trend thrifting

Trend Thrifting di Lingkungan Anak Muda Sekitarku

Ada anak baru di kantorku. Yang kami herankan, anak baru ini terbilang modis banget dalam berpakaian. Jarang memakai baju yang sama berulang kali, tak hanya baju tapi juga tas dan sepatu yang sering gonta ganti.

Sebagai ASN golongan III, anak kost pula, kok nggak mungkin jika cuma mengandalkan gaji, bisa memiliki selera berbusana seperti itu. Kecuali dia emang anaknya orang kaya.

Karena penasaran, ada temanku yang bertanya padanya, soal kebiasaannya berbusana ini, juga soal kedua orang tuanya. Oh rupanya tebakan kami salah, orang tuanya kalangan biasa saja kok, dan pakaian yang selama ini dikenakannya itu adalah baju bekas. Kalau istilah anak sekarang thrifting.

Mengenal Istilah Thrifting

Thrifting adalah kegiatan berbelanja pakaian bekas. Walaupun bekas, pakaian ini masih dalam kondisi bagus dan sangat layak untuk digunakan.

Saat membeli baju bekas, kita memang harus teliti dan jeli. Jangan sampai ada cacat/kerusakan pada baju yang kita beli.

trend thrifting
Teliti saat membeli baju bekas (sumber gambar canva.com)

Saya sendiri beberapa kali masuk toko yang menjual pakaian bekas, bukan untuk membeli baju bekas, melainkan buat cuci mata saja. Ada toko yang memajang baju bekas ala kadarnya saja, yang penting terlihat, nampak kusut yang tentunya tak menarik dipandang mata.

Ada pula toko yang memajang barang jualannya dengan sangat rapi, sudah dicuci dan seterika. Dikelompokkan berdasarkan jenisnya. Hal ini memudahkan bagi orang yang ingin membeli baju bekas untuk bisa segera menemukan apa yang dicari.

Kenapa Memilih Membeli Baju Bekas

Ada beberapa alasan kenapa anak muda ikut mencoba dan akhirnya terbiasa dengan trend thrifting ini, yaitu:

  1. Harga Terjangkau: Pakaian bekas harganya lebih murah dibandingkan harga pakaian baru, sehingga sangat sesuai bagi anak muda yang mungkin memiliki anggaran terbatas untuk urusan belanja baju.
  2. Pengaruh Media Sosial: Tak bisa dipungkiri bahwa media sosial telah memainkan peran besar dalam mempopulerkan tren thrifting. Banyak anak muda berbagi temuan mereka di platform seperti Instagram, TikTok, dan Pinterest, menginspirasi orang lain untuk mencari pakaian bekas.
  3. Pengaruh Selebriti: Banyak selebriti dan influencer yang mulai mendorong trend thrifting dan menunjukkan bagaimana pakaian bekas dapat menjadi bagian dari gaya hidup yang modis.
  4. Unik dan Personalisasi: Thrifting memungkinkan individu untuk menemukan pakaian yang unik dan berbeda yang tidak dapat mereka temukan di toko pakaian baru. Ini memungkinkan mereka untuk mengungkapkan gaya pribadi mereka dengan cara yang lebih kreatif.

Beberapa waktu yang lalu, pemerintah telah menetapkan larangan import baju bekas dari luar negeri. Hal ini sempat memicu keresahan, baik di kalangan penjual maupun pembeli. Memang sih, membeli baju bekas dari luar negeri ini modelnya pasti berbeda dengan yang dari dalam negeri. Tapi ada baiknya juga kok larangan ini, yaitu pemerintah ingin melindungi industri sandang di dalam negeri.

Informasi dan ulasan mengenai larangan impor pakaian bekas ini saya dapatkan dari membaca artikel yang ada di beranda.co.id

Informasi Ekonomi dan Bisnis di Beranda.co.id

Bagi kamu yang suka mengikuti berita perkembangan bidang ekonomi dan bisnis, saya sarankan untuk sering-sering mampir ke beranda.co.id. Ada banyak artikel dan ulasan seputar dunia ekonomi dan bisnis di sini.

Tak hanya kedua bidang itu, ada juga informasi berita terkini, ulasan mengenai gaya hidup dan juga inspirasi yang akan memperkaya khazanah pengetahuan kita.

Menurutku, artikel-artikel di beranda.co.id sangat berbeda dengan beberapa kanal berita/informasi yang lain. Di sini, judul artikelnya tidak klikbait, ada ulasan mendalam sehingga kita makin paham dengan topik yang dibahas dalam artikelnya.

Penutup

Meskipun ada pro dan kontra, nyatanya trend thrifting ini mampu menggerakkan roda perekonomian juga. Mampu membuat mereka yang secara finansial pas-pas an tetap bisa memenuhi hasrat untuk bergaya dalam berbusana.

Saya sendiri belum pernah membeli baju bekas. Belum sreg aja, dan agak gimana gitu membayangkan baju yang dipakai, dulu pernah (atau sering dipakai oleh orang lain). Kalau kamu gimana?

Baca yang ini juga

16 thoughts on “Trend Thrifting di Lingkungan Anak Muda Sekitarku

  1. Kalo ngomongin thrifting, jadi inget waktu tinggal di Batam. Hampir tiap hari di tempat ngajarku ada aja yang jualan baju bekas yang bagus2 banget, udah dicuci dan diplastikin.. Jadi banyak banget yang langganan, mana harganya mulai 10ribu..murah meriah tapi bajunya masih cakep cakep

  2. Sekarang malah bukan beli baju bekas lagi mba. Sewa baju. Jadi Kita mah ga perlu capek2 beli baju, cukup sewa 3 baju, lalu di padu padankan selama seminggu. Jadi wajar skrg mah kesannya seperti orang ada, padahal ga punya baju sama sekali.

  3. Aku kenal thrifting saat tinggal di Sumut (2002-2007). Dan itu banyaaak jenisnya, karena turunnya tuh di Medan barang dari Singapura&Malaysia. Teman”ku yang memang rumahnya di situ beli gorden, sprei, boneka..apa aja ada. Aku beli jaket, celana jeans…barang yang mahal di mall, di situ masih bagus” dan murmer. Lanjut pas tinggal di Amerika, thrift store itu dari perabot, buku, sampai baju ada. Kami di sana hanya 2 tahun, sekolah, untuk berhemat kami beli baru barang yang benar-benar perlu, yang lain dapat barang dikasih teman yang sudah lulus, beli bekas di thrift store atau dikasih orang lokal lewat freecycle program.
    Bagus juga sih trend thrifting begini apalagi buat tujuan sustainable fashion

  4. Saat aku remaja dulu juga penganut thrifting wkwkkw. Jadi dulu tahun 1999 aku klo shopping baju ke Senen, beli baju second Korea yang bikin style beda, keren tapi low budget

  5. Biasanya sih Mb baju yang bekas2 gitu dari luar dan brand. Jadi seumpanya gak bakal ketemu ama pemilik sebelumnya, hehehe. Enak itu solusi banget buat yg mau gontaganti harganya juga murah jauh banget ama yang di toko, hehehe

  6. Aku pernah ngethrift ke pasar senen 😄
    Banyak yg bagus2 mba. Jaket2 gitu, rajutan, cuma 5 ribuan. Dulu sih zaman masi ngekos, masi kuliah heheu. Dan nyucinya kita pakai air panas dulu. Riweh kocak kalau ingetnya🤣

  7. Memang aturan pemerintah dan larangannya tetep aja masih banyak yang jualan baik online/offline. Banyak cara untuk modis, dan bisa menjadi bisnis thrifting ini. Aku pernah beli dan suka thrifting juga, anakku juga bisnis thrifting. Jadi buatku ga masalah yang penting mah yang menggunakan baju thrifnya pede.
    Lagian pola pikir kita baju bekas udah buluk, padahal yang dijual tuh sebenernya yang cuma dipake sekalii/dua kali pake aja, banyak yang bagus2 apalagi yang branded.

  8. Anak muda sekarang tuh sebenarnya pintar dalam melakukan perputaran ekonomi, salah satunya adalah dengan melakukan thrifting ini. Ada soalnya teman yang aku kenal, dia baru lulus kuliah. Dia nih thrifting hunter banget, tidak hanya dipakai sendiri tapi juga untuk dia jual lagi.

  9. Trend baju thrifting memang cukup populer, karena banyak baju bekas berkualitas yang masih layak pakai. Desain juga banyak yang sesuai gaya anak muda, jadi tidak heran banyak anak muda yang mengincar baju thrifting.

  10. Eh bukannya sudah dilarang ya mbak? Eh gak tau sih soalnya kurang apdet soal fashion. Tapi emang katanya kalau beruntung beli baju thrifting bisa nemu baju bagus bahkan branded dengan harga lumayan terjangkau.
    Kalau baju bekas terus terang aku sama kurang sregnya, lbh milih kyk baju reject dari pabrik yg misalnya ada salah potong, jahit gtu, eh tapi jarang juga sih, krn jarang beli2 baju hehe.

  11. Kalau di Tiktokshop beneran banyak pilihan baju bekas yang bener-bener masih cantik dan terawat dengan baik. Kabarnya dari Korea. Jadi metode Thrifting bisa jadi mulai perlaha diadopsi kalau memang sesuai dengan fashion kita. Lumayan buat modal mix and match.

  12. Aku termasuk salah satu konsumen dari barang-barang second hand. Tapi aku selektif banget. Biasanya aku beli barang dari orang yang aku kenal banget pemilik pertamanya. Kebetulan punya tempat khusus untuk belanja itu, pasar yang isinya alumni kampus aku. Lumayan banget manfaat belanja barang 2nd ini. Harga murah, kualitas bagus.

    Btw, baru tahu nih dengan Beranda.co.id ini. Cus ke sana ah. Kepengen tahu soal bisnis lebih banyak. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: