Menjelang pukul 12 malam saat saya sampai di hotel Grandhika, Medan. Malam sebelumnya, saya ada kegiatan dan menginap di daerah Helvetia bersama 4 orang teman dari kantor. Malam ini kami bergeser ke hotel Grandhika, untuk bergabung dengan teman-teman dari Malang, yang juga sedang ada kegiatan berbeda di Medan. Rencananya besok kami akan menuju Parapat.
Setelah bilang ke resepsionis darimana kami berasal, dimintai kartu identitas, akhirnya kami diberikan kunci kamar masing-masing. Resepsionis juga menawarkan untuk morning call, jadilah kami minta untuk dibangunkan pukul 03.30. Urusan kamar beres, kami pun menuju kamar masing-masing.
Masuk kamar, tak sempat foto-foto kamarnya, langsung ke kamar mandi untuk cuci muka. Lalu berganti pakaian dan bersiap tidur. Sebelum tidur, tak lupa cek handphone.
Alhamdulillah ada berita gembira. Jadi rencana awalnya rombongan kami akan menuju Parapat pada pukul 04.00 dini hari. Tapi update info terbaru, rombongan akan berangkat pukul 05.15, seusai sholat subuh. Saya sebut berita gembira, karena mundurnya waktu keberangkatan itu, artinya saya punya waktu lebih banyak untuk tidur malam ini.
Perjalanan Menuju Parapat
Pukul 05.10 saya sudah siap di lobby, dengan badan dan muka segar. Sudah mandi dan sholat subuh, ditambah cukup istirahat semalam, membuat saya siap untuk bertualang hari ini. Info awal yang saya terima, perjalanan dari Medan ke Parapat membutuhkan waktu sekitar 4 jam.
Satu persatu teman seperjalanan pun menuju lobby. Pukul 05.15, kami lalu saling menghitung dan mengecek, siapa yang belum siap. Lah ada satu teman yang belum kelihatan. Beberapa teman mencoba menelpon ke handphonenya, tak ada jawaban. Akhirnya minta tolong resepsionis untuk menelpon ke kamarnya. Alhamdulillah bisa tersambung, dan dia baru bangun tidur!

Jadilah kami menunggu. Dan ternyata penyebab keterlambatan kami berangkat tepat waktu, bukan cuma masalah di satu teman tadi, tapi di masalah kendaraan juga. Jadi kami rombongan kami menyewa 3 mobil ( 1 Hi Ace dan 2 Innova) , yang 2 sudah standby di depan hotel, sementara yang satu juga belum nampak.
Rencana berangkat pukul 05.15, karena ada masalah tadi, jadinya pukul 06.15 kami baru berangkat meninggalkan hotel Grandhika menuju Parapat.
Perjalanan dari kota Medan, melewati jalan Tol hingga Tebing Tinggi, setelah itu mulai melewati jalan bukan tol. Ada banyak perkebunan sawit dan karet yang kami lewati. Begitu sopir mengatakan bahwa sebentar lagi akan memasuki jalan yang berkelok-kelok, saya segera mengatur duduk, memakai masker, memejamkan mata dan berusaha untuk tidur. Ini adalah upaya untuk menghindari mabuk perjalanan.
Sampai di Pantai Bebas
Saya terbangun saat merasa ada yang mencolek tangan saya. Membuka mata dan menoleh ke arah kanan, nampak ada genangan air tak jauh di sisi jalan yang kami lewati. Oh, sudah hampir sampai kah?
Tak lama setelah saya terbangun, sopir memelankan laju kendaraan, hingga terlihat beberapa mobil terparkir di pinggir jalan. Kami pun lalu berhenti di situ. Dari papan nama yang nampak, tertulis area itu bernama Pantai Bebas.
Wah, danau saja ada pantainya? Pikir saya.
Ada banyak pengunjung di pantai Bebas ini. Sebagian berdiri menikmati keindahan danau, ada juga yang berfoto dengan latar belakang danau. Spot foto dengan tulisan Danau Toba, nampaknya menjadi spot foto favorit di sini. Ada banyak antrian pengunjung yang ingin berfoto di sini, baik sendiri maupun rombongan.

Karena masih ramai, saya memilih untuk mencari obyek foto lain saja. Tak butuh waktu lama, pandangan saya langsung mengarah ke sebuah menara yang ada di situ. Entah layak disebut menara atau tidak, yang pasti ada anak tangga yang di susun kiri dan kanan hingga ke atas. Saya pun menaiki anak tangga itu, ingin melihat keindahan danau dari ketinggian.

Di pantai bebas ini ada area yang lumayan luas untuk berlarian, ada banyak orang yang menyewakan otoped dan aneka kendaraan kecil lainnya. Banyak ibu yang hilir mudik menawarkan dagangan kacang rebus maupun kacang goreng. Saya pun membeli kacang rebusnya, secangkir 5 ribu rupiah. Katanya itu kacang dari gunung dan rasanya manis. Tapi saya merasakan sama saja dengan kacang rebus di Malang.
Selain kacang rebus, ada juga yang menjajakan ikan mas yang sudah diasinkan. Ukuran sedang, setelapak tangan, sudah dibelah. Mereka menawarkan dengan harga 10 ribu per ekor. Murah lho menurut saya yang harga ikan di Malang sangat mahal. Tapi saya juga nggak beli ikan asin ini, karena di rumah masih ada persediaan ikan asin yang saya beli saat berjalan-jalan di Pantai Kota Raja, Ende

Ada dermaga dengan beberapa perahu yang bersandar. Beberapa orang mendekati rombongan kami, menawarkan untuk naik perahu menyeberang ke Samosir, dengan tarif 35 ribu per orang. Ini ongkos pp, dengan waktu jalan-jalan di Samosir selama 1 jam. Jadi perahunya akan menunggu dan siap membawa penumpang kembali menyeberang.

Mengagumi Keindahan Danau Toba dari Atas Perahu
Puas berfoto, kamu melanjutkan perjalanan ke pelabuhan, niatnya mau menyeberang ke Samosir beserta dengan mobil. Karena tujuan kami adalah wisata baru di Samosir, bernama Sibea Bea, yang harus ditempuh dengan perjalanan darat juga sekitar 1 jam di Samosir. Saat mendapat informasi ini, saya jadi tahu kalau ternyata Samosir tuh luas sekali. Kirain hanya pulau kecil saja di tengah danau Toba.
Kami sampai di pelabuhan sekitar pukul 12 lewat. Kapal adanya pukul 14.30. Setelah berhitung dengan waktu, butuh sekitar 1 jam untuk menyeberang, itu belum persiapan/antrian mobil keluar masuk kapal, ditambah perjalanan darat di menuju Sibea Bea, maka menjelang maghrib kami akan sampai di sana. Sudah mau gelap, jadi pastinya kami tak akan memperoleh pemandangan yang (katanya) indah di sana.
Akhirnya rombongan balik arah, kembali ke pantai bebas. Kami pun lalu naik perahu, tanpa mobil, menuju Samosir. Kalau biasanya biaya per orang pp 35 ribu dengan waktu 1 jam berjalan-jalan di Samosir, maka rombongan kami menyewa 1 perahu dengan tarif 1 juta. Waktu di Samosir bebas, sepuasnya. Oh iya, kami berjumlah 16 orang.
Jadilah di tengah hari yang panas itu kami naik perahu, menyeberang ke Samosir. Waktu perjalanan sekitar 1 jam. Walau panas, kami tetap memilih untuk duduk di atas, bagian yang tak ada atap pelindungnya, jadi langsung terkena paparan sinar matahari. Anggap saja naik kapal pesiar versi hemat.

Sepanjang perjalanan, tak henti-hentinya saya mengagumi keindahan danau Toba. Airnya yang berwarna biru, dikelilingi perbukitan yang menghijau. Saya jadi ingat pengalaman naik Kapal dari Ambon ke Masohi.

Tak lupa sesekali mengarahkan kamera, mengambil gambar maupun video pemandangan sekitar. Sesekali mengarahkan kamera ke diri sendiri, walau dengan mata menyipit karena cuaca panas.

Beneran ini kayak naik perahu di laut, bukan di danau, saking luasnya danau Toba ini. Dari informasi yang saya peroleh, Danau Toba memiliki panjang 100 kilometer, lebar 30 kilometer, dan kedalaman 508 meter.

Setelah sekitar 1 jam berlayar, kami pun mendarat di Samosir. Tepatnya di pelabuhan penyeberangan Tomok.

Apa saja yang kami lakukan selama sekitar 2 jam di Samosir, nantikan di tulisan berikutnya ya. Yang pasti ada banyak pelajaran (dan kesenangan) baru yang saya peroleh selama sekitar 2 jam di Samosir ini.
Aaaah, akhirnya ke Danau Toba lagi ya mbak…
Di Sumut, pokoknya yang ada air2nya disebut pantai (pante) hahaaa
Sungai pun disebut pante 😀
Lucu yaa…
Ditunggu cerita berikutnya 🙂
Benerrr bangeeet. Di sana tempat main di sungai pun disebut pantai lho..
Aaa..aku serasa nostalgia baca ini. Dulu pas tinggal di Siantar lumayan sering ke Toba karena jaraknya cuma 1 jam dr rumah. Kalau mau puas di Samosir emang harus sedia waktu khusus krn antre kapal.
Kalau jalan ramean emang kudu stok sabar yang banyak haha. Orang yang suka telat ini akan ada aja. Kasihan sama yang sudah hadir tepat waktu, walaupun dalam kejadian ini, ternyata mobil pula ada yang telat.
Untungnya, nggak menguragi keseruan buat menikmati keindahan Toba. Aku belom pernah ke sana, dan pengen bangeeet nget nget. Apalagi Toba masuk ke destinasi wisata prioritas Indonesia. Ah mudah-mudahan ada rezekinya nanti main ke Toba.
Kalau saya pas diinfokan akan melewati jalan berkelok-kelok langsung menyiapkan kamera dan posisi terbaik. Hehe, mau mengabadikan semuanya itu. Alhamdulillah saya gak begitu mudah mabuk kendaraan kalau gak ngedrop sama sekali.
Apalagi pemandangan dan perjalanan semuanya indah, pastinya makin bahagia
Asyiknyaaaaa, salah satu wishlist ini, pengen bisa ke sini, someday.
Jujur saya udah lama ga pernah mabuk perjalanan, tapi keknya kalau jalanan berkelok-kelok, bisa mabuk juga, emang paling bagus tidur yak.
Tapi sayang juga kalau perjalanannya indah, dibuat bobok aja 😀
Saya terakhir ke Tao (Danau) Toba itu waktu masih SMP kelas 2 (awal 1980an), penampakannya beda banget dengan apa yang Mbak Nanik tulis ini. Semua masih terlindungi oleh banyak hutan dan hanya ada satu dermaga yang menampung banyak kapal bermesin satu (kapal kecil) yang membawa tamu ke Samosir. Jalan ke Parapat juga masih berkelok-kelok, melewati berbagai perkebunan (PTP) yang sepi banget. Jadi kalau mau PP, maximum jam Ashar sudah harus OTW balik ke Medan.
Lihat foto-foto di atas saya jadi takjub. Sudah berubah banget. Fasum nya juga udah lengkap. Ya iyalah ya Mbak. Secara sudah puluhan tahun hahaha. BTW, memutuskan motret dari ketinggian tuh lebih ok menurut saya. Kita bisa melihat sekeliling dengan lebih bebas dan scope visual yang lebih luas.
Ditunggu tulisannya tentang Samosir ya Mbak. Pengen lihat perubahannya.
BTW, ada yang kelupaan. Saya juga pernah nginap di Grandhika. Sarapannya jempolan banget. Salah satu hotel bintang 3 yang recommended di Medan.
Saya tuh penasaran pengen banget ke Danau Toba. Semoga ada rejeki untuk bisa pergi ke Medan. Danau Toba ini wisata yang sudah dikenal mendunia.
Biaya naik kapal dan naik perahu kok lebih mahal naik perahu yaa.. huhuhu~
1 jam ini perjalanan yang gak sebentar yaa.. Apalagi naik perahu gak ada atapnya, huhuhu.. kalok kata orang Surabaya bilangnya “Mbun-mbunane mlethek.. saking panase.”
Alhamdulillah,
Tapi bisa menikmati semilir angin yang menerpa ketika perahu berlayar.
Jadi spot healing menyenangkan deh pas yang di menara itu, karena sambil melihat Danau Toba. Semoga bis berkesempatan ke sana juga suatu saat
Salah satu wishlist aku sih ini, kalo bisa at least mengunjungi tempat ini sekali seumur hidup. Soalnya Danau Toba terkenal dengan keindahannya 💕
Seru banget jalan-jalan kesini rombongan atau bersama keluarga. Semoga bisa tercapai suatu saat nanti jalan-jalan le Danau Toba 😊
Tau mau berangkat jam 06.15 kan bisa tidur lebih lama, hehehe
Gak tenang kalo enggak ontime ya? Teman yang terlambat bangun pastinya kelabakan dan gedabrak gedubruk beresin barang
Saya baru tau ada ikan mas diasinkan, karena di Bandung sini cuma ada ikan laut asin. Mungkinkah penyebabnya surplus panen ikan dari danau? Atau sekadar untuk kekhasan daerah ya?
Saya itu sejak kecil sudah tahu danau Toba dari cerita rakyat dan lagu Yulius Sitanggang, Mbbak. Kemudian lihat keindahannya di majalah dan televisi. Sekarang semakin bagus ya, apalagi . Akemarin diadakan kejuaraan F1 Powerboat Lake Toba. Semoga saya bisa segera ke sana. Aamiin.
Waktu pulang ke Sumatera, saya gak jadi mampir ke danau toba ini. Menikmati gemerlapnya kerlip lampu sepanjang pinggir danau toba aja. Pengalaman yang mengesankan meski tidak ikut beramai-ramai di tengah anak-anak dan keluarga yang sedang liburan. semoga bisa mampir lagi saat pulang nanti
Wah asyiknya… Danau Toba cakep banget view-nya. Tempatnya juga bersih ya mba
Ini bisa jadi tujuan wisata kalau anak-abak libur sekolah nanti.
Salah satu wishlist keluarga kami adalah Danau Toba ini mbak, apalagi sampai bisa berkunjung ke pulau Samosir pasti seru banget. Melihat keindahan danau Toba dari artikel ini saja bikin kami semakin ingin kesana. Hehehe
Ditunggu cerita selanjutnya yang ke Samosir ya mbak.
Serasa nostalgia bacanya, mengingat saat tinggal di Langkat saya beberapa kali ke Danau Toba, termasuk mengelilingi kota-kota yang ada di sekitarnya yang memakan waktu beberapa hari. Luas banget, baik Danau Toba maupun Pulai Samosir dan bisa dinikmati dari berbagai sisi/estinasi untuk menikmati.
Senangnya kini makin lengkap sarana dan prasarana termasuk jalan tol meski baru sampai Tebing Tinggi…wah,
ditunggu kelanjutannya Mba Nanik
Sayang ya mbak waktunya kurang pas untuk ke Sibea bea, padahal udah sampai sana.
Namun tetap bisa melihat indahnya pemandangan danau Toba dan pantai Bebas sih yaa, jadi gapapa juga. Pengen banget nih ke danau Toba, asik kali ya mengajak anak-anak ke sana, hehe
Keindahan danau Toba ini jadi mengingatkanku sama cerita rakyatnya yaa, ka Nanik.
Rasanya seperti kembali ke zaman anak-anak dulu yang hanya tau Danau Toba berdasarkan ilustrasi anak-anak. Dan kini, bisa melihatnya langsung, pasti tak terlupakan banget.
Baca tulisan Mbak Nanik jadi berasa ikut jalan-jalan di Danau Toba, deh! Keindahan Danau Toba dan Pulau Samosir memang bagus banget, ya.
Oh iya, salah satu risiko kalau pergi dengan banyak orang, biasanya ada yang suka beda sendiri ya. Itu tidurnya pules banget, sampe baru bangun tidur padahal udah waktunya ngumpul hihihi.
Aku dua kali ke Medan, malah gak pernah mampir ke Danau Toba. Tapi memang indah banget ya pesona Danau Toba ini mak. Waktu itu mamahku pernah perjalanan dinas kantor, menginap di hotel yang viewnya langsung Danau Toba. Setiap hari pasti mamaku kirim foto ke kami untuk kasih lihat aktivitas selama disana.
Aaakkk bucket list akuuuu ini mahhh
Bersyukur bangeeettt ya mba , dikau bisa melanglang buana ke banyakkk destinasi.
Indonesia ini cantiikkk yak
Aku baru tahu soal Pantai Bebas ini. Dari dulu selalu penasaran sama Danau Toba karena legendanya. Semoga punya kesempatan buat ke sana juga suatu saat nanti
Ah jadi dejavu mbaa
Jd inget juga keseruan menikmati toba dan samosir beberpa tahun lalu.
Cuma jalurku emang agak beda nih mbaa…
Tapi Toba tuh dah dr segala sisi sih, Samosir jg worth to visit banget..
Kapan lg ya bs kesana
Huwaaa.. mbak Nanik sudah sampai Danau Toba ajaaa!!!
Ini sebetulnya wishlist saya juga nih pengen tau danau purba ini, tapi yakapan ke Sumutnya juga, paling jauh cuma sampai Pekanbaru eheheheh.
Gede banget ya mbaaakk… sampe bingung kok danau segede giniii, kalau ranu-ranu kan masih kelihatan gitu ujungnya.
Berasa ikut piknik nih saya nya… Seru dan senang banget pengalaman ini bakalan jadi kenangan indah ya
Ditunggu kisah selanjutnya di Samosir nanti ya
Cakep ya mak danau toba, aku dulu one day tour juga kesana tapi pagi landing dari pesawat langsung naik mobil sewaan.
Danaunya bersihh yaa, mampir boneka si gale gale …
danau Toba ini memang ikonik banget ya mak. dari berpuluh tahun lalu selalu jadi tempat wisata yang ingin dikunjungi kalau ke Sumatra Utara.
Selama ini belum pernah jalan-jalan ke Sumatera dan pengen banget tahun ini bisa ke sana. Kalau dikasih kesempatan, pengen visit Toba juga buat lihat langsung keindahannya.
Indah banget Danau Toba. Sepagi itu pantai Bebas sudah ramai pengunjung, ya? Dan tarif naik perahunya cukup murah, ya, Mbak. Dengan 35rb bisa naik perahu PP dan boleh jalan-jalan dulu 1 jam, ditungguin pula.
Destinasi wisata impian nih Danau Toba. Semoga suatu saat bisa ke sana. Sekalian pengen nyoba kulinernya
Cantiknyaa ya Danau Toba ini masih jadi wishlistku semoga bisa main ke sana sekeluarga..asyik juga keliling naik perahu yaa
Tiap kali mudik ke kampung, di Sibolga, kami pasti lewat danau Toba mba. Dan selalu berhenti di sini. Liat pemandangan. Ga akan pernah bosen.
Saking gedenya danau Toba, bisa dilihat dari 3 kota bahkan, Parapat, Balige dan Samosir.
Aku dan keluarga ada bucket list mau stay di salah satu resort terbaik di sana, Marianna resort. Biar bisa puas saat bangun, langsung menghadap danau cantik ini 😍😍😍