perjalanan menuju masohi

Perjalanan Menuju Masohi, Naik Angkutan Darat, Udara dan Laut

Perjalanan menuju Masohi, sebuah kota di Maluku tengah, yang belum pernah saya dengar namanya, belum pernah saya baca dalam buku pelajaran ilmu sosial saat di bangku sekolah dulu. Kota yang baru saya dengar namanya saat saya menelpon Kepala SMKN 1 Maluku Tengah, untuk berkoordinasi terkait kegiatan pendampingan SMK Pusat Keunggulan yang akan saya lakukan di minggu ke 4 September.

Malang – Masohi menjadi pengalaman perjalanan dinas terpanjang yang saya lakukan setelah di masa pandemi kemarin lebih banyak melakukan perjalanan untuk area Jawa saja. Perjalanan dari Malang menuju Masohi, menjadi pengalaman perjalanan pertama paling komplit buat saya, karena menggunakan moda transportasi darat, laut dan juga udara.

ASN tak Layak Memilih dan Menolak Pekerjaan

“Mbak Nanik kalau tugas ke luar Jawa mau kan?”

“Siap, Pak”

Mantap jawaban saya saat pimpinan menanyakan kesediaan saya untuk sewaktu-waktu bertugas ke luar Jawa.

Karena memang begitulah, ASN tak boleh menolak menerima tugas yang diberikan oleh pimpinan. Jangankan tugas ke luar Jawa yang paling lama hanya 5 hari, di mutasi ke luar Jawa pun harus siap. Karena dulu saat menjadi PNS, saya sudah di sumpah, dan salah satu pernyataan yang saya tandatangani adalah “bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia”

Jadi, pada saat menerima lembar pembagian tugas, dan saya temuai nama saya sebagai pendamping SMKN 1 Maluku Tengah, saya pun siap untuk melaksanakan tugas tersebut. Apalagi saya belum pernah ke Maluku, jadi tambah lagi kan jumlah propinsi yang pernah saya datangi.

Sekalian melaksanakan tugas, kali aja bisa sekalian jalan-jalan. Mengenal alam dan juga kulinernya.

Perjalanan Darat Menuju Masohi

Perjalanan darat menuju Masohi di mulai pukul 02.00 dini hari. Kebetulan kami ada 4 orang yang akan bertugas ke Maluku, 2 orang ke Maluku Tengah dan 2 orang ke Seram Bagian Barat. Jadi kami sepakat ngumpul di kantor dan berangkat bersama menuju Bandara Juanda, karena tak ada penerbangan langsung dari Malang ke Ambon.

Kami berangkat jam 02.00 karena jadwal pesawat pukul 05.00. Perjalanan lewat tol Malang-Surabaya lancar di dini hari seperti itu. Sekitar setengah 4 kami sudah sampai Juanda. Karena sudah chek in online, kami langsung masuk saja ke ruang tunggu. Bawaan kami nggak banyak, jadi bisa masuk kabin saja, tak ada barang yang masuk bagasi.

Sampai ruang tunggu, bergantian sholat dan lanjut ngobrol. Pukul 04.25 kami sudah dipanggil untuk masuk pesawat. Oh iya, pesawat yang akan membawa kami ada di gate 14. Lumayan jauh jalannya dari pintu masuk bandara Juanda. Hitung-hitung olahraga, jalan di pagi buta menuju ruang tunggu.

Kami sampai di Bandara Pattimura, Ambon sekitar pukul 11 WITA. Di bandara ini kami berempat mulai berpisah.

Jadi pas saya cari info, Maluku Tengah itu posisinya ada di pulau Seram. Saya pikir, kami berempat akan menyeberang naik kapal bersama juga ke pulau Seram. Setelah sampai Seram, barulah kami akan berpisah.

Ternyata setelah menghubungi contact person di sekolah masing-masing tujuan kami, kami menyeberangnya lewat pelabuhan yang berbeda. Saya menyeberang ke Masohi menggunakan kapal cepat dari pelabuhan Tulehu. Sementara kedua teman yang menuju Seram Bagian Barat, menyeberang menggunakan kapal Feri dari pelabuhan Liang.

Saya berdua dengan teman menggunakan mobil dari bandara menuju pelabuhan Tulehu. Biaya sewanya 200 ribu. Nggak ada taksi resmi di bandara Pattimura ini, jadi adanya ya taksi ‘nembak’ gitu. Mobil pribadi yang difungsikan sebagai angkutan umum. Jadi begitu keluar Bandara, bakal banyak banget yang menghampiri menawarkan jasanya.

Perjalanan dari Bandara Pattimura ke Pelabuhan Tulehu sekitar 1 jam. Sepanjang jalan tuh betah dan seneng banget, karena kami melihat pemandangan Teluk Ambon, beberapa kapal di teluk. Jalan raya di tepi pantai, sehingga bisa melihat lautan lepas, dan juga pantai yang indah.

kapal di teluk ambon
teluk ambon
Dua kapal di teluk Ambon

Kalau tak mengejar jadwal kapal yang infonya pukul 14.00, mungkin kami bakal berhenti sejenak. Menikmati keindahan pantai Natsepa dan menikmati rujak yang warungnya berderet sepanjang pantai.

Sampai Tulehu sekitar pukul 13.20 WITA, dan ternyata kapal cepatnya berangkat pukul 16.00. Lumayan lama juga nunggu di pelabuhan. Tapi kami malah jadi ada waktu buat makan siang (sekaligus sarapan yang terlambat).

Deretan warung kecil di dekat ruang tunggu pelabuhan, menjajakan aneka jajanan. Setelah melihat sekilas, kok nggak ada yang menarik bagi kami. Kami pun bergerak menuju pintu masuk area pelabuhan, untung ada warung nasi Padang di dekat pintu masuk area pelabuhan yang ukuran warungnya lumayan besar, jadi kami bisa makan dengan tenang di situ.

Saat dihidangkan nasinya, saya bergumam banyak sekali. Tapi setelah mulai makan pelan-pelan, ternyata habis juga. Apalagi bumbu ikan gorengnya juga terasa, dipadukan dengan sambal yang pedas. Bikin tak berhenti makan sebelum nasi diatas piring habis

Usai makan, kami berjalan-jalan melihat suasana pelabuhan. Tak lupa sesekali menyapa dan berbincang dengan warga lokal. Lebih tepatnya teman seperjalanan saya yang ngobrol, saya bagian menyimak dan mencatat dalam ingatan.

Perjalanan Udara

Kami menggunakan pesawat Lion Surabaya-Ambon, dengan satu kali transit di Makassar. Sebenarnya ada pesawat Garuda Surabaya-Ambon, tapi transitnya di Jakarta dan harganya mahal sekali, diatas 5 juta. Sementara pakai Lion ini harganya 2,4 juta per orang.

Alhamdulillah pesawat berangkat tepat waktu, pukul 04.25 kami sudah dipersilakan masuk pesawat. Saat melakukan web chek in saya tentu memilih tempat duduk di sisi jendela dong. Dan pagi itu bisa melihat semburat jingga di langit menjelang matahari terbit. Bisa melihat kesibukan di bandara di waktu sepagi itu.

bandara Juanda
Suasana pagi di bandara Juanda

Tak lama take off, seperti kebiasaan kalau naik pesawat, saya tidur hehehe…. Tadinya berharap bisa melihat matahari terbit dari atas pesawat, tapi rupanya pesawat mengarah ke timur, sehingga malah nggak kelihatan suasana matahari terbitnya. Kebetulan juga kantuk datang, jadi ya sudahlah tidur saja.

Saya terbangun saat berada di ketinggian entah berapa, dan entah sudah berapa lama terbang. Yang pasti, cuaca cerah. Langit biru dengan gugusan awan putih menjadi pemandangan yang sayang untuk dilewatkan.

gugusan awan dalam perjalanan menuju masohi

Sekitar pukul 8 pesawat mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar. Karena di boarding pass tertulis tujuan akhir Ambon, saya pikir kami nggak akan turun dari pesawat. Tapi ternyata di minta turun juga dan melapor dulu di bagian transit.

Jadilah kami turun dari pesawat, memasuki gedung bandara dan menuju ke bagian transit. Antrian panjang penumpang yang melapor, dengan antrian yang tidak tertib. Semua pengen didahulukan, jadi yang harusnya dua baris antrian, jadi 4 baris. Suara-suara teriakan petugas meminta tertib kalah oleh suara riuhnya para penumpang.

Saya memilih menunggu antrian agak longgar, baru mengantri untuk lapor. Agak sebel juga pas udah tiba giliran saya, nampak satu petugas melayani penumpang sambil menerima telpon di handphonenya. Dua petugas lain melayani sambil ngobrol. Saya kebagian dilayani petugas yang sambil bertelepon, dan dia mengulurkan boarding pass saya dengan tangan kiri.

Karena saya lagi males ribet, saya terima saja.

Setelah menerima boarding pass Makassar-Ambon, saya pun menuju ke ruang tunggu. Nggak sampai menikmati duduk di ruang tunggu, karena dari jauh sudah terdengar teriakan petugas memanggil para penumpang untuk masuk pesawat.

Jadi transit di Makassar ini cuma sekitar 30 menit, udah habis waktunya buat jalan dan mengantri di bagian transit.

Saya pun melanjutkan perjalanan menuju bandara Pattimura Ambon. Kembali menikmati keindahan lukisan Allah di langit. Menikmati keindahan laut dan darat dari ketinggian.

pemandangan laut
Pemandangan laut dengan pulau dari ketinggian

Alhamdulillah penerbangan kami lancar dan tepat waktu. Sekitar pukul 11 pesawat mendarat di Ambon.

Perjalanan Laut Menuju Masohi

Perjalanan laut menuju Masohi menggunakan Kapal cepat, Express Bahari 1E. Berangkat dari Pelabuhan Tulehu menuju Pelabuhan Amahai di Masohi, lama perjalanan sekitar 2,5 jam. Waktu itu kami memilih tiket kelas ekonomi, dengan biaya 148 ribu per orang.

Kapal cepat express bahari 1E
Kapal cepat express bahari 1E
Tempat duduk di kelas eksekutif kapal express bahari 1E
Tempat duduk di kelas eksekutif kapal express bahari 1E

Selain kapal cepat, untuk menuju Masohi dari Tulehu tersedia juga kapal feri. Kalau menggunakan kapal feri, waktu tempuhnya sekitar 4 sampai 5 jam.

Jadi kalau bawa kendaraan (mobil, sepeda motor) warga masyarakat menggunakan kapal feri. Truk pengangkut bahan pokok pun menggunakan kapal feri. Sementara untuk kapal cepat, khusus untuk mengangkut penumpang saja. Saat di pelabuhan, saya juga menyaksikan antrian kendaraan yang hendak masuk ke dalam kapal feri.

Naik kapal cepat Express Bahari 1E ini menjadi pengalaman pertama saya mengarungi lautan, melihat lautan luas di sekeliling dan daratan di kejauhan. Cerita selengkapnya pengalaman naik Kapal cepat ini nanti bakal saya tuliskan tersendiri.

Untuk kali ini, cukuplah saya bagikan beberapa foto yang diambil dari atas kapal.

pemandangan dari dalam kapal
Buih ombak yang tercipta karena laut dilewati kapal
perjalanan menuju masohi dengan kapal laut
Berpapasan dengan kapal lain

Menjelang maghrib kapal mendarat di Pelabuhan Amahai. Kami sudah dijemput di pelabuhan, selanjutnya mencari warung makan. Makan ikan bakar sambil ngobrol dengan kepala sekolah SMKN 1 Maluku Tengah.

Makan malam pertama di Masohi

Usai makan, kami diantar menuju penginapan. Sekitar pukul 20.00 saya masuk kamar.

Begitulah kisah perjalanan panjang saya, melintasi darat, udara dan laut dari Malang menuju Masohi. Dimulai pukul 02.00, hingga pukul 20.00. Lelah, tapi menyenangkan!

Baca yang ini juga

42 thoughts on “Perjalanan Menuju Masohi, Naik Angkutan Darat, Udara dan Laut

  1. AKu baru tahu Masohi ini lho, mbak 😀 Sepertinya perjalanan panjang melintasi darat, laut dan udara ya. Sungguh pengalaman berharga nan istimewa tidak akan pernah terupakan. Sambil menikmati pemandangan di kanan kiri, memanjakan perut dengan makanan enak, tentu menambah wawasan yaaa. AH, ikut senang membaca cerita mbak 🙂

  2. Salah satu omku ada yg kerja di LIPI.
    Duluuuu dia penempatan d maluku, seingatku dia pernah crita ttg masohi ini mba.
    Aakkk kerennya dirimuuu mbaaaa
    Melanglang buana kliling Nusantara 😍🙏

  3. Masya Allah mbak, kerjanya menyenangkan sekali ya. Seru banget… Tak boleh menolak dimanapun ditugaskan. Benar-benar pengalaman yang istimewa karena ditugaskan ke daerah baru yang cukup jauh. Sehat selalu mbk Nanik

  4. MasyaAllah.. Seharian lebih digunakan untuk perjalanan saja ya.

    Tadi agak bingung bacanya karena abis cerita menuju Tulehu kok balik lagi ke bandara Juanda. Aku lupa kan memang menceritakan perjalanan darat, udara, dan lautnya, bukan urutannya ya, ahaha.

    Anw, semoga penugasan ini membawa keberkahan untuk semuanya ya mbak.. 👍🏻

  5. jujurly, aku baru tau mba ada nama tempat namanya masohi, kaya nama Jepang ya, syahdu memang yaaa suasana di perjalanan tuh ya apalagi bersama orang2 terkasih yaa

  6. Kerja tapi jalan-jalan judulnya ya mbak Nanik..
    aku kok malah mupeng banget ngeliatin ikan bakar, ikan goreng, sambal ‘sekedarnya” itu dicocol dan makannya pake nasi khas sana yang gendut gendut bulirnya itu

  7. Halo mba Nanik, dulu aku tinggal di kawasan Maluku Tengah juga. Rumah orangtuaku. Menyenangkan bisa ke Masohi. Dulu dari rumahku bisa terjangkau ke Masohi. Kangen kesana dan makan makan enak

  8. Makanya dulu saya tuh selalu mikir-mikir kalau jadi ASN, nggak siap aja kalau pindah-pindah mulu, mana dulu tuh saya manjanya minta amplop aka ampun hahaha.
    Tapi sekarang saya malah berpikir lain, kadang sedikit menyesal tidak menggunakan masa muda dengan bekerja melanglang buana kayak gini, kan jadinya tau banyak daerah karena tugas.
    Keren sih.
    Saya pernah dengar Masohi nih, kalau nggak salah, kakak sepupu saya juga tugas di sana

  9. MasyaAllah, pengalaman yang sangat seru mbak perjalanan dari malang menuju Masohi ini. Btw mau dimana-mana makannya tetep nasi Padang ya. Next, nanti ke Padang juga mbak. Pemandangan alamny gak kalah indah.

  10. Kalau gak baca postinganmu ini aku gak akan tahu ada tempat namanya Masohi mbak hehe 😛
    Luar biasa sekali aksesnya,untung pemandangannya indah jd bisa menikmati sambil lihat2 yaa.
    Haha kalau di daerah mereka gak pelit nasi dan lauk ya mbak penjual2nya? 😀
    Itu gemesin banget penumpang pesawat yang gak mau antre saat melapor, emang masih problem di negeri ini heuheu.

  11. Alhamdulilllah ya mbk, kerja bisa sekalian jalan-jalan. Ke daerah yang belum pernah didatangin itu sebuah rezeki juga ya…

    Asal dalam perjalanan ngga mabuk kendaraan apalagi laut itu bikin mual kadang-kadang. Tapi kalo pemandangannya indah begitu, maka nikmat Tuhan mana lagi yang hendak didustakan.

    Kalau dinas ke Medan harus mau dong, mbak? Hehe…

  12. Ternyata bukan hanya aku yang baru tahu Masohi dari artikel mba Nanik. Baca judulnya tuh kirain itu nama daerah di luar negeri, ya ampun memalukan nih pengetahuan geografisku. MEski perjalanan butuh waktu panjang tapi sepadan dengan pemandangan yang mempesona ya mbak. Aku sih galfok sama makanannya yang kebanyakan ikan, favorit aku sih jadi laper lihat fotonya

  13. Negara kepulauan tantangan transportasinya beneran gak mudah ya mbak, ongkosnya itu gak tahan ngitungnya saking besarnya ya.. semoga negara makin adil dan memeratakan fasilitas transportasi rakyat ya.. membaca ceritamu jadi serasa juggling naik kapal juga haha…

  14. Konsekuwensi menjadi ASN memang begitu kak, ya harus mau ditempatkan di daerah manapun di Indonesia. Perjalanan kk ke Masohi pakai kapal seru pastinya kak, karena akan menyimpan banyak kenangan berharga dimanapun kita berada. Makasih ceritanya, mengalir dan sudah daya baca dengan seksama sambil mendengar hujan gerimis –Lampung 🙂

  15. Huwaa… kebayang panjang perjalanannya mba. Dari pesawat ganti ke kapal feri. Harus ambil waktu buat istirahat di perjalanan ya biar besoknya seger lagi pas udah nyampe Masohi

  16. Salut buat perjuangan para guru dalam menunaikan tugas mulia…
    Saya kalau disuruh ke suatu tempat yang jauh dan belum pernah saya kunjungi, pasti stress deh… Gak kebayang….
    Salut buat ibu guru….

  17. Keren pisan Mba Nanik. Keliling Indonesia ke berbagai daerah. Aduuuh, ke Masohi ini lewat segitiga bermudanya Indonesia itu bukan mba? Ngeri-ngeri sedap yaaaa. Ternyata Masohi itu kota pelabuhan ya. Pasti kuliner di sana enak-enak, khususnya seafoodnya.

  18. Tantangan sebagai ASN adalah kala mendapat tugas ke luar daerah tempat tinggal ya, Kak. Tapi enaknya. Kita bisa sekalian mengenal keanekaragaman gitu deh. Bercerita mengenai perjalanan memang selalu menarik sih.

  19. Semangat selalu kak Nanik, sebagai ASN teladan, menempuh perjalanan panjang tapi menyenangkan. Apalagi bisa dapat pengalaman berkesan dan daku tuh sesuatu sama nasi Padang nya kak, jadi pengen makan itu juga hehe

  20. paling suka baca tulisan Mbak Nanik, karena selalu memasukkan 5 W * 1 H

    Gak semua orang tahu Masohi, sehingga ketika mulai baca langsung terbayang

    enggak menerka-nerka dan mencari di pojok tulisan untuk mencari Masohi

    (hihihi jadi curhat, atuda sering kzl baca tulisan yang gak menuliskan lokasinya)

    Mbakkkk….. ditugaskan sementara di Masohi atau untuk jangka waktu tahunan?

  21. masya Allah Mba, saya kira Masohi ini ada di benua mana ternyata masih di Indonesia tercinta. pemandangan lautnya bikin iri nih mba, masya Allaah luas sekali bumi Allah, sehat2 di tempat baru mba

  22. Kak Naniek..
    Ini tuh perjalanan yang menyenangkan sekali ya… karena kulinernya dan semua pemandangan alamnya yang jarang banget ditemui di kota besar, serasa huwaaa…liburan.
    Hebat banget, kak..
    Aku terpukau dengan perjalanannya menuju Masohi. Teroukau juga dengan seafoodnya yang tampak lezat~

  23. Waaaah seru sekali mbaaak. Buat aku yg suka traveling kayaknya perjalanan ke Masohi menyenangkan sekali ya. Salah satu cota-citaku yg belum kesampaian adalah mengunjungi Indonesia Timur . By the way Pantai di Maluku emang indah indah bangeet yaa..

  24. Seorang ASN tidak boleh menolak ya, kak..
    Tapi seandainya setelah bertugas apakah boleh ada cuti?
    hehe, siapa tahu boleh meluangkan waktu sedikit untuk berlibur di sela-sela pekerjaan dinas ke Masohi.

  25. mak aku banyak punya foto-foto perjalanan di Masohi ini dulu. Lihat ini langsung buka2 file nyari foto2nya. indonesia timur viewnya memang Masya Allah

  26. waduh kasihan banget pemilik warung di pantai Natsepa yang ludes terbakar..
    Ini panjang banget perjalanannya Mba, dari Malang ke Masohi, lengkap pula modanya, pengalaman yang sungguh berkesan

  27. Saya pun baru tau Masohi dr tulisan Mba Nanik.. Xixixii.. Saya dulu ke Maluku ga sempat jalan2. Krn kami ke siangan bangun. Jadi mau ga mau ya cuma jalan2 sekitar pelabuhan aja. Waktu itu saya naik kapal Pelni dari Papua menuju Jakarta. Inilah asyiknya jadi anak PNS bisa merasakan seluruh pulau di Indonesia.. Xixixi..

  28. Saya selalu suka dengan cerita perjalanan ke daerah timur, apalagi kalau daerahnya masih tergolong 3T. Selalu seru karena ada saja hal unik yang terjadi di luar dugaan..selain itu pemandangan alamnya masih asri & cantik. Plus kulinerannya yang tampaknya sedap.

  29. Masya Allah perjalanan panjang yaa mbak dan itu masih di Indonesia, bukan ke luar negeri mana gitu. Luar biasa nusantara ini.
    mengenai pernyataan siap ditempatkan di mana saja itu jadi pengalaman pahitku dulu, hahaha. Syukurlah kalau hanya tugas sementara seperti ke Masohi.

  30. Wowow, luar biasa ini sih mak. Semua jenis perjalanan diborong ya dari Malang ke Masohi. Capek banget pastinya. Pegal, jetlag. Jadi ASN memang gak bisa nolak. Hikmahnya jadi tahu tempat-tempat jauh, ya. Perjalanan dinas sambil jalan-jalan juga. Aku kepengen deh bisa begitu. Heheheheh. Sehat-sehat selalu ya, Mbak Nanik.

  31. Perjalanan ke Masohi nyaris 20 jam ya Mbak. Tantangan banget memang ya kalau mau ke daera Indonesia Timur tapi seru juga. Perjalannya snagat menantang. Banyak cerita seru pastinya. Ini nih yang tak bisa dilupakan. Terima kasi suda berbagi cerita. Asli aku baru tau namanya kota Masohi.

  32. Pekerjaan impian saya ini. Hehehe. Bisa “melayang” ke mana saja. Ndilalah punya suami yang support. Sayangnya memang ga bisa karena saat itu harus kerja dengan saudara sampai jelang usia 40 tahun.
    Selamat bekerja sambil berekreasi, Mbak!

  33. Aduh berasa ikut kesel dilayani petugas yang nyambi-nyambi sambil telepon, kaya gak sepenuh hati gitu ya. Untung terbayar dengan pemandangan perjalanan yang indah dan seru, kebayang nikmatnya makan nasi dan ikan sambal

  34. MasyaAllah, baca cerita mba Nanik jadi mengingatkan aku akan seringnya melakukan perjalanan pake pesawat 3 tahun lalu, mba. Seru banget perjalanan menuju Masohi nya mba, aku belum pernah ke maluku. pengen deh bisa ke maluku walaupun sekali

  35. Kalo udh daerah timur, transportasinya lengkaaaap ya mba, darat laut udara semua dipake 😄. Dulu papaku kerja di oil company di Papua, dan butuh 1 hari sampe di lokasi. Ya itu naik pesawat dulu, mobil trus kapal. Akunya sampe serem apalagi akses masih ya begitu deh…

    Pengeen bgt bisa ke Ambon. Tempat yg mba datangin jujur baru kali ini aku denger. Semoga ntr bisa main2 lagi ke Indonesia timur, Trutama Ambon sih kalo aku.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *