Hari ini, alhamdulillah ada waktu luang lumayan banyak. Aslinya sih emang meluangkan waktu hehehe… Kerjaan masih banyak, tapi ntar dulu lah. Lagi pengen nulis, agak panjang. Mumpung juga masih agak segar diingatan.

Kali ini, mau cerita buku ke empat dari serial supernova karangan Dee yang berjudul Partikel. Bagi yang ketinggalan buku pertama sampai ketiga bisa klik aja link dibawah ini

Buku 1 : Kesatria, Putri dan Bintang Jatuh

Buku 2 : Akar

Buku 3 : Petir

partikelBuku ke empat ini lebih tebal dibanding tiga buku terdahulu. Buku ini mengisahkan kehidupan Zarah, dari Bogor hingga Inggris dan akhirnya menjelajah berbagai negara.

Zarah, lahir dan besar di Bogor. Ayahnya seorang dosen di IPB, namun demikian Zarah tak pernah mengecap bangku sekolah. Ayahnya sendiri yang mendidiknya. (Pas baca bagian ini, makin kuat keingingan saya untuk menerapkan homeschooling pada anak-anak saya)

Namun karena sebuah peristiwa yang menggemparkan warga kampungnya, ayahnya menghilang. Zarah jadi kehilangan pegangan. Kakek dan ibunya berhasil memaksa Zarah untuk mau sekolah. Setelah dites kemampuannya, Zarah masuk kelas 1 SMA. Di sekolah Zarah tergolong anak yang cerdas, nilai-nilainya selalu baik, kecuali untuk pelajaran Agama. Bahkan, ia pernah kena skors gara2 memberikan penjelasan tentang asal mula manusia, yang bertentangan dengan apa yang dijelaskan oleh gurunya.

Penuturan kisah masa kecil Zarah dan adiknya Hara, membuat saya kembali teringat guru biologi saya jaman SMA. Saya jadi teringat bagaimana guru saya itu lancar sekali mengucapkan berbagai nama latin dari hewan/tumbuhan yang sedang menjadi topik bahasan. Dalam buku Partikel ini, juga banyak disinggung tentang nama latin, terutama dari golongan jamur/fungi.

Sebuah kejutan terjadi saat ulang tahunnya yang ke 17, sebuah paket berisi kamera datang ke rumahnya. Siapa pengirimnya? Mungkinkah itu ayahnya yang telah bertahun-tahun menghilang. Tak ada nama dan alamat pengirim. Zarah tak bisa melacaknya. Tapi siapapun dia, Zarah jadi yakin kalau ayahnya masih hidup. Karena ayahnya pernah berjanji untuk membelikan kamera jika Zarah menginjak usia 17 tahun.

Kejutan lain terjadi, saat foto hasil jepretan Zarah berhasil menjadi pemenang pertama lomba foto di sebuah majalah. Siapa yang mengirimnya? Zarah berusaha mencari, namun orang2 yang diduganya terlibat dalam pengiriman fotonya, mengaku tak tahu menahu.

Zarah pun pergi ke kalimantan, sebagai hadiah pemenang lomba. Tiket dan akomodasi ditanggung pihak penyelenggara. Sebuah keputusan besar diambilnya setelah dia melihat kondisi hutan kalimantan, dimana ada sebuah lokasi yang digunakan untuk konservasi orang hutan. Zarah menutuskan untuk tidak pulang ke Bogor, dia ingin menetap di kalimantan. Keputusan ini tentu saja membuat heboh rombongan dan juga pihak penyelenggara. Namun zarah berkeras untuk tinggal. Rombongan pun menyerah dan menyatakan tak bertanggungjawab lagi terhadap apa yang terjadi pada zarah setelah mereka berpisah.

Jadilah Zarah tinggal di kalimantan, bergaul dengan orang hutan. Bahkan akhirnya diberi kepercayaan untuk menjadi “ibu asuh” bagi salah satu bayi orang hutan disana.

Suatu kali datang rombongan dari Inggris ke kawasan konservasi. Peminmpin rombongan melihat hasil foto2 Zarah dan merasa tertarik. Datanglah tawaran bagi Zarah, pergi ke inggris dan menjadi fotografer profesional. Berat bagi zarah, dia sudah merasa nyaman di situ. Apalagi jika memikirkan harus berpisah dengan “anak asuhnya”. Namun akhirnya dia mengambil kesempatan itu. Dan pergilah dia ke Inggris.

Dari Inggris, Zarah dikirim ke berbagai negara, tujuannya sama yaitu memotret. Di Inggris pula Zarah merasakan jatuh cinta, dan juga sakitnya dikhianati oleh sahabat sendiri. Zarah pun tak pernah berhenti untuk berusaha menemukan ayahnya, dengan menelurusi nomor seri kameranya. Karena ternyata, kamera yang dulu dikirim ke rumahnya di bogor adalah limited edition, dan dapat dilacak siapa saja pemilik pertamanya.

Sebuah titik terang di dapatkan, kala akhirnya ketahuan siapa pemilik pertama kameranya. Sebuah nama yang menandakan berasal dari Indonesia, dan dia juga beralamat di Inggris. Maka Zarah pun langsung memburunya kesana.

Zarah dapat bertemu dengan si mister X (lupa namanya, mohon dimaklumi ya hehehe) . Namun ternyata, Mister X tak pernah bertemu ayah zarah. Mereka selama ini hanya berkorespondensi melalui surat. Jadi, dimanakah ayahnya, masih hidupkah dia?

Singkat cerita, setelah mengalami beberapa hari yang “panjang dan melelahkan” dengan mister X. Zarah memutuskan untuk kembali ke bogor.

***

Di buku Petir sudah disinggung sedikit bahwa sepertinya akan ada pertemuan antara Elektra dan Bodhi. Nah di bab penutup Partikel ini, terjawab sudah rasa penasarannya. Memang, Dee akhirnya mempertemukan Elektra dan Bodhi. Sebuah kejutan, sebuah sentakan yang terjadi saat tangan mereka bersalaman. Dari mulut elektra langsung terucap kata “Akar” sementara dari mulut Bodhi, terucap kata “Petir”. Jadi sepertinya, mereka sudah saling tahu.

Pertemuan keduanya mengakhiri buku partikel ini. Kisahnya masih bakal panjang. Karena Dee menjanjikan masih akan ada dua buku lanjutannya. Apakah bukunya sudah mulai ditulis, belum saya dapatkan informasinya. Jadi sepertinya rasa penasaran saya bakalan lama.

***

SEKIAN 🙂

 

 

Baca yang ini juga

14 thoughts on “Partikel

  1. Ternyata cerita2 dee tuh keren2 ya.. Jd penasaran.. Itu bapaknya sebenarnya udah meninggal apa belum ya? Btw… Homeschooling aku jg setuju pilhan bagus, tp aku msh kurang percaya, coz menurut aku awal anak belajar juga adalah bersosialisasi dgn teman2nya… Apalagi anakku awal – awal tuh pemalu ketemu orang lain hehehehe…

    1. Kesimpulan saya sih bapaknya masih hidup mbak. Karena Zarah sempat menjalani sebuah ritual untuk bisa berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal. Dalam ritual itu, zarah berkomunikasi dengan kakeknya, dan selesai ritual dia mendapat kabar bahwa kakeknya meninggal

    1. iya bagus banget, sampai rasanya sayang untuk meletakkannya sebelum selesai membaca. Banyak pengetahuan yang saya dapat dari buku ini

  2. Saya belum pernah baca bukunya Dewi Lestari, mbak…tapi kalo baca review-nya disini, kenapa saya jadi tertarik ya?
    Kayaknya yang nge-review nih yang pinter meramu cerita sehingga membuat saya penasaran pengen beli bukunya 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published.

%d bloggers like this: