Aku siap menyambut PSBB Jawa bali, 11 – 25 Januari 2021. Yah memangnya aku bisa apa selain mempersiapkan diri menyambut diberlakukannya kebijakan ini. Kebijakan yang pastinya telah melalui pertimbangan yang panjang dan matang dari para pengambil keputusan di jajaran pemerintahan negara kita.
Pertimbangan Pemberlakuan PSBB Jawa-Bali
Keputusan pemberlakuan PSBB Jawa-Bali selama 15 hari ini diumumkan pada Rabu, 6 Januari 2021 oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan
Yah, kalau lihat running text di TV memang setiap hari, jumlah yang terpapar covid-19 bukannya berkurang, malah semakin banyak. Di kantor saya juga ada beberapa orang yang dinyatakan positif covid-19 setelah melakukan swab test.
Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa ada 4 pertimbangan diberlakukannya PSBB di Jawa-Bali, yaitu :
- angka kematian di daerah berada di atas rata-rata angka kematian nasional, yaitu di atas 3%
- angka kesembuhan pasien covid-19 di daerah di bawah rata-rata nasional, yaitu dibawah 82%
- kasus aktif di daerah di atas rata-rata nasional, yaitu 14%
- keterisian rumah sakit untuk ICU dan ruang isolasi diatas 70%
Itulah 4 pertimbangan untuk menetapkan pemberlakuan PSBB suatu daerah di wilayah Jawa-Bali. Berdasarkan ke empat pertimbangan itu, Malang Raya termasuk daerah yang akan diberlakukan PSBB. Saya berdomisili di wilayah ini. Tinggal di wilayah Kabupaten Malang, sementara kantor ada di wilayah Kota Malang.
Beberapa rumah sakit rujukan covid-19 di Malang memang sudah kewalahan menangani pasien covid-19. Bahkan sudah mulai menolak pasien baru. Teman sekantor yang kena covid dan menunjukkan gejala pun ditolak masuk ke rumah sakit. Hingga pejabat di kantor harus turun tangan dengan mengontak salah satu pejabat di satgas penangan covid kota Malang. Akhirnya bisa dikirim ambulans dan teman saya itu bisa mendapat kamar di rumah sakit pemerintah.
Sayangnya, setelah berjuang selama 2 minggu di rumah sakit, teman saya itu tak bisa bertahan dan meninggal. Inilah kasus pertama yang terjadi di kantor. Semoga cukup satu ini saja.
Daerah-daerah lain yang akan diberlakukan PSBB dapat dilihat di infografis berikut ini.
Kembali Menunda Rencana Piknik
Pemberlakuan PSBB Jawa-Bali ini tentu saja untuk mencegah dan menekan penularan virus covid-19 seminimal mungkin. Karena usai liburan Natal dan Tahun baru kemarin, jumlah yang terpapar covid-19 memang malah meningkat jumlahnya.
Libur Natal dan Tahun Baru, kami memang nggak kemana-mana. Udah kebayang tempat wisata bakal rame oleh pengunjung yang udah mulai bosan di rumah terus.
Saya dan anak-anak merencanakan untuk mengunjungi Cimory Dairyland yang ada di Prigen, Pasuruan pada bulan Januari ini. Semula pertimbangannya adalah sudah bukan masa liburan, dan kami akan ke sana saat hari kerja, saat saya jatah WFH. Sehingga, mudah-mudahan pengunjung tak terlalu banyak. Tentu saja harus dengan menerapkan protokol kesehatan.
Namun rencana ini masih harus kami tunda. Menyimak berita dan mendapati kenyataan bahwa jumlah yang terpapar covid-19 makin banyak, kami memutuskan mengambil jalur aman saja. Menunda dan menahan keinginan untuk piknik.
Untungnya anak-anak bisa ngerti kondisinya, apalagi seminggu yang lalu ada juga teman kantor yang meninggal setelah 2 minggu di rawat di RS karena terpapar covid-19. Makin mempermudah memberi penjelasan pada mereka, bahwa memang sebaiknya kami menunda dulu keinginan untuk piknik.
Persiapan Menjalani PSBB Jawa-Bali
Sebenarnya tak ada persiapan khusus saya dalam menyambut pemberlakuan PSBB Jawa-bali 11-25 Januari nanti. Karena memang anak-anak juga sudah terbiasa di rumah saja selama ini.
- Pemberlakuan 75% WFH. Saya pegawai instansi pusat yang kantornya ada di daerah. Sejak pertengahan Desember 2020 sudah memberlakukan 30% WFO dan 70% WFH bagi karyawannya. Dalam seminggu saya hanya 2 hari ke kantor. Kalau mau di tambah jadi 75% WFH, tinggal nunggu manajemen di kantor saya membuat pengaturan jadwalnya lagi
- Belajar-mengajar daring. Anak-anak memang tidak bersekolah formal, jadi untuk point 2 ini tak ada masalah. Instansi saya biasa melakukan pelatihan untuk guru SMK dan sejak pertengahan 2020, pelatihan sudah dialihkan ke moda daring.
- Kebutuhan pokok dan jam operasional pusat perbelanjaan sampai pukul 19.00. Saya sudah membiasakan anak-anak bahwa sebelum maghrib, kami sudah harus di rumah. Nggak ada acara keluar rumah setelah maghrib. Urusan belanja kebutuhan pokok bisa dilakukan siang hari.
- Dine in tempat makan maksimal 25%. Kami ini orang rumahan, terbiasa makan masakan rumah. Jadi nggak ngaruh ada pembatasan seperti ini. Kalau sesekali pengen pengen jajan, bisa pesan lewat aplikasi online.
- Stok beras, minyak, gula, kopi, camilan aman. Kalau habis bisa ke grosiran di dekat rumah. Tadi sudah nanya, tukang sayur langganan, katanya dia tetap jualan seperti biasa. Jadi masalah sayur dan lauk juga aman.
Secara umum, keluarga saya siap jika nanti diberlakukan PSBB Jawa-Bali. Semoga dengan pemberlakuan PSBB Jawa-Bali ini, tingkat penyebaran virus covid-19 bisa benar-benar di tekan. Semoga kita semua sehat dan pandemi ini segera berlalu.
Hah, baru sekarang PSBB nya mbak Nanik? Kalau di Tangerang, ini ngeri ngeri sedap, karena kelamaan di PSBB akhirnya sebagian udah cuek bebek gitu,
nah saya dan keluarga masih berusaha keras untuk TIDAK MENGABAIKAN PROKES sih, dengan tujuan tetangga pada lihat dan ikutan
semoga lancar ya mbak selama PSBB
Ikut berduka untuk temannya Mbak Nanik, semoga itu yang terakhir dan semua sehat selalu ya
PSBB Jawa Bali memang perlu ada, tapi mesti diikuti kepatuhan masyarakat ya.
Saya pun sama selama liburan sekolah di rumah aja, cuma pergi makan keluar dua kali itupun ke tempat dekat rumah yang biasa juga enggak rame banget. Traveling ditunda dulu, lebih aman di rumah saja untuk keselamatan bersama.
Aamiin, semoga pandemi lekas pergi dan semua membaik kembali
Kalau saya sih setuju aja sama PSBB. Udah terbiasa juga karena di Jakarta kan PSBB terus.
Sebetulnya harapan saya lebih kepada kepatuhan masyarakat dan ketegasan pemerintah. Kalau masih ada yang belum patuh prokes, dikasih tindakan lebih tegas lagi. Susah juga kalau masyarakatnya masih banyak yang gak patuh. Begitu PSBB selesai, bisa-bisa bakal berulang lagi kejadian yang sama
di Jakarta rasanya PSBB memang tidak pernah berhenti mba, selalu diperpanjang dan kita pun insa Allah terbiasa dengan Prokes. Malah harus makin disiplin yaaa
Perasaan udah campur aduk deh, dikampung kami kemarin ada yang meninggal statusnya + Covid, keluarganya kekeuh anggap itu bukan Covid. Dan orang² yang + lainnya pun kebanyakan koar² kalau mereka dicovidkan. Terlalu banyak orang yang tidak percaya sama Covid ini… ðŸ˜
Duh memang dari 9 bulan lalu kami di rumah saja ngga pernah keluar huhu, jadi nggak ada persiapan khusus sih…menjalani yang sudah ada..berusaha menjaga kesehatan dan kebahagiaan anak-anak biar nggak down di rumah terus…hwaiting!
Yap, semogaaaa dgn PSBB yg konsisten ini bisa menurunkan jumlah penderita covid ya
Sedih bgt dgn angka covid yg naik2 ke puncak gunung
Siap gak siap, kita harus siap ya mba.
Kok sama mba, aku jg berencana mau melakukan perjalanan wisata sama anak² setelah Nataru ini, eh ternyata angka poditif semakin naik ditambah PPKM pula, jadi diurungkan deh niatnya. Kupikir ini masa yg aman, ternyata salah ya.
Tahan² dulu deh mba utk kegiatan yg sifatnya tersier ya. Demi kesehatan diri dan oranglain juga.
Saya tuh merasa skeptis dengan PSBB
Soalnya masyarakatnya kepala batu
Saya yang punya balita beneran stress mau ajak jalan ke taman saja was-was minta ampun
Kenapa sih ya orang kok ga takut malah jadi dosa karena menulari orang tanpa sadar
Mau gak mau kita harus bisa menyesuaikan dengan kondisi saat ini, ya, Mbak. Demi kepentingan bersama kita harus mematuhi aturan dari pemerintah. Semoga pandemi bisa segera berlalu
Semoga PSBB kali ini bisa berjalan efektif ya mba dan bisa memutus mata rantai penularan. Dan semoga situasi menjadi lebih baik setelah ini… Meski harus menunda beberapa hal tak mengapalah asal aman…
Ya Allah, sedih sekali memang.
Indonesia datanya meningkat terus, terutama pasca liburan ini.
Semoga Allah jaga kita dan keluarga dari wabah penyakit.
Jogja agak aneh nih mb, soalnya yg psbb cuma sleman dan gunung kidul sedangkan Bantul dan kota Jogja ga psbb
Iya, mau ga mau kita harus siap dengan pemberlakuan PSBB gini. Sedih deh angka paparan virus ini tak juga menurun dari hari ke hari. Semoga aja masyarakat makin peduli dengan kesehatan, bersedia mengikuti prokes yang sudah ditetapkan.
Kalau keadaannya sudah begini, mau tidak mau masyarakat harus disiplin sama diri sendiri ya, Mbak. Sebab percuma kalau peraturan PSBB diberlakukan, tapi masyarakat di bawah seakan acuh tak acuh
Kayaknya kemarin itu udah PSBB ya, ini PSBB apa lagi ya mba. Maklum sekarang kayaknya apa2 udh dibatasi demi tidak meningkatkan jumlah positif corona ya. Mari kita dukung.
Surabaya juga mulai PSBB lagi nih mbak. Semoga tidak menghambat jalannya aktivitas kita semua ya
Semua memang harus menahan diri demi mencegah penyebaran covid 19 ini. Anjuran pemerintah untuk psbb baikknya dipatuhi semua orang
PSBB Jawa Bali ini menuai pro dan kontra di masyarakat. Hampir semua pedagang makanan pinggir jalan di sekitar rumahku, menolak adanya PSBB ini dg beragam alasan. Yah, gimana, mereka menggantungkan kebutuhan sehari2 dari jualan. Tapi kita memang harus fokus solusi. Bagaimana pun semua demi kebaikan bersama. Semoga semua dimudahkan ya ka hiks.
Innalillahi wa innailaihi rojiun untuk teman sekantor ya Mbak. Bandung mah udah bolak-balik PSBB, diperpanjang lagi diperpanjang lagi. Trenyuhnya di kantor ada aja yg keukeuh itu konspirasi. Cape deeeh…punya temen kayak gitu…
Semoga dengan adanya PSBB jawa-Bali ini bisa menekan angka pasien covid ya mbak. Memang sebaiknya kalau untuk piknik sekarang harus ditahan dulu. APalagi serem pas liburan natal dan tahun baru kemarin, duh tempat wisata penuh. kalau kami memilih di rumah aja deh.
Masih seputar corona yang belum selesai, meskipun vaksinasi sudah di depan mata. Daerah-daerah perkotaan memang tidak bisa dimungkiri tinggi kasus coronanya karena penduduknya yang sudah terlanjur padat. Selain itu, menawarkan fasilitas dan tempat wisata misalnya yang menarik pendatang untuk ikut masuk. Apalagi sektor wisata adalah termasuk primadona bagi pemasukan daerah.
Akan tetapi, demi pandemi yang harus segera selesai, tahan dulu! Sabar dulu. Semoga pandemi ini cepat berlalu.
Belum kelihatan tanda-tanda bakal menurunnya grafik kasus terinfeksi korona setiap hari. Hari ini saja masih berkisar di angka delapan ribu. Ngeri-ngeri sedap memang, Mbak. Kebijakan pembatasan semestinya juga diterapkan di berbagai daerah yang menjulang grafiknya. Di tempat saya, akhir tahun kemarin saja berseliweran pelat mobil luar daerah. Kunjungan tempat wisata membeludak. Perilaku masyarakat seakan tidak di masa pandemi.
Alhamdulillah di provinsiku Lampung belum ada himbauan untuk PSBB besar2n gini. Ya walaupun masih JAWA-BALI, tetaplah saya sebagai WNI harus sadar diri dan tetap mematuhi protokol kesehatan yang diwanti2 oleh pemerintah pusat. Thanks infonya ya mbak 🙂
Siap gak siap harus siap ya Mbak… dan terpaksa dehh rencana piknik diundur lagi. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan dulu. Liburan bisa kapan aja kl sehat mah ke mana aja bs ya. Sehat selalu Mbak Nanik sekeluarga…
saya pun juga punya rencana piknik ke Magelang mbak, tapi karena pandemi sampai tahun baru ini juga tetap ditunda. PSBB Jawa Bali semoga tidak semengerikan saat PSBB pertama kali di Surabaya, yang dimana cek point bikin antrian sepeda motor mengular, hiks. Semoga kita semua sehat selalu ya mba, insyaAllah PSBB untuk kebaikan kita semua
Pemberlakuan PSBB Jawa Bali ini sebagai upaya mencegah tersebarnya virus yg semakin masif ini ya mbak setuju banget aku sih karena rasanya udah tahunan ga selesai2 pandemi ini ..semoga dapat dipatuhi semua masyarakat deh ya
Memang dilematis ini PSBB, di satu sisi mencegah penyebaran covid19, di sisi lainnya membuat pelaku usaha UMKM ketar-ketir, duh semoga pandemi ini segera berakhir. Salam kenal ya kak.