Akhirnya, saya menginjakkan kaki lagi di Ambon manise. Setelah 2 tahun tidak ke sini, awal Oktober 2024, saya kembali mendapatkan penugasan ke kota Ambon selama empat hari.
Baru dua hari di Ambon, sudah banyak sekali yang ingin saya ceritakan lewat tulisan. Tentang keindahan alamnya, suasana kota, masyarakat, dunia pendidikan, kuliner dan tentu saja tempat wisata.
Baiklah, kita mulai satu per satu ya. Kali ini saya mau cerita tentang kafe Carita.
Lokasi Kafe Carita Ambon
Kafe Carita terletak di jalan. Gn. Malintang, Hative Kecil, Sirimau, Ambon, Maluku. Kalau dari arah kota Ambon, sebelum melewati Jembatan Merah Putih (JMP), ambil arah menyimpang ke kanan. Lalu tak lama bakal ketemu jalan menanjak. Tanjakannya lumayan tinggi, dan sempit pula dengan beberapa tikungan tajam. Saya di ajak ke kafe Carita saat malam hari. Ngeri saya saat ada mobil dari arah berlawanan, jadi mesti cari sela jalan yang agak lebar, lalu menepi dan memberi kesempatan pada mobil dari arah berlawanan untuk lewat.
Kalau saya bilang, memang lokasinya di atas bukit. Konturnya kota Ambon tuh emang perbukitan sih, jadi rumah ataupun perkampungan di atas bukit sudah biasa. Kalau di Ambon tuh serasa healing setiap hari. Lihat teluk Ambon, yang bagi saya tetap aja saya menyebutnya laut, dengan airnya yang biru. Kemudian di belakangnya jajaran perbukitan ataupun pemukiman. Indah.
Walau bagi orang Ambon, saat saya bilang alam Ambon tuh indah banget, beberapa dari mereka mempertanyakan “Apa indahnya?… dimana indahnya?”
Yah, karena pemandangan itu yang mereka lihat sehari-hari sih ya. Sementara saya kan jarang lihat lautan. Di Malang, kalau mau ke pantai, mesti menempuh perjalanan jauh.
Balik lagi ke perjalanan menuju kafe Carita. Akhirnya mobil memasuki area pelataran rumah, lalu berhenti. Bener-bener halaman rumah, dan tak ada tanda-tanda bahwa rumah itu adalah cafe.
Ternyata bukan rumah itu yang kami tuju. Turun dari mobil, kami berjalan melewati jalan berbatu di samping rumah tersebut, lalu akhirnya nampaklah beberapa set meja kursi, beberapa petugas berseragam, dan juga papan tulisan nama kafe Carita.
Beneran Hidden gems deh, nggak nyangka ada Kafe di atas bukit, yang posisinya tersembunyi gini. Dan konon katanya, sering jadi tempat nongkrong kalau ada artis ataupun pejabat ibu kota yang datang ke Ambon.
Cafe Carita Ambon, Luas dan Nyaman
Kafenya luas, ada banyak pilihan tempat duduk, baik di area indoor maupun outdoor. Karena sore hari Ambon diguyur hujan lumayan deras, jadi kami memilih area indoor saja.
Kami memilih tempat duduk di area indoor, tapi bukan yang kursi sofa. Supaya nyaman saat makan, karena perut susah membungkuk kalau makan, jadi kami pilih kursi yang tinggi. Meja yang pas untuk 4 orang.
Seandainya lampu-lampu di jembatan merah putih menyala, pasti bagus banget pemandangannya terlihat dari carita cafe ini. Sayangnya, menurut info yang saya terima, sudah setahun lampu-lampu itu mati. Jadi kami hanya bisa melihat pemandangan lampu dari bangunan pemukiman yang ada di kota Ambon.
Sebelum menentukan pilihan, keliling dulu sambil berfoto di beberapa spot foto yang memang tersedia di situ.
Seandainya kami ke sana sore, katanya bagus banget karena nampak pemandangan air biru teluk Ambon, dan langit yang mengarah oranye kala menjelang matahari terbenam.
Menikmati Sajian Hidangan dan Lagu-Lagu Menawan
Puas berfoto, waktunya memesan makanan. Ada banyak pilihan menu yang ditawarkan di kafe Carita. Menu makan berat maupun camilan.
Karena sore sebelum ke Kafe Carita Ambon ini, saya bersama beberapa teman sudah makan di resto Walang, jadi malam ini, saya nggak pesan makanan berat. Cukup pisang goreng dan secangkir kopi saja. Tapi ternyata nggak cuma dipesankan pisang goreng, disertai sukun dan kasbi goreng juga.
Pisangnya adalah pisang raja yang masih setengah matang. Di tak terlalu tebal, tapi tak terlalu tipis juga, lalu di goreng tanpa tepung. Disajikan dengan sambal roa. Berbeda dengan saat menikmati pisang goreng Ternate, yang disajikan dengan sambal kacang, kacang goreng dan teri goreng.
Di Kafe Carita Ambon ini, sukun dan kasbi (singkong) goreng juga disajikan dengan sambal. Sambalnya sama dengan sambal untuk pisang goreng.
Ngobrol dan ngemil, sesekali menyeruput kopi, kami ditemani alunan suara merdu dari penyanyi di kafe Carita. Ada juga beberapa pengunjung yang turut menyumbangkan lagu. Tahu sendiri lah ya, di Ambon tuh banyak penduduknya yang suka dan pandai bernyanyi. Makanya sampai ada julukan Ambon city of music.
Di kafe Carita Ambon ini, setiap hari ada live music. Dan menurut informasi yang saya terima, kafe ini memang sengaja dibuat, salah satunya untuk mewadahi kegemaran bernyanyi warga Ambon, sehingga setiap hari ada live music.
Cukup lama kami berbincang dan menikmati suasana di Kafe Carita Ambon. Kalau tak ingat keesokan harinya saya harus bekerja, bisa jadi kami akan begadang hingga dini hari. Pukul 23.00 WIT, kami beranjak meninggalkan Kafe Carita. Saat kami pulang, masih banyak pengunjung di kafe.
Tutupnya jam berapa? Tergantung keramaian tamu di Kafe. Bisa tengah malam, bisa juga dini hari pukul 01.00
Baru tahu namanya kasbi itu singkong goreng.
Di Sumatera Selatan, singkong goreng kadang disebut kemplang, terutama yang diproses dengan cara digoreng hingga kering dan garing. Yang aneh di Bali tuh namanya Tiwu biasanya disajikan dengan sambal.
Nah konon ada sebutan “Pelecing” juga di neberapa daerah di Bali, ngga tahu deh bener apa engga
Lihat pisang goreng dimakan dengan sambal roa, kacang tanah goreng, teri goreng, beneran ingat sama Ternate dan Tidore. Dan semakin lengkap saat ditambahi dengan kehadiran kopi hitam. MashaAllah. Beneran surga dunia ya Mbak. Apalagi terus dapat bonus pemandangan yang indah seperti di depan Cafe Carita Ambon ini.
Emang kalau dalam posisi di bukit yang menghadap ke laut, pemandangannya akan maksimal saat menjelang senja atau ketika sunrise. Surga untuk motret juga itu.
Ah jadi kangen Ambon.
Mbak itu diperbukitan tapi kaya ngga ada yang pake swetaer apa ngga dingin mbak?
Apa karena dekat laut, ya?
Soalnya kalo di Medan perbukitan itu dingin bangeeet.
Liat suasana kafe yang bagian luar itu mirip banget sama penatapan di Berastagi Medan.
Tapi emang kayanya semua kafe di perbukitan punya dekorasi yang sama yaa terutama spot fotonya.
Beneran enak kalo santai2 di kafe seperti ini.
Btw, pantesan orang Ambon (Timur) bagus2 suaranya, difasilitasi sih hobinya meski hanya di kafe2. Kereen….
Menunya masih standar ya sebenarnya, hampir sama seperti kafe2 pada umumnya, harganya cukup terjangkau ya di kafe carita ambon. Sangat cocok di kantong dan apalagi di Ambon memang benar konturnya perbukitan. Saya ingat saat datang kesana untuk menghadiri acara yudisium PPG Dalam Jabatan, di Ternate, Maluku Utara.
Aduh tambah ngiri dengan Mbak Nanik yang udah berkali-kali Indonesia Timur, termasuk Ambon
penasaran banget pingin nyobain pisang dengan sambal
sambil nyeruput kopi hitam, duh nikmatnya
Cuss datng lagi kak pas sore hari.
Selain bisa lihat matahari terbit, pantainya bakalan mengesankan juga ya.
Asiknya pula menu-menu nya membuat lahap
Ada gorengan pisang, singkong, dan sukun. Wah! Saya langsung inget suami. Itu favorit dia semua hehehe. Kebayang sih kayaknya suami bakal betah kalau nongkrong di sini. Dikasih sambal roa bakal semakin nikmat.
Nyaman banget makan di Kafe Carita Ambon.
Karena medan perjalanannya menuju ke lokasi lumayan menantang, meskipun kemalaman, tetap bisa santai menikmati makanan tanpa harus terburu-buru karena fleksibilitas waktu tutup kafe.
Kasbi itu singkong yaa..
Tapi yang unik lainnya, pisang goreng dimakan sama sambal kacang, kacang goreng dan teri goreng. Wow.
Penasaran sama pemandangan waktu sorenya. Seru pasti ya mba selama perjalanannya. Di tambah lagi lokasi yang dituju ke atas perbukitan gini. Pemandangannya segerrr…
Di daerahku juga kalau cafe2 gini paling rame banget yang daerah2 perbukitan gini, apalagi kalau nuansa cafenya anak muda banget kadang sampe haru antri buat duduknya.
Liat pisang gorengnya yummy banget..
Wah, unik ya
Pisang goreng di makan sama sambal, aku belum pernah coba
Pisangnya biasanya g manis gitu ya mbak?
Sederhana yang penting sama siapa ke kafe carita ambon hihi…
Soalnya night viewnya indah banget itu..
Sayang banget kalo lonely ahahaha
aku paling suka kalau nongkrong ke cafe tuh yang bisa liat pemandangan jadi bisa berlama-lama, seperti di cafe ini coba liat aja tuh banyak banget pengunjungnya ya…