Panen timun, menyenangkan sekaligus melelahkan. Iya, menyenangkan karena setelah penantian selama 40 harian dari pertama tanam, setelah merawat tanamannya, akhirnya bisa memetik hasilnya. Melelahkan, karena harus membungkuk terus saat memetik buah-buah timun itu.
Sabtu kemarin, 18 Januari, kami panen perdana timun. Jam 5 kami sudah meluncur menuju sawah. Jarak rumah ke sawah sekitar 10 an km. Sekarang jam 5 itu sudah terang banget. Babang sama kakak masih ngantuk, jadi bawa bantal aja. Bisa lanjut tidur diperjalanan. Oh iya, kami bawa pick up. Saya dan Toto duduk depan, sementara Babang dan Kakak di belakang. Jadi bisa leluasa rebahan di bak belakang. Ini salah satu enaknya tinggal di pinggiran kota, masih bisa bawa penumpang di bak belakang tanpa kena tilang. Eh, bagian ini jangan di tiru ya.
Karena masih pagi, kami dapat pemandangan yang bagus di sawah. Biasanya saya ya langsung jalan aja di pematang. Tapi kemarin itu, tengok kanan kiri, dan baru sadar kalau pemandangannya bagus. Langsung deh ambil handpone dan jepret beberapa kali.
Proses Panen Timun
Tak berapa lama setelah kami sampai, datang dua emak buruh tani. Mereka yang akan membantu kami memanen timun. Untuk memetiknya pakai gunting. Bagian sawah yang kami tanami timun ini sekitar seperempat hektar.
Peralatan untuk memetik adalah gunting dan juga tas belanja yang terbuat dari karung, atau bisa juga ember karet. Penuh satu tas/ember, diangkut ke depan gubuk.
Saat memetik harus hati-hati, jangan sampai menyenggol dan merontokkan bunga-bunga timun maupun timun yang masih kecil. Iya, timun ini memang besarnya tidak bersamaan. Dalam satu pohon, ada yang sudah siap panen, ada yang buahnya masih kecil, bahkan ada juga yang masih berbentuk bunga. Kalau sudah memasuki masa panen, biasanya 3 hari sekali kami petiknya.
Pengemasan Timun
Setelah terkumpul banyak, timunnya di masukkan ke dalam karung. Yang bertugas memasukkan ke karung adalah anak buah dari pedagang yang membeli timun kami. Jadi sehari sebelum panen, kami sudah kasih tahu pedagang itu bahwa besok akan panen. Maka besok dia akan kirim anak buahnya untuk membantu panen di sawah. Kami nggak menanggung upah mereka, paling sediakan kopi sama camilan aja. Upah mereka ditanggung si pedagang.
Dibutuhkan keahlian tersendiri untuk menyusun timun-timun itu ke dalam karung, sehingga bisa muat banyak dan tersusun rapi. Timun-timun di susun secara vertikal di dalam karung, membentuk barisan bertingkat. Dibagian atasnya, sebagai penutup, baru deh disusun secara horisontal.
Oh iya, yang dimasukkan ke dalam karung ini hanya timun yang bentuk lurus saja. Sementara timun yang mlungker alias ujungnya bengkok, nanti dikumpulkan tersendiri. Timun yang mlungker ini biasanya karena buahnya dalam posisi berdiri dan menyentuh tanah, sehingga pertumbuhannya tidak optimal. Timun-timun kayak gini harganya beda, kadang setengah dari harga timun biasa, kadang juga cuma dihargai sepertiganya. Jadi misal timun yang bagus per kilonya 3 ribu, maka timun yang bentuknya nggak bagus di hargai seribu aja per kilonya. Biasanya timun sortiran ini kami bawa pulang, dibagikan pada para tetangga.
Pelajaran untuk Anak dari Kegiatan Panen Timun
Anak-anak jadi tim hore aja, melihat proses panen timun. Saya kasih ijin juga untuk memetik timun yang ada di bagian pinggir. Kalau ke tengah, khawatirnya malah nyenggol-nyenggol bunga-bunga timun yang lain. Saya sih nggak khawatir kaki dan tangan mereka bakal gatal kena rerumputan dan daun timun. Hihi… masih eman timunnya dibanding anaknya.
Tapi tetap dong pelajaran harus di sisipkan dalam kegiatan ini. Dan ini kesempatan untuk menerapkan matematika realistik pada mereka. Misalnya nih, satu kilo timun itu rata-rata isinya 3. Kalau seember ada 20 timun, dalam satu ember itu isinya berapa kilo? Kalau sekilo timun harganya 3 ribu, seember timun harganya berapa?
Kalau modal tanam dulu untuk untuk beli bibit A rupiah, upah tanam B rupiah, beli obat dan pupuk C rupiah. Kalau sekarang dapat sekian kwintal dan harga perkilonya X rupiah, apakah sudah untung atau masih rugi. Untung/ruginya berapa?
Biarkan anak-anak mencoba menghitungnya. Pakai kalkulator boleh lah. Karena kalkulator kan cuma alat bantu. Yang penting mereka paham cara penghitungannya.
Pelajaran lain yang bisa dikenalkan pada anak-anak tentu saja proses bagaimana dulu dari sebiji timun yang ditanam itu bisa tumbuh menjadi sebatang pohon. Bagaimana proses pertumbuhannya, bagaimana dia berbunga, bagaimana bunga itu bisa berubah menjadi buah.
Makan Siang Nikmat
Jam 10 an kegiatan memetik timun sudah selesai. Semua timun sudah dimasukkan ke dalam karung dan sudah diangkut. Kini saatnya istirahat, berarti saatnya makan.
Karena lagi panen timun, menu makannya pasti ada unsur timunnya. Menu siang ini adalah sambal terong lengkap dengan lalapan daun pepaya Jepang, dan timun. Sambal terongnya di kasih sama tetangga di sawah. Ada juga gulai ikan patin dan tahu tempe. Gulai ikan dan nasinya bawa dari rumah.
Untuk anak-anak, mereka pilih makan mie instan. Jadi salah satu hal yang membuat anak-anak senang kalau diajak ke sawah itu adalah karena mereka boleh makan mie instan kalau di sawah. Soalnya di sawah itu bawaannya laper terus, makan apa pun terasa nikmat.
Usai makan, babang dan kakak cuci piring dan peralatan masak. Oh iya, di gubuk sawah ini lengkap ada kompor gas dan beberapa panci serta wajan lho. Piring gelas pasti ada.
Mimpi Besar Kami
Jaman sekarang ini lagi marak adanya agrowisata, wisata kekinian ke areal pertanian. Sebenarnya kami punya mimpi suatu saat sawah kami ini bisa juga jadi tujuan wisata.
Bisa nginap di sawah, menikmati sarapan ditemani pemandangan pagi yang indah. Bisa belajar bercocok tanam, bisa ikut memanen. Kegiatan kayak gini pasti menarik bagi orang kota. Kalau bagi kami sih, hal kayak gini udah biasa. Iya, dulu sebelum Toto lahir, kami sering juga menginap di sawah.
Saya jadi ingat, dulu pernah ada bapak-bapak ke sawah, minta ijin pengen makan siang di gubuk kami. Katanya istrinya sedang ngidam dan pengen makan di tengah sawah. Dia juga tanya, biayanya berapa untuk semua hal itu.
Tentu saja kami ijinkan. Silakan aja kalau pengen makan di sawah, apalagi bagi yang sedang ngidam. Nggak perlu pakai biaya.
Jadilah mereka beneran datang, menikmati makan siang di sawah. Mereka bahagia, kami pun ikut senang. Kecipratan juga dibawain makan siang. Lumayan, bisa menghemat jajan hehehe….
Luas sawah kami saat ini satu hektar. Lumayan lah kalau mau dikembangkan jadi kawasan wisata, bisa kerja sama juga dengan tetangga. Saat ini kendalanya adalah modal. Kali aja ada investor yang baca tulisan ini, terus pengen berinvestasi, kami pasti senang sekali.
Hahaha… namanya mimpi, boleh aja kan. Terkadang berawal dari mimpi, bisa terlaksana.
Demikianlah cerita akhir pekan kami kemarin. Apa cerita akhir pekanmu?
Itu timunnya yang buat acar, panjang-panjang. Aku pernah ikut manen juga, tapi bukan buat bakul. Ibuku jual sendiri. Ambilnya secukupnya, langsung jual gitu. Beneran kudu teliti karena kadang pada ngumpet
Kalau saya, biasa saya buat es timun, atau langsung di makan aja
Wuah panen timun, banyaknyaaa.
Makan di tengah sawah, pasti lahap sekali karena sambil makan bisa melihat pemandangan sawah yang hijau sejuk.
Aku suka acar timun, enaak.
iya mbak, makannya jadi lahap. Apalagi habis keluar energi buat metiki timun
huwooo menyenangkan sekali ikutan panen timun. Dan melihat skill menata timun yang rapi itu. Lauk maksi kurang sambel ngga sih mbak? kan seger dicolek sama timun seger 🙂
semoga mimpi besarnya tercapai ya
sudah ada sambal terong mbak
Masya Allaaaah .. daku tergerak untuk mengikuti jejakmu iniiiii…
sejak beberapa bulan terakhir senang aja tanam labu siam, terong mungil, cabe dan pepaya sama tomat. Suami malah kecil-kecilan bikin rumah jamur, ya walau hasilnya ama nanamnya gedean ongkos nanamnya bahahhahaa
Iya ya, kenapa ga sekalian kita galakkan agrowisata ala kita yaaa? Setujuuu
hehehe gitulah kalau lahan terbatas, ongkos nanam lebih besar dibanding hasilnya. Tapi kan rasa senang dan bahagia bisa metik tanaman sendiri itu harganya tak ternilai
Dibuat acar enak bangettt
Tambah wortel dan ubi rambat
Maknyus deh hehe
Boleh juga nih idenya. Tinggal cari waktu buat eksekusi
MasyaAllah … Satu hektar, Mbak? Kalkulator di kepalaku langsung menghitung nih andaikan tanah satu hektar itu ada di daerah sini. Muahalnya luar biasa. Membaca cerita Mbak mengemas timun ke dalam karung, jadi ingat tetangga satu kelurahan (hahaha) di sini yang suka mengemas hasil pertanian juga. Kalau dia jagung manis yang setelah itu dikirim ke supermarket besar seperti Giant.
Aku salut lho sama teman-teman yang masih bertahan di sektor pertanian. Sedih banget, kalau di kampung halaman ibuku, semua sawah sudah habis dijual. Sekarang berganti dengan beraneka ragam bangunan.
Semoga terkabul ya impiannya mengembangkan lahan yang ada menjadi kawasan agrowisata. Aamiin …
Aamiin… terima kasih doanya mbak
Baru tau mbak kalau harga timun yg lurus dengan yg bengkok itu beda. Suka beli timun tp di tukang sayur jarang ada timun yg lurus, kebanyakan timun yg rada melungker. Enak ya mbak kalo panen gini, aku kl mudik ke kampung ibu ku juga kl pas panen jagung, suka ikutan ke sawah jd tim hore.
Timun yang lurusnya biasanya masuk hotel/supermarket mbak. Yang masuk pasar tradisional ya timun yang mlungker.
Whuaaa timunnya gede gede dan panjaang, senengnya yang panen. Ku pernah ikutan manen, dulu waktu mudik ke rumah Mbah. Jadi pen ngerujaaaak pake timuun ..
yuk yuk bikin rujak, timun sama bengkoang cocok nih
Jangankan anak-anak, orang besar kayak aku aja paling semangat kalau diajak manen.. Bagus untuk edukasi anak-anak. Sekayak belajar sambil bermain gitu ya mbak.
hihi iya, pokoknya kalau diajak main ke sawah hayuk aja
Bibit timunnya beli dimana Mbak? Pupuknya organik bukan nih?
Saya suka nanam juga, tapi skala rumahan saja. Di halaman. Beli bibit biasanya di KUD, kali aja ada info baru? 🙂
Salam
Okti
Di toko pertanian mbak. Kami pakai pupuk organik biar lebih hemat hehehe….
Sebelum benih di tanam, dilubangi dulu terus di kasih pupuk yang berasal dari kotoran ayam. Kebetulan disini banyak peternak ayam petelur, jadi kotoran ayamnya bisa beli di mereka. Sekarung harganya 10 ribu.
Untuk masa pertumbuhan tanaman, kami pakai pupuk hasil fermentasi bawang merah, air kelapa plus bahan-bahan lainnya. Bisa cari infonya di youtube banyak
Hahhaa ampun mbak, saya gak mau dilempar ama timun yang gede-gede banget. Semoga sukses ya mbak
aamiin… terima kasih mbak
Asiknya ini bisa memanen hasil kebun sendiri, cita-citaku banget ini mak bisa punya kebun sendiri. Selain itu kegiatan seperti ini juga bisa menjadi bonding antara ibu dan anak ya.
Semoga cita-citanya bisa terwujud ya mbak, asyik lho punya kebun sendiri
Wah menarik banget kegiatannya. Ternyata banyak sekali yang bisa dipelajari dari TIMUN ya. Menarik juga kisah suami – istri yang makan siang di gubuk di sawah itu … in syaa Allah dapat pula pahalanya, Mbak 🙂
Aamiin… Alhamdulillah bisa menolong, karena pertolongan tak selalu berbentuk materi
Wuaaaaah banyak banget timunnya.
Seru banget pasti. Bagus buat edukasi anak-anak juga
hihi iya mbak, lumayan bikin capek memetiknya
Betul juga ya, sawah juga bisa menjadi tempat agro wisata.😃
Btw, baru tahu kalo timun itu panennya dalam 40 hari, soalnya ngga pernah nanam timun.😂
Baru tahu kalo timun itu panennya dalam 40 hari soalnya ngga pernah nanam timun mbak.😂
Semoga suatu saat sawahnya bisa menjadi tempat agro wisata mbak.😃
Aamiin… terima kasih, Mas
Mbak, apakah ini timun Jepang?
Aku suka banget makan timun, buat acar atau hanya di irius dan direndam es dulu biar segar.
Kadang timun juga aku masak tumis pakai ayam dangen ayam fillet tak marinate dulu.
Kadang timun juga amu kasukkan ke dalam sup ikan, hm…yummy.
Langsung terjun ke amal seperti panen timun begini emang jadi sarana edukasi bagus buat anak-anak, Mbak,. Sungguh beruntung ini adek-adek mendapatkan kesempatan buat memanen mentimun.
Bukan, Mbak. Ini timun lokal. Kalau timun Jepang harga bibitnya lebih mahal, dan masih lebih susah pemasarannya kalau di kampung
Ya ampun serunya ya panen timun. Aku suka banget mbak makan timun, diapain aja aku suka.
Sepakat mbak, makan di gubug sawah selalu terasa lezat ya. Makan pake rantang, nasi bungkus, apalagi menunya lalapan segar gitu yaaa sedappp
Timun itu memang enak mbak, dimakan langsung maupun diolah terlebih dahulu
Wah seru banget mbak! Aku jadi inget pas penelitian itu capeek banget panen sayur hahahaha. Eh ternyata kalau dirapihkan, emang muat lebih banyak ya. Cakep diliat juga 🙂
hehehe… sudah pernah ngerasain capeknya panen ya, Mbak. Biar capek tapi menyenangkan, apalagi kalau pas dapat harga mahal
Langsung ijo lihat timun hihihi. Jadi ingat dulu pematang sawahnya bapak sering ditanami kacang panjang ijo juga cuma lebih langsing. Kadang dipetikin untuk lalap di rumah hehehe. Memanen memang menyenangkan sekaligus melelahkan ya mbak. Salam kenal
Salam kenal kembali mbak Wida, terima kasih sudah berkunjung ke sini
wah asyik banget tuh, paling suak lihat orang manen , kapan aku bisa begitu ya
Insyaallah suatu saat bisa mbak
Serunya pengalaman ini buat anak-anak. Cakep juga nih caranya, Mom..ntar kalau aku punya kebun, calon anakku mau aku giniin juga .
Jadi emak memang harus kreatif mbak
keren ini sih. walau panen timun disisipin belajar matematika. Kreatif sekali!
anak-anak saya homeschooling mbak, jadi harus belajar kapan pun dan dimana pun
wah saya belum pernah numis timun, terikamasih informasinya, besok di coba ah
Di rumah tu aku, suami, anakku yang pertama suka timun, apalagi buat lalapan sambel.
Penasaran ini nanamnya pakai biji timun atau ada bibitnya sendiri beli gtu ya? Bisa gak sih kita nanam timun di lahan yang kyk terbatas gtu dan butuh berapa lama nanemnya? hehe
bibitnya beli mbak, di toko pertanian. Atau kalau tinggalnya di kota, kayaknya banyak juga yang jual online bibitnya. Bisa banget di tanam di halaman, dia nggak butuh lahan yang luas kok, butuhnya area untuk merambat ke atas, biar buahnya bagus. Jadi cocok ditanam di halaman, dekat pagar, biar nanti merambat ke pagar. Butuh waktu sekitar 40 hari, buahnya sudah siap di petik
Oh begitu mbak, jd bisa nih ya di lahan yg sempit.
Btw pas sblm panen naik di bak terbuka tu kyknya emang seru mbak. Memberi kenangan manis buat anak2 jg ya haha.
Aku abis makan timun nih mba,sbg lalapan 🤣
Aamiin… terimakasih doanya mbak
Aku juga punya tanaman timun di rumah, cuma lahan terbatas sih..
Blm panen, kayaknya ntar lagi..
Seru juga ya klo ajak anak2 memanen nanti
iya mbak, ntar lagi juga mbak Dian bakal merasakan keseruannya saat panen nanti
Wahh…kalo panennya sebanyak itu pasti melelahkan sih… tapi aku penasaran pengen deh ngajakin anak2 ngerasain panen sayuran yang ditanam sendiri rasa serunya seperti apa.
iya lumayan melelahkan, tapi juga menyenangkan
Mbaaaaku jadi pengen main ke rumahmu wkakakaa
Timunya enak itu diplonco. Rebus dan diolet sambel kacang huwwaaa senangnya adek
Ayuk mbak, main ke Malang. Nggak perlu cari hotel, ntar nginap di sawah aja, gratis tis. Asal tahan hawa dinginnya aja hehehe….
Mba sawahnya luas banget hwaaa. 1 hektar. Aku suka takjub sama yang nyusun timun di karung bisa serapi itu hehehe. senengnya, selain panen, anak-anak jadi sambil belajar Biologi dan Matematika ya mba. Mana pemandangannya masyaallah seger banget di tengah sawah, anginya sepoi-sepoi … Semoga suatu hari nanti sawahnya betulan jadi tempat agrowisata ya mba aamiin 🙂
Aamiin… terima kasih doanya mbak. Iya kalau di sini ukuran petak sawahnya besar-besar mbak
Cepat juga ya. 40 hari udah bisa dipanen. Kalau lihat timun, suka ingat sepupu saya. Dia seneng banget sama timun
iya mbak, kami pilih nanam ini salah satu pertimbangannya cepet panen, bisa cepat balik modal
Mbaaa, lihat timunnya bagus bagus segar dan gede banget mbaa. Senangnya bisa liat langsung dan anak juga senang ya liat langsung
Iya mbak, kalau musim hujan gini bisa 2 hari sekali panennya
Wahhh… bisa kenyang aku kalau diajak ke situ. Wkwkwk… lalapan kesukaanku ini. Dulu takut makan banyak2 secara tensi rendah. Sekarang alhamdulillah udah sehat. Makan sepiring sendiri juga alhamdulillah gpp
iya mbak, makan satu buah udah bisa bikin kenyang karena kandungan airnya banyak
Jadi tahu kalau timun lurus dan bengkok, beda harga.
Btw, di kompleks perumahanku, satu timun seperti yang Mak pegang harganya bisa Rp 3.000
kalau sudah sampai di pedagang sayur emang ada yang dijual bijian.
Dulu kami pernah coba bawa sendiri ke pasar, dijual eceran gitu. Tapi ternyata capeknya luar biasa, dan lakunya juga nggak banyak. Keburu timunnya tua di pohon dan malah jatuh harganya. Jadinya ya udah, biar diambil langsung ama pedagang besar aja
Selain timun, nanam apa lagi mbak? Mungkin ada perbedaan tanaman yg ditanam saat kemarau dan penghujan?
sawi sama jagung mbak.
Kalau disini memang khusus buat nanam sayuran mbak, jadi walau musim penghujan nggak pernah nanam padi. Penghujan maupun kemarau tetap nanam sayuran
seru banget ini yang lagi panenan timun…aku jujur belum pernah nih untuk panen langsung, sukanya makan timun sambil dicocol sama sambel terasi, sedaaap hehe
Ntar kalau ke Malang, saya ajak ke sawah mbak, biar ngerasain panen langsung
Masya Allah Mbak, seru banget bisa panen timun dari kebun sendiri. Anak-anak tentu akan mendapat banyak pelajaran berharga dari proses panen ini.
iya mbak, semoga pengamatan terhadap proses penanaman, pemeliharaan hingga ke masa panen ini menjadi pelajaran buat anak-anak, bahwa segala sesuatu itu butuh proses, nggak bisa instan
Mauuu timun. Udah beberapa bulan ini, kalau di rumah, aku makan siangnya timun dan buah. Skip nasi. Supaya bb engga naik boo….Soalnya makmal kan nemenin suami. Nasi pula…Haha…
Enak seger dipotong-potong campur buah, dimakan mentah aja semangkok udah kenyang.
kandungan airnya banyak, jadi makan satu udah bikin kenyang
wah, mbak Nanik kaya tuan tanah ya, punya ladang 1 hektar. semoga mimpinya terwujud, mbak.. punya agrowisata yang banyak pengunjungnya. jadi selain dapat hasil dari bercocok tanam juga dapat dari wisatanya
hehehe… nyonya tanah mbak
Mba Nanik, seru sekali itu di sawah bisa main sambil belajar.
Aku jadi pengen cerita, adekku kepengen banting stir jadi petani.
Jadi bentaran lagi dia bakal pindah ke kebun sawit di area Riau.
Selain bertani dia pengen berternak. Makanya aku bilang sama dia, nanti anakku kalo udah cukup umur mau kukirim ke dia biar latihan. Grand design ku kepengen anak-anak jadi petani swasta. Haha, petani swasta maksudnya bertani yang ada edukasinya. Biar jadi ladang belajar buat orang banyak.
hehehe… ada istilah petani swasta segala mbak, jadi ada petani negeri dong.
Panen timunnya sukses ya kak. Kualitas timun yang dihasilkan juga besar². Perawatan nya biasanya dilakukan pagi sore kah?
pagi dan sore, selagi matahari tak bersinar begitu panas. Biasa pagi jam 6 sampai jam 9 an. Terus sore abis ashar sampai maghrib kerja lagi
Seru banget ya ampun timunnya gitu banyak banget jadi pengen ikutan panen timun juga anak ikutan happy gitu ya mak
Kapan-kapan kalu ke Malang mampir mbak, saya ajak ke sawah
Keluarga saya dulu pernah menanam timun juga di ladang. Sehari bisa sampai 10 karung pas panen, sekarungnya waktu itu seratus ribuan. Jadi sehari dapat lebih dari 1 juta kami. Timunnya dijemput oleh toke atau pengepul langsung ke rumah. Tapi ya, perjuangan menanam dan merawat timun memang tidak mudah
iya mbak, perjuangan yang melelahkan, tapi menyenangkan kala sudah masuk masa panen
Wah, pemandangannya indah sekali mbak. Betul, bagi orang kota seperti saya menginap dan makan ditengah sawah itu menjadi pengalaman menarik. Semoga ada investor yang lirik ya mbak.
Aamiin… terima kasih doanya mbak
Seru banget panen timunnya, aku diajak mbak sesekali hihihi belum pernah lihat. Oh ya hasil timun sebanyak itu dari berapa banyak pohon?
Bagian yang jangan ditiru malah paling seru itu mbak, aku juga pernah thu waktu pindahan nyobain duduk2 di belakang mobil kaya gitu
pohonnya dulu nanamnya sekitar 1500 mbak. Tapi ada yang nggak tumbuh, ada yang mati. Masih ada lah sekitar seribuan.
Kalau pas ke Malang mampir mbak, nanti tak ajak panen
Serunya panen timun. Eh itu beneran 3 ribu per kilo? Ya Allah di sini agak mahal timun.
kemarin dapat harga 2 ribu per kilo mbak
timun memang banyak manfaat memang ya mbaaa..dan hasil panennya juga banyaaak. Semoga bisa mewujudkan mimpinya mbaaa
Aamiin… terima kasih doanya mbak
Banyak banget, timunnya. Wuih, langsung jadi juragan timun, dong. Setelah ini mau ditanam apa, Mbak?
Menyenangkan sekali menjadi petani. Meski lelahnya juga sangat terasa. Entah kenapa kalau berkebun, keringat sangat deras bercucuran di dahi bahkan sampai menetes-netes. Jadi lebih sehat, jadinya.
Rencananya separo mau ditanami pepaya mbak. Separo lagi tumpang sari cabe sama terong
Seru sekali panenn mak. Timun, sambel, nasi hangat dan kerupuk enakkkk. Aku isa nambah berkali-kali. Tapi milih timun yang baik itu kepiye ya mak? Kadang luar bagus pas dimakan pait
wah kalau dari tampilan luar saya nggak tahu gimana milihnya, Mak. Jenis timun yang saya tanam ini yang rasanya manis, jadi enak dimakan langsung
keren ya. level bercocok tanam saya, baru sebatas nanem pohon mangga dan bikin vertical garden yg ditanami cabe, sayuran, tapi gagal hahahaha
gagal sekali jangan menyerah, ayok coba lagi
Barakallah mba 1 hektar terus jadikan tanah yg produktif y mba,, timun lalapan kesukaan ku nti klo kesana aku mampir ya.. please tanahny jngn dijual😜😜
iya mbak, boleh banget kalau nanti mau mampir, mau ngerasain nginap di gubuk tengah sawah juga boleh
mba asyik banget punya kebun sayuran, timunnya gede gede gitu. Saya juga pengen berkebun lahan terbatas tapi masih dalam skala niat ame sekarang hihi
Semoga segera tergerak untuk melaksanakan niatnya, eh niat baik sudah tercatat dapat satu pahala lho
Hwaaa..udah kebayang serunya panen di kebun sendiri. Usai panen makan bareng di gubuk tengah sawah. Asyiknyaaa!
Timun Mas.. kaukah itu?
Hehe, becanda mba e
Ciye yang lagi panen timun bahagia banget nihye. Tapi kenapa gambar akhirnya kayak gitu mbak? Wkwkwk
Bonteeng…
Hehhe…kalau di Sunda, gak afdol kalau makan ga pake lalapan.
Dan timun ini memang seger banget kalau dimakan sama sambel dan nasi haneeuut.
Jangan lupa usus dan kol gorengnya , hehhehe…jadi ngebotram.
Btw,
Aku baru tau kak…kalau timun mlungker harganya turun.
Sedih yaa…susah banget nanem-merawat hingga panen.
iya mbak, hasil pertanian pun sudah mengutamakan penampilan. Yang bagus dan mulus, harganya mahal.
Enak ya mbak bisa makan timun dari kebun sendiri. Semoga mimpi mbak tercapai ya buat agrowisatanya
Aduh jangan dilempar timun dong, Mak
Lempar sama duit hasil penjualan timunnya aja wkwkwkw
iya mbak, kalau modal tanam sedang cekak, kami pilih nanam timun karena cepat bisa menghasilkan.
Aamiin… terima kasih doanya mbak
wahhh aku suka timun, apalagi dibuat pedoyo.. itu direbus terus disambelin trasi ya ALlah nikmat
saya belum pernah makan timun rebus, ntar sore mau cobain ah
senangnya…sawahnya eh ladangnya lumayan jauh juga ya. tapi perjalanan ke sana seru! saya belum pernah ikut panen cm sering lihat tetangga panen. waah heboh
Di Kendari dulu kakekku punya kebun timun
Kami sering ikut panen di kebun saat liburan sekolah
Timun yang baru panen gitu khan masih berbulu-bulu halus gitu ya
Trus yang kocak, kami sering banget diomelin kakek, karena saat panen kami juga suka sambil ngemilin timunnya
Bukan pelit sih, tapi khan timunnya harus dipilih dulu, yang lurus-lurus dipisahin dengan yang bengkok, nah yang bengkok itulah yang dimakan di rumah
Dasar kami masih bocah, malah ngemilin yang lurus hahaha
hehehe itulah anak-anak ya, nggak tahu kakeknya punya rencana lain, jadi diusilin deh
Aku jd inget masa kecil aku, karena alm Bapak Ibu punya 2 petak sawah … ikut ke sawah untuk beraktivitas sangat menguatkan bonding dengan orang tua.
Terus maju ya mbak bertaninya. SUKSESS!
Aamiin… Terima kasih
Timun emang paling enak dibuat lalapan, terus acar, terus ditumis juga bisaa.. tp emang paling enak kayanya makan di sawah sendiri.. belum pernah ngerasain soalnya ga punya sawah huhuhuhu
Makan di ruang makan sendiri, sambil lihatin video persawahan mbak
Senengnya yang bisa panen timun bareng keluarga, seruu banget ya mbak.
Belajari anak mulai mengenal sisi bisnis dan bercocok tanam.
Btw bener kah Mb Nanik Nara dulunya tidur di gubug sawah mbak, sampai malam begitu?
Wuihh gmn sensasinya, ya mbak?
Hihi jadi pengen jg mbak
iya mbak, gubugnya eksklusif kok, lengkap dengan kasur, almari, dapur dan sumur. Yah, tipe rumah papan RSS lah hehehe…
Sensasinya? karena sudah capek ya lelap aja tidurnya, bangun pagi baru deh kerasa kedinginan, nggak berani sentuh air
Iya ini langsung kusampaikan ke pak suami, dan dia appreciate banget
Jealous Aku lihat pemandangan sawahnya di photo kedua, indah tenan… Apalagi setelah panen menikmati hasil panen, sempurna ci
Senang banget sih bisa panen timun sendiri. Aku paling suka banget sama timun buat lalapan waktu makan. Tiap hari selalu sedia timun di kulkas. Kalau habis pasti beli lagi. Apalagi kalau buat rujak. Widih bisa ngabisin banyak.
Aku baru ngerti nih bedanya timun lurus sama bengkok, kirain jenisnya beda. Soalnya tiap kali beli timun suka beda tuh harga timun yang lurus dan bengkok. Hehe
Mbak, aku salut lho sama Mbak dan keluarga, masih bergerak dan aktif dalam bidang pertanian (atau perkebunan ya ini?). Kebayang tidak sih bagaimana nasib orang-orang yang seperti aku, bisa makan tak bisa menanam, jika tak ada lagi yang mau berkarya di sektor pertanian. Terima kasih ya dan semoga semua impian Mbak Sekeluarga tercapai
aamiin… terima kasih doanya mbak.
Alhamdulillah, masih ada banyak sawah di sini, jadi masih bisa meneruskan tradisi bercocok tanam
bu Nanin, saya nanam timun di pekarangan….. tapi timunnya kok berduri ?…apakah memang demikian ?…sebab kalau beli di pasar , timun itu halus sekali kulitnya. Trimakasih bu kalau di balas …
iya ada jenis timun yang berduri halus, ada jenis timun yang kulitnya mulus.