Masih banyak kisah tentang Famtrip Palembang 2020 yang belum dituliskan, kali ini saya mau cerita tentang welcome dinner yang dilaksanakan di Kedai tiga Nyonya yang terletak di Jl. Supeno no. 06 A, Palembang. Inilah kisah saya saat melongok keunikan interior kedai tiga nyonya di Palembang
Menurut informasi yang saya terima, Kedai Tiga Nyonya ini bangunannya berlantai 2, berbentuk limas, semua bahannya terbuat dari kayu. Sayangnya kami ke sana di malam hari, dan penerangan di sekitar bangunan tidak begitu terang, sehingga tak bisa melihat detail bangunannya.
Bagitu sampai di kedai, kami langsung di persilakan untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Menu makan utama, nasi dan beberapa macam lauk, camilan dan juga menu khas Palembang yaitu tekwan.
Tekwan adalah penganan khas Palembang, sebenarnya pempek, yang dibentuk berupa bulatan kecil-kecil, dan disajikan dalam kuah udang dengan rasa yang khas. Sebagai pelengkap tekwan ada mie soun, irisan bengkoang dan jamur kuping, serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng. Menurut pemandu, tekwan berasal dari kata “Berkotek Samo Kawan”, yang dalam bahasa Palembang artinya duduk mengobrol bersama teman.
Saya tak begitu suka taburan seledri maupun bawang goreng, jadi saya pakai mie soun dan sambal cabe hijau saja sebagai tambahan.
Tentang Kedai Tiga Nyonya Palembang
Kedai Tiga Nyonya, bukanlah menggambarkan tiga orang perempuan yang berkolaborasi membuat warung makan. Tiga nyonya mengandung makna bahwa rumah makan ini ingin memadukan budaya Indonesia, Belanda dan Tionghoa dalam menu makanan yang disajikan.
Kedai Tiga Nyonya Palembang menghadirkan konsep zaman dulu khas dari pemiliknya, Lucianty Pahri. Restoran dengan konsep rumahan ini di buka pada 2 April 2015. Restoran ini memiliki dua private room, satu ruang VIP dan ruang besar yang cukup menampung 150 orang.
Di ruang makan ini banyak sekali pernak-pernik koleksi barang-barang jadul antara lain rantang, termos, lampu-lampu, jam, mesin jahit dan banyak lagi.
Apa menu makan malam kami di sana? Udah saya sebutkan diatas ya, ada makan prasmanan yang terdiri dari nasi beserta sayur dan lauknya (nggak sempat ngambil foto makanan utama), kue-kue dan juga tekwan.
Menu makannya khas mana? Hihi… entahlah, karena menurut saya menu makannya biasa dan bisa ditemui di mana saja, maka bolehlah saya bilang kalau menu makannya adalah mengikuti budaya Indonesia.
Satu yang saya sayangkan untuk resto sebesar ini, yaitu tekwan nya disajikan dalam mangkok plastik, sendoknya pun sendok plastik
Tarian Sambut Palembang Darussalam yang Menawan
Usai makan malam, baru deh acara resmi dibuka dengan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu lanjut dengan tarian Sambut Palembang Darussalam untuk menyambut para tamu yang telah datang dari jauh. Tarian ini mencerminkan kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam tempo dulu.
Penari yang ditengah membawa sebuah kotak yang berisi daun sirih. Di akhir tarian, daun sirih ini akan diserahkan pada para tamu. Tamu dipersilakan mengambil selembar daun sirih dan mengunyahnya. Malam itu, yang kebagian dihampiri penari dan mengambil daun sirih adalah blogger dari Malaysia.
Koleksi Barang Antik di Lantai 2
Selesai acara ramah tamah, kami dipersilakan untuk naik ke lantai 2. Di lantai 2 ini tidak ada tempat makannya. Lantai 2 khusus untuk memajang koleksi barang-barang antik yang dimiliki oleh pemilik kedai. Tidak setiap saat lantai 2 ini di buka untuk umum, hanya pada saat-saat tertentu saja. Misalnya ada rombongan tamu khusus yang berkunjung ke Palembang. Jadi beruntung sekali kami bisa masuk ke sini.
Begitu masuk ruangan, di kiri kanan terdapat meja dan kursi kuno, ada larangan untuk mendudukinya. Ada toples-toples kaca di meja. Bentuk toples yang mengingatkan masa kecil saya. Nenek saya dulu memiliki banyak toples seperti itu. Kini, entah ada di mana.
Berbagai macam hiasan dari keramik diletakkan bagian pinggir ruangan. Tertata rapi di atas meja. Sebagian ada di dalam lemari kaca. Ada juga yang ditempelkan di dinding kayu.
Piring berbagai ukuran, ayam-ayaman, bahkan juga tempat air minum. Motif lukisannya ada banyak. Warna warninya juga.
Banyak sekali kan koleksi barang antiknya. Sayangnya tak banyak keterangan yang bisa diperoleh dari koleksi barang antik yang di pajang disitu. Tak ada papan keterangan maupun pemandu yang menjelaskan. Mungkin karena ini koleksi pribadi dan tak setiap saat dibuka untuk masyarakat umum
Demikianlah cerita tentang kedai tiga nyonya, Palembang. Semoga ke depan pengelolaannya lebih bagus lagi. Barang-barang antik itu bisa menjadi sumber belajar bagi generasi muda, sayang sekali jika hanya jadi pajangan di lantai 2
wah aku orang Palembang belum mampir nih kesini haha, jadi pengen mampir pas mudik nanti
Seruuu banget FamTrip yaaaa. Menu2 juga menggiurkan, dekornya warbiyasaaakkk seneng banget deh lihat yg vintage gini 🙂
Nah sama mba kukira tadi nebak pasti yang punya merupakan kolaborasi 3 nyonya taunya malah 3 budaya ya hehehhe mantep ini mba konsepnya
Aku senang loh mba datang ke tempat makan yang ada historis dan hingga kini masih dipertahankan 🙂
Semoga nanti kalau aku ke Palembang akubisa mampir ke tempat ini, suka aku sama design interiornya…jadi tak hanya menikmati kelezatan pempek dan tekwan tapi juga menikmati pajangan benda-benda unik, hehehhe
variasi menu makan di Kedai Tiga Nyonya Palembang lengkap ya… trus didukung juga sama interiornya
Berasa kayak lagi di rumah zaman dulu, ya. Suka dengan jendela-jendelanya yang berwarna biru. Penasaran juga sama rasa makanannya
Piring-piring antik yang dipajang mengingatkanku sama yang ada di rumah Ibu.
Kami dulu pernah 20 tahun tinggal di tanah Sumatera, walau Babe rahimahullah sering pindah tugas, Ibu sampai sekarang masih mengoleksi barang-barang khas Sumatera.
Sungguh senang bisa melihat langsung budaya Palembang yang indah dan mencicip langsung kuliner di sana.
jadi pengen makan tekwan abis baca ini, hihi.
asyik banget bisa liat koleksi barang antik. itu galon jadul kalo dah abis lumayan repot juga ya ngisinya (dibahas wkwkk)
Kalau makan relatif ya. Lebih suka barang-barang antiknya. Sekarang kan udah jarang yang punya kaya gitu
Penampakan dari depan bangunan Kedai Tiga Nyonya aja udah cantik ya mbak. Aku jadi nyesel gak kemana-mana waktu mampir di Palembang. Kecapekan sih dan karena di rumah mbakku juga disediakan makanan khas Palembang jadi mager deh. Asik nih yang ikut famtrip disuguhi kuliner dan kekayaan budayanya yang kereeen
Di Jogja dulu juga ada kedai tiga nyonya ini.
Menyajikan menu-menu peranakan yang lezat. Dulu pernah nyobain nasi lemaknya. Enaak..
Tiga Nyonya juga ada di Palembang toh, aku senang soalnya dengan masakan Tiga Nyonya tapi yang di Jakarta.
Wah, unik ya kedainya. Banyak barang-barang yang unik juga. Vintage nan menarik. Udah jarang deh kedai yang mempertahankan unsur tradisional seperti ini di tengah membanjirnya kedai-kedai modern berlabel Instagramable.
Interior Kedai Tiga Nyonya Palembang memang unik ya. Ruangannya luas dan banyak koleksi barang antik yang bisa diamati. Asyiknya bisa makan pempek dan tekwan di tengah-tengah ruangan yang unik
Ih, sama loh mbak, saya juga enggak suka seledri dan bawang goreng, kalau difoto jadi kurang cantik, karens polos, hihihi…
Pengen main ke Palembang tahun ini. Ada banyak tempat keren di Sana. Aku tertarik banget pengen mampir
Wah.. Ini di palembang ya. Baru tau loh aku. Gak pernah ke palembang jg sih. Wkwk.. Cm mama prnh ke palembang n mungkin bs minta bawain makanannya jg kalo kesana lg. .
Keren idenya ya. Menggabungkan tiga kebudayaan ke dalam satu restoran yang dapat mewakili penghuni atau warga Palembang itu sendiri.
Wah ngangenin deh Palembang, pengen banget bisa ke sini, rumah makannya heritage banget ya, perabotan dan pasangannya unik dan kelihatan antik..
Jadi pengin ke Palémbang juga nih suatu hari nanti. Dari kemarin baca Palémbang melulu di blog Mbak Nanik
Kedai nyonya, sepertinya Salah satu bangunan heritage ya mbak. Koleksi barang-barang keramiknya unik dan pastinya limited edition itu ya
Unik tempat nya ya. Ada barang antik dan sajian makanan 3 negara. Disambut dengan tarian. Pingin kesana…
Unik nich… ga hanya nuansa resto yang disajikan … ada juga budaya daerah yang ditampilkan plus barang2 antiknya
Jadi penasaran pengen ke Kedai Tiga Nyonya ini. Apalagi pengen liat koleksi antik di lantai 2 yang gak bisa diliat di sembarang waktu. Untuk tempat makannya juga jadi ngiler liat makanan-makanan yang disediain
Wah ada tekwan! Saya penggemar tekwan soalnya tapi baru tahu kalau tekwan itu singkatan dari berkotek samo kawan 😆.
Tempatnya bagus banget dan kental akan budaya. Semoga nanti ada kesempatan ke sana.
What’s ternyata ya berkotek samo kawan itulah tekwan ..dan kedai tiga nyonya itu ternyata perpaduan 3 budaya bukan 3 kakak adik ataupun 3 diva hehehehe, nice infonya kak
Ini kedai kok keren banget ya, sampai ada koleksi barang antik di lantai 2. Bisa kulineran sekaligus wisata semacam museum mah ini
iya mbak, menjual menu dan juga suasana vintage
Wah cakep nih tempatnya, penasaran gimana aslinya
Belum pernah ke Palembang sih, tapi ini jadi masuk daftar wishlist 😆
Semoga suatu saat bisa ke Palembang ya, Mbak
Kedai yang unik, bagaikan musium banyak dengan barang-barang antik. Namun, seperti penulis tuliskan diblognya tidak adanya keterangan dari koleksi tersebut.
iya, semoga ke depan dilengkapi dengan keterangan tentang barang-barang antik itu
Waduh jadi kangen Palembang nih …secara saya pernah tinggal sepuluh tahun di sana..pasti sudah banyak kemajuan ya sekarang apalagi sdh ada LRT…dan kuliner Palembang MasyaAllah maknyuss tiada tara..ahh jadi pengen makan pempek nih..
Disambut dengan tarian sambutan Palembang seneng banget dech,apalagi bisa icip-icip masakan nya, kan Palembang udah terkenal dengan makanan nya.
Kapan kesana lagi,kabarin aku biar kesana bareng. Mau ikut juga biar bisa mampir ke Kedai Tiga Nyonya Palembang.
banyak fasilitasnya. selain kita berwisata, juga bisa mempelajari budaya. semoga bisa ke sana
Konsep interior kedai seperti di atas sekarang banyak diterapkan oleh desa-desa wisata. Bahkan, ada beberapa desa wisata yang khusus mengusung interior jadul. Uniknya, Kedai-kedai tersebut banyak sekali pengunjungnya diakhir pekan. Bisa jadi, orang sekarang mulai suka dengan konsep-konsep lama dan merindukannya.
Itu kedainya sepertinya besar sekali ya Mba?
Makan yang tidak hanya sekedar makan kalau ke sini mahhh. Sudah tempatnya bersih, besar, dan bisa menyaksikan koleksi barang antiknya. Membantu menyenangkan hati dan pikiran
Plot twist banget ini nama kedainya. 3 nyonya, pasti dikira pemiliknya ada 3 orang. Btw tempatnya keren dan unik banget.
Di Kedai ini tidak hanya kita dapat menikmati makanan dan minuman saja, ternyata kita juga disuguhkan dengan kesenian tari tradisional. ditambah lagi interior dari bangunannya yang sangat unik, Kayaknya kalo saya yang berada di situ, gak mau segera angkat kaki deh…
Wah keunikan interior kedai tiga nyonya terlihat dari berbagai bahan keramik, atau guci2 dan pajangan keramik kecil2 ya kak, serta piring2 ya kak. Btw seru juga ya kak famtripnya.
Nuansanya membawa pengunjung ke peradaban Melayu klasik ya, megah dan eksotik. Seru tuh, sambil makan juga bisa menikmati ruangan yang bagus di Tiga Nyonya.
Suka sama piring – piring keramiknya, bagus yah. Duh jadi ingin berada langsung di Tiga Nyonya ini deh.
wow interiornya sungguh kerena banget, barang”nya juga langkah dan mahal pastinya barang antik ini harus di jaga,, pengen ke kedai tiga nyonya
waaaaaaaa kedainya dipandang dri luar aja udah menarik bgt mbak.. njawani sekalii yaaaa,, padahal ini palembang
wahhh keren juga konsep interiornya, tempatnya juga cukup luas, jadi cocok untuk yang datang dengan rombongan