akses oleh masyarakat umum, juga ada minimarket dan kedai makanan, skala kecil maupun besar. Ada hotelnya juga lho, hotel plat merah, alias milik pemerintah. Namanya hotel Raja. Jadi kalau suatu saat kamu ke Kuta Mandalika, cobain deh nginap di hotel milik pemerintah ini.

hotel raja kuta mandalika

Setelah satu butir kelapa muda berpindah isinya ke dalam perut, kami pun beranjak meninggalkan pantai Kuta Mandalika. Dalam hati berharap, semoga kesejateraan ekonomi yang diharapkan dengan pembentukan KEK Mandalika ini bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat sekitar, bukan hanya para pemilik modal besar saja

Baca yang ini juga

12 thoughts on “Mendadak Keluyuran ke Pantai Kuta Mandalika

  1. Jalan yang mulus, lebar dan sepi itu impian semua pejalan ya, mbak…
    tapi ngga salah pilih sebab pantainya cantik sekali. Ada yang berpasir ada yang berbatu.
    Tapi ga kebayang sama panasnya.
    Yang pasti mbak datang ke acara dalam keadaan keringetan nih, hehhe

  2. Pantai itu emang indah banget yaa buat foto-foto, apalagi pantainya putih bersih kayak pantai kuta mandalika ini.

    Saya mah jujur, kalau ke pantai senengnya malem atau pagi banget, sebelum jam 10. Udaranya sejuuuuk dan segar, enak buat ngobrol dan menikmati indahnya malam dipinggir pantai.. xixixixi… Saya nggak suka panas-panasan soalnya, Mba.

    Mba Nanik aja langsung nagdem cari es kelapa kaaan? hahaha…

  3. Pakai baju kerja ke pantai..saltum tapi gapapa mumpung ada waktunya ya Mba Nanik biar sekalian jalan. Apalagi ke Kuta Mandalika yang tenang, bersih, meski panasnya ya jam segitu..

    Memang KEK seperti ini berkesan dibatasi wisatawannya. Tapi jadinya eksklusif juga bagi yang menginginkan layanan demikian.
    Karena kadang kalau dibebaskan untuk siapa saja pengunjungnya ada aja warga yang mengganggu wisatawan. Nawarin jualannya maksa bahkan melakukan tindak kejahatan pada mereka.

    Setuju ..semoga pembentukan KEK Mandalika bisa dirasakan manfaatnya secara meluas bagi masyarakat, karena yang area ini berapa dekade lalu beneran jarang tersentuh pembangunan

  4. Sepi ya mbak, padahal itu loh dari foto-fotonya udah kelihatan banget indahnya pemandangan yang ada. Masih asri dan bersih juga.

  5. Paragraf terakhir yang penuh makna sekali Mbak Nanik. Sebesar-besarnya nilai suatu tempat adalah yang memberikan manfaat lebih banyak kepada publik dan atau masyarakat setempat/sekitarnya. Merekalah yang sejatinya adalah stakeholder terpenting dari apa yang dikelola dan disediakan oleh negara.

    BTW, terakhir saya ke Lombok tuh mungkin sudah belasan tahun yang lalu. Lombok masih begitu sederhana dengan fasilitas skala lokal yang menghadirkan alam yang natural. Sekarang pastinya sudah beda ya Mbak. Beda jauh mungkin. Apalagi dengan kehadiran Mandalika dengan segala fasilitasnya. Jadi penasaran pengen mencoba pasir merica dan minum kelapa muda di batok terus dikasih es batu. Wooaahh nikmat banget.

  6. Walau kurang pas waktunya, tetap bisa menikmati pantai Kuta Mandalika ya, Mbak. Soalnya belum afdol kalau kaki belum kena air pantai, Mbak hehehe. Apalagi kalau dapat bonus sunrise atau sunset. Mungkin bisa mampir lagi, Mbak.

  7. Beruntungnya ka dpt suasana kuta mandalika yg tdk terlalu ramai. Jadi bener2 bisa menikmati keindahan alam pantai dan sekitarnya.
    Aku waktu kesana, ga bisa lama karena cukup terganggu dgn masyarakat lokal yg memaksa utk beli dagangannya. Bahkan menginjak bibir pantai nya pun belum. Alhasil 15 menit langsung cabut padahal udh jd list tujuan utama 🙁

  8. Asik kak momennya ke Kuta Mandalika. Apalagi melihat di sana suasananya asri dan segar ya. Mungkin kalo pas lagi ada balapan bisa sekalian nobar deh kak Nanik masuk ke sirkuitnya hihihi

  9. Ternyata masih ada ya kebiasaan mengerubuti wisatawan untuk menawarkan dagangan. Saya kira setelah jadi KEK sudah enggak ada. Jujur saja agak malas sih ya dikerubutin gitu. Saya pernah coba kekeh ga beli dikerubutin terus, disarankan beli saja malah tambah banyak yang menawarkan. Dan itu 20 tahun lalu. Wkwkwk.

  10. Segeerr banget menikmati Pantai Kuta Mandalika sambil minum kelapa.
    Tapi lumayan menyala panasnya yaa..

    Pasir di Pantai Kuta Mandalika mashaAllaa~ memesona.
    Kuning dan beneran, keknya kudu ke Pantai Kuta Mandalika lagi deeh, ka Nanik.. tapi pake OOTD yang proper, hehehe..

    Uda sangat maju sekali sejak ada Sirkuit Mandalika yaa.. Karena ada fasilitas untuk wisatawan yang cukup lengkap.

  11. Ini namanya mana lagi nikmat yang kau dustakan, selagi bertugas bisa mampir mendadak keluyuran ke Mandalika. Bisa menikmati kelapa muda di pinggir pantai. Wah impian banget bagiku yang belum bisa ke sana. Terimakasih sudah menceritakannya di sini, ikut membayangkan gak apa-apa hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *