Malang raya yang terdiri dari kota Malang, Kota Batu dan kabupaten Malang memiliki banyak wisata alam berupa air terjun. Salah satu air terjun yang pernah saya datangi bersama teman-teman kantor adalah air terjun Coban Rondo. Kami menuju Coban Rondo setelah puas menikmati pemandangan di sawah Pujon Kidul
Baca juga : Sawah Pujon Kidul Berhias, Wisatawan pun Datang
Wisata air terjun Coban Rondo terletak di Kota Batu, tepatnya di jalan Coban Rondo, desa Pandesari, Kecamatan Pujon. Kalau dari kota Malang, perjalanan sekitar 1 jam.
Tiket masuk 35 ribu/orang. Setiap pengunjung akan mendapatkan gelang sebagai tanda masuk ke area wisata Coban Rondo. Dari pintu masuk ke air terjunnya sendiri jaraknya masih sekitar 3 kilometer. Tapi tenang aja, jalannya sudah bagus kok, mobil bisa di bawa sampai area parkir yang berjarak sekitar 300 meter dengan air terjun. Di kiri kanan jalan dari pintu masuk ke area air terjun, banyak terdapat tanaman pinus.
Area wisata ini beroperasi mulai pukul 07.00 – 17.00. Jadi bisa banget kalau mau seharian menikmati keindahan alam disana.
Legenda Air Terjun Coban Rondo
Konon nama Coban Rondo ada asal usulnya. Seperti juga kebanyakan tempat di Jawa, ada kisah yang melatarbelakangi penamaan sebuah tempat. Kita biasa mengenalnya dengan nama legenda. Kisah yang entah memang benar, atau hanya karangan saja. Jika benar, entar memang asli seperti itu, atau sudah ditambahi dan dikurangi.
Menurut legenda, air terjun Coban Rondo berasal dari sepasang pengantin baru, yaitu Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi dengan Raden Baron Kusuma yang berasal dari Gunung Anjasmoro. Saat usia pernikahan mereka mencapai selapan (35 hari), Dewi Anjarwati mengajak suaminya untuk berkunjung ke Gunung Anjasmoro, bersilaturahmi dengan keluarga Raden Baron Kusuma. Orang tua Dewi Anjarwati melarang keduanya pergi, dengan alasan usia pernikahan mereka baru selapan, takut kalau terjadi sesuatu yang tidak baik dalam perjalanan mereka. Namun kedua bersikeras untuk berangkat.
Dalam perjalanan, mereka dihadang oleh Joko Lelono, yang terpikat oleh kecantikan Dewi Anjarwati. Perkelahian pun tak dapat dihindarkan antara Raden Baron Kusuma dan Joko Lelono. Sementara Dewi Anjarwati meninggalkan lokasi pertempuran dan menunggu suaminya dengan bersembunyi di Coban (air terjun). Namun ditunggu sampai lama, suaminya tak kunjung datang. Sejak saat itu air terjun tersebut dinamai Coban Rondo (air terjun janda).
Aneka Wahana Wisata dan Hiburan
Di kawasan wisata ini, pengunjung tidak hanya dapat melihat air terjun saja, karena kawasan ini juga dilengkapi berbagai permainan dan spot berfoto yang diharapkan membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di sana.
Wahana pertama yang kami kunjungi adalah taman labirin, yang letaknya tak jauh dari pintu utama yang sekaligus juga sebagai loket masuk kawasan wisata. Nggak perlu khawatir dengan kendaraan, karena tempat parkirnya cukup luas.
Taman labirin ini terbentuk dari tanaman bunga yang diatur pola penanamannya sedemikian rupa hingga membentuk jalur-jalur labirin yang dapat menyesatkan pengunjung yang memasukinya. Lumayan lama juga untuk bisa menemukan jalan keluar.
Dipintu masuk taman labirin, ada menara yang dapat digunakan untuk mengambil foto taman dari ketinggian. Dapat juga dimanfaatkan untuk memberikan panduan bagi pengunjung yang berada dan didalam labirin untuk menemukan jalan keluar.
Keluar dari taman labirin, kami mencari spot berfoto lain. Lumayan buat stok foto feed instagram hehehe…. Dan inilah beberapa foto kami di sana.
Setelah puas berganti tempat dan pose, kami memutuskan untuk sholat dhuhur terlebih dahulu. Ada mushola di dekat taman labirin. Musholanya bersih, tersedia mukena yang bersih dan wangi. Seneng deh kalau di tempat wisata gini musholanya bersih.
Walau tengah hari, jam 12 lewat dikit, tapi airnya dingin banget lho. Saat berwudhu jadi sambil begidik karena bersentuhan dengan air yang dingin.
Menuju Air Terjun
Puas berfoto dan sholat, kami kembali masuk ke mobil dan melanjutkan perjalanan menuju ke air terjun. Lokasi air terjun dari loket sekitar 3 km. Kalau jalan kaki lumayan juga, jadi kami putuskan naik kendaraan saja. Kendaraan yang kami bawa sendiri tentu saja. Kendaraan diparkir di area yang disediakan. Dari lokasi parkir ke air terjun berjarak kurang lebih 300 m. Turun dari kendaraan, langsung cari spot berfoto lagi.
Di dekat parkiran ini banyak warung kecil. Jadi kalau perut udah meronta dan nggak bawa bekal, bisa mampir makan dan minum di sini. Ada jagung bakar, pop mie, kacang rebus, aneka gorengan, aneka nasi. Harganya saya nggak tahu karena kami nggak mampir.
Saat perjalanan dari tempat parkir menuju ke air terjun, kita akan menjumpai banyak monyet di sekitar. Tak perlu takut dengan monyet-monyet itu, asal jangan menenteng makanan dalam kantong kresek, aman mereka akan cuek aja kita lewat. Kalau mau memberi makan monyet-monyet itu juga bisa, beli aja kacang rebus di warung dekat parkiran.
Di air terjun ini, pengunjung di larang mandi. Alirannya lumayan deras. Saat mendekat untuk berfoto, bebatuan di sekitar yang kami jadikan pijakan basah dan licin karena terkena hempasan air. Baju yang saya kenakan pun terkena percikan air. Percikan kecil sih, tapi kalau kelamaan di situ cari pose bagus, bisa basah juga
Ada papan larangan juga yang bertuliskan jika turun hujan, pengunjung dilarang mendekat ke arah air terjun. Karena bebatuannya pasti bakal tambah licin dan dikhawatirkan ada pengunjung yang jatuh terpeleset.
Waah nice info nih. Penasaran saya sama taman labirin. Trims for sharing Mbak.
Sama-sama mbak. Asyik lho uji nyali di taman labirin
Wah ini tempat pertama kali saya kenalan sama suami hehehe.
Oh ya mbak, mitosnya kalo pasangan pergi kesini bakal pisah. Denger ga?
Iya. Katanya ada mitos seperti itu.
coban rondo udh beda bgt ya skrg. dulu saya ksana blm ada taman labirin
iya, banyak wahana baru. Tentunya karena pengelola berharap jumlah pengunjung terus meningkat
Lumayan lengkap ya mba.. jadi nggak cuma menikmati air terjun aja, tapi bnyk wahana seru lainnya
iya, salah satu upaya pengelola untuk makin menarik minat pengunjung
asyikkk yach Mbak di tempat air terjunnya, ditempat saya ada kok seperti itu, klu tahun baru ramai ngk ketolongan.
ada labirinnya juga yach…. asyikkk tuch,,, bikin seru2an… heheh
hehehe… kalau tahun baru/hari libur saya memilih nggak liburan ke tempat wisata, males macet dan ramainya
Seperempat abad lalu ke air terjun imi Jeng…wah makin kece ada taman labirin juga photobooth jajar diamond cakep banget. Salam
Pengelolanya mengikuti minat pasar nggih bu
Halo mbak, asyik ya bisa foto pas tulisan Coban Rondo sepi. Saya sama anak2, cuma kebagian huruf tertentu aja, hihihi…
kami ke sana pas hari senin mbak, jadi nggak terlalu ramai
Wah coban rondo sekarang keren banget yaa… pernah kesana duluuuuu banget pas jaman kuliah adanya cuma air terjun doang…skr sdh byk wahana nya
iya mbak, pengelolanya mengikuti perkembangan jaman
Wah sekarang pakai gelang ya, pas tahun lalu ke sana gak sempat ke taman labirin. Kapan2 pengen ke sana lagi.
hehe..biar kekinian mbak
Skrg coban rondo udah bnyak spot cantik 🙂
cantik dan ganteng hehe…
Pengen banget dan penasaran buat ke tempat ini karena penasaran sama labirinnya. Sejak zaman kuliah banyak temenku yang udah pada kesini dan cerita soal keindahan Coban Rondo.
Semoga suatu saat bisa kesampaian ke sini mbak, biar ilang penasarannya
Keren ya, mbak ada labirinnya.
iya mbak
Nyesel banget pas ke malang batal ke coban rondo ini.. Padahal wkt itu aku sedang keliling jawa, dan udh di list semua air terjun yg mau aku datangin.. Termasuk coban rondo. Tp pas ke malang itu lg musim hujan dan beresiko kalo ke air terjun katanya 🙁 . Jd kita batal.. Kapan2 kalo ke malang lagi wajib aku cari air terjun ini 🙂
iya, ada papan peringatan disana, kalau pas turun hujan, kawasan air terjun di tutup, khawatir debit airnya tinggi dan membahayakn pengunjung
Ternyata coban Rondo gak sekedar air terjun aja ya kak Nanik. Ada juga ternyata spot permainan lain. Taman labirin itu unik juga kak. Kayak uji adrenalin nih masuk ke situ.
Rondo artinya wanita yang sudah menikah dan ditinggal pergi suaminya. Yups, jadi tahu legenda air terjun coban rondo…
Btw, melihat air terjun di coban rondo saya jadi ingat saat berkunjung ke tawangmangu yang disitu juga ada monyet-monyetnya. Selain itu, makan sate kelinci juga jadi favorite saya saat ke tawangmangu…
Hmmm, seru ya kak liburan ke air terjun, otak jadi fresh dan kinerja makin oke. Itu sepertinya kak Nanik bareng rekan kerja ya kak saat ke coban rondo?
Wah, kota Malang. Tahun anakku mau kuliah di Malang nih mba. Bisa jadi inceran wisata nih disana.
Bagus sekali spot2nya mbak, tapi itu suaminya yg perang dgn joko lelono meninggal ya mbak? Soalnya ditulis lama gak kembali, kasihan ya
Saya udah pernah ke siniiiiiii, indahhhhh banget. Tapi pas saya ke sana belum ada labirinya mba say. Seru sekali berarti sekarang ya, anak-anak pasti suka nih main kejar-kejaran di labirin.
Aduh, pengen juga jalan-jalan liburan, tapi saya maunya bersama keluarga ke Jogja, pulang kampung. Sekarang tinggal di Sulawesi Tenggara, jauh banget dari sana. Apalagi pakai prosedur yang lebih ribet, tidak kayak dulu.
Membaca tulisan ini, kita jadi bersyukur tinggal di Indonesia, pariwisatanya lebih bagus daripada negara lain. Sayangnya, masih banyak yang belum diolah dengan baik. Padahal, pariwisata termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Bisa menjadi PAD juga lho!
waktu ke malang 4 tahun lalu diinfokan sama google ada coba rondo.. tapi belum sempat nyoba mampir… dan setelah liat gambar2 diatas.. auto nyesel…etapi engga dech… jadi ada alasan untuk ke malang lagi….
Waaa.saya juga pernah ke sana. Termasuk ke labirinnya. Sayangnya, saya tidak sempat banyak foto atau menuliskannya. Maklum, dulu belum antusias ngeblog. Hehe..keren nih perjalanannya.. Kisahnya punn jadi legenda. hehe…
labirin lucu banget, aku belum pernah ngenain labirin besar begini ke anak. jadi pengen coba
bagus banget air terjun coban rondo dan saya tertarik adanya labirin haha walaupun gak luas tapi lumayan bagus ya
Memiliki banyak wahana bermain serta pemandangan yg masih asri, air terjun coban Rondo pasti sangat diminati wisatawan. Ditambah lagi tarif masuk yg cukup murah menjadi daya tarik wisatawan
Lumayan menarik sih tempatnya. Apalagi labirinnya itu. Gak heran kalau tiketnya pun agak mahal ya untuk sebuah air terjun.