Ajarkan Lelakimu Pekerjaan Rumah Tangga

img_20170124_2051391

-Babang lagi asyik menikmati tugasnya mencuci piring-

Sekarang ini, tugas yang paling disukai oleh babang adalah mencuci piring. Biasanya dia akan mulai aksinya mencuci piring pada malam hari, setelah selesai makan malam. Dia sendiri yang mendeklarasikan bahwa mencuci piring saat malam itu adalah “pekerjaan paruh waktu” buat dia. Bagaimana dengan saat siang? Berhubung punya bayi lagi, kalau siang ada ART di rumah. Jadi kegiatan cuci piring, ART yang melakukan.

Saat awal-awal babang belajar cuci piring, saya akan menunggui. Mengarahkan dan mengingatkan sesekali. Memeriksa hasil cuciannya. Kini, saya sudah lepas tangan. Hasil cuciannya sudah bersih dan tak perlu diawasi lagi. Paling-paling dia minta saya duduk agak jauh, menemani dia di dapur, karena kadang di dapur ada tikus. Babang ini sangat takut pada tikus.

Ya, mencuci piring adalah salah satu pekerjaan dalam sebuah rumah tangga. Bukan hal tabu jika lelaki melakukan pekerjaan itu. Jika lelaki dan perempuan, keduanya bisa bekerja sama melakukan pekerjaan rumah tangga, maka tak ada lagi ungkapan yang sering beredar bahwa “seorang ibu di larang sakit”. Seorang ibu bukanlah orang yang bisa kebal terhadap serangan virus dan bakteri. Seorang ibu bukanlah robot yang tak bisa merasakan lelah lunglai. Nah, saat ibu kelelahan atau sakit dan butuh istirahat, anggota keluarga yang lain bisa menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang biasanya lebih banyak dilakukan kaum ibu. Mencuci, memasak, menyapu, mengepel, memandikan, menyuapi anak-anak biasa dilakukan oleh suami saya kala dia lihat saya butuh istirahat, atau saya terlihat repot mengurus anak-anak. Jadi, dunia nggak akan berakhir kala ibu sakit.

img_20160721_1132391

-Ngepel lantai setembok-temboknya-

Nah, supaya anak lelaki saya juga bisa terampil seperti bapaknya, kami harus mendidiknya sedari kecil. Menyapu, mengepel dan mencuci baju sudah bisa babang lakukan. Walau untuk kegiatan mengepel dan mencuci masih banyak sambil main-main air. Tak apa, emaknya ini yang kudu sabar membimbingnya.

Urusan dapur? Memotong sayuran, mencuci sayur/ikan/ayam biasa babang lakukan. Kalau mau minum teh atau susu, maka dia sendiri yang meraciknya. Dia juga yang merebus airnya. Iya, saya sudah mengajarinya untuk menghidupkan dan mematikan kompor. Awalnya dia takut. Takut kalau meledak dan juga takut kepanasan. Namun saya yakinkan dia, bahwa dia harus bisa menghidupkan dan mematikan kompor agar bisa membuat minuman hangat kapanpun dia mau tanpa harus minta tolong pada mamanya.

Menyeduh teh, sekalian kopi buat emaknya

Diantara sekian banyak kegiatan membantu emaknya, babang paling suka kalau dimintai tolong mengupas telur puyuh. Ngupasnya pelan-pelan, takut kalau hasilnya nggak mulus. Kalau hasilnya mulus, dia senang. Kalau nggak mulus, alias ada bagian telur yang ikut terkoyak, dia bakal lebih senang. Karena yang nggak mulus ini bisa langsu di ‘hap’ masuk mulutnya.

img_20150801_121235

-Mengupas telur puyuh, klo ada yang nggak mulus langsung masuk mulut-

Satu lagi pekerjaan dapur yang jarang saya lakukan. Memarut kelapa. Saya biasanya memilih menggunakan santan instan. Praktis hehehe…. Tapi kalau suami lagi pengen masak, biasanya dia beli kelapa sendiri. Di parut sendiri. Dia nggak tega lihat saya menggeliat-geliat saat memarut kelapa haha…

Nah, suatu kali suami beli kelapa banyak sekali. Nggak enak juga lah perasaan saya, udah dibelikan kelapa, masa saya masih juga pakai santan instan. Jadi beberapa kali memasak yang membutuhkan santan, saya pun “terpaksa” memarut kelapa. Suatu kali babang ingin mencoba juga memarut kelapa. Saya angsurkanlah parut dan wadahnya pada babang.

img_20161223_0817411

-Belajar memarut kelapa-

Srek… srek… mulailah dia memarut. Belum juga dapat seberapa, dia sudah menyerah. “wah rupanya memarut kelapa itu melelahkan ya…mama aja yang lanjutkan” hahaha…. ya nggak apa-apa nak. Yang penting kamu sudah mencoba. Besok-besok klo sudah lebih besar, dicoba lagi memarut kelapa ya….

Begitulah babang, mencoba melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga. Semoga semakin terampil. Bekal kayak gini akan sangat bermanfaat bagi kehidupannya kelak

Baca yang ini juga

25 thoughts on “Ajarkan Lelakimu Pekerjaan Rumah Tangga

  1. Mbaakk, saya setuju banget kalau anak sejak kecil kudu diajak mengerjakan pekerjaan rumah. Ternyata hal tersebut adalah anjuran dari sayyidina Ali. Selain itu juga practical life skill macam pekerjaan rumah jadi bekal kalau mereka nantinya merantau atau sudah berumah tangga. Jadinya dia mau suka rela membantu istrinya 😊

  2. Buat beberapa orang anak laki diperlakukan bak raja. Padahal nnti bisa gawat kalau berumah tangga ga mau bantu istrinya. Aku setuju kalo semua anak harus diajari skill dasar kaya begini mba

    1. buat bekal kalau suatu saat hidup diperantauan dan jadi anak kost ataupun numpang di rumah sodara

    1. Kalau dibiarkan bereksplorasi dan diberi kepercayaan sedari kecil, insyaallah jadi rajin. Kalau sering di larang, akhirnya nggak mau berinisiatif

  3. keren mbak anaknya sudah diajari melakukan pekerjaan rumah dari kecil. adik laki-laki saya termasuk yang tidak terlalu diajari mengerjakan pekerjaan rumah dan sekarang dia jadi susah banget diminta bantuan di rumah

  4. Beruntung nanti yang jadi istrinya, suaminya mau turun ke dapur dan bantu pekerjaan rumah tangga. Memang begitu seharusnya laki-laki. Jangan melulu dianggap sebagai raja yang nggak boleh atau tabu melakukan pekerjaan perempuan.

  5. iya, saat si suami ada waktu luang, ada kalanya ia harus membantu pekerjaan istrinya, apalagi saat si istri dalam keadaan repot ngurus anak misalnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *